Anda di halaman 1dari 22

SISTEM RESPIRASI

Sel tubuh memerlukan energi untuk semua aktivitas metaboliknya.Sebagian energi ini didapat
dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika ada oksigen.Produk sisa reaksi ini adalah karbon dioksida.Sistem
pernapasan memungkinkan oksigen yang ada diatmosfer masuk kedalam tubuh dan memungkinkan
ekskresi karbon dioksida dari tubuh.Pertukaran gas antara darah dan paru disebut respirasi eksternal,
sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi internal. Organ pernapasan meliputi:
hidung, faring, laring, trakea, dua bronkus (satu bronkus pada tiap paru), bronkiolus dan jalan napas kecil,
dua paru-paru dan selaputnya, pleura, serta otot pernapasan (otot interkosta dan diafragma).

Gambar1 Organ Pernapasan.

Hidung dan Rongga Nasal

Posisi dan struktur

Rongga nasal (hidung) adalah jalan masuk udara utama dan terdiri atas rongga berukuran besar
yang tidak beraturan yang dibagi menjadi dua lubang yang sama besar oleh suatu septum. Bagian
posterior tulang septum dibentuk oleh lempeng perpendikular tulang edmoid dan vomer.Di bagian
anterior nasal terdiri atas kartilago hialin (Gambar 2).

1
Gambar 2 Struktur pembentuk Septum
Nasal.

Atap (langit-langit) nasal dibentuk oleh


lempeng kribriformis tulang etmoid dan
sphenoid, tulang frontal, dan tulang
hidung.Dasar nasal dibentuk oleh langit-langit
mulut dan terdiri atas palatum durum di bagian
depan dan palatum molle di bagian belakang.
Palatum durum terdiri atas tulang palatin dan
maksila, sedangkan palatum molle terdiri atas
otot involunter.Dinding medial dibentuk oleh
septum. Dinding lateral dibentuk oleh maksila, tulang edmoid, dan konka inferior (Gambar 3). Dinding
posterior dibentuk oleh dinding posterior faring.

Hidung dilapisi oleh epitelium kolumnar bersilia yang kaya vaskular (membran mukosa bersilia) yang
mengandung sel goblet yang menyekresi mukus.Pada lubang hidung anterior, sel ini bersatu dengan kulit
dan pada bagian posterior meluas hingga ke faring.

Lubang hidung anterior atau nostril, merupakan saluran penghubung dari eksterior ke rongga nasal.Disini
terdapat rambut hidung yang dilapisi mucus yang lengket.

Lubang hidung posterior merupakan saluran dari nasal ke faring.

Sinus paranasal adalah rongga ditulang wajah dan kranium, yang berisi udara.Terdapat sedikit
ruang antara sinus paranasal dan rongga nasal.Sinus dilapisi oleh membran mukosa yang berlanjut ke
rongga hidung. Sinus utama meliputi sinus maksilaris di dinding lateral, sinus frontal dan sphenoid di
langit-langit (Gambar 3), serta sinus etmoid di bagian dinding lateral dan atas. Fungsi sinus adalah
membantu individu berbicara dan juga meringankan tulang tengkorak. Duktus nasolakrimal memanjang
dari dinding lateral hidung ke sakus konjungtiva mata. Duktus ini mengalirkan air mata dari mata.

Fungsi Pernapasan Pada Hidung

Hidung adalah jalan napas pertama yang dilalui udara yang diinspirasi (dihirup).Fungsi hidung adalah
menghangatkan, melembabkan, dan menyaring udara.
Konka yang menonjol (Gambar 2 dan 3) meningkatkan area permukaan dan menyebabkan turbulens,
mengedarkan udara yang diinspirasi ke seluruh permukaan hidung. Area permukaan yang besar
memaksimalkan penghangatan (banyak vaskular mukosa), humidifikasi (mukosa yang lembab), dan
penyaringan (mukus dan silia).

Fungsi Penciuman Pada Hidung

Hidung adalah organ indra penciuman. Ujung Saraf yang mendeteksi penciuman berada di atap (langit-
langit) hidung di area lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka superior. Ujung saraf ini distimulasi
oleh bau diudara. Impuls saraf dihantarkan oleh saraf olfaktorius ke otak dimana sensasi bau
dipersepsikan.

2
Gambar 3 Jalan napas dari hidung ke laring.

Faring

Posisi.Faring adalah saluran yang memiliki panjang 12-14cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke-6.Faring berada di belakang hidung, mulut, dan laring serta lebih lebar
atasnya. Untuk alasan deskriptif, faring dibagi 3 bagian: nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

Nasofaring.Bagian nasal faring terletak di belakang hidung dan di atas palatum molle. Pada dinding
lateral, terdapat dua saluran auditori, tiap saluran mengarah ke masing-masing bagian tengah telinga.Pada
dinding posterior, terdapat tonsil faringeal (adenoid), yang terdiri atas jaringan limfoid.Tonsil paling
menonjol pada masa kanak-kanak hingga usia 7 tahun. Selanjutnya, tonsil mengalami atrofi.

Orofaring.Bagian oral faring terletak di belakang mulut, memanjang dari bagian bawah palatum molle
hingga bagian vertebra servikalis ke-3. Dinding lateral bersatu dengan palatum molle untuk membentuk
lipatan di tiap sisi. Antara tiap pasang lipatan, terdapat kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsil
palatin.Saat menelan, bagian nasal dan oral dipisahkan oleh palatum molle dan uvula.

Laringofaring.Bagian laringeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah
esophagus, yakni dari vertebra servikalis ke-3 hingga 6.

