Anda di halaman 1dari 8

Makala Analisis Pergerakan Kapal

Nama : Krisantus Oktavianus Meak


Nim : 022 150 015
Mata Kuliah : Pelabuhan

I. Pendahuluan

Secara prinsip kapal dibangun dengan tujuan mengangkut manusia dan barang

untuk mengerjakan suatu operasi di tengah laut. Agar memenuhi tujuan tersebut suatu kapal

harus memenuhi beberapa karakteristik dasar yaitu mengapung dalam posisi tegak lurus,

bergerak dengan kecepatan sesuai dengan rancangan awal, cukup kuat untuk menahan beban

yang dialami akibat cuaca yang buruk, dan mampu berjalan pada suatu lintasan lurus serta

manuver di laut lepas seperti halnya dalam perairan terbatas.

Kita ketahui bahwa kapal dalam beroperasinya berada di atas fluida cair yang

berupa air laut atau air tawar. Pada saat itulah kapal akan mengalami gerakan yang disebabkan

baik dari kapal itu sendiri (manouveribility) maupun dari faktor luar (seakeeping). Gerakan

yang berasal dari faktor luar kapal yaitu iklim yang tidak mendukung yang mengakibatkan

gelombang besar, terjadi badai yang sangat berbahaya bagi kapal maupun ABK dan

penumpang. Agar kapal dalam berlayar selamat sampai tujuan maka sebelum dibangun kapal

perlu dilakukan perhitungan dan pengujian olah gerak kapal dengan bermacam-macam tingkat

gelombang.

Setiap struktur terapung yang bergerak di atas permukaan laut selalu mengalami

gerakan osilasi. Ada 3 macam gerakan merupakan gerakan osilasi murni yaitu heaving, rolling

dan pitching, karena gerakan ini bekerja di bawah gaya atau momen pengembali ketika struktur

itu terganggu dari posisi kesetimbangannya.


II. Olah Gerak Kapal

Pada dasarnya kapal yang berada diatas permukaan laut akan selalu memperoleh

gaya external yang menyebabkan kapal bergerak (ship moving). Gerakan kapal ini

disebabkan adanya faktor dari luar terutama oleh gelombang. Dalam memperoleh perlakuan

dari gelombang kapal mengalami 2 jenis gerakan yaitu :

1. Gerakan rotasi

Gerak ini merupakan gerak putaran meliputi :

a. Rolling

b. Pitching

c. Yawing

2. Gerakan linear

Gerak ini merupakan gerak lurus beraturan sesuai dengan sumbunya meliputi :

a. Surging

b. Swaying

c. Heaving

Z Y

Z
bY

c a
b
X d

a d
e

e
Gambar : Macam gerak kapal sesuai sumbunya

Dimana :

X- axis adalah sumbu memanjang

Y- axis adalah sumbu melintang

Z- axis adalah sumbu vertikal

Keterangan :

a. Rolling ( d ) yaitu gerakan bersudut sesuai dengan sumbu X berupa olengan ke

arah starboard-portside

b. Pitching ( e ) yaitu gerakan bersudut sesuai dengan sumbu Y berupa anggukan

by thebow-by the stern

c. Yawing ( f ) yaitu gerakan bersudut sesuai dengan sumbu Z berupa putaran

d. Surging( a ) yaitu gerakan linear terhadap sumbu X

e. Swaying ( b ) yaitu gerakan linear terhadap sumbu Y

f. Heaving ( c ) yaitu gerakan linear terhadap sumbu Z .

Respon dari gerakan kapal ini meliputi :

a. Added mass inertial force adalah pertambahan massa pada kapal untuk kembali
pada posisi semula
b. Damping force adalah gaya peredam yang berlawanan arah dengan arah gerak
kapal yang menghasilkan pengurangan amplitude gerakan kapal secara
berangsur- angsur
c. Restoring force adalah gaya untuk mengembalikan kapal ke posisi semula
(equilibrium position). Gaya ini merupakan gaya buoyancy tambahan
d. Exciting force adalah gaya eksternal yang bekerja pada kapal. Exciting force
berasal dari hasil integrasi gaya apung tambahan dan gelombang sepanjang
kapal.
Gerakan-gerakan yang mengandung komponen vertical dapat menimbulkan

dampak perubahan displasmen kapal. Oleh karena itu pada gerakan ini akan timbul gaya

pengembali yang berusaha mengembalikan posisi kapal seperti semula. Yang tergolng

kedalam gerakan ini adalah gerak ungkit, oleng dan jungkit (Heaving). Pada 3 gerakan

lainnya tidak timbul gaya pengembali kalau kapal digerakkan dari posisi diam .

Pada gerak kapal oleng, ungkit dan jangkit kapal berada dalam keadaan stabil,

sedangkan gerakan lainnya kapal berada dalam kondisi keseimbangan Indiferen. Pada sistem

gerakan oleng, ungkit dan jangkit timbul gaya dinamis yang menyebabkan terjadinya getaran,

getaran inilah yang menjadi permasalahan utama.

