Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian Merupakan tata laksana pencucian semua linen, baju OK dan lain-lain yang
dipergunakan oleh RS dengan pengelolaan dan tatalaksana harus baikdan
benar sesuai standar pencucian (infeksius dan non infeksius)
Tujuan Sebagai acuan untuk untuk penatalaksanaan laundry di RS
Kebijakan SK Bupati Lamongan Nomor 188/1/Kep/413.013/2021 Tentang Rumah
Sakit Lapangan dan Rumah sakit Pengampu Penyakit Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Di Kabupaten Lamongan
Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Prosedur Persyaratan Laundry Rumah Sakit :
a. Letak laundry harus memiliki akses yang mudah ke ruang rawat inap
dan ruang sterilisasi.
b. Laundry harus memiliki akses yang terpisah untuk linen kotor dan linen
bersih
c. Laundry harus memiliki saluran pembuangan limbah cair yang
dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment) khusus sebelum
dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah rumah sakit.
d. Suhu air panas untuk pencucian 70°C dalam waktu 25 menit atau 95°C
dalam waktu 10 menit
e. Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian
yang ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai
oleh lingkungan
f. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak
mengandung total aerobical microbial count < 20 CFU / 10x10 cm
persegi.
Tata laksana laundry Rumah Sakit :
1. Pengumpulan
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari
sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai
jenisnya serta diberi label.
2) Menghitung dan mencatata linen diruangan.
3) Dilarang melakukan perendaman linen kotor diruang sumber.
2. Penerimaan
1) Mencatat linen yang diterima dan telah dipilah antara infeksius dan
non infeksius.
2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
3. Pencucian
1) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas
mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan.
2) Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah dan muntahan
dengan menggunakan mesin cuci infeksius.
3) Mencuci dikelompokkan berdaskan tingkat kekotorannya.
4) Pengeringan linen dengan mesin pengering (dryer) sehingga
didapat hasil pengeringan yang baik.
5) Penyetrikaan dengan mesin setrika uap, mesin flat ironer sehingga
didapat hasil setrika yang baik.
6) Linen bersih harus ditata sesuai jenisnya dan sistem stok linen
(minimal 4 bagian) dengan sistem firs in first out.
4. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas
penerima, kemuadian petugas menyerahkan linen bersih kepada
petugas ruangan sesuai kartu tanda terima.
5. Pengangkutan
1) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong yang diguanakan untuk membungkus linen kotor.
2) Menggunkan kereta yang berbeda dan tertutup antara linen bersih
dan linen kotor. Untuk kereta linen kotor didesain dengan pintu
membuka keatas dan untuk linen bersih dengan pintu membuka
kesamping dan pad setiap sudut sambungan permukaan kereta
harus ditutup dengan pelapis (siller) yang kuat agar tidak bocor.
3) Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan
mengangkut linen kotor.
4) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan
bersamaan.
5) Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
6) Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersediri,
pengangkutannya dari dan ketempat laundry harus menggunakan
mobil khusus.
6. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus
menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, apron,
sepatu boot, penutup kelapa, selain itu dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, serta harus memperoleh imunisasi hepatitis
B setiap 6 (enam) bulan sekali.
7. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri,
pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain
tersebut harus mematuhi persyaratan sesuai ketentuan perundang-
undangan, serta dilakukan pengawasan penyelenggaraan linen secara
rutin oleh pihak rumah sakit.
Unit terkait Seluruh instalasi rumah sakit
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)