Struktur
Kebutuhan darah pada faring disuplai oleh beberapa cabang dari arteri wajah.Aliran balik vena menuju
vena fasialis dan jugularis interna.
Faring dipersarafi oleh pleksus faringeal, yang dibentuk oleh saraf vagus dan glosofaringeal
(parasimpatik) serta ganglia servikalis superior (simpatik).Faring dilapisi oleh tiga jaringan yaitu
membran mukosa, jaringan fibrosa, dan otot polos.

3
Membran mukosa.Mukosa melapisi berbagai regio tubuh.Dari nasofaring hingga hidung, membran
mukosa dilapisi epitelium kolumnar bersilia; sedangkan pada orofaring dan laringofaring,membran
mukosa dibentuk oleh epitelium skuamosa berlapis, yang berlanjut melapisi bagian mulut dan
esofagus.Lapisan ini melindungi jaringan yang mendasari dari kerja abrasive bahan makanan yang
melalui jaringan ini sebelum ditelan.
Jaringan Fibrosa. Jaringan ini membentuk lapisan tengah.Jaringan ini lebih tebal di nasofaring,
dimana terdapat sedikit otot, dan semakin tipis di ujung bawah, dimana lapisan ototnya lebih tebal.
Otot Polos. Otot polos terdiri atas beberapa otot konstriktor involunter yang berperan penting dalam
mekanisme menelan, sementara faring bukan dikendalikan otot volunter.

Fungsi
Saluran napas dan makanan.Faring adalah organ yang terlibat dalam sistem pencernaan dan
pernapasan: udara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan makanan melalui bagian oral dan
laring.
Penghangat dan pelembab.Dengan cara yang sama seperti hidung, udara dihangatkan dan
dilembabkan saat masuk ke faring.
Pengecap.Terdapat ujung saraf olfaktorius dari indra pengecap di epitelium oral dan bagian faringeal.
Pendengaran.Saluran auditori (pendengaran), memanjang dari nasofaring pada tiap telinga
tengah.Pendengaran yang jelas bergantung pada adanya udara ditekanan atmosfer pada tiap sisi membran
timpani.
Perlindungan.Jaringan limfatik faring dan tonsil laring menghasilkan antibodi dalam berespons
terhadap antigen, misal mikroba.Tonsil berukuran lebih besar pada anak dan cenderung mengalami atrofi
pada orang dewasa.
Berbicara.Fungsi faring dalam bahasa adalah dengan bekerja sebagai bilik resonansi untuk suara yang
naik dari laring, faring (bersama sinus) membantu memberikan suara yang khas pada tiap individu.

LARING

Posisi.Laring atau kotak suara memanjang dari langit-langit lidah dan tulang hioid hingga trakea. Laring
berada di depan laringofaring pada vertebra servikalis ke-3,4,5 dan 6. Saat masa pubertas, terdapat
perbedaan ukuran laring pada pria dan wanita. Selanjutnya, ukuran laring membesar pada pria, disebut
jakun (Adam’s Apple) dan umumnya menyebabkan pria memiliki suara yang lebih berat.

Struktur
Laring terdiri atas beberapa kartilago yang berbentuk tidak beraturan dan melekat satu sama lain oleh
ligamen dan membran. Kartilago utama meliputi: 1 kartilago tiroid, 1 kartilago krikoid, 2 kartilago
aritenoid, dan 1 epiglotis.
Kartilago tiroid.Kartilago tiroid adalah bagian yang paling menonjol dan terdiri atas dua potongan pipih
kartilago hialin atau lamina, yang bersatu di bagian anteriornya, dan membentuktonjolan laring (Adam’s
Apple). Di bagian atas lamina, tonjolan laring terpisah membentuk simpul berbentuk huruf V yang di
sebut simpul tiroid.Kartilago tiroid tidak utuh di bagian posteriornya dan tepi posterior tiap lamina
memanjang membentuk dua prosesus yang disebut kornu superior dan inferior.
Bagian atas kartilago tiroid dilapisi epitelium skuamosa berlapis, seperti laring dan bagian bawah
disertai epitelium kolumnar bersilia seperti trakea. Terdapat banyak otot yang melekat pada permukaan
luarnya.Kartilago tiroid membentuk hampir semua dinding anterior dan lateral laring.

Kartilago Krikoid. Kartilago krikoid berada dibawah kartilago tiroid dan juga terdiri atas kartilago
hialin.Kartilago ini berbentuk menyerupai cincin stempel yang melingkar memenuhi laring dengan bagian

4
anterior yang sempit dan bagian posterior yang luas.Bagian posterior yang luas membentuk persendian
dengan kartilago aritenoid dan dengan kornu inferior kartilago tiroid.Kartilago ini dilapisi epitelium
kolumnar bersilia serta terdapat otot dan ligamen yang melekat pada permukaan luar (Gambar 6).Tepi
atas kartilago krikoid menandai ujung saluran napas atas.

Kartilago aritenoid.Kartilago ini merupakan dua kartilago hialin yang berbentuk piramida dan berada
dipuncak bagian yang luas dari kartilago krikoid yang membentuk bagian dinding posterior laring.Pada
kartilago ini, melekat pita suara dan otot serta dilapisi epitelium kolumnar bersilia.

Gambar 4Laring – Tampak dari posterior (belakang).

Gambar 5Laring – Tampak dari anterior (depan).

5
Gambar 6Kartilago Krikoid

Epiglotis.Epiglotis merupakan kartilago fibroelastik berbentuk daun yang melekat pada permukaan
dalam dinding anterior kartilago tiroid tepat di bawah simpul tiroid (Gambar 3).Epiglotis dilapisi
epitelium skuamosa berlapis. Jika laring diibaratkan sebagai kotak, maka epiglotis bertindak sebagai
tutupnya; epiglotis akan menutup laring saat menelan untuk melindungi paru dari inhalasi benda asing
yang tidak disengaja.

Suplai Darah dan Saraf


Laring diperdarahi oleh arteri laringeal dan dialiri oleh vena tiroid yang bekerja sama dengan vena
jugularis internal.
Saraf parasimpatik yang mempersarafi laring disusun oleh saraf laringeal superior dan laringeal rekurens,
yang merupakan cabang dari saraf vagus.Saraf simpatik yang mempersarafi laring disusun oleh ganglia
servikalis.Saraf ini mempersarafi otot laring dan serat sensoris pada membran yang melapisinya.

Interior Laring
Pita suara merupakan dua lipatan membran mukosa yang pucat dengan bagian ujung bebasnya
menyerupai tali dan memanjang dari dinding dalam jakun (prominens tiroid) hingga kartilago aritenoid
(Gambar 8).
Saat otot yang mengendalikan pita suara berelaksasi, pita suara membuka dan jalan napas menuju laring
dalam keadaan bersih, dan kondisi ini disebut abduksi (Gambar 8A).Nada suara yang dihasilkan oleh
getaran pita suara dalam kondisi ini adalah rendah.Saat otot yang mengendalikan pita suara berkontraksi,
pita suara menutup (meregang) rapat laring, dan kondisi ini disebut aduksi(menutup) (Gambar 8B).Saat
pita suara meregang hingga sejauh ini dan digetarkan oleh udara dari paru, maka suara yang dihasilkan
tinggi.Oleh karena itu, nada suara ditentukan oleh tekanan yang diberikan kepada pita suara oleh
rangkaian otot yang sesuai.Saat pita suara tidak digunakan, pita suara mengalami aduksi.Ruang diantara
pita suara disebut glotis.

Gambar 7Interior laring dilihat dari atas

6
A. Abduksi pita suara B. Aduksi pita suara

Gambar 8 Posisi ekstrem pita suara

Fungsi

Produksi Suara.
Suara memiliki nada, volume, dan resonansi.Nada suara bergantung pada panjang dan kerapatan pita
suara.Pada saat pubertas, pita suara pria mulai bertambah panjang, sehingga nada suara pria semakin
rendah.Volume suara bergantung pada besarnya tekanan pada pita suara yang digetarkan.Semakin besar
tekanan udara ekspirasi, semakin besar getaran pita suara dan semakin keras suara yang
dihasilkan.Resonansi bergantung pada bentuk mulut, posisi lidah dan bibir, otot wajah, dan udara di
paranasal.

Berbicara.
Berbicara terjadi saat ekspirasi ketika suara yang dihasilkan oleh pita suara dimanipulasi oleh lidah, pipi,
dan bibir.

Pelindung Saluran Napas Bawah.


Saat menelan, laring bergerak ke atas, menyumbat saluran faring sehingga engsel epiglotis menutup
faring.Hal ini menyebabkan makanan tidak melalui esofagus dan saluran napas bawah.

Jalan masuk udara.


Laring berfungsi sebagai penghubung jalan napas antara faring dan trakea.

Pelembab, Penyaring, dan Penghangat.


Proses ini berlanjut saat udara yang diinspirasi berjalan melalui laring.

TRAKEA

Posisi
Trakea atau pipa angin merupakan kelanjutan dari faring dan memanjang ke bawah hingga sekitar
vertebra torasik ke-5 dimana trakea mengalami bifurkasi (percabangan) di karina menjadi bronkus
menuju ke tiap paru (kiri dan kanan). Panjang trakea sekitar 10-11cm dan terletak di bidang median di
depan esofagus.

7
Gambar 9 Trakea dan strukturnya yang terkait.

STRUKTUR
Trakea terdiri atas tiga lapis jaringan dan tersusun atas 16-20 cincin kartilago hialin yang tidak sempurna
(berbentuk huruf C) yang terletak saling bertumpuk.Jaringan ikat dan sendi otot involunter bergabung
dengan kartilago, dan membentuk dinding posterior di mana terdapat cincin yang tidak sempurna. Tiga
jaringan pembungkus kartilago trakea adalah sebagai berikut:
1. Lapisan luar terdiri atas jaringan elastik dan fibrosa yang membungkus kartilago.
2. Lapisan tengah terdiri atas kartilago dan pita otot polos yang membungkus trakea dalam susunan
heliks. Ada sebagian jaringan ikat, mengandung pembuluh darah dan limfe, serta saraf otonom.
3. Lapisan dalam terdiri atas epitelium kolumnar bersilia, yang berisi sel goblet penyekresi mukus.

SUPLAI DARAH, SARAF, DAN LIMFE


Arteri yang memperdarahi trakea terutama adalah arteri bronkial dan arteri tiroid inferior.Aliran balik
vena yang memperdarahi trakea adalah vena tiroid inferior yang mengalir menuju vena bronkiosefalik.
Saraf parasimpatik yang mempersarafi trakea adalah saraf laringeal rekurens dan percabangan saraf vagus
lainnya, sedangkan saraf simpatik yang mempersarafi trakea adalah saraf dari ganglia simpatik.Stimulasi
parasimpatik mengonstriksi trakea dan stimulasi simpatik mendilatasi trakea.

8
Pembuluh limfe bermula dari saluran napas yang mengalir ke nodus limfe yang berada di sekitar trakea
dan di karina, suatu area yang membagi trakea menjadi dua bronkus.
FUNGSI
Penunjang dan penyangga kepatenan.Susunan jaringan kartilago dan elastik menjaga kepatenan
jalan napas dan mencegah obstruksi jalan napas saat kepala dan leher digerakkan.Tidak adanya kartilago
di bagian posterior trakea, memungkinkan trakea berdilatasi dan berkontraksi saat esofagus mengalami
distensi saat menelan.Kartilago mencegah kolapsnya trakea saat tekanan internal kurang dari tekanan
intratoraksik, yaitu saat akhir ekspirasi dengan upaya.

Eskalator mukosiliaris.Eskalator mukosiliaris adalah keselarasan frekuensi gerakan silia membran


mukosa yang teratur yang membawa mukus dengan partikel yang melekat padanya ke atas laring dimana
partikel ini akan ditelan atau dibatukkan (Gambar 10).

Refleks batuk.Ujung saraf di laring, trakea , dan bronkus peka terhadap iritasi sehingga membangkitkan
impuls saraf yang dihantarkan oleh saraf vagus ke pusat pernapasan di batang otak. Respons reflex
motorik terjadi saat inspirasi dalam yang diikuti oleh penutupan glotis, yakni penutupan pita suara. Otot
napas abdomen kemudian berkontraksi dan dengan tiba-tiba udara dilepaskan di bawah tekanan, serta
mengeluarkan mukus dan/atau benda asing dari mulut.

Penghangat, pelembap, dan penyaring.Fungsi ini merupakan kelanjutan dari hidung,walaupun


normalnya,udara sudah jenuh saat mencapai trakea.

Gambar 10 Membran mukosa bersilia dilihat di bawah mikroskop.

PARU

Posisi dan Struktur


Terdapat dua paru,di mana masing-masing terletak di samping garis medialis di rongga toraks.Bentuk
paru menyerupai kerucut dan terdiri atas bagian apeks,basal,permukaan kosta dan permukaan
medialis.Bagian apeks (puncak) berada di bagian dasar leher sekitar 2,5cm di atas klavikula tengah.Apeks
paru berada di dekat iga pertama dan pembuluh darah serta saraf di dasar leher.Basal paru berbentuk

9
cekung dan semilunar, serta berada di permukaan toraks diafragma.Permukaan kosta berbentuk cembung
dan berada berhadapan dengan kartilago kosta,iga, dan otot interkosta.

Permukaan medialis berbentuk cekung dan memiliki area yang menyerupai segitiga yang tidak sempurna,
disebut hilum, divertebrata torasik ke-5,6,dan 7.

Struktur yang membentuk dasar paru masuk dan keluar hilum.Area di antara paru dinamakan
mediastinum.Di dalam mediastium,terdapat jantung, pembuluh besar, trakea, bronkus kiri dan kanan,
esofagus, nodus limfe, pembuluh limfe serta saraf. Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus yaitu superior,
medialis dan inferior. Paru kiri berukuran lebih kecil dari pada paru kanan karena jantung menempati
ruang kiri garis medialis.Lobus kiri terdiri dari dua lobus yaitu superior dan inferior.

Gambar 11 Organ yang menyertai paru

Pleura dan Rongga Pleura

Pleura terdiri atas kantong membran serosa yang tertutup (masing-masing satu ditiap paru) dan berisi
sedikit cairan serosa.Paru-paru terdesak kedalam (invaginasi) kantong ini sehingga membentuk dua
lapisan: satu lapisan melekat pada paru dan lapisan lainnya melekat pada dinding rongga toraks.

Pleura visera.Pleura ini melekat pada paru,membungkus tiap lobus dan melalui fisura yang
memisahkan lobus ini.

Pleura parietal.Pleura ini melekat di dalam dinding dada dan permukaan toraksik diafragma.Pleura
tetap terpisah dari struktur yang berdekatan di mediastinum dan bersambungan dengan pleura visera di
tepi hilum.

Rongga pleura.Rongga ini merupakan satu-satunya ruang kosong. Dalam kondisi sehat,dua lapis
pleuradipisahkan oleh selaput cairan serosa yang memungkinkan lapisan bergerak bebas satu sama

10
lain,dan mencegah gesekan antara lapisan saat bernapas. Cairan serosa disekresi oleh sel epitelial
membran.

Gambar 12Lobus paru dan pembuluh/jalan napas tiap hilum – tampak tengah.

Inferior paru

Paru terdiri atas bronkus dan jalan napas berukuran lebih kecil,alveoli,jaringan ikat,pembuluh
darah,pembuluh limfe dan saraf yang semuanya berada dimatriks jaringan ikat elastik.Tiap lobus tersusun
darisejumlah lobulus.

Pembuluh Darah yang Memperdarahi Paru

Trunkus pulmonal terbagi menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri,yang membawa darah yang miskin
oksigen ketiap paru.Di dalam paru,arteri pulmonalis terbagi menjadi banyak cabang,yang akhirnya
bermuara di jaringan kapilerpadat di sekitar dinding alveoli.Dinding Alveoli dan kapiler terdiri atas hanya
satu lapisan sel epitelium gepeng.Pertukaran gas antara udara di paru dan darah di kapiler berlangsung
pada dua selaput yang sangat halus (keduanya di sebut membranpernapasan).Kapiler pulmonal bergabung
membentuk dua vena pulmonalis di tiap paru.Vena ini keluar dari paru melaluihilum dan membawa darah
yang kaya oksigen ke atrium kiri jantung.Kapiler darah dan pembuluh darah yang sangat banyak di paru
di tunjang oleh jaringan ikat.

Bronkus dan Bronkiolus

Dua bronkus Primer terbentuk oleh trakea yang membentuk percabangan,yaitu sekitar vertebrata toraksik
ke-5 (Gambar 15).

1. Bronkus kanan.Bronkus ini lebih lebar,lebih pendek, dan lebih vertikal dari pada bronkus kiri sehingga
cenderung sering mengalami obstruksi oleh benda asing.Panjangnya sekitar 2,5 cm. Setelah memasuki
hilum,bronkus kanan terbagi menjadi tiga cabang,satu untuk tiap lobus.Tiap cabang kemudian terbagi
menjadi banyak cabang kecil.

11
2. Bonkus kiri.Panjangnya sekitar 5 cm dan lebih sempit daripada bronkus kanan.Setelah sampai di hilum
paru,bronkus terbagi menjadi dua cabang,satu untuk tiap lobus.Tiap cabang kemudian terbagi menjadi
saluran-saluran kecil dalam substansi paru

Gambar 13 Aliran darah antara jantung dan paru

Struktur
Bronkus terdiri atas jaringan ikat yang sama dengan trakea dan di lapisi oleh epitelium kolumnar
bersilia.Bronkus bercabang sesuai urutan perkembangannya menjadi bronkiolus (Gambar 14),bronkiolus
terminal,bronkiolus respiratorik,duktus alveolus dan akhirnya,alveoli.Di bagian ujung distal
bronkus,bentuk kartilago semakin tidak teratur dan tidak terdapat bronkiolar.Tidak adanya
kartilago,membuat otot polos di dinding bronkiolus semakin menebal dan berespon terhadap stimulasi
saraf dan iritasi.Di bagian bronkiolus distal,membran mukossa kolumnar bersilia berubah secara bertahap
menjadi sel berbentuk kubus (kuboid) yang tidak besilia.Jalan yang lebih besar di sebut jalan napas
penghantar karena fungsingya membawa udara ke paru dan dindingnya terlalu tebal untuk
memungkinkan pertukaran gas.

12
Gambar 14 Saluran napas bawah.
Suplai Darah, Saraf dan Drainase limfe
Arteri yang memperdarahi dinding bronkus dan jalan napas kecil adalah melalui cabang arteri bronkial
kiri dan kanan,serta aliran balik vena terutama melalui vena bronkial.Di sisi kanan,vena akan mengalirkan
darah ke vena azigos dan di bagian bronkus kiri vena bermuara ke vena interkosta superior.Saraf vagus
(parasimpatik) menstimulasi kontraksi otot polos di pohon bronchial menyebabkan
bronkokonstriksi,sedangkan stimulasi simpatik menyebabkan bronkodilatasi.Limfe dialirkan dari dinding
jalan napas di jaringan pembuluh limfe.Cairan limfe mengalir melalui nodus limfe yang berada di trakea
dan pohon bronkial kemudian keduktus torasik di sisi kiri duktus limfatik kiri dan kanan.

Fungsi
Pengendali udara yang masuk.Diameter saluran napas diubah oleh kontraksi atau relaksasi otot
involunter di dinding bronkus, dengan demikian mengatur volume udara yang masuk ke paru.Perubahan
ini dikendalikan oleh saraf otonom yang mempersarafi bronkus: stimulasi parasimpatik menyebabkan
konstriksi bronkus dan stimulasi simpatik menyebabkan dilatasi bronkus. Fungsi jalan napas atas adalah
sebagai penghangat dan pelembab, penunjang dan menjaga kepatenan, menyingkirkan materi
tertentu,serta refleks batuk.

Gambar 15.Alveolus dan jaringan kapilernya

13
Bronkiolus dan Alveoli Pernapasan
Struktur
Dalam tiap lobus, jaringan paru lebih lanjut terbagi menjadi selubung halus jaringan ikat, yaitu
lobulus.Tiap lobulus di suplai oleh udara yang berasal dari bronkiolus terminal,yang lebih lanjut
bercabang menjadi bronkiolus respiratorik,duktus alveolus dan banyak alveoli (kantong-kantong
uadara).Terdapat sekitar 150 juta alveoli di paru-paru orang dewasa.Hal ini memungkinkan terjadinya
pertukaran gas.Saat jalan napas bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih kecil,dinding jalan napas
menjadi semakin tipis hingga otot dan jaringan ikat lenyap,menyisakan lapisan tunggal sel epitelium
skuamosa sederhana di duktus alveolus dan alveoli.Saluran napas distal ditunjang oleh jaringan ikat
elastik yang longgar dimana terdapat makrofak,fibroblast,saraf, pembuluh darah dan pembuluh
limfe.Alveoli dikelilingi oleh jaringan kapiler padat.Pertukaran gas di paru (respirasi eksternal)
berlangsung di membran yang disusun oleh dinding alveolar dan dinding kapiler yang bergabung sama.
Membran ini disebut membran respiratorik.Diantara sel skuamosa terdapat sel septal yang menyekresi
surfaktan,suatu cairan fosfolipid yang mencegah alveoli dari kekeringan.Selain itu,surfaktan berfungsi
mengurangi tekanan dan mencegah dinding alveolus mengalami kolaps saat ekspirasi.Sekresi surfaktan
ke saluran napas bawah dan alveoli di mulai saat janin berusia 35 minggu

Saraf yang Mempersarafi Bronkiolus


Serat parasimpatik dari saraf vagus menyebabkan bronkokonstriksi.Tidak adanya kartilago penunjang
berarti bahwa jalan napas dapat tertutup sempurna oleh konstriksi otot polos bronkiolus.

