Gejala cardinal dari PPOK adalah batuk dan ekspektorasi, dimana cenderung meningkat
dan maksimal pada pagi hari dan menandakan adanya pengumpulan sekresi semalam
sebelumnya. Batuk produktif, pada awalnya intermitten, dan kemudian terjadi hampir tiap hari
seiring waktu. Sputum berwarna bening dan mukoid, namun dapat pula menjadi tebal, kuning,
Sesak napas setelah beraktivitas berat terjadi seiring dengan berkembangnya penyakit.
Pada keadaan yang berat, sesak napas bahkan terjadi dengan aktivitas minimal dan bahkan pada
saat istirahat akibat semakin memburuknya abnormalitas pertukaran udara. Pada penyakit yang
moderat hingga berat , pemeriksaan fisik dapat memperlihatkan penurunan suara napas, ekspirasi
yang memanjang, rhonchi, dan hiperresonansi pada perkusi. Karena penyakit yang berat kadang
berkomplikasi menjadi hipertensi pulmoner dan cor pulmonale, tanda gagal jantung kanan
(termasuk distensi vena sentralis, hepatomegali, dan edema tungkai) dapat pula ditemukan.
Clubbing pada jari bukan ciri khas PPOK dan ketika ditemukan, kecurigaan diarahkan pada
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan
-
edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
• Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah
• Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Pink puffer
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan
memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO 2
yang terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO 2 yang terjadi pada
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya
VEP1 pascabronkodilator > 20 % dan minimal 250 ml. Pada PPOK umumnya tidak
ventrikel kanan.
8. Ekokardiografi
Menilai funfsi jantung kanan
9. Bakteriologi
Pemerikasaan bakteriologi sputum pewarnaan Gram dan kultur resistensi diperlukan
untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran
napas berulng merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di
Indonesia.
10. Kadar alfa-1 antitripsin
Diagnosa Banding
Asma
SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita
destroyed lung.
Perbedaan asma, PPOK dan SOPT
Asma PPOK SOPT
Timbul pada usia muda ++ - +
Sakit mendadak ++ - -
Riwayat merokok +/- +++ -
Riwayat atopi ++ + -
Sesak dan mengi berulang +++ + +
Batuk kronik berdahak + ++ +
Hipereaktiviti bronkus +++ + +/-
Reversibiliti obstruksi ++ - -
Variabiliti harian ++ + -
Eosinofil sputum + - ?
Neutrofil sputum - + ?
Makrofag sputum + - ?
Klasifikasi
Gejala Spirometri
Penyakit
RINGAN - Tidak ada gejala waktu istirahat atau bila ekserbasi VEP > 80%
prediksi
VEP/KVP < 75%
- Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan
pada
latihan sedang (mis : berjalan cepat, naik tangga)
SEDANG
- Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi mulai terasa
pada VEP 30 - 80%
prediksi VEP/KVP
latihan / kerja ringan (mis : berpakaian)
< 75%
- Gejala ringan pada istirahat
- Gejala sedang pada waktu istirahat
- Gejala berat pada saat istirahat VEP1<30%
prediksi
- Tanda-tanda korpulmonal VEP1/KVP < 75%
BERAT
1. Sesak
2. Produksi sputum
I. Berat 3 gejala
Penyebab eksaserbasi:
pneumonia,
nutrisi jelek