Anda di halaman 1dari 51

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kedokteran Skripsi Sarjana

2017

Karakteristik Pasien ICU RSUPH Adam


Malik Tahun 2014-2016

Ananda, Muhammad Rizki


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4688
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KARAKTERISTIK PASIEN ICU RSUP H ADAM MALIK
TAHUN 2014-2016
SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD RIZKI ANANDA


140100040

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


KARAKTERISTIK PASIEN ICU RSUP H ADAM MALIK
TAHUN 2014-2016

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran

Oleh:

MUHAMMAD RIZKI ANANDA


140100040

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Halaman Pengesahan

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Latar Belakang : Intensive Care Unit ( ICU) adalah suatu bagian rumah sakit yang mandiri, dengan
staf khusus , dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan, dan
terapi untuk pasien-pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit yang mengancam
nyawa. Penting untuk mengkaji karakteristik pasien rawatan ICU untuk meningkatkan pelayanan,
khususnya karena jumlah daya tampung ICU di rumah sakit sangat terbatas.

Tujuan : Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat karakteristik pasien rawatan ICU.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif.


Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2017 di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik. Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampel, yaitu total sampling.
Data dikumpulkan dengan cara melihat rekam medis pasien. Data diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel.

Hasil : Dari 897 orang responden terdapat jumlah pasien terbanyak adalah laki-laki sebanyak 526
orang (58,6%), jumlah pasien dengan golongan usia terbanyak adalah 18-24 tahun sebanyak 272
orang (30,3%), jumlah pasien dengan penyakit terbanyak adalah gangguan Neurologi sebanyak
224 orang (25,0%), dan memiliki angka mortalitas sebesar 88,7% (796 orang).

Kesimpulan : Angka mortalitas pada pasien ICU masih tinggi, hal ini memerlukan tindak lanjut
dari pihak rumah sakit.

Kata Kunci : Intesive care unit , Mortalitas, Profil

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Background : Intensive Care Unit is a special department of the hospital with special staffs and
equipments for observation, medication, and treatment for patients with acute conditions,
injuries, or life-threatening illnesss. It is essential to know the characteristics of patients in the ICU
to improve service quality, especially because capacity of ICU is limited.

Objective : This study aims to determine characteristisc of patients int the ICU.

Method : This is a descriptive study with retrospective method. The study was done from October
to December 2017 at RSUP H. Adam Malik Medan. This study uses total sampling technique. All
data were collected by reviewing patients medical records. Data was processed and presented in
tables.

Results : From 897 respondens, the highest percentage of samples are men with 526 samples
(58,6%), age group of 18 -24 years with 272 samples (30,3%), Most disease of the patient is
Neurologic diseases with 224 samples (25,0%), and the mortality rate is 88,7% with 796 samples.

Conclusion :Mortality rate of ICU Patients is still high, and this requires further action from the
hospital.

Keywords : ICU , Mortality, Profile

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil penelitian yang berjudul “Karakteristik Pasien ICU RSUPH Adam malik
tahun 2014-2016”. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki
seorang dokter umum, skripsi ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam
menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya penelitian ini, penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Cut Meliza Zainumi,Sp.An selaku Dosen Pembimbing yang dengan
sepenuh hati telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis
mulai dari perencanaan penulisan sampai dengan selesainya hasil
penelitian ini.
3. Dosen penguji yakni dr. Ashri Yudhistira,Sp.THT-KL dan Dr. Alfansuri
Kadri,Sp.S yang telah memberikan kritik dan saran dalam
penyempurnaan penulisan skripsi ini.
4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, teristimewa kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf
Medical Education Unit (MEU).
5. Rasa sayang dan terima kasih yang tak terhingga saya persembahkan
kepada kedua orang tua saya, dr.H.Aminuddin dan Ibunda Hj.Ritanti
Batubara yang selama ini telah membesarkan, mendidik, memberi kasih
sayang, serta dukungan yang begitu besar kepada saya sehingga saya
menjadi seperti ini dan dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Adinda tersayang dr.Laysia Dora ,drg.Windy Dwi Prasanti dan Linna
Dewi yang telah memberikan dukungan dan mendoakan penulis selama
mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman-teman sejawat seperjuangan stambuk 2014 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, dan kelompok belajar saya PH

Universitas Sumatera Utara


(Faiz,Deni,Ryan,Aulia) terimakasih atas solidaritas, bantuan, dan
dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan
karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan,
khususnya bagi pembaca karya tulis ilmiah ini

Medan, Desember 2017


Penulis

Muhammad Rizki Ananda

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ......................................................................................... i

Abstrak .............................................................................................................. ii

Abstract .............................................................................................................. iii

Kata Pengantar ................................................................................................. iv

Daftar Isi ........................................................................................................... vi

Daftar Gambar ................................................................................................. viii

Daftar Tabel ....................................................................................................... ix

Daftar Singkatan .............................................................................................. x

Daftar Lampiran .............................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................... 4

1.4.Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

1.4.1 Untuk RSUP H. Adam Malik ............................................. 4

1.4.2 Untuk Masyarakat .............................................................. 5

1.4.3 Untuk Penelitian .................................................................. 5

Universitas Sumatera Utara


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kosep Dasar ICU ......................................................................... 6

2.1.1. Definisi ICU ....................................................................... 6

2.1.2. Kriteria Pasien yang Memerlukan Perawatan ICU .. ......... 7

2.1.3. Tujuan ICU ......................................................................... 7

2.1.4. Indikasi Pasien Masuk ICU ................................................ 8

2.1.5. Indikasi Pasien Keluar ICU ................................................ 9

2.2. Kriteria Kausa Pasien Medikal ICU ............................................. 9

2.2.1. Berdasarkan Paramater Objektif ........................................ 9

2.2.2. Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis ................. 11

