Makala Analisis Pergerakan Kapal
Makala Analisis Pergerakan Kapal
I. Pendahuluan
Secara prinsip kapal dibangun dengan tujuan mengangkut manusia dan barang
untuk mengerjakan suatu operasi di tengah laut. Agar memenuhi tujuan tersebut suatu kapal
harus memenuhi beberapa karakteristik dasar yaitu mengapung dalam posisi tegak lurus,
bergerak dengan kecepatan sesuai dengan rancangan awal, cukup kuat untuk menahan beban
yang dialami akibat cuaca yang buruk, dan mampu berjalan pada suatu lintasan lurus serta
Kita ketahui bahwa kapal dalam beroperasinya berada di atas fluida cair yang
berupa air laut atau air tawar. Pada saat itulah kapal akan mengalami gerakan yang disebabkan
baik dari kapal itu sendiri (manouveribility) maupun dari faktor luar (seakeeping). Gerakan
yang berasal dari faktor luar kapal yaitu iklim yang tidak mendukung yang mengakibatkan
gelombang besar, terjadi badai yang sangat berbahaya bagi kapal maupun ABK dan
penumpang. Agar kapal dalam berlayar selamat sampai tujuan maka sebelum dibangun kapal
perlu dilakukan perhitungan dan pengujian olah gerak kapal dengan bermacam-macam tingkat
gelombang.
Setiap struktur terapung yang bergerak di atas permukaan laut selalu mengalami
gerakan osilasi. Ada 3 macam gerakan merupakan gerakan osilasi murni yaitu heaving, rolling
dan pitching, karena gerakan ini bekerja di bawah gaya atau momen pengembali ketika struktur
Pada dasarnya kapal yang berada diatas permukaan laut akan selalu memperoleh
gaya external yang menyebabkan kapal bergerak (ship moving). Gerakan kapal ini
disebabkan adanya faktor dari luar terutama oleh gelombang. Dalam memperoleh perlakuan
1. Gerakan rotasi
a. Rolling
b. Pitching
c. Yawing
2. Gerakan linear
Gerak ini merupakan gerak lurus beraturan sesuai dengan sumbunya meliputi :
a. Surging
b. Swaying
c. Heaving
Z Y
Z
bY
c a
b
X d
a d
e
e
Gambar : Macam gerak kapal sesuai sumbunya
Dimana :
Keterangan :
arah starboard-portside
a. Added mass inertial force adalah pertambahan massa pada kapal untuk kembali
pada posisi semula
b. Damping force adalah gaya peredam yang berlawanan arah dengan arah gerak
kapal yang menghasilkan pengurangan amplitude gerakan kapal secara
berangsur- angsur
c. Restoring force adalah gaya untuk mengembalikan kapal ke posisi semula
(equilibrium position). Gaya ini merupakan gaya buoyancy tambahan
d. Exciting force adalah gaya eksternal yang bekerja pada kapal. Exciting force
berasal dari hasil integrasi gaya apung tambahan dan gelombang sepanjang
kapal.
Gerakan-gerakan yang mengandung komponen vertical dapat menimbulkan
dampak perubahan displasmen kapal. Oleh karena itu pada gerakan ini akan timbul gaya
pengembali yang berusaha mengembalikan posisi kapal seperti semula. Yang tergolng
kedalam gerakan ini adalah gerak ungkit, oleng dan jungkit (Heaving). Pada 3 gerakan
lainnya tidak timbul gaya pengembali kalau kapal digerakkan dari posisi diam .
Pada gerak kapal oleng, ungkit dan jangkit kapal berada dalam keadaan stabil,
sedangkan gerakan lainnya kapal berada dalam kondisi keseimbangan Indiferen. Pada sistem
gerakan oleng, ungkit dan jangkit timbul gaya dinamis yang menyebabkan terjadinya getaran,
bentuk geometri yang sangat kompleks, bukannya saling tergantung, melainkan saling
mempengaruhi satu sama lain, saling terkopel dalam suatu sistem gaya. Misalnya dalam gerak
ungkit, maka posisi titik tekan tidak hanya bergeser pada arah vertical akan tetapi juga
bergerser pada bujur sehingga menimbulkan momen trim. Jadi geratan yang terjadi
sebenarnya gerak kopel jangkit dan ugkit. Akan tetapi untuk penyederhanaan masalah, maka
dalam hal ini kita menganggap bahwa gerakan-gerakan kapal tersebut berdiri sendiri dan
Dalam prakteknya, anggapan seperti itu hanya mendekati realita pada (ayunan) gerakan
gelombang dan lembahnya. Tinggi gelombang adalah dua kalinya amplitudo gelombang
gelombang dan lembahnya. Interval waktu antara dua puncak yang berurutan yang
melalui suatu titik tetap disebut sebagai perioda (T), dan diukur dalam detik. Jumlah
puncak (atau jumlah lembah) yang melewati suatu titik tetap
2. Panjang Gelombang
Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak
gelombang atau antara dua lembah gelombang. Terdapat hubungan matematik antara
karakteristik panjang gelombang (L), peroda (T) dan tinggi gelombang (H) terhadap
C = L/T
Dua istilah yang ditemukan dalam literatur oseanografi adalah bilangan gelombang (k)
Dimana : k = 2π / T
diperhatikan, bahwa kecepatan gelombang yang telah disebutkan diatas adalah untuk
gelombang yang berjalan di laut dalam. Di perairan dangkal, kedalaman air berpengaruh
persamaan :
(m) dan d = Kedalaman air (m), tanh adalah fungsi matematik yang disebut tangen
hiperbolik. Jika x kecil, misalnya kurang dari 0,05 maka tanh x ≈ x. Jika x lebih besar
gelombang yakni dari depan (Heading seas), dari belakang (Following seas), dari
Karena satabilitas kapal mengasilkan gerakan yang cukup besar, maka pada
pada periode mengoleng. Bila gelombang dari depan dan kapal mempunyai
Kapal menjadi sulit dikemudikan, haluan merewang bagi kapal yang dilengkapi
Kapal akan mengoleng, pada kemiringan kapal yang besar dapat membahayakan
stabilitas kapal. Olengan ini makin membesar, jika terjadi Sinkronisasi antara
periode olengan kapal dengan periode olengan semu, kemungkinan kapal
Periode olengan kapal adalah lamanya olengan yang dijalani kapal, dihitung dari
posisi tegak, olengan terbesar kiri/kanan, kembali tegak, olengan terbesar di sisi
Periode Gelombang Semu adalah waktu yang diperlukan untuk menjalani satu
haluan dibuat sedemikian rupa sehingga gelombang datang dari arah diantara
haluan dan arah melintang kapal. Secara khusus olah gerak kapal menghadapi