Fungsi

Respirasi eksternal.(Lihat bagian pertukaran gas: Respirasi ekternal)

Pertahanan terhadap mikroba.Pada bronkiolus,epitelium,sel goblet dan mukus sudah tidak ada.Pada
saat udara yang diinspirasi mencapai alveoli,udara biasanya bersih.Pertahanan di paru bergantung pada
sel protektif yang ada di dalam jaringan paru.Pertahanan ini meliputi sel plasma dan limfosit yang
menghasilkan antibodi,makrofak dan limfosit polimorfonuklear,yang bersifat fagositik.Sel ini paling aktif
di saluran napas bawah dimana epitelium bersilia telah di gantikan oleh epitelium sel gepeng.

Pelembab dan penghangat.Fungsi ini merupakan kelanjutan dari saluran napas atas.Inhalasi udara
kering atau udara yang tidak cukup lembab menyebabkan iritasi mukosa dan mendorong infeksi.

Pernapasan
Istilah pernapasan (respirasi) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan lingkungan.Hal ini melibatkan
bernapas (ventilasi paru) yang berarti perpindahan udara ke dalam dan keluar paru,serta pertukaran gas
yang berlangsung di dalam paru (respirasi eksternal) dan di dalam jaringan (respirasi internal)

Bernapas
Bernapas berarti memasukkan oksigen kedalam alveoli dan mengeluarkan karbon dioksida.

Otot pernapasan.Otot utama yang digunakan saat bernapas normal dalam keadaan tenang adalah otot
interkosta dan diafragma.Otot interkosta terdiri atas 11 pasang yang berada di ruangan antara 12 pasang
iga.Otot ini tersusun dari dua lapisan,otot interkosta internal dan eksternal (Gambar 16).Serat otot
interkosta eksternal memanjang ke bawah dan ke depan dari tepi bawah iga hingga ke tepi atas iga.Serat

14
otot interkosta internal memanjang ke bawah dan kebelakang dari tepi iga atas hingga bawah,yang
melintasi serat otot interkosta ekternal di sudut kanannya.

Gambar 16OtotInterkosta dan Tulang Toraks.


Iga pertama terfiksasi. Oleh karena itu,saat otot interkosta berkontraksi,otot ini bersama-sama menarik iga
lain menuju iga pertama.Karena bentuk dan ukuran iga,iga bergerak keluar saat otot tertarik ke atas,yang
memperbesar rongga toraks.Otot interkosta distimulasi oleh saraf interkosta.

Gambar17Diafragma.

Otot diafragma berbentuk kubah yang memisahkan rongga toraks dan abdomen.Otot ini menyusun dasar
rongga toraks dan bagian atas rongga abdomen serta terdiri atas tendon sentral.Saat otot diafragma
berelaksasi,tendon sentral berada pada vertebrata torasik ke-8 (Gambar 17).Saat otot diafragma
berkontraksi,serat otot memendek dan tendon sentral tertarik ke bawah hingga vertebrata torasik ke-
9,menyebabkan rongga toraks membesar.Hal ini menurunkan tekanan di dalam rongga toraks dan
meningkatkan tekanan di dalam rongga abdomen dan panggul.Diafragma dipersarafi oleh saraf frenik.

15
Siklus pernapasan.Rata-rata frekuensi napas normal adalah 12-15 napas per menit.Tiap pernapasan
terdiri atas fase inspirasi,ekspirasi, dan istirahat.
1.Inpirasi.
Saat kapasitas toraks meningkat oleh kontraksi simultan otot interkosta dan diafragma,pleura parietal
bergerak bersama otot interkosta dan diafragma.Halini mengurangi tekanan di dalam rongga pleura
hingga tekanan tersebut lebih rendah dari pada tekanan atmosfer.Pleura visera mengikuti pleura
parietal,menarik paru bersamanya.Hal ini menyebabkan paru mengembang dan tekanan di dalam
alveoli dan di jalan napas menurun sehingga udara ditarik (masuk) ke paru agar menyamakan tekanan
udara atmosfer dan paru.Proses ini berlangsung aktif karena menggunakan energi untuk kontraksi
otot.Tekanan negatif yang dihasilkan dalam rongga toraks membantu aliran balik vena ke jantung dan
disebut sebagai pompa respiratorik.Pada saat istirahat,inspirasi berlangsung sekitar 2 detik.
2. Ekspirasi.
Relaksasi otot interkosta dan diafragma menyebabkan gerakan sangkar iga ke bawah dan kedalam
(Gambar7.18) dan lentur paru.Saat ini terjadi,tekanan di dalam paru lebih dari pada tekanan atmosfer
sehingga udara dikeluarkan dari saluran napas.Paru masih berisi sebagian udara dan dicegah dari
kondisi kolaps total oleh pleura yang utuh.Proses ini terjadi pasif sehingga tidak memerlukan
pengeluaran energi.Saat istirahat,ekspirasi berlangsung sekitar 3 detik.Setelah ekspirasi terdapat
keadaan istirahat sebelum siklus sebelumnya dimulai.
Variabel fisiologis yang mempengaruhi pernapasan.Variabel ini adalah elastisitas (semakin
rendah elastisitas jaringan ikat,semakin besar ekspirasi paksa dan upaya inspirasi yang di
perlukan),peregangan (kompliance) paru, (semakin rendah peregangan paru, semakin besar upaya yang
diperlukan paru untuk mengembang),dan resistansi jalan napas (semakin besar resistansi jalan
napas,misal bronkokonstriksi,semakin besar upaya pernapasan yang di perlukan untuk mengembangkan
paru).

