Anda di halaman 1dari 2

3.

Pendahuluan
Terkait dengan hubungan antara kebijakan dividen dan nilai perusahaan, penulis menyebutkan ada
beberapa teori yang memberikan penjelasan berbeda bahkan bertentangan. Teori dividen tidak relevan
diungkapkan oleh Miller dan Modigliani (1961) menjelaskan bahwa kebijakan dividen tidak
mempengaruhi nilai perusahaan ataupun biaya modalnya. Nilai perusahaan bergantung dari kebijakan
investasi, bukan pada laba yang dibagi untuk dividen dan laba yang tidak dibagikan (laba ditahan).
Argumen teori ini bertolak dari asumsi-asumsi yaitu keputusan-keputusan investasi dan penggunaan
hutang yang telah dibuat tidak mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan, pasar modal
sempurna seperti tidak ada emisi dan biaya transaksi dalam pasar modal serta informasi tersedia sama
bagi investor dan manajer. Namun, Teori Bird In the Hand oleh Myron Gordon (1956)
mengungkapkan bahwa banyak perusahaan yang membayar dividen secara strtegis dan sengaja karena
dividen lebih baik dibandingkan capital gain, karena dividen yang dibagikan kurang mengandung
risiko, sehingga perusahaan semestinya membentuk rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi
dengan menawarkan dividend yield yang tinggi untuk memaksimalkan harga saham. Banyak
penelitian yang telah memberikan kontribusi pemikiran teoritis dan juga berbagai bukti empiris yang
berkaitan dengan kebijakan dividen suatu perusahaan.

Kebijakan dividen dibangun oleh struktur pasar. Struktur pasar terdiri atas dua jenis yaitu Pasar Utama
(MAIN) dimana peraturannya sangat ketas dan Pasar Alternatif (AIM) dimana peraturannya masih
longgar yaitu tidak ketat.

Perbedaan Perusahaan di Pasar Utama (MAIN) dan Perusahaan di Pasar Alternative (AIM)
terhadap kebijakan dividen secara umum :
Di pasar yang kurang diatur (AIM) perusahaan menghadapi lebih banyak informasi untuk
menyampaikan kualitas labanya kepada investor, merekah cenderung lebih cenderung membayar
pembayaran dividen sebagai alat pemberi sinyal, maksudnya adalah mereka memberi dividen untuk
menunjukkan bahwa perusahaan mereka mempunyai prospek atau nilai perusahaan nya bagus.
Dimana nilai jika para pemegang saham sejahtera maka nilai perusahaan akan naik.

Perbedaan Perusahaan di Pasar Utama (MAIN) dan Perusahaan di Pasar Alternative (AIM)
terhadap kebijakan dividen saat kondisi krisis :
Krisis utang zona euro menjadi hal bagi penulis untuk melakukan penelitian terhadap peran perbedaan
pasar terhadap dividen. Pada saat krisis utan zona euro penulis memeriksa apakah perusahaan yang
tercatat di Pasar Utama (MAIN) menurunkan pembayaran dividennya lebih banyak perusahaan di
Pasar AIM selama krisis tersebut.
● Perusahaan dalam pasar utama yang diatur secara ketat (MAIN) mengarahkan dana internal
mereka ke sumber lain selama krisis keuangan karena mengkhawatirkan sinyal negatif yang
diimplikasikan oleh penurunan pembayaran dividen.
● Perusahaan yang berada di Pasar AIM menggunakan dividen sebagai alat pemberi sinyal bagi
investor mereka membayar dividen untuk menunjukkan bahwa perusahaannya memiliki
prospek. sedangkan perusahaan yang berada di Pasar MAIN menggunakan dividen sebagai
alat pendisiplinan yaitu untuk membatasi konflik antara manajer dan pemegang saham.
Kenapa dividen bisa membatasi konflik keagenenan? Karena jika tidak ada kebijakan dividen
(sebagian keuntungan atau laba dibagi kepada para pemegang saham) maka memungkinkan
para manajer menggunakan dana tersebut untuk memperkaya diri karena semua keuntungan
atau laba perusahaan berada di tangan manajer.
● Dari total sampel, perusahaan yang berada di Pasar AIM membayar dividen yang lebih rendah
dibandingkan perusahaan yang berada di pasar MAIN yang membayar dividen lebih besar.
● Berkenaan dengan pengaruh krisis keuangan terhadap kebijakan dividen, Perusahaan yang
berada di pasar MAIN hanya mengurangi sedikit dividennya sedangkan perusahaan yang
berada di pasar AIM menurunkan pembayaran dividennya lebih banyak.

Perusahaan yang berada di pasar Utama (Main) hanya mengurangi sedikit dividen ketika krisis
karena dua alasan :
● Perusahaan yang berada di Pasar Utama (MAIN) secara umum membayar lebih banyak
dividen, sehingga mereka memiliki lebih banyak ruang untuk lebih menurunkan tingkat
pembayaran selama turbulensi.
● Perusahan yang beradi di Pasar Utama (MAIN) tidak terlalu khawatir tentang pengiriman
sinyal negatif kepada investor. Dengan demikian, mereka lebih rendah menurunkan tingkat
dividen perusahaan yang berada di Pasar Alternatif (AIM). perusahan yang berada di Pasar
Alternative (AIM) cenderung meningkatkan pembayaran dividennya saat profit
perusahaannya maksimum. Hal tersebut karena perusahaan yang berada di Pasar Alternative
(AIM) lebih memandang pembayaran dividen sebagai alat pemberi sinyal dimana mereka
meningkatkan dividennya lebih banyak untuk menandai profitabilitas masa depan mereka
investor. Dengan demikian, dapat diputuskan bahwa perusahaan yang menggunakan
kebijakan dividen sebagai sebagai pemberi sinyal karena perusahaan-perusahaan tersebut
berfungsi di pasar yang kurang diatur yaitu Pasar Alternative (AIM). Sedangkan Pasar Utama
(MAIN) diatur dengan mengatur pengelolaan 'Ketergantungan Pada Kebutuhan Pensinyalan'.

Perbedaan Perusahaan di Pasar Utama (MAIN) dan Perusahaan di Pasar Alternative (AIM)
dalam hal agensi :
Para penulis juga menjelaskan pengaruh agensi terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh penulis didapat hasil bahwa perusahaan yang berada di Pasar Alternatif (AIM)
memiliki masalah agensi yang sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai