DISUSUN OLEH
ETY YULIKHAH
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
1
SKALA PENGUKURAN STATISTIK
1. Pendahuluan
dan membedakan sesuatu obyek yang diukur. Pengukuran tersebut diatur menurut
pengukuran yang berbeda pula. Dalam mengolah dan menganalisis data, kita sangat
matematik serta pilihan peralatan statistik yang digunakan dalam pengolahan data,
pada dasarnya memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala pengukuran datanya.
yang digunakan akan menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan. Ada
empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam statistika, yakni:
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini akan
2. Skala Nominal
pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa
yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran
bentuk kategori. Pemberian angka atau simbol pada skala nomial tidak memiliki
maksud kuantitatif hanya menunjukkan ada atau tidak adanya atribut atau karakteristik
pada objek yang diukur. Misalnya, jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode
2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki
nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun. Kita tidak bisa mengatakan perempuan
dua kali dari laki-laki. Kita bisa saja mengkode laki-laki menjadi 2 dan perempuan
dengan kode 1, atau bilangan apapun asal kodenya berbeda antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya lagi untuk agama, kita bisa mengkode 1=Islam, 2=Kristen,
3=Hindu, 4=Budha dstnya. Kita bisa menukar angka-angka tersebut, selama suatu
karakteristik memiliki angka yang berbeda dengan karakteristik lainnya. Karena tidak
memiliki nilai instrinsik, maka angka-angka (kode-kode) yang kita berikan tersebut
2
tidak memiliki sifat sebagaimana bilangan pada umumnya. Oleh karenanya, pada
variabel dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standar
statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah peralatan statistik yang berbasiskan
(berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, Chi Square dan
Contoh
3. Skala Ordinal
Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut
dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan
Menurut Irianto (2015), skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada
rangking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau
sebaliknya. Skala ordinal juga dikatakan sebagai suatu skala yang sudah mempunyai
daya pembeda, tetapi perbedaan antara angka yang satu dengan angka yang lainnya
3
Skala ordinal merupakan skala yang melekat pada variabel yang kategorinya
berbeda. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai
dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau
rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data
Apabila diperoleh data tersebut, maka skala pengukurannya disebut ordinal. Menurut
Winarno (2013), skala ordinal salah satu cirinya adalah adanya tingkatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Sekelompok subjek disusun berturut-turut mulai dari yang paling tinggi (besar, kuat,
baik) sampai kepada yang paling rendah (kecil, lemah, jelek) dalam hal atribut yang
diukur.
2. Angka-angka tidak menunjukkan seberapa besar (kuantitas) dalam arti absolut (titik
pendapat, minat, preferensi, dan sebagainya yang sukar diukur secara absolut. Lebar
rentangan yang menunjukkan rangking (ordinal) ini dapat dibuat selebar jumlah subjek,
Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal
pembeda yaitu > dan <. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan,
4
Contoh
4. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap.
Dengan demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak,
tetapi jarak tersebut belum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol
mutlak.
Menurut Irianto (2015), skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak
antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama. Skala interval
juga dikatakan sebagai suatu skala yang mempunyai rentangan konstan antara tingkat
Pada skala interval perbedaan antara satu kategori dengan kategori yang lain
dapat kita ketahui. Skala interval tidak memiliki nilai nol absolut. Contohnya: pada
temperatur, nilai 0 derajat Celsius tidak berarti bahwa tidak ada temperatur, nol derajat
Celsius berarti titik beku air dan merupakan suatu nilai. Pada skala interval ini kita juga
5
dapat mengatakan bahwa suhu 100 derajat Celsius berati lebih panas dua kali lipat dari
Sebuah data dikatakan memiliki skala interval, apabila angka-angka dalam skala
(rangking), tetapi juga menunjukkan bahwa jarak atau perbedaan kuantitas antar dua
angka yang berurutan selalu sama, maka skala pengukurannya disebut interval.
Menurut Winarno (2013), ciri-ciri skala interval adalah sebagai berikut: Angka-angka
Tidak ada kepastian tentang kuantitas absolut, sehingga tidak diketahui dimana
letak angka nol absolut (angka nol yang menunjukkan kekosongan sama sekali akan
Ciri yang menonjol dalam skala interval adalah kesamaan jarak (interval) antar
titik atau angka (kategori) dalam skala. Misalnya, perbedaan bilangan 90 dan 100 dan
perbedaan bilangan 120 dan 130 dalam skala IQ menunjukkan perbedaan kuantitas
inteligensi yang sama. Apabila seorang peneliti mengembangkan sebuah skala sikap
dan prosedur penerapannya dengan cara tertentu sehingga dapat diyakini bahwa
Contoh
40) E (1-20)
KM )
6
6 Kartu Kredit Platinum ( Transaksi > 100 Juta)
5. Skala rasio
Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio,
terdapat semua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan
sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai
dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya,
pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda
B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat
dibandingkan benda A.
7
8 Arus Listrik Ampere
9 Tingkat Keasaman PH
6. Daftar Pustaka
Amri A., Junaidi, Yulmardi. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Penerapannya.
Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. (2000). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu