Anda di halaman 1dari 8

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI

DAERAH
(Studi Pada Dinas Pendapatan Kabupaten Mojokerto)

HAMIDA EL LAILA EKA NUR JANNAH

IMAM SUYADI

HAMIDAH NAYATI UTAMI

PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Email: 125030400111020@mail.ub.ac.id

ABSTRACT

Tax is the duty of citizens in country which finance various purposes such as
construction of national implementation is regulated in the act is based on the rules of
procedure that is used for the welfare of citizens. Development activity is increasing from
year to year a growing need financing. It means that in the search and excavation of the
sources of funds should be further improved, particularly the funds coming from the country,
which in these efforts require the support of any existing area. Development is more directed
to the area so that the area has the authority to manage his own family. This study aims to
know contribution local tax towards local own-source revenue and efforts made by Dinas
Pendapatan Kabupaten Mojokerto to increase local own-source revenue. This research is a
case study. The results is average contribution to the local tax revenue over the period 2014 -
2015 in every month is 53.33%, which means excellent contribution. Efforts are made to
increase revenue at Dinas Pendapatan Kabupaten Mojokerto to realize regional regulation
number 1 of 2011 on local tax, intensification and extensification of local tax to increase local
own-source revenue.
Keywords: Local Own-Source Revenue, Local Tax, Contribution

Abstrak

Pajak merupakan kewajiban warga negara dalam membiayai berbagai keperluan negara
yaitu berupa pembangunan nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang
berdasarkan aturan pelaksanaannya yang digunakan untuk tujuan kesejahteraan warga negara.
Kegiatan pembangunan semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga membutuhkan
pembiayaan yang semakin besar. Hal ini berarti bahwa, dalam usaha pencarian dan
penggalian sumber-sumber dana harus lebih ditingkatkan, khususnya dana yang bersumber
dari dalam negeri, dimana dalam usaha tersebut memerlukan dukungan dari setiap daerah
yang ada. Pembangunan lebih diarahkan ke daerah sehingga daerah mempunyai wewenang
untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui kontribusi
pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD dan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Pendapatan Kabupaten Mojokerto untuk meningkatkan PAD. Penelitian ini merupakan
penelitian studi kasus. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa rata-rata kontribusi pajak
daerah terhadap PAD selama periode 2014 – 2015 pada setiap bulannya sebesar 53.33% yang
berarti kontribusi pajak daerah sangat baik. Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto melalui
Dinas Pendapatan Kabupaten Mojokerto melakukan sosialisasi mengenai Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah melalui media cetak, intensifikasi dan
ekstensifikasi pajak daerah kepada wajib pajak untuk meningkatkan PAD.

Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pajak Daerah, Kontribusi

PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kesatuan Sesuai dengan Undang-Undang
yang berbentuk Republik dimana di Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Indonesia dikenal dengan adanya daerah- Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
daerah otonom sebagai akibat dari Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber-
dianutnya asas desentralisasi. Pengertian sumber penerimaan daerah terbagi
desentraliasi menurut Bratakusumah dan menjadi:
Riady (2010:7) merupakan “kebijakan a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri
pemerintah pusat dimana pemerintah dari:
daerah diberikan wewenang dalam 1) Pajak Daerah,
mengatur dan mengurus sendiri urusan 2) Retribusi Daerah,
pemerintahan serta mengelola keuangan 3) Hasil Perusahaan Daerah,
daerahnya masing-masing”. 4) Lain-lain Hasil Usaha Daerah yang
Desentralisasi dilakukan dengan Sah.
harapan daerah memiliki kemampuan b. Pendapatan yang Berasal dari
untuk membiayai pembangunan daerahnya Pemberian Pemerintah Pusat, terdiri
sesuai dengan prinsip daerah otonom yang dari:
nyata. Adanya otonomi daerah dituntut 1) Sumbangan Pemerintah,
untuk dapat mengedepankan kemandirian 2) Sumbangan lain, yang diatur oleh
daerah. Syarat utama dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan,
otonomi daerah adalah dengan adanya 3) Lain-lain Pendapatan yang Sah.
kemandirian dalam bidang keuangan. PAD merupakan semua penerimaan
Keuangan merupakan hal yang penting keuangan asli suatu daerah yang
dalam daerah karena tidak ada kegiatan merupakan tolak ukur dalam pelaksanaan
pemerintah dan pembangunan yang tidak otonomi daerah yang nyata. Suatu daerah
membutuhkan biaya. Dampak dari adanya dikatakan siap untuk melaksanakan
otonomi daerah adalah semakin besarnya otonomi daerah apabila PAD dapat
wewenang dan tanggung jawab yang memberikan sumbangan yang cukup untuk
diberikan kepada daerah untuk dapat penyelenggaraan pemerintahan serta
memaksimalkan potensi yang ada serta pembangunan daerah.
mempunyai kewenangan untuk mengatur Secara umum, Landiyanto (2005:19)
dan memberikan suatu kebijakan tertentu. menyatakan bahwa “semakin tinggi
Kegiatan pembangunan merupakan kontribusi yang diberikan PAD maka
upaya pemanfaatan segala potensi yang semakin tinggi kemampuan daerah untuk
ada, untuk itu kegiatan pembangunan lebih membiayai penyelenggaraan pemerintahan
diarahkan ke daerah-daerah, sehingga dan pembangunan daerahnya, sehingga
daerah mempunyai wewenang untuk akan menunjukkan kinerja keuangan
mengatur urusan rumah tangganya sendiri. daerah yang positif”.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Adapun yang menjadi sumber-sumber maksimal potensi yang ada khususnya
PAD Kabupaten Mojokerto meliputi pajak potensi yang akan dikenakan pajak daerah.
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan Jenis pajak daerah yang dipungut oleh
kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain- Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto
lain PAD yang sah. Sumber PAD yang menurut Peraturan Daerah Kabupaten
cukup besar di Kabupaten Mojokerto Mojokerto Nomor 1 Tahun 2011 tentang
adalah pajak daerah. Pajak daerah Pajak Daerah, terdiri dari Pajak Hotel,
Kabupaten Mojokerto meningkat setiap Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada Parkir, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah,
tabel di bawah ini. Pajak Penerangan Jalan (PPJ), Pajak
Tabel 1. Target dan Realisasi Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Penerimaan Pajak Daerah Bumi dan Bangunan Pedesaan dan
Kabupaten Mojokerto Tahun Perkotaan (PBB-P2), Bea Perolehan Hak
2014 - 2015 Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Seiring dengan berjalannya otonomi
Ta Target Realisasi Realisasi (%) daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten
hu (Rp) (Rp) Mojokerto diharapkan dan dituntut untuk
n mampu mengelola serta memaksimalkan
‘14 165,562,280,000 185,724,705,656.89 112. potensi yang ada pada daerah demi
18 kelangsungan dan kemajuan daerah.
‘15 246,603,400,000 229,078,098,431.64 92.8 Potensi tersebut bisa didapatkan salah
9 satunya dari sumber penerimaan yang
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten berasal dari pajak daerah.
Mojokerto Tahun 2016 Dengan banyaknya sumber
penerimaan yang berasal dari pajak daerah,
Pajak daerah menurut Suandy maka diharapkan Pemerintah Daerah
(2011:37) adalah “kontribusi wajib oleh Kabupaten Mojokerto memiliki peluang
orang pribadi atau badan yang wewenang untuk dapat meningkatkan PAD melalui
pemungutannya adalah pada Pemerintah pajak daerah, sehingga kontribusi atau
Daerah yang pelaksanaannya dilakukan sumbangan yang diberikan oleh pajak
oleh Dinas Pendapatan Daerah”. Pajak daerah terhadap PAD dinilai besar dan
daerah Kabupaten Mojokerto dikelola cukup dalam membiayai penyelenggaraan
melalui salah satu Satuan Kerja Perangkat pemerintahan serta pembangunan daerah
Daerah (SKPD) yaitu Dinas Pendapatan di Kabupaten Mojokerto.
Kabupaten Mojokerto. Utuk dapat Sesuai dengan uraian latar berlakang
membiayai dan memajukan daerah dapat di atas, akan dilakukan penelitian dalam
ditempuh dengan cara mengoptimalkan bentuk skripsi dengan mengambil judul
penerimaan pajak daerah. “Kontribusi Pajak Daerah Terhadap
Pajak daerah mempunyai peranan Pendapatan Asli Daerah” (Studi Pada
yang sangat penting dalam membiayai Dinas Pendapatan Kabupaten Mojokerto).
penyelenggaraan pemerintahan serta
pembangunan di suatu daerah. KAJIAN PUSTAKA
Kemampuan pemerintah daerah dalam Pajak
memungut pajak daerah merupakan salah Definisi pajak yang dikemukakan oleh
satu tolak ukur dalam pelaksanaan Resmi (2013:1) “pajak adalah suatu
otonomi daerah. Pemerintah daerah perlu kewajiban menyerahkan sebagian
untuk dapat meningkatkan secara kekayaan ke kas negara karena suatu
keadaan, kejadian dan perbuatan yang