Secara umum sebenarnya gerakan-gerakan lambung kapal yang mempunyai

bentuk geometri yang sangat kompleks, bukannya saling tergantung, melainkan saling

mempengaruhi satu sama lain, saling terkopel dalam suatu sistem gaya. Misalnya dalam gerak

ungkit, maka posisi titik tekan tidak hanya bergeser pada arah vertical akan tetapi juga

bergerser pada bujur sehingga menimbulkan momen trim. Jadi geratan yang terjadi

sebenarnya gerak kopel jangkit dan ugkit. Akan tetapi untuk penyederhanaan masalah, maka

dalam hal ini kita menganggap bahwa gerakan-gerakan kapal tersebut berdiri sendiri dan

tidak saling tergantung.

Dalam prakteknya, anggapan seperti itu hanya mendekati realita pada (ayunan) gerakan

yang kecil (Bhattacaryya, 1978).


III. Karakteristik Gelombang

Gambar 2.5 Karakteristik gelombang

1. Tinggi Kecuraman dan Periode gelombang


Tinggi gelombang (H) adalah perubahan tinggi secara vertikal antara puncak

gelombang dan lembahnya. Tinggi gelombang adalah dua kalinya amplitudo gelombang

(a). Kecuraman idefinisikan sebagai pembagian tinggi gelombang dengan panjang

gelombang (H/L), kecuraman tidak sama dengan kemiringan/slope antara puncak

gelombang dan lembahnya. Interval waktu antara dua puncak yang berurutan yang

melalui suatu titik tetap disebut sebagai perioda (T), dan diukur dalam detik. Jumlah
puncak (atau jumlah lembah) yang melewati suatu titik tetap

tiap detik disebut frekuensi (f).

2. Panjang Gelombang

Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak

gelombang atau antara dua lembah gelombang. Terdapat hubungan matematik antara

karakteristik panjang gelombang (L), peroda (T) dan tinggi gelombang (H) terhadap

kecepatan gelombang dan energi gelombang dilaut dalam. Pertama, kecepatan

gelombang ( c ) Kecepatan gelombang ditentukan dari waktu yang diberikan untuk

panjang gelombang yang melewati titik tertentu, yaitu :

C = L/T

Dua istilah yang ditemukan dalam literatur oseanografi adalah bilangan gelombang (k)

Dimana : k = 2π / T

Kecepatan Gelombang di Laut Dalam dan Perairan Dangkal Perlu

diperhatikan, bahwa kecepatan gelombang yang telah disebutkan diatas adalah untuk

gelombang yang berjalan di laut dalam. Di perairan dangkal, kedalaman air berpengaruh

pada kecepatan gelombang, kecepatan gelombang dapat dinyatakan dalam

persamaan :

Sedangkan untuk laut dalam adalah :



C=
√ 2π

dimana percepatan gravitasi bumi, g = 9,8 ms-2, L = Panjang gelombang

(m) dan d = Kedalaman air (m), tanh adalah fungsi matematik yang disebut tangen

hiperbolik. Jika x kecil, misalnya kurang dari 0,05 maka tanh x ≈ x. Jika x lebih besar

dari π, maka tanh x ≈ 1 Asumsi-Asumsi Dalam Teori Gelombang Permukaan.

1. Arah Rambat Gelombang

Arah rambat gelombang Dibedakan menjadi 3 yaitu jika kapal mendapat

gelombang yakni dari depan (Heading seas), dari belakang (Following seas), dari

samping (Beam seas).

a) Gelombang dari Depan

Karena satabilitas kapal mengasilkan gerakan yang cukup besar, maka pada

waktu mengangguk, umumnya kapal cenderung mengangguk lebih cepat dari

pada periode mengoleng. Bila gelombang dari depan dan kapal mempunyai

kecepatan konstan maka T kapal lebih besar T gelombang.

b) Gelombang dari Belakang

Kapal menjadi sulit dikemudikan, haluan merewang bagi kapal yang dilengkapi

kemudi Otomatis, penyimpangan kemudi yang besar dapat merusak sistemnya.

Dan kemudi rusak atas hantaman gelombang.

c) Gelombang dari Samping

Kapal akan mengoleng, pada kemiringan kapal yang besar dapat membahayakan

stabilitas kapal. Olengan ini makin membesar, jika terjadi Sinkronisasi antara
periode olengan kapal dengan periode olengan semu, kemungkinan kapal

terbalik dan tenggelam.

Periode olengan kapal adalah lamanya olengan yang dijalani kapal, dihitung dari

posisi tegak, olengan terbesar kiri/kanan, kembali tegak, olengan terbesar di sisi

kanan/kiri dan kembali keposisi tegak.

Periode Gelombang Semu adalah waktu yang diperlukan untuk menjalani satu

kali panjang gelombang, dari puncak gelombang ke puncak gelombang berikut.

Pada kapal berlayar dalam gelombang, sebaiknya kecepatan kapal dikurangi,

haluan dibuat sedemikian rupa sehingga gelombang datang dari arah diantara

haluan dan arah melintang kapal. Secara khusus olah gerak kapal menghadapi

Cuaca buruk (Dedi Iskandar, 2012).

Anda mungkin juga menyukai