Volume dan kapasitas paru (Gambar 19).Paru dan saluran napas tidak pernah kosong.Saat terjadi
pertukaran gas pada dinding duktus alveolus dan alveoli,kapasitas saluran udara yang tersisa di paru
disebut ruang mati anatomis (sekitar 150 ml).Volume tidal (tidal volume = TV)merupakan jumlah udara
yang masuk dan keluar paru saat siklus pernapasan (sekitar 500ml dalam kondisi istirahat).Volume
cadangan inspirasi (Inspiratory Reserve Volume,IRV) adalah volume udara tambahan yang dapat dihirup
ke paru saat inspirasi maksimal, yakni lebih dari TV normal.Kapasitas inspirasi (Inspiratory Capacity,IC)
adalah jumlah udara yang dapat diinspirasi dengan upaya maksimum.IC terdiri atas volume tidal (500 ml)
dan IRV.Kapasitas residu fungsional (Functional Residual Capacity,FRC) adalah jumlah sisa udara dalam
saluran napas dan alveoli diakhir ekspirasi.FC mencegah alveoli kolaps saat ekspirasi biasa dan mencegah
perubahan konsentrasi gas darah.Volume cadangan ekspirasi (Expiratory Reserve Volume,ERV) adalah
volume udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru saat ekspirasi maksimal.Volume residu (Residual
Volume, RV) tidak dapat langsung diukur,tetapi volume ini merupakan volume udara sisa di paru setelah
ekspirasi paksa.Kapasitas vital (Vital Capacity,VC) adalah volume maksimum udara yang dapat masuk
dan keluar paru.

VC = Volume Tidal + IRV + ERV

16
Gambar 18Perubahan kapasitas rongga toraks dan paru saat bernapas.

Gambar 19 Volume dan kapasitas paru.IRV:Inspiratory Reserva Volume; IC : Inspiratory Capacity


(Kapasitas inspirasi);FRC:Functional Residual Capacity (Kapasitas residu fungsional); ERV:Expiratory
Reserve Volume (Volume Cadangan Ekspirasi);RV:Residual Volume (Volume Residu);VC: Vital
Capacity (Kapasitas Vital).

Pertukaran Gas

17
Walaupun pernapasan melibatkan proses perubahan inspirasi dan ekspirasi,pertukaran gas pada membran
respiratorik dan di dalam jaringan merupakan proses yang kontinu.Pertukaran gas bergantung pada
perbedaan tekanan,misal antara udara atmosfer (760 mmHg) dan darah atau darah dan
jaringan.Komposisi udara di dalam alveolus tetap konstan dan berbeda dengan tekanan udara di
atmosfer.Pertukaran gas antara alveoli dan aliran darah (Respirasi Eksternal) merupakan proses yang
kontinu karena alveoli tidak pernah kosong sehingga pertukaran gas ini merupakan siklus pernapasan
yang bebas.

Difusi gas.Pertukaran gas terjadi saat terdapat perbedaan tekanan parsial pada membran
semipermeabel.Perpindahan gas terjadi dengan difusi,yaitu perpindahan gas dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah hingga tercapai ekuilibrium.

Respirasi eksternal.Respirasi eksternal adalah pertukaran gas melalui difusi antara alveoli dan darah di
kapiler alveolus, disepanjang membran respiratorik.Tiap dinding alveolus merupakan satu sel tebal dan
dikelilingi oleh jaringan kapiler kecil. Luas total area membran respiratorik untuk pertukaran gas diparu
hampir sama dengan area lapangan tenis. Darah vena tiba diparu setelah beredar ke dalam semua jaringan
tubuh, serta berisi darah yang kaya karbon dioksida dan rendah oksigen.Karbon dioksida berdifusi dari
vena yang memiliki konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah hingga tercapai ekuilibrium dengan udara
alveolus. Dengan cara yang sama, oksigen juga berdifusi dari alveoli ke darah.

Respirasi Internal.Respirasi internal merupakan pertukaran gas oleh difusi antara darah ke dalam
kapiler dan sel tubuh.Pertukaran gas tidak terjadi pada dinding arteri yang membawa darah dari jantung
ke jaringan karena dindingnya terlalu tebal. Tekanan oksigen darah yang ada di dasar kapiler sama seperti
tekanan yang ada pada darah yang keluar dari paru. Darah yang masuk ke jaringan telah bersih dari
karbon dioksida dan oksigen pekat saat melalui paru sehingga tekanan oksigen di paru lebih tinggi
daripada tekanan oksigen dijaringan dan tekanan karbon dioksida di paru lebih rendah daripada tekanan
karbon dioksida di jaringan.Hal ini menciptakan gradien konsentrasi antara darah kapiler dan
jaringan.Karbon dioksida berdifusi dari sel ke cairan ekstraselular, kemudian ke dalam aliran darah
menuju ujung vena kapiler.

Pengangkutan gas di aliran darah.Oksigen dibawah darah didalam hemoglobin sekitar 98,5%
(oksihemoglobin) dan larutan dalam air plasma (1,5%). Oksihemoglobin merupakan senyawa tidak stabil
yang pada kondisi tertentu siap melepaskan oksigen. Faktor yang meningkatkan oksihemoglobin
melepaskan oksigen adalah kadar oksigen yang rendah, pH yang rendah, dan suhu yang meningkat. Saat
oksigen terlepas dari eritrosit, warna hemoglobin yang miskin oksigen berubah menjadi keunguan.
Karbon dioksida merupakan salah satu produk sisa metabolisme. Karbon dioksida diekskresikan oleh
paru dan diangkut oleh tiga mekanisme: sebagai ion bikarbonat di dalam plasma (70%), sebagian dibawah
eritrosit, sedikit berkombinasi dengan hemoglobin sebagai karbaminohemoglobin (23%), dan sebagian
terlarut dalam plasma (7%).

Kontrol Pernapasan
Kontrol pernapasan normalnya berlangsung involunter.Kontrol volunter dilakukan saat melakukan
aktivitas seperti berbicara dan menyanyi.
Pusat pernapasan disusun oleh kelompok saraf di medulla, pusat irama pernapasan, yang mengendalikan
pola napas, yaitu kecepatan dan kedalaman napas.Muatan teratur neuron inspirasi di dalam pusat
pernapasan mengatur kecepatan dan kedalaman napas. Aktivitas pusat irama pernapasan diatur oleh saraf
di pons (pusat pneumotaksik dan pusat apneustik) dalam berenspons terhadap input dari bagian lain otak.
Impuls motorik keluar dari pusat pernapasan di saraf frenik dan interkosta menuju otot diafragma dan
interkosta secara berurutan.

18
Gambar 20 Beberapa struktur yang terlibat dalam kontrol pernapasan.
Kemoreseptor merupakan reseptor yang berespons terhadap perubahan tekanan parsial oksigen dan
karbon dioksida di dalam darah dan cairan serebrospinal (CSS).Kemoreseptor berada dibagian sentral dan
perifer.
Kemoreseptor sentral berada pada permukaan medulla oblongata dan CSS.Saat tekanan karbon dioksida
meningkat (hiperkapnia), kemoreseptor berespons dengan menstimulasi ventilasi paru, dan mengurangi
tekanan karbon dioksida di dalam arteri.Kemoreseptor perifer berada di arkus (lengkung) aorta dan badan
karotis.
Kemoreseptor ini lebih sensitive terhadap peningkatan minimal tekanan arterial karbon dioksida daripada
peningkatan peningkatan minimal tekanan arterial oksigen.Impuls saraf dibangkitkan pada kemoreseptor
perifer, dihantarkan oleh saraf glosofaringeal dan vagus ke medulla serta menstimulasi pusat
napas.Frekuensi dan kedalaman napas kemudian ditingkatkan.Peningkatan keasaman darah (penurunan
pH atau peningkatan [H+] menstimulasi kemoreseptor perifer, menyebabkan peningkatan ventilasi, serta
peningkatan pengeluaran karbon dioksida dan pH darah.

Beberapa istilah yang berhubungan dengan system pernapasan


Istilah Pengertian
Respirasi
Respirasi sel Rentetan peristiwa biokimia, sehingga energy dari makanan
dibebaskan untuk keperluan proses-proses kehidupan
Respirasi eksternal Sebentuk pertukaran gas, sehingga oksigen dari paru masuk ke dalam

19
darah, dan karbon dioksida dan air keluar dari darah masuk ke paru
Respirasi internal Proses pertukaran karbon dioksida, dengan oksigen di tingkat sel .

Ventilasi Adalah proses mekanik yang berakibat masuk dan keluarnya udara
dari paru, yang mencakup inspirasi dan ekspirasi .
Inspirasi Masuknya udara (kaya oksigen, miskin karbon dioksida) ke dalam
jalan napas sampai ke alveoli.
Ekspirasi Keluarnya udara (kaya karbon dioksida, miskin oksigen melalui jalan
napas).

Jumlah Udara Dalam Paru


Wanita Pria
Volume Adalah volume udara yang tertinggal 1,1 L 1,2 L
dalam paru sesudah ekspirasi maksimal.
Tidal volume Adalah volume udara yang masuk dan
keluar pada pernapasan biasa, sebanyak
0,05 L setiap kali bernapas
Inspiratory reserve Adalah volume udara yang tersisa setelah 1,9 L 3,3 L
volume inspirasi maksimal, selain tidal volume .
Expiratory reserve Adalah volume udara yang tersisa setelah 0,7 L 1,0 L
volume ekspirasi maksimal, selain tidal volume
Bila membahas gerakan udara, sebaiknya mempertimbangkan dua atau lebih volume di atas
secara bersama. Kombinasi demikian disebut kapasitas paru

Macam-macam Kapasitas Paru


Wanita Pria
Kapasitas inspirasi Sama dengan inspiratory reserve volume 2,4 L 3,8 L
2,4 L+ volume tidal .
Adalah jumlah udara, sejak ekspirasi
normal , lalu inspirasi maksimal.
Kapasitas residu Sama degan volume cadangan ekspirasi + 1,8 L 2,2 L
fungsional volume residual adalah jumlah yg

20
tertinggal dalam satu pada akhir ekspirasi
normal.
Kapasitas vital Sama dengan volume cadangan inspirasi 3,1 L 4,8 L
– volume tidal + volume ekspirasi.
Adalah jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah paru
dipenuhi secara maksimal.
Kapasitas paru total Sama dengan kapasitas vital +volume 4,2 L 6,0 L
residual

Adalah volume maksimal yang dapat


dicapai paru dengan kakuatan terbesar.

21
22

Anda mungkin juga menyukai