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
memberikan kedudukan tertentu, tetapi berdasarkan pada setiap lokasi yang
bukan suatu hukuman, menurut peraturan digunakan dalam penelitian.
yang telah ditetapkan pemerintah serta Berdasarkan dengan data dalam yang
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa didapatkan, maka akan dilakukan analisis
timbal balik dari negara secara langsung data sebagai berikut:
yang digunakan untuk memelihara 1. Analisis Tingkat Kontribusi
kesejahteraan umum”. Untuk mengetahui seberapa besar
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD
PAD menurut Halim (2004:96) adalah (Halim dalam Roro 2015), maka rumus
“penerimaan yang diperoleh daerah yang kontribusi sebagai berikut:
berasal dari sumber dalam wilayahnya Kotribusi Pajak Daerah =
sendiri yang dipungut berdasarkan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah x 100%
peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. PAD Realisasi Penerimaan PAD
merupakan pendapatan yang berasal dari
Tabel 2. Klasifikasi Kriteria Kontribusi
pemanfaatan potensi yang dimiliki oleh
Persentase Kriteria
suatu daerah. Dalam otonomi daerah, suatu
daerah dituntut untuk mencari cara yang 0 – 10% Sangat Kurang
dapat dimanfaatkan dengan baik guna 10 – 20% Kurang
meningkatkan PAD. 20 – 30% Sedang
30 – 40% Cukup Baik
Pajak Daerah
40 – 50% Baik
Definisi pajak daerah menurut
50% Sangat Baik
Mardiasmo (2002:5) adalah “kontribusi
Sumber: Depdagri, Kepmendagri No.
atau iuran wajib oleh orang pribadi dan
690.900.327 dalam Roro Tahun 2015
badan kepada daerah tanpa imbalan secara
2. Growth Mean (Rata-rata Pertumbuhan)
langsung, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-  Xn 
Gm =  n  1   1x100%
undangan yang berlaku dan digunakan  Xo 
 
untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah”. Keterangan:
Gm : Rata-rata pertumbuhan
METODE PENELITIAN Xn : Nilai pada periode ke – n
Penelitian ini merupakan penelitian X0 : Nilai pada periode dasar
studi kasus. Arikunto (2002:120) Dajan (2008:151)
menyatakan bahwa “penelitian studi kasus
merupakan penelitian yang dilakukan 3. Least Square (Kuadrat Terkecil)
secara intensif, terinci dan mendalam Y’ = a + bX
terhadap suatu organisasi atau gejala Dengan menggunakan kuadrat
tertentu”. Ditinjau dari wilayahnya, terkecil, nilai a dan b dari persamaan
penelitian kasus hanya meliputi daerah trand linier di atas ditentukan dengan
atau subjek yang sempit. Penelitian studi rumus:
kasus bertujuan untuk mengelola data yang
ada di masa lalu yang akan dijadikan a = ∑Y dan b = ∑XY
sebagai latar belakang dalam mengambil n ∑X2
keputusan untuk masa mendatang. Hasil
akhir dari penelitian studi kasus dengan Keterangan:
topik yang sama mungkin berbeda Y’ : Taksiran nilai trend
X : Interval waktu (bulan)

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
a : Konstanta, merupakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahunn 2011
nilai Y, apabila X = 0 tentang Pajak Daerah kepada wajib pajak
b : Besarnya perubahan Y sehingga wajib pajak kurang memahami
oleh satu perubahan X pentingnya pembayaran pajak daerah
∑Y : Jumlah penerimaan pajak dalam kelangsungan kehidupan daerah
N : Jumlah data serta kurangnya pengawasan dari petugas
∑XY : Jumlah penerimaan pajak dan kurang berperannya petugas dalam
dikali dengan interval waktu menagih BPHTB dan Pajak Mineral
(bulan) Bukan Logam dan Batuan.
(Dajan, 2008:306)
2. Realisasi PAD Kabupaten
HASIL DAN PEMBAHASAN Mojokerto Tahun 2014 – 2015
1. Realisasi Pajak Daerah Kabupaten Rp80.000.000.000
Mojokerto Tahun 2014 - 2015 Rp60.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp40.000.000.000 Rp-
Rp30.000.000.000 Realisasi 2014