2.3. Kerangka Teori ............................................................................ 15

2.4. Kerangka Konsep ........................................................................ 15

BAB 3 Metode Penelitian

3.1. Rancangan Penelitian .................................................................. 16

3.2. Lokasi Penelitian ......................................................................... 16

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................... 16

3.3.1. Populasi ............................................................................. 16

3.3.2. Sampel ............................................................................... 16

3.3.3. Kriteria Inklusi .................................................................. 17

3.3.4. Kriteria Eksklusi ................................................................ 17

3.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 17

3.5. Metode dan Analisis Data ........................................................... 17

Universitas Sumatera Utara


3.6. Definisi Operasional .................................................................... 18

BAB 4 Hasil dan Pembahasan .................................................................... 20

BAB 5 Kesimpulan dan Saran .................................................................... 26

5.1. Kesimpulan.................................................................................. 26

5.2. Saran ............................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 27

LAMPIRAN

10

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori 15

Gambar 2.2. Kerangka Konsep 15

11

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.6. Definisi Operasional 18

Tabel 4.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Karakteristik 21

Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Penyakit 22

12

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

ICU : Intensive Care Unit

EKG : Elektrokardiografi

CVP : Central Venous Pressure

DRG : Diagnosis Related Groups

APACHE : Acute Physiology And Crhonic Health Evaluation

SCCM : Society of Critical Care Medicine

MOF : Multiple Organ Failure

SPSS : Statistical Product and Service Solutions

13

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 Surat Persetujuan Etik Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Data Output

14

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Unit perawatan intensif (Intensive Care Unit: ICU) merupakan bagian
penting dalam penatalaksanaan penyakit dari suatu rumah sakit. ICU di kelola
dengan melibatkan ilmu kedokteran multi disiplin sebagai koordinator dan yang
memegang peranan penting. Pelayanan ICU meliputi resusitasi jantung paru dan
otak, pengelolaan jalan nafas, termasuk intubasi endotrakhea dan pemasangan
ventilator mekanik, terapi oksigen, pemantauan elektrokardiografi (EKG), pulse
oxymetri, pemantauan invasif seperti tekanan vena sentral (Central Venous
Pressure: CVP), dan pemberian nutrisi parenteral (Azoulay, et al, 2009).
Jumlah ruang ICU sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah pasien
yang membutuhkan perawatan di ICU. Akibatnya banyak pasien yang
membutuhkan perawatan di ICU namun tidak dapat dirawat ke ICU. Oleh karena
hal tersebut, menyebabkan jumlah kematian di Indonesia cukup tinggi. Dari suatu
penelitian meta analisis di Department of Anesthesiology and Critical Care
Medicine, George Washinton University oleh Andrew A Kamer yang melibatkan
sejumlah 33.148 pasien, kematian di rumah sakit didapati sebesar 13,7%,
kematian di ICU lebih tinggi mencapai 36,5% (Azoulay, et al, 2009)
Pada beberapa negara dilakukan dengan cara mengelompokkan pasien ber-
dasarkan kelompok diagnosis yang terkait (Diagnosis Related Groups: DRG),
yang juga digunakan untuk pengelompokkan pembiayaan (Blom, 2013). Cara lain
yang lebih baik dalam menentukan tingkat keseriusan penyakit diperkenankan
tahun 1981 dengan melihat sejumlah kasus dengan variasinya. Cara tersebut
dinamakan dengan sistem skoring APACHE (Acute Physiology And Crhonic
Health Evaluation). Dengan cara ini ditentukan bagaimana gangguan fisiologis
yang terjadi dan resiko kematian yang mungkin ada sehingga dapat dilakukan
langkah-langkah dalam menanganinya. Dengan cara ini lebih dapat ditentukan
seberapa parah penyakit pasien meskipun sekelompok diagnosis yang sama, juga
dapat meningkatkan ketepatan dalam menentukan prognosis atau resiko kematian.

15

Universitas Sumatera Utara


Mortalitas pasien di RS dalam perawatan ICU meningkat pada pasien dengan
penyakit akut yang berhubungan dengan cepat dan lambatnya mendapat terapi
(Dempsey & Dempsey, 2002).
Perawatan ICU di tuntut memberikan kualitas pelayanan yang prima dari
segala sisi. Manajemen perawatan yang baik, alat alat yang memadai dan skill staf
yang terampil. Fokus perawatan ICU adalah pada pasien-pasien kritis yang
mengancam kehidupan, seperti pada trauma berat, pasca bedah mayor dan
komplikasi kritis dari berbagai penyakit (Blom, 2013). Jumlah tempat tidur yang
harus disediakan adalah 1-4 per 100 tempat tidur dari kapasitas rumah sakit
(Hardisman, 2008)
Masalah lain yang timbul dari pelayanan dan perawatan ICU yang
membutuhkan sarana dan keahlian yang lebih tinggi adalah lebih mahalnya biaya
perawatan tersebut (Blom, 2013). Disebutkan rata-rata biaya rawatan perhari di
Inggris + £.1.200,- /hari (Hardisman, 2008) dan +€ 929 hari di Jerman. Asumsi
dan kenyataan di Indonesia juga demikian, di mana biaya rawatan ICU paling
tinggi dari biaya rawatan lain pada rumah sakit yang sama, meskipun tidak
ditemukan laporan tentang hal ini. Biaya yang mahal tersebut termasuk akomodasi
perawatan, tindakan diagnosis dan pemeriksaan, tindakan invasif dan pemantauan,
biaya obat - obatan dan tenaga ahli. Sayangnya, biaya yang lebih tinggi tersebut
tidak berkaitan dengan prognosis dan keberhasilan setelah perawatan ICU. Oleh
karena itu dilakukan beberapa cara untuk dapat memprediksi prognosis pasien
setelah perawatan ICU (Hardisman, 2008). Sehingga diharapkan dengan cara ini
dapat dilakukan penatalaksanaan dan terapi yang tepat, prioritas pengobatan, serta
dapat juga mengefektifkan penggunaan biaya.
Di Amerika sekitar 20% pasien (1 dari 5 atau setara 500.000 orang
pertahun) meninggal di ICU, sedangkan angka kematian di ICU di seluruh dunia
sekitar 25%. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan angka kematian di ICU
RSUP. DR. Sardjito pada tahun 2010 yaitu sebesar 31% (233 dari 742 pasien) dan
8% diantaranya meninggal sebelum 48 jam dirawat dan 23% nya meninggal
setelah dirawat lebih dari 2 hari. Presentase kematian yang tinggi

16

Universitas Sumatera Utara


mengindikasikan bahwa staf ICU memiliki tugas tidak hanya menyelamatkan
hidup tapi juga perawatan paliatif (Lyer, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adamski et al. (2015)
didapatkan angka kematian di ICU di Indonesia (9%) dan Scandinavia (9,1%),
angka kematian yang lebih tinggi secara signifikan dilaporkan di Italia (16,9%)
dan Arab Saudi (20%). Di Amerika sekitar satu dari lima pasien yang meninggal
terjadi di ICU, dimana lebih dari 500.000 kematian terjadi tiap tahun (Curtis,
2008).
Melalui Rekan Medik Rumah Sakit Estomihi peneliti memperoleh data
jumlah pasien yang dirawat di ruang ICU pada tahun 2013 sejumlah 375 orang
dan ratarata 30 orang pasien dirawat di ICU per bulannya. Berdasarkan survey
awal yang dilakukan peneliti pada bulan Maret 2014, melalui Wawancara
terhadap 10 orang keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU Rumah Sakit
Estomihi Medan. 9 dari 10 orang yang memiliki keluarga dirawat diruang ICU
merasakan adanya informasi yang kurang tentang keparahan penyakit, rencana
perawatan yang harus dijalani pasien, dan biaya perawatan yang akan ditanggung
oleh keluarga selama perawatan ICU.
Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Kariadi. Hasil : Didapatkan 126 pasien
sepsis dan ditemukan diantaranya 53 pasien sepsis menderita pneumonia di ICU.
Dari jumlah data tersebut terdapat 46 pasien (86.8%) meninggal dan 7 pasien
(13.2%) hidup. Berdasarkan karakteristik umur pasien sepsis yang menderita
pneumonia terbanyak berusis lanjut usia dan dewasa tua, dengan jumlah 22 pasien
(41.5%). Indikasi masuk ICU terbanyak adalah penurunan kesadaran sebanyak 22
pasien (41.5%). Jenis pembiayaan yang paling banyak adalah biaya pribadi
sebesar 32 pasien (60.4%) (Rahmawati & Leksana, 2014).
Society of Critical Care Medicine (SCCM) (2006) menyebutkan penyebab
kematian utama di ICU yaitu gagal organ multipel (Multiple Organ Failure/
MOF), gangguan cardiovascular, dan sepsis. Gagal organ mutipel memiliki angka
kematian 11% - 18%. Sepsis merupakan penyebab kematian kedua di ICU dengan
angka kematian 25% - 30%. Pada pasien yang didiagnosis sepsis, lebih dari 51%
berkembang menjadi gagal ginjal akut, lebih dari 18% menjadi gangguan

17

Universitas Sumatera Utara


pernafasan akut, dan lebih dari 80% berkembang menjadi myopathy atau
polyneuropathy (Lyer, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan
suatu masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana karakteristik pasien ICU
(Intensive Care Unit) di RSUP H Adam Malik Medan pada tahun 2014-2016?”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui karakteristik pasien di ruangan ICU (Intensive Care unit) RSUP
H adam Malik tahun 2014-2016.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui rata-rata usia pasien terbanyak yang dirawat di ICU
RSUP H. Adam Malik tahun 2014-2016.
2. Untuk mengetahui jenis kelamin terbanyak yang dirawat di ICU RSUP
H. Adam Malik tahun 2014-2016.
3. Untuk mengetahui jenis penyakit terbanyak yang dirawat di ICU
RSUP H. Adam Malik tahun 2014-2016.
4. Untuk mengetahui hasil luaran pasien yang dirawat di ICU RSUP H.
Adam Malik tahun 2014-2016

1.4 Manfaat Penilitian


1.4.1 Manfaat untuk RSUP H. Adam Malik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berikut ini :

1. Sebagai acuan untuk RSUP H. Adam Malik dalam meningkatkan


pelayanan dan perawatan di ruang ICU untuk mengurangi angka
mortalitas yang terjadi.
2. Dapat menjadi data acuan untuk penelitian yang lebih lanjut.

18

Universitas Sumatera Utara


1.4.2 Manfaat untuk Masyarakat

Memberikan informasi dan sebagai wacana kepada pembaca mengenai


karakteristik pasien ICU.

1.4.3 Manfaat untuk Penelitian


Hasil penelitian dapat menambah ilmu pengetahuan peniliti.

19

Universitas Sumatera Utara


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar ICU


2.1.1 Definisi ICU
ICU intensive care unit dimulai pertama kali pada tahun 1950-an. Kegawat
daruratan dalam keperawatan berkembang sejak tahun 1970-an. Sebagai contoh,
kegawatan di unit operasi kardiovaskuler, pediatric, dan unit neonates.
Keperawatan gawat darurat secara khusus berkonsentrasi pada respon manusia
pada masalah yang mengancam hidup seperti trauma atau operasi mayor.
Pencegahan terhadap masalah kesehatan merupakan hal penting dalam praktik
keperawatan gawat darurat (Magnus & Turkington, 2006).
Menurut Rab (2007) dalam Pane (2010), ICU adalah ruang rawat di rumah

sakit yang dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan
mengobati pasien dengan perubahan fisiologis yang cepat memburuk yang
mempunyai intensitas defek fisiologis satu organ ataupun mempengaruhi organ
lainnya sehingga merupakan keadaan kritis yang dapat menyebabkan kematian.
Bersten & Soni (2009) dalam bukunya yang berjudul “Oh’s Intensive Care
Manual” menyebutkan definisi ICU yaitu suatu area di rumah sakit dimana
dilengkapi oleh staf dan peralatan khusus yang tujuannya untuk memberi
pertolongan pada pasien dengan penyakit, cedera, ataupun komplikasi yang dapat
mengancam kehidupan.
ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang
khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan
dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia (Kepmenkes RI, 2010).
Unit perawatan kritis atau ICU adalah merupakan unit perawatan khusus
yang membutuhkan keahlian dalam penyatuan informasi, membuat keputusan dan
dalam membuat prioritas, karena saat penyakit menyerang sistem tubuh, sistem
yang lain terlibat dalam upaya mengatasi adanya ketidakseimbangan. Esensi

