Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


1.1.1 Pengertian Pengadukan dan Pencampuran

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan


yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya
menyebar (terdispersi). Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya
secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam
dua fasa atau lebih. (Purwanto,2008)
Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata
bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi  proses
pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki
dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk,
kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia
seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari
pengadukan dan pencampuran tersebut.(Purwanto,20080

Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan


adalah Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan
pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang berpengaruh pada
proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi tiga jenis
permasalahan utama, yaitu :

1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase


multikomponen.
2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari sistem
yang tidak seragam.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.

Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang


yang luas, diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun
padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.(Purwanto,2008)

1.1.2 Bagian-bagian Tangki


 Sekat
Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada
dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya
pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi
sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya
pemakaian sekat akan menambah beban pengadukan yang berakibat pada bertambahnya
kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi yang
lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi terpecah menjadi empat bagian.
Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan pencampuran yang
lebih baik.(Mc Cabe,1985)

Gambar 1.  (Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan kualitas


pencampuran)

 Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling
(propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial
menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran
Jenis-jenis pengaduk :
a) Pengaduk jenis baling-baling (propeller)

Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah
baling-baling berdaun tiga.

Gambar 2. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)

Baling-baling ini digunakan  pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

b) Pengaduk Dayung (Paddle)

Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan


rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat
biasa digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari
pengadukan dayung biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari
daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.

Gambar 3. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung
jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis
ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis
ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga
digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun
jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk
proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.(Mc Cabe,1985)

c) Pengaduk Turbin

Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun


pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah
turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki
empat atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini
juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian
bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-
potong menjadi gelembung gas.(Mc Cabe,1985)

Gambar 4. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat
pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari
aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena
aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin
dengan hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per
satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.(Mc Cabe,1985)

Gambar 5. Pengaduk Turbin Baling-balin

1.1.3 Kecepatan Pengaduk

Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa
memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi
kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran rendah, sedang dan
tinggi.(Purwanto,2008)
 Kecepatan putaran rendah
Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa.
Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.

 Kecepatan putaran sedang


Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas
yang rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan
viskositas yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.

 Kecepatan putaran tinggi


Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air.
Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas
yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau
perbedaan viskositas sangat besar.

1.2 Macam-macam aliran


Aliran dapat digolongkan dalam banyak jenis seperti:
turbulen,laminar dan transisi

A) Aliran Turbulen

Dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak


menentu karena mengalami pencampuran serta perputaran partikel
antar lapisan yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu
bagian fluida kebagian fluida yang lebih besar skalanya. Dalam
keadaan turbulen makan turbulensi yang terjadi membangkitkan
tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian-kerugian aliran. Pada aliran Turbulen bilangan reynoldnya
>400

B) Aliran Laminer

Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan atau


lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancer. Dalam
aliran laminar ini viskositasnya berfungsi untuk meredam
kecenderungan terjadinya relative antara lapisan. Sehingga aliran
laminar memnuhi huukum viskositas Newton yaitu : =µ dy/du
Untuk bilangan Reynold pada Aliran Laminer <2100

C) Aliran Transisi

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke


turbulen dan untuk aliran transisi bilangan Reynoldnya 2100-4000
a) Aliran tak termampatkan
Aliran tak termampaatkan adalah aliran fluida yang di cirikan
dengan tidak berubah besaran massa kerapatan massa
(densitas)dari fluida di sepanjang aliran tersbut. Contohnya
adalah : air,berbagai jenis minyak

Gambar 6. Persamaan bernaouli


b) Aliran termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang di cirikan dengan
berubahnya besaran kecepatan massa (densitas) dari fluida di
sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida yang termampatkan
adalah :udara, gas alam

1.3 Bilangan Reynold

Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat


membedakan suatu aliran itu dinamakan laminar,transisi dan
turbulen

pDv
Re=
µ

Dimana : p : massa jenis fluida (kg/m3)


D : diameter dalam pipa (m)
V : kecepatan aliran rata-rata fluida (m/s)
µ : viskositas dinamik fluida (Pas)

Anda mungkin juga menyukai