Rp20.000.000.000 Realisasi 2015

Rp10.000.000.000
Rp- Gambar 2: Grafik Realisasi Penerimaan
Realisasi 2014 PAD Kabupaten Mojokerto
Realisasi 2015 Tahun 2014 – 2015
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten
Gambar 1: Grafik Realisasi Penerimaan Mojokerto, 2016
Pajak Daerah Kabupaten Mojokerto
Tahun 2014 - 2015 Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat
Sumber: Dinas Pendapatan Kabupaten diketahui bahwa, Bulan Februari, Bulan
Mojokerto, 2016 Juli, Bulan Desember 2015 realisasi PAD
mengalami penurunan dibandingkan
Berdasarkan Gambar 1 di atas dengan tahun 2014. Realisasi PAD
diketahui bahwa, Bulan Juli 2015 realisasi Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 -
pajak daerah mengalami penurunan 2015 telah melebihi target yang telah
dibandingkan dengan tahun 2014, tetapi ditetapkan. Terpenuhinya target PAD
keseluruhan realisasi penerimaan Pajak Kabupaten Mojokerto disebabkan oleh
Daerah Kabupaten Mojokerto meningkat sebagian besar jenis pajak daerah yang
setiap bulannya selama tahun 2014 – 2015. telah memenuhi target yang telah
Realisasi pajak daerah Kabupaten ditetapkan dimana pajak daerah
Mojokerto pada tahun 2014 dapat melebihi merupakan komposisi utama penyusun
target yang telah ditetapkan tetapi pada PAD Kabupaten Mojokerto, selain itu
tahun 2015 realisasi pajak daerah tidak komposisi PAD lainnya berupa retribusi
memenuhi target yang telah ditetapkan. daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
Jenis pajak daerah yang tidak dapat yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang
memenuhi target yang telah ditetapkan sah ikut memberikan sumbangan
pada tahun 2015 adalah Pajak Bea penerimaan terhadap PAD Kabupaten
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Mojokerto.
(BPHTB) dan Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan. Hal itu dikarenakan
kurangnya sosialisasi mengenai penegakan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
3. Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Mojokerto pada Tabel 3 di atas dapat
PAD diketahui bahwa, setiap bulannya selama
Tabel 3. Kontribusi Pajak Daerah tahun 2014 – 2015 pajak daerah
Terhadap PAD Kabupaten memberikan kontribusi yang cukup besar
Mojokerto Tahun 2014 – terhadap PAD Kabupaten Mojokerto. Dari
2015 beberapa sumber PAD, pajak daerah
Bu Ralisasi Pajak Ralisasi PAD merupakan salah satu sumber PAD yang
Kontri
lan Daerah 2014 2014 paling
busi penting, dapat dilihat pada Tabel 3
(Rp) (Rp) di
(%)atas bahwa pada setiap bulannya pajak
1. 7,568,236,343.55 16,973,256,657.58 44.58daerah mampu memberikan kontribusi
2. 7,533,330,219.15 18,058,226,746.35 41.72yang cukup besar bagi PAD Kabupaten
Bul Ralisasi Pajak Ralisasi PAD Kontri Mojokerto tetapi bersifat fluktuatif yaitu
an Daerah 2014 2014 busi mengalami kenaikan serta penurunan
(Rp) (Rp) (%) setiap bulannya.
3. 8,645,148,764.83 15,849,715,010.00 54.54 Berdasarkan analisis tingkat
4. 11,875,665,443.31 24,195,540,454.40 49.08 kontribusi pajak daerah terhadap PAD
5. 13,114,794,116.70 31,069,897,432.14 42.21 Kabupaten Mojokerto tahun 2014 – 2015
6. 16,823,573,967.25 31,069,897,432.38 60.81 menunjukkan bahwa pada Tahun 2014
7. 13,504,058,772.80 27,664,073,794.87 50.55 pajak daerah memberikan kontribusi
8. 14,680,120,116.80 26,711,094,492.62 57.42 terendah pada Bulan Februari sebesar
9. 32,324,290,766.35 25,565,728,374.57 66.73 41.71% dan kontribusi tertinggi terjadi
10. 12,937,588,867.39 28,370,960,873.37 45.60 pada Bulan September sebesar 66.73%.
11. 16,909,402,940.96 31,005,557,195.16 54.53 Pada Tahun 2015 pajak daerah
12. 29,824,280,836.80 62,851,955,147.14 47.45 memberikan kontribusi terendah pada
Bulan Agustus sebesar 40.21% dan
Bul Realisasi Pajak Realisasi PAD Kontri
kontribusi tertinggi terjadi pada Bulan
an Daerah 2015 2015 busi
September sebesar 71.61%. Secara
(Rp) (Rp) (%)
keseluruhan rata-rata kontribusi pajak
1. 14,834,378,593.85 32,761,045,350.45 45.28
daerah terhadap PAD selama tahun 2014 –
2. 11,443,373,136.42 17,123,532,605.08 66.82
2015 setiap bulannya adalah sebesar
2. 13,972,932,897.43 25,865,951,953.43 54.02
53.33%.
4. 14,416,953,203.40 24,674,392,322.40 58.42
5. 15,471,993,730.66 32,197,046,114.84 48.05 4. Growth Mean (Rata-rata
6. 19,851,628,146.34 33,332,579,661.70 59.55 Pertumbuhan)
7. 12,551,869,507.43 24,432,408,357.87 51.37
8. 20,831,057,829.67 51,807,796,977.20 40.21 a. Rata-rata Pertumbuhan Pajak
9. 37.405.872.865.57 52,230,135,557.80 71.61 Daerah
10. 16,888,337,843.47 33,828,202,837.01 49.92  Xn 
11. 20,324,269,358.09 35,296,213,466.10 57.58 Gm =  x  1   1x100%
12. 31,085,431,319.00 50,227,048,975.13 61.88 
 Xo 
Jml 414,802,804,088.53 770,541,840,137.00 1,279. =
92  31,085,431,319 
24  1   1x100%
Rata-Rata 53.33  7,568,236,343.55 