20

Universitas Sumatera Utara


asuhan keperawatan kritis tidak berdasarkan kepada lingkungan yang khusus
ataupun alat-alat, tetapi dalam proses pengambilan keputusan yang didasarkan
pada pemahaman yang sungguh-sungguh tentang fisiologik dan psikologik
(Musliha, 2010).
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri, dengan staf yang khusus dan pelengkapan yang khusus yang ditujukan
untuk observasi, perawatan, dan terapi bagi yang menderita penyakit akut, cedera
atau penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa. ICU
menyediakan sarana dan prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi
vital dengan menggunakan keterampilan staf dalam mengelola keadaan tersebut.
Saat ini di Indonesia, rumah sakit kelas C yang lebih tinggi sebagai penyedia
pelayanan kesehatan rujukan yang profesional dan berkualitas dengan
mengedepankan keselamatan pasien.
2.1.2 Kriteria Pasien yang Memerlukan Perawatan ICU
1. Pasien berat, kritis, pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
seperti bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infus secara
terus menerus, contoh gagal nafas berat, syok septik.
2. Pasien yang memerlukan pemantauan intensif invasive atau non invasive
sehingga komplikasi berat dapat dihindari atau dikurangi, contoh paska
bedah besar dan luas, pasien dengan penyakit jantung, paru, ginjal, atau
lainnya.
3. Pasien yang memerlukan terapi intensif untuk mengatasi komplikasi
akut, sekalipun manfaat ICU sedikit, contoh pasien dengan tumor ganas
metastasis dengan komplikasi, tamponade jantung, sumbangan jalan
nafas.
2.1.3 Tujuan ICU
Berikut adalah tujuan ICU :
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui
observasi dan monitoring evaluasi yang ketat disertai kemampuan

21

Universitas Sumatera Utara


menginterpretasikan setiap data yang didapat dan melakukan tindak
lanjut.
3. Meningkatkan kualitas pasien dan mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.
5. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses
penyembuhan pasien
2.1.4 Indikasi Pasien Masuk Icu
Apabila sarana dan prasarana ICU di suatu rumah sakit terbatas sedangkan
kebutuhan pelayanan ICU yang lebih tinggi banyak, maka diperlukan mekanisme
untuk membuat prioritas.
Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di
ICU.
- Kriteria Masuk (Hudak & Gallo, 2004)
1. Golongan pasien prioritas 1
Kelompok ini merupakan pasien kritis, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif dan tertitrasi seperti: dukungan ventilasi, alat penunjang
fungsi organ, infus, obat vasoaktif/inotropic, obat anti aritmia. Sebagai
contoh pasien pasca bedah kardiotoraksis, sepsis berat, gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
2. Golongan pasien prioritas 2
Golongan pasien memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ICU,
sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera,
misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial
catheter. Sebagai contoh pasien yang mengalami penyakit dasar
jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat atau pasien yang telah
mengalami pembedahan mayor. Terapi pada golongan pasien prioritas
2 tidak mempunyai batas karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
3. Golongan pasien priorotas 3
Pasien golongan ini adalah pasien kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, yang disebabkan penyakit yang mendasarinya
atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan

22

Universitas Sumatera Utara


sembuh dan atau manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
Sebagai contoh antara lain pasien dengan keganasan metastatic
disertai penyulit infeksi, pericardial tamponande, sumbatan jalan nafas,
atau pesien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai kmplikasi
penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya
untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin
tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
2.1.5 Indikasi pasien keluar ICU

Status pasien dirawat di ICU harus ditinjau terus menerus untuk


mengidentifikasi pasien yang mungkin tidak lagi membutuhkan perawatan ICU
(Iapichino, et al, 2010)

1. Saat status fisiologis pasien telah stabil dan kebutuhan untuk ICU
monitoring dan perawatan tidak lagi diperlukan.

2. Saat status fisiologis pasien telah memburuk dan/ atau menjadi intervensi
ireversibel dan aktif tidak lagi menguntungkan, penarikan terapi harus
dilakukan di unit perawatan intensif.
2.2 Kriteria Kausa Pasien Medikal ICU
2.2.1 Berdasarkan Parameter Objektif
1. Tanda vital
Dilihat dari parameter objektif, pasien yang layak untuk masuk ICU
adalah pasien dengan tanda vital sebagai berikut : (Kariadi,2013)
Nadi <40 atau >140 kali/menit
a. Tekanan darah sistolik arteri <80 mmHg atau 20 mmHg di bawah
tekanan darah pasien sehari-hari.
b. Mean arterial pressure <60 mmHg
c. Tekanan darah diastolic arteri >120 mmHg
d. Frekuensi napas >35 kali/menit

23

Universitas Sumatera Utara


2. Nilai laboratorium
Dilihat dari parameter objektif, pasien yang layak untuk masuk ICU
adalah pasien dengan nilai laboratorium sebagai berikut:
a. Natrium serum <110 mEq/L atau >170 mEq/L
b. Kalium serum <2,0 mEq/L atau >7,0 mEq/L
c. PaO2 <50 mmHg
d. pH <7,1 atau >7,7
e. Glukosa serum >800 mg/dl
f. Kalsium serum >15 mg/dl
3. Radiografi/Ultrasonografi/Tomografi
Dilihat dari parameter objektif, pasien yang layak untuk masuk ICU
adalah pasien dengan gambaran radiografi / tomografi sebagai berikut.
a. Perdarahan vascular otak, kontusio atau perdarahan subarachnoid
dengan penurunan kesadaran atau tanda deficit neurologis fokal
b. Ruptur organ dalam, kandung kemih, hepar, varises esophagus atau
uterus dengan hemodinamik tidak stabil
c. Diseksi aneurisma aorta
4. Elektrokardiogram
Dilihat dari parameter objektif, pasien yang layak untuk masuk ICU
adalah pasien dengan gambaran elektrokardiogram sebagai berikut :
a. Infark miokard dengan aritmia kompleks, hemodinamik tidak stabil
atau gagal jantung kongestif
b. Ventrikel takikardi menetap atau fibrilasi
c. Blokade jantung komplit dengan hemodinamik tidak stabil
5. Pemeriksaan fisik (onset akut)
Dilihat dari parameter objektif, pasien yang layak untuk masuk ICU
adalah pasien dengan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut :
a. Pupil anisokor pada pasien tidak sadar
b. Luka bakar >10% BSA
c. Anuria
d. Obstruksi jalan napas
e. Koma

24

Universitas Sumatera Utara


f. Kejang berlanjut
g. Sianosis
h. Tamponade jantung
6. Usia Pasien
Usia dikaitkan erat dengan hasil rawat ICU, di samping pengaruh faktor
seperti perubahan fisiologis organ karena usia dan perbedaan perawatan
setiap pasien. Kejadian infeksi saat masuk di ICU secara signifikan
meningkat seiring umur (p<0,001). Syok dan disfungsi ginjal pada hari
pertama di ICU sering dialami pasien lanjut usia di atas 75 tahun.
Proporsi pasien tua yang meninggal di ICU lebih banyak. Pasien di atas
75 tahun memiliki mortalitas 39%.19 Pada penelitian Farid, pasien
medikal di ICU RSUP dr Kariadi memiliki ratarata usia di atas 50 tahun.
Hal ini menyebabkan meningginya skor APACHE II.
7. Lama Rawatan
Penelitian menunjukkan semakin lama pasien berada di ICU, maka
kondisinya akan semakin memburuk. Lamanya perawatan berkaitan
dengan peningkatan risiko infeksi nosoklomial, efek samping obat, dan
kejadian ulkus dekubitus.20 Rata-rata pasien medikal dirawat di ICU
dalam jangka waktu 4 hari dan penggunaan ventilator 2,5 hari.7 Rata-rata
pasien surgikal dirawat di ICU dalam jangka waktu 4 hari dan
penggunaan ventilator 2,5 hari.
2.2.2 Kriterian Pasien Masuk Berdasarkan Diagnosis
Kriteria pasien masuk berdasarkan diagnosis menggunakan kondisi atau
penyakit yang spesifik untuk menentukan kelayakan masuk ICU (Al-Hamdan, et
al, 2011).
1. Sistem Kardiovaskuler
Kondisi atau penyakit spesifik dari sistem kardiofaskuler yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut :
a. Infark miokard akut dengan komplikasi
b. Syok kardiogenik
c. Aritmia kompleks yang membutuhkan monitoring jetat dan intervensi

25

Universitas Sumatera Utara


d. Gagal jantung kongestif dengan gagal napas dan/atau membutuhkan
support hemodinamik
e. Hipertensi emergensi
f. Angina tidak stabil, terutama dengan disritmia, hemodinamik tidak
stabil, atau nyeri dada menetap
g. S/P cardiac arrest
h. Tamponade jantung atau konstruksi dengan hemodinamik tidak stabil
i. Diseksi aneurisma aorta
j. Blokade jantung komplit
2. Sistem Pernafasan
Kondisi atau penyakit spesifik dari sistem kardiovaskuler yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut :
a. Gagal napas akut yang membutuhkan bantuan ventilator.
b. Emboli paru dengan hemodinamik tidak stabil.
c. Pasien dengan Meningitis TB
d. Pasien dalam perawatan Intermediate Care Unit yang mengalami
perburukan fungsi pernapasan.
e. Membutuhkan perawat/perawatan pernapasan yang tidak tersedia di
unit perawatan yang lebih rendah tingkatnya misalnya Intermediate
Care Unit.
f. Hemoptisis massif
g. Gagal napas dengan ancaman intubasi
3. Penyakit Neurologis
Kondisi atau penyakit spesifik dari sistem kardiovaskuler yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut :
a. Stroke akut dengan penurunan kesadaran
b. Koma: metabolik, toksis, atau anoksia
c. Perdarahan intracranial dengan potensi herniasi
d. Perdarahan subarachnoid akut
e. Meningitis dengan penurunan kesadaran atau gangguan pernapasan

26

Universitas Sumatera Utara


f. Penyakit system saraf pusat atau neuromuskuler dengan penurunan
fungsi neurologis atau pernapasan (misalnya: Myastenia Gravis,
Syndroma Guillaine-Barre)
g. Status epileptikus
h. Mati batang otak atau berpotensi mati batang otak yang direncanakan
untuk dirawat secara agresif untuk keperluan donor organ
i. Vasospasme
j. Cedera kepala berat
4. Gangguan Sirkulasi
Kondisi atau penyakit spesifik akibat gangguan sirkulasi yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut:
a. Sepsis/Septicemia
b. Infeksi Parasit/ Mikroorganisme
5. Penyakit Gastrointestinal
Kondisi atau penyakit spesifik dari sistem gastrointestinal yang
mengindikasikan pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan gastrointestinal yang mengancam nyawa termasuk
hipotensi, angina, perdarahan yang masih berlangsung, atau dengan
penyakit komorbid
b. Gagal hati fulminant
c. Pankreatitis berat
d. Perforasi esophagus dengan atau tanpa mediastinitis
6. Endokrin
Kondisi atau penyakit spesifik dari sistem endokrin yang mengindikasikan
pasien untuk masuk ICU adalah sebagai berikut:
a. Ketoasidosis diabetikum dengan komplikasi hemodinamik tidak stabil,
penurunan kesadaran, pernapasan tidak adekuat atau asidosis berat
b. Badai tiroid atau koma miksedema dengan hemodinamik tidak stabil
c. Kondisi hiperosmolar dengan koma dan/atau hemodinamik tidak stabil
d. Penyakit endokrin lain seperti krisis adrenal dengan hemodinamik tidak
stabil

27

Universitas Sumatera Utara


e. Hiperkalsemia berat dengan penurunan kesadaran, membutuhkan
monitoring hemodinamik
f. Hipo atau hypernatremia dengan kejang, penurunan kesadaran
g. Hipo atau hipermagnesemia dengan hemodinamik terganggu atau
disritmia
h. Hipo atau hyperkalemia dengan disritmia atau kelemahan otot
i. Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
7. Bedah
Kondisi khusus yang mengindikasikan pasien bedah untuk masuk ICU
adalah pasien pasca operasi yang membutuhkan monitoring
hemodinamik/bantuan ventilator atau perawatan yang ekstensif
8. Lain-lain
a. Trauma,Fracture
b. Monitoring ketat hemodinamik
c. Trauma factor lingkungan (petir, tenggelam, hipo / hypernatremia)
d. Terapi baru / dalam percobaan dengan potensi terjadi komplikasi
e. Kondisi klinis lain yang memerlukan perawatan setingkat ICU

28

Universitas Sumatera Utara


2.3 Kerangka Teori
Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka, maka dapat
dirumuskan kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Diagnosis Penyakit Parameter Objektif


- Sistem Kardiovaskuler
- Tanda Vital
- Sistem Pernafasan
- Nilai Laboratorium
- Penyakit Neurologis
-Jenis Kelamin
-Overdosis Obat dan
-Usia
Keracunan Obat
-Lama Rawatan
- Pernyakit Gastrointestinal
-Radiografi/Ultrasonografi/
- Endokrin
Tomografi
- Bedah

Pasien ICU

Golongan Pasien Prioritas


-Prioritas 1
-Prioritas 2
-Prioritas 3
Gambar 2.3 Kerangka Teori

2.4 Kerangka Konsep


Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka, maka dapat dirumuskan
kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

 Usia
Pasien ICU  Jenis Kelamin
 Luaran
 Indikasi Rawatan ICU

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

29

Universitas Sumatera Utara


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan studi deskriptif tentang karakteristik pasien ICU
(Intensive Care Unit) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
tahun 2014-2016, Sementara desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah cross-sectional (potong lintang) dengan data retrospektif yaitu
memanfaatkan data sekunder berupa rekam medik. Desain cross-sectional
merupakan jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan
hanya satu kali pada satu saat .

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 dengan mengambil
data dari rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP
HAM) Medan.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruangan ICU
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada 1 Januari 2014 – 31
Desember 2016.

3.3.2. Sampel
Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan metode
total sampling, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Besarnya sampel adalah seluruh pasien yang dirawat di ruangan ICU Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tanggal 1 Januari 2014-31 Desember
2016 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3.3. Kriteria Inklusi

30

Universitas Sumatera Utara


1. Seluruh rekam medis pasien yang masuk ICU yang memiliki data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.3.4. Kriteria Eksklusi


1. Data rekam medis pasie ICU yang tidak lengkap.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh dari bagian intstalasi rekam medik Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan. Pengumpulan data akan dilakukan dengan
metode observasi dengan menggunakan rekam medik.

3.5. Metode dan Analisis Data


Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, Pengolahan
data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan, data dilengkapi
kembali.
b. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
komputer.
c. Entry
Data yang telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam program
komputer.
d. Cleaning Data
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program
komputer.
e. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

31

Universitas Sumatera Utara


Rencana pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) untuk
mengetahui karakteristik pasien selama dirawat di ICU dalam periode tersebut.
3.6 Defenisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman dan pengukuran setiap variabel dalam
penelitian, maka setiap variabel harus dirumuskan secara operasional. Adapun
defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
1 Luaran Keadaan Observasi Rekam 1. Keluar ICU Nominal
pasien yang sekunder medik
2. Meninggal
dirawat di dari data
ruang ICU rekam
RSUP H. medik
Adam Malik
tahun 2014-
2016
2. Jenis Jenis Observasi Rekam 1. Laki-laki Nominal
Kelamin kelamin sekunder medik 2. Perempuan
pasien yang dari data
dirawat di rekam
ruang ICU medik
RSUP H.
Adam Malik
tahun 2014-
2016
3. Usia Usia pasien Observasi Rekam 1. 18-24 tahun Interval
yang dirawat sekunder medik 2. 25-44 tahun
di ruang dari data 3. 45-59 tahun
ICU RSUP rekam 4. 60-90 tahun
H. Adam medik
Malik tahun
2014-2016
4. Indikasi Indikasi Observasi Rekam 1. Gangguan Nominal
Rawatan Rawatan sekunder medik Kardiovaskuler
Icu penyakit dari data 2. Gangguan
yang dirawat rekam Respiratory
di ruang medik 3. Gangguan
ICU RSUP Neurologis
H. Adam 4. Gangguan
Malik tahun Sirkulasi

32

Universitas Sumatera Utara


2014-2016 5. Gangguan
Gastrointestinal
6. Gangguan
Endokrin
7. Bedah
8. Lain lain

33

Universitas Sumatera Utara


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pembacaan data


rekam medis pasien rawatan ICU pada periode bulan Januari 2014 – Desember
2016. Data rekam medis yang telah dikumpulkan pada bulan Oktober hingga
Desember 2017 kemudian dianalisis sehingga didapatkan hasil penelitian seperti
yang dipaparkan di bawah ini.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara. Rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.502/Menkes/SK/IX/1991 dan rumah sakit umum kelas A berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.335/Menkes/SK/VII/1990. Rumah sakit ini
juga merupakan pusat rujukan kesehatan bagi wilayah pembangunan A yang
meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Aceh, sehingga
dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang beragam.

Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
menyimpan data rekam medis seluruh pasien yang dilayani di rumah sakit ini.
Data dalam penelitian ini berasal dari rekam medis yang disimpan dalam instalasi
tersebut.
Karakteristik yang digunakan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah rekam medis pasien rawatan ICU di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik periode Januari 2014– Desember 2016. Jumlah keseluruhan pasien rawatan
ICU yang menjadi sampel adalah sebanyak 897 sampel. Tetapi sampel pada tahun
2014 tidak lengkap dikarenakan kesalahan sistem komputer di ruang rekam medik
RSUP H Adam Malik Medan,yang mengakibatkan data pada tahun 2014 tidak

34

Universitas Sumatera Utara


lengkap dan peneliti hanya bisa mendapat 197 sampel dari total yang tidak
diketahui.
Tabel 4.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Karakteristik
N %
Jenis Kelamin
Laki Laki 526 58,6
Perempuan 371 41,4
Umur
18-24 tahun 272 30,3
25-44 tahun
189 21,1
45-59 tahun
60-90 tahun 226 25,2
210 23,4
Luaran
Keluar ICU 101 11,3
Meninggal 796 88,7

Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah pasien laki – laki yang
dirawat di ICU adalah sebanyak 526 orang (58,6%) dan perempuan sebanyak 371
orang (41,4%) dari keseluruhan sampel sebanyak 897 orang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Tri Peni di ICU RSD Sidoarjo pada
tahun 2014 didapati persentase pasien ICU jenis kelamin laki-laki adalah 17 orang
(56,7%) dan persentase jenis kelamin perempuan adalah 13 orang (43,3%) (Peni,
2014).
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Heny Amriati di ICU RSUP DR.
Kariadi Semarang pada Periode Januari – Mei 2014 didapati persentase pasien
ICU dengan jenis kelamin laki-laki adalah 52 orang (53,1%) dan persentase jenis
kelamin perempuan adalah 46 orang (46,9%) (Amiati, 2014).
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa umur pasien yang dirawat di
ICU paling sedikit adalah umur 25-44 tahun sebanyak 189 orang ( 21,1%) dan
pasien yang paling banyak dirawat adalah umur 18-24 tahun sebanyak 272 orang
(30,3%).

35

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardisman di ICU RS DR. M
Djamil Padang pada Periode Mei 2002 – April 2004 didapati persentase pasien
dengan golongan umur paling banyak dirawat ICU adalah > 50 tahun sebanyak
123 orang (27,1%) dan persentase golongan umur paling sedikit yang dirawat ICU
adalah 11-20 tahun sebanyak 53 orang (11,7%) (Hardisman, 2008).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Heny Amriati di ICU RSUP DR.
Kariadi Semarang pada Periode Januari – Mei 20014 didapati persentase golongan
umur paling banyak dirawat ICU adalah 46-60 tahun sebanyak 31 orang (31,6%)
dan persentase golongan umur paling sedikit dirawat ICU adalah >90 tahun
sebanyak 1 orang (1,0%) (Armiati, 2014).
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa angka mortalitas pasien yang
dirawat di ICU adalah 796 orang (88,7%).
Studi yang dilakukan oleh Hardisman di ICU RS DR. Djamil Padang pada
Periode Mei 2002 – April 2004 didapati persentase kematian pasien yang dirawat
ICU sebanyak 116 orang (25,6%) dan persentase angka pasien yang dirawat ICU
yang tidak mengalami kematian sebanyak 338 orang (74,4%) (Hardisman, 2008).
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Astri Gastrika di ICU kelas
primer RSU PTPN II Bangkatan pada tahun 2014 didapati persentase kematian
pasien yang dirawat ICU sebanyak 110 orang (59,8%) dan persentase angka
pasien yang dirawat ICU yang tidak mengalami kematian sebanyak 74 orang
(40,2%) (Gartika, 2014).
Society of Critical Care Medicine menyimpulkan bahwa penyebab
kematian utama di ICU adalah sepsis kemudian berkembang menjadi Multiple
Organ Failure(MOF) kemudian dapat menjadi Gagal Ginjal akut dan Gangguan
Pernafasan (Society of Critical Care Medicine, 2006).
Adapun dari hasil penelitian lain menunjukkan bahwa penyebab kasus
kematian terbanyak adalah CVA (Cerebrovascular Accident ) kemudian diikuti
COB (Cedera Otak Berat) Infark Miokard Akut (IMA), Meningitis dan Sepsis
( Rudi Limantara,2014)

36

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Penyakit
N %
Gangguan 71 7,9
Kardiovaskuler
Mitral Stenosis 42

Gagal Jantung 18

Lain-lain 11

Gangguan Respiratory 65 7,2


Gagal Nafas 31
Meningitis TB 10
Lain-lain 14
Gangguan Neurologis 224 25,0
Intracerebral 89
Haemorrhage
Gullain Barre Syndrome 60

Cerebral Infarction 41

Lain-lain 34

Gangguan Sirkulasi 167 18,6


Sepsis 117

DHF 23

Lain-Lain 27

Gangguan 131 14,6


Gastrointestinal
Enterostrenosis 64
Destructive Ileus
Acute Vascular Disorders 34

Lain-lain 33

Gangguan Endokrin 67 7,5


Diabetes with ketoacidosis 47
Lain-lain 20
Bedah 62 6,9
Maternal Care for 29

37

Universitas Sumatera Utara


Intrauterine Death
Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Penyakit

Maternal Care for Sign of 17


Fetal Hypoxia
Lain-lain 16
Lain lain 110 12,3
Total 897 100

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa jenis penyakit golongan


Kardiovaskuler yang paling banyak adalah Mitral Stenosis, Gagal Jantung dan
jenis yang lain misalnya Myocard Infarct, Aritmia kompleks dan Atheroschlerotic
Heart Disease. Untuk penyakit Endokrin yang paling banyak adalah Diabetes
with Ketoacidosis dan ada juga Thyroid Storm, serta Hiperkalsemia dengan
penurunan kesadaran. Untuk penyakit golongan Sirkulasi yang paling banyak
adalah Septicemia due to Staphylococcus Aureus dan Dengue Hemorraghic Fever,
Malaria,dan Syok Sepsis. Untuk penyakit golongan Gastrointestinal yang paling
banyak adalah Enterostrenosis Destructive Ileus, Acute Vascular Disorders of
Intestine disertai juga dengan Peritonitis Akut, Pankreatitis. Untuk penyakit
golongan Respiratory yang paling banyak adalah Gagal Nafas dan Meningitis
Tuberkulosis disertai juga dengan Pneumonitis, Tuberclosis of Lung. Untuk
penyakit golongan Bedah yang paling banyak adalah Maternal Care for
Intrauterine Death, Maternal Care for Sign of Fetal Hypoxia. Untuk penyakit
golongan Neurologi yang paling banyak adalah Intracerebral Haemorrhage,
Gullain Barre Syndrome, Cerebral Infarction dan ada Status Epileptikus,
Encephalopathy serta Meninges. Pasien yang paling banyak di rawat di ICU
adalah Karena gangguan Neurologi sebanyak 224 orang (25,0%) dan penyakit
pasien yang paling sedikit adalah pada pasien pasca bedah 62 orang (6.9%).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Astri Gastrika di ICU kelas primer
RSU PTPN II Bangkatan pada tahun 2014 didapati persentase golongan penyakit
yang paling banyak dirawat ICU adalah sistem sirkulasi sebanyak 109 orang

38

Universitas Sumatera Utara


(59,2%) dan persentase golongan penyakit yang paling sedikit dirawat ICU adalah
Congenital Malformation sebanyak 1 orang (0,5%) (Gartika, 2014).
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Heny Amriati di ICU RSUP DR.
Kariadi Semarang pada Periode Januari – Mei 2014 didapati persentase penyakit
yang paling banyak dirawat ICU adalah Syok Septik sebanyak 10 orang(37,0%)
dan persentase penyakit yang paling sedikit dirawat ICU adalah oedem cerebri
sebanyak 1 orang(3,7%), space occupaying lesions sebanyak 1 orang(3,7%), dan
sepsis sebanyak 1 orang(3,7%) (Amriati, 2014).

39

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian


ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Golongan umur pasien yang paling banyak dirawat ICU adalah 18-24
tahun sebanyak 272 orang dengan persentase 30,3%.
2. Proporsi pasien laki-laki yang dirawat ICU lebih tinggi daripada
perempuan, dengan proporsi 58,6% dan 41,4%.
3. Golongan penyakit pasien yang paling banyak dirawat ICU adalah
Gangguan Neurologis sebanyak 224 orang dengan persentase 25,0%.
4. Pasien yang dirawat ICU yang mengalami kematian sebanyak 796
orang dengan persentase 88,7%.

5.2. Saran

1. Dari data penelitian ini diharapkan pihak rumah sakit H Adam Malik
agar dapat meningkatkan pelayanan berupa monitoring yang lebih
ketat pada pasien kritis di ICU untuk menurunkan angka mortalitas.
2. Perlunya penelitian untuk mengetahui penyebab tingginya angka
kematian di ICU

40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Al-Hamdan, Z., Shukri, R., Anthony, D. 2011. Conflict management styles used
by nurse managers in the Sultanate of Oman. Oman; 20(3-4): 571-580.

Azoulay, E., Timsit, J.F., Sprung, C.L., et al. 2009. Prevalence and factors of
Intensive Care Unit Conflicts; The Conflicus Stud. 180(9): 853-860.

Bersten, A. D. & Soni, N., 2009. Oh’s Intensive Care Manual Sixth Edition. USA:
Elseiver Limited, 3-4.
Blom, H., Gustavsson, C., Sundler, A.J. 2013. Participation and support in
intensive care as experienced by close relatives of patients—
phenomenological study. 29(1): 1-8.

Curtis, J. R. 2008. Caring for Patients With Critical Illness and Their Families: the
Value of the Integrated Clinical Team. Respiratory Care. Daedalus
Enterprises. 53 (4). p.480-487. Available from:
http://rc.rcjournal.com/content/53/4/480.full.pdf [Accesed 7 Mei 2017].
Dempsey, P.A., Dempsey, A.D. 2002. Riset keperawatan: Buku ajar & Latihan.
Jakarta: ECG.

Hardisman. 2008. Lama Rawatan dan Mortalitas Pasien Intensive Care Unit
(ICU) RS DR.Djamil Padang Ditinjau dari Beberapa Aspek. Padang:
Majalah Kedokteran Andalas. 32(2): 142-150.

Hudak, R.C., Gallo, R.B. 2004. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik(Critical


Care Nursing.A Holistic Approach). Jakarta: ECG.

Iapichino, G., Corbella, D., Minelli, C., Mills, G.H., Artigas, A., Edbooke, L.D.
Pezzi, A. Kesecioglu, J., Patroniti, N., Baras, M., Sprung, C.L. 2010.
Reasons for refusal of admission to intensive care and impact on mortality.
[Online] Available from: DOI: 10.1007/s00134-010-1933-2 [Accessed
10th June 2017]

41

Universitas Sumatera Utara


Kariadi DRD. 2012. Panduan Kriteria Pasien Masuk dan Keluar Ruang Rawat
Intensif RSUP DR Kariadi Semarang 2013

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan


Keperawatan di ICU. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1778/MENKES/SK/XII/2010. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Available from:
http://badanmutu.or.id/index.php?s=file_download&id=233 [Accesed
15 April 2017].
Leksana, E., Rahmawati, F.A. 2014. Angka Kejadian Pneumonia Pada Pasien
Sepsis di ICU RSUP dr.Kariadi Semarang. 3(1). Semarang: Media Medika
Muda.

Lyer. Patricia, W. 2004. Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. Jakarta: ECG.

Magnus, V.S., Turkington, L. 2006. Communication interaction in ICU--Patient


and staff experiences and perceptions. 22(3): 167-180.

Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Numed

Pane, T. H., 2010. Gambaran Kebutuhan Keluarga Pasien yang Menunggu


Keluarganya di Ruang Rawat ICU RSUP Haji Adam Malik Medan.
[Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Available from:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31771/4/Chapter%20II.
pdf [Accesed 7 Mei 2017].
Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto.

Vincent, J.C., Abraham, E., Kochaneck, P. et al. 2011. TextBook Of Critical Care
Sixth Edition