Anda di halaman 1dari 9

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program khusus dari pemerintah

Indonesia. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat


Indonesia secara keseluruhan.

Program PHBS dijalankan melalui proses penyadartahuan. Dengan ini, tiap


individu diharapkan menjadi sadar kesehatan dan mampu menjalankan perilaku
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

 Kecil Tapi Manis, Coba 9 Manfaat Kismis untuk Kesehatan


 Diet Gluten Free, Pola Makan Khusus Penderita Penyakit Celiac
 Diet Hipnoterapi Ala Dewi Hughes untuk Menurunkan Berat Badan

Tatanan dalam perilaku hidup bersih dan sehat

Ada lima tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang ditetapkan oleh
pemerintah, yaitu PHBS di rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan,
dan tempat umum. Kelimanya menjadi titik dimulainya program penyadartahuan
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. 

Tatanan PHBS di rumah tangga merupakan titik yang paling penting dalam
gerakan tersebut. Dengan tercapainya kondisi rumah tangga sehat melalui tatanan
PHBS, tiap anggota keluarga diharapkan mau dan mampu memiliki peran aktif
dalam mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat ke tingkat masyarakat.  

Indikator perilaku hidup bersih dan sehat di tingkat rumah tangga

PHBS di tingkat rumah tangga memiliki 10 indikator sebagai acuan keberhasilan


dalam mencapai rumah tangga yang sehat. Apa sajakah indikator-indikator
tersebut?

1. Menjalani persalinan yang dibantu oleh tenaga medis ahli

Sebagian besar komplikasi persalinan  bisa dicegah atau ditangani jika setiap ibu
hamil memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan
profesional ketika saat melahirkan tiba. Misalnya, bidan, perawat, atau dokter
kandungan. 

Secara global, hampir 80% proses persalinan di sepanjang tahun 2012-2017 telah
ditangani oleh tenaga medis profesional. Peningkatan angka persalinan dengan
bantuan ahli medis turut berpengaruh pada menurunnya angka kematian ibu dari
tahun 1990 hingga 2015. 

Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, Angka Kematian Ibu  (AKI) di


Indonesia masih termasuk tinggi untuk kawasan Asia Tenggara. Indonesia
memiliki 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. 

Karena itulah, persalinan dengan bantuan tenaga medis ahli menjadi salah satu
perilaku hidup bersih dan sehat yang perlu diterapkan di Indonesia.

2. Memberikan ASI eksklusif

Disarankan untuk memberikan Air Susu Ibu  (ASI) secara eksklusif bagi anak di usia
0 hingga 6 bulan sebagai perilaku hidup bersih dan sehat. Apa alasannya?

ASI mengandung nutrisi yang lengkap sesuai kebutuhan bayi pada enam bulan
pertama kehidupannya. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga mengurangi
risiko bayi terkena diare . Pasalnya, diare sering berakhir fatal jika dialami oleh
bayi. 

Adanya ASI eksklusif juga memberikan efek positif terhadap kesehatan ibu dan
bayi dalam jangka panjang. Misalnya, mengurangi risiko obesitas pada anak-
anak  dan remaja. 

Meski pembentukan ASI dan menyusui merupakan proses alami, pemberian  ASI
eksklusif  termasuk kebiasaan yang membutuhkan pembelajaran. Karena itu,
dibutuhkan dukungan keluarga dan lingkungan agar seorang ibu berhasil
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. 

3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan

Menimbang bayi dan balita secara berkala bertujuan untuk memantau


pertumbuhan anak dan memastikan status gizinya baik. Hal ini sangat penting
sebab prevalensi anak   stunting di Indonesia masih tinggi pada tahun 2017, yaitu
29,6%. 

Angka tersebut masih melebihi batasan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO), yakni 20%. Oleh sebab itu, pemberantasan
masalah stunting menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia. 

4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih


Perilaku hidup bersih dan sehat ini bertujuan menjaga kebersihan pribadi dan
mencegah penularan berbagai penyakit  melalui tangan yang terkontaminasi
kuman. 

Penularan penyakit sering terjadi melalui rute fecal-oral. Ini berarti, feses yang
mengandung kuman dari orang yang mengidap penyakit bisa tidak sengaja
tertelan oleh orang lain. Bagaimana caranya?

Saat orang yang mengidap penyakit tertentu tidak mencuci tangan setelah
menggunakan toilet, apapun yang disentuh oleh orang tersebut akan
terkontaminasi oleh kuman. Termasuk jika ia menyiapkan makanan yang akan
disantap oleh orang lain.  

5. Menggunakan air bersih

Air bersih adalah kebutuhan dasar yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Air
bersih digunakan untuk keperluan minum, mandi, mencuci dan sebagainya.

Air yang telah terkontaminasi bisa menjadi sumber penyebaran banyak penyakit.
Misalnya, diare, kolera , dan disentri.

6. Menggunakan jamban

Jamban adalah fasilitas sanitasi yang sangat penting dan termasuk dalam perilaku
hidup bersih dan sehat. Pasalnya, jamban berkaitan dengan pembuangan kotoran
manusia secara aman, tidak mencemari lingkungan, dan tidak menyebarkan
penyakit. 

Kebiasaan masyarakat yang masih buang air besar sembarangan perlu


dihilangkan. Hal ini sangat berpotensi mencemari lingkungan dan menjadi sarana
penularan berbagai macam penyakit. 

7. Memberantas sarang nyamuk

Nyamuk termasuk hewan yang paling mematikan di dunia dan pemberantasannya


termasuk dalam perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Pasalnya,
hewan ini bisa menjadi pembawa dan penyebar berbagai macam penyakit.

Genangan air bersih di dalam rumah dan di sekitar tempat tinggal harus sering
dibersihkan. Langkah ini bertujuan agar genangan air tidak menjadi tempat hidup
bagi jentik-jentik nyamuk   aedes aegypti yang menularkan demam berdarah. 
8. Mengonsumsi buah dan sayur

Buah  dan sayur kaya akan kandungan vitamin, mineral, dan serat . Nutrisi-nutrisi
ini sangat dibutuhkan oleh tubuh agar bisa berfungsi optimal dan tetap sehat.

Oleh sebab itu, kombinasikan buah dan sayur ke dalam menu harian Anda.
Perkaya warna buah dan sayuran  yang Anda lahap supaya nutrisi yang masuk ke
tubuh juga lengkap.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik berupa kegiatan olahraga sebaiknya dilakukan paling tidak selama
30 menit setiap harinya. Anda juga tidak perlu memilih olahraga yang rumit.

Anda cukup lakukan aktivitas fisik sederhana . Misalnya, berjalan kaki, jogging,


bersepeda, maupun berenang.

10. Tidak merokok

Kebiasaan merokok  dapat menjadi penyebab timbulnya berbagai gangguan


kesehatan. Mulai dari penyakit paru-paru dan saluran pernapasan, penyakit
kardiovaskular, hingga kanker.

Selain merugikan kesehatan perokok aktif, orang di sekitar si perokok alias


perokok pasif juga berisiko terkena gangguan kesehatan bila terus-
menerus terpapar asap rokok  yang beracun. 

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam
makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan
balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada
tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk melaksanakan
semua perilaku kesehatan.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.

􀀁 PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga


Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
 

Apa manfaat Rumah Tangga Sehat?

Bagi Rumah Tangga:

 Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.


 Anak tumbuh sehat dan cerdas.
 Anggota keluarga giat bekerja.
 Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Bagi Masyarakat:

 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.


 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah- masalah kesehatan.
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
 Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
Pandemi virus corona (Covid 19) saat ini telah melanda berbagai negara di
belahan dunia. Hingga saat ini belum ada vaksin ataupun obat yang
terbukti efektif dalam mengobati penyakit tersebut. Badan Kesehatan Dunia
atau WHO serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika
Serika atau CDC pun mengeluarkan imbauan mengenai hal yang harus
dilakukan dalam mencegah corona jenis baru ini. Upaya yang bisa
dilakukan adalah melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya
adalah mencuci tangan menggunakan sabun atau yang sering kita dengar
dengan istilah CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun).

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
Mencuci tangan dengan sabun (CTPS) dikenal juga sebagai salah satu
upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering kali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen
berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung
ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain
seperti handuk, gelas).

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,


ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri,
virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang
ditularkan. Tangan tersebut selanjutnya menjadi perantara dalam penularan
penyakit.

Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, tetapi hal ini
terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
CTPS. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya
menyebabkan orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak saat
mencuci tangan, tetapi penggunaan sabun menjadi efektif karena lemak
dan kotoran yang menempel akan terlepas saat tangan digosok dan
bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang
menempel inilah kuman penyakit hidup.

Semua jenis virus termasuk Covid19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia
selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui
droplets, seperti saat bersin, batuk, atau saat pengidapnya berbicara.
Desinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, gel, dan krim yang
mengandung alkohol semuanya berguna untuk membunuh virus ini, tetapi
tidak seefektif sabun. Saat beraktivitas sehari-hari, akan sulit bagi tangan
untuk menghindari virus, bakteri, atau kuman. Penyebabnya, mata tidak
mampu melihat virusnya langsung, sehingga mencuci tangan adalah
langkah terbaik untuk menghindari tertular penyakit.

Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun
antiseptik/ anti bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik.
Jenis sabun pun bukan merupakan hal yang penting, hal ini karena
Covid19 adalah virus, jadi sabun tangan antibakteri tidak memberi
keunggulan tambahan dibandingkan jenis sabun yang lain.

Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk


memindahkan virus dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan
sabun (CTPS) karena ia mengandung senyawa seperti lemak yang disebut
amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam membran
virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun
mengikatnya dan menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa
virus melepaskan diri dari kulit.

Bagaimana mencuci tangan yang benar? Yang pertama dan wajib adalah
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan juga Anda
mencuci tangan minimal 20 detik. Anda juga dilarang menyentuh hidung,
mulut, dan mata sebelum mencuci tangan.

Begini enam langkah mencuci tangan yang direkomendasikan oleh Badan


Kesehatan Dunia WHO untuk mencegah virus corona :

1. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan


2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknya
3. Gosok sela-sela jari
4. Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri
dengan jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci
5. Ibu Jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan
dan sebaliknya
6. Gosok berputar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya

Tentu saja, tidak di semua tempat tersedia air bersih, sabun, dan wastafel.
Oleh karena itu, hand sanitizer juga bisa jadi alternatif. Bawalah selalu
botol kecil hand sanitizer dan gunakan setelah bersentuhan dengan orang
dan permukaan benda seperti pegangan di bus atau kereta, gagang pintu,
atau benda lain yang rentan disentuh oleh banyak orang.

Gunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen atau


lebih. Produk pembersih tangan bebas alkohol saat ini juga dijual di
berbagai tempat, tetapi mereka tidak direkomendasikan oleh Centers for
Disease Control and Prevention. CDC merekomendasikan sabun dan air
karena prosesnya lebih baik dalam membunuh jenis kuman tertentu,
termasuk virus Covid19. Terlebih jika tangan kita kotor atau berminyak,
hand sanitizer juga tidak akan membersihkannya dengan efektif. Cara
menggunakan hand sanitizer cukup mudah,setelah mengoleskan gel pada
tangan, gosok permukaan tangan, jari, dan sela-sela jari hingga mengering
(Ni Kadek Widiastuti, SKM,MPH/Seksi Promkes)

Anda mungkin juga menyukai