Sumber: Data diolah, 2016


= (1,063 – 1) x 100%
Sesuai dengan perhitungan kontribusi = 0.063 x 100%
pajak daerah terhadap PAD Kabupaten = 6.33%

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Hal ini berarti bahwa, selama 6. Upaya yang dilakukan Pemerintah
tahun 2014 - 2015 realisasi Kabupaten Mojokerto untuk
penerimaan pajak daerah Kabupaten meningkatkan PAD adalah:
Mojokerto menunjukkan adanya a. Merealisasikan Peraturan Daerah
kenaikan rata-rata pertumbuhan Kabupaten Mojokerto Nomor 1
setiap bulannya sebesar 6.33%. Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah
b. Rata-rata Pertumbuhan PAD dengan memanfaatkan peran serta
 Xn  wajib pajak dalam pembayaran
Gm =  x  1   1x100% pajak daerah,
 Xo  b. Melakukan sosialisasi kepada wajib
= pajak melalui media cetak tentang
 50,227,048,975.13  arti pentingnya pajak daerah dalam
24  1   1x100% melaksanakan roda pemerintahan
 16,973,256,657.58  dan pembangunan Kabupaten
Mojokerto,
= (1.048 – 1) x 100% c. Widayat (1994:28) mengemukakan
= 0.048 x 100% bahwa, dalam upaya untuk
= 4.83% meningkatkan penerimaan PAD
Hal ini berarti bahwa, selama agar penerimaannya mendekati
tahun 2014 - 2015 realisasi target atau bahkan sama dengan
penerimaan PAD Kabupaten potensinya, secara umum ada dua
Mojokerto menunjukkan adanya cara, yaitu dengan cara
kenaikan rata-rata pertumbuhan instensifikasi dan ekstensifikasi.
setiap bulannya sebesar 4.83%.
KESIMPULAN DAN SARAN
5. Least Square (Kuadrat Terkecil) Kesimpulan
Persamaan yang didapat untuk pajak 1. Berdasarkan analisis tingkat
daerah adalah Y’ = 17,283,450,170.35 + kontribusi pajak daerah terhadap PAD
293,964,033.72 x. Berdasarkan Kabupaten Mojokerto tahun 2014 –
perhitungan hasil analisis least square 2015 menunjukkan bahwa pada Tahun
dapat diketahui bahwa, jumlah prediksi 2014 pajak daerah memberikan
penerimaan pajak daerah Kabupaten kontribusi terendah pada Bulan
Mojokerto pada tahun 2016 yang sudah Februari sebesar 41.71% dan
dihitung setiap bulannya pada Bulan kontribusi tertinggi terjadi pada Bulan
Januari – Bulan Desember tahun 2016 September sebesar 66.73%. Pada
adalah sebesar Rp 334,393,864,611.24. Tahun 2015 pajak daerah memberikan
Persamaan yang didapat untuk PAD kontribusi terendah pada Bulan
adalah Y’ = 32,105,908,505.70 + Agustus sebesar 40.21% dan
433,916,161.03 x. Berdasarkan kontribusi tertinggi terjadi pada Bulan
perhitungan hasil analisis least square September sebesar 71.61%. Secara
dapat diketahui bahwa, jumlah prediksi keseluruhan rata-rata kontribusi pajak
penerimaan PAD Kabupaten Mojokerto daerah terhadap PAD selama tahun
pada tahun 2016 yang sudah dihitung 2014 – 2015 setiap bulannya adalah
setiap bulannya pada Bulan Januari – sebesar 53.33%.
Bulan Desember tahun 2016 adalah 2. Upaya yang dilakukan oleh
sebesar Rp 572,722,683,633.36. Pemerintah Kabupaten Mojokerto
untuk meningkatkan PAD adalah
merealisasikan Peraturan Daerah

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Kabupaten Mojokerto dengan Dinas Pendapatan Kabupaten Mojokerto.
memanfaatkan peran serta wajib pajak 2014 - 2015. Realisasi Pendapatan
dalam pembayaran pajak daerah, Daerah. Mojokerto: Dispenda
melakukan sosialisasi kepada wajib Kabupaten Mojokerto.
pajak tentang arti pentingnya pajak Halim, Abdul. 2004. Manajemen
daerah, upaya untuk meningkatkan Keuangan Daerah. Yogyakarta:
penerimaan PAD secara umum ada Unit Peneribit Percetakan Akademi
dua cara, yaitu dengan cara Manajemen Perusahaan YKPN.
instensifikasi dan ekstensifikasi. Landiyanto, Erlangga Agustino, 2005.
Kinerja Keuangan dan Strategi
Saran Pembangunan Kota di Era
1. Pemerintah Kabupaten Mojoerto Otonomi Daerah: Studi Kasus Kota
sebaiknya mengusahakan untuk Surabaya. Cures Working Paper,
membentuk suatu online tax No. 05/01.
transaction supaya dalam Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Keuangan
pemungutan pajak daerah dapat Daerah. ANDI. Yogyakarta.
dilakukan secara efisien dan efektif Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto
serta dapat digunakan untuk Nomor 1 Tahun 2011 tentang
meminimalisir kecurangan. Pajak Daerah.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Resmi, Siti. 2013. Perpajakan: Teori dan
Mojokerto khususnya pada Dinas Kasus. Salemba Empat, Jakarta.
Pendapatan Kabupaten Mojokerto Roro Bella Ayu Wandani Prasetio Putri.
hendaknya agar meningkatkan 2015. Analisis Penerimaan Pajak
sarana dan prasarana seperti update Hotel, Pajak Restoran, Pajak
website serta email demi kelancaran Hiburan Sebagai Sumber
pelaksanaan pemungutan pajak Pendapatan Asli Daerah (Studi
daerah serta agar dapat Pada Dinas Pendapatan Daerah
meningkatkan pelayan online kepada Kota Malang): Jurnal Perpajakan,
wajib pajak yang sewaktu-waktu Jurusan Administrasi Bisnis,
membutuhkan informasi dari website Fakultas Ilmu Administrasi,
atau email. Universitas Brawijaya.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak, Edisi 5.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Salemba Empat.
Anto, Dajan. 2008. Pengantar Metode Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004
Statistik Jilid 1. Jakarta: LP3ES. Tentang Perimbangan Keuangan
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur antara Pemerintah Pusat dan
Penelitian (Suatu Pendekatan Pemerintah Daerah.
Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Widayat, Wahyu. 1994. Maksimalisasi
Bratakusumah, Deddy Supriady & Riady. Pendapatan Asli Daerah sebagai
2010. Perencanaan Pembangunan Kekuatan Ekonomi Daerah. Jurnal
Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Akuntansi dan Manajemen, STIE
Pustaka Utama YKPN, XXI/No.3, 28-34.
Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia. 1996. Kepmendagri No.
690.900.327. Pedoman Penilaian
dan Kinerja Keuangan. Jakarta:
Depdagri.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 10 No. 1 2016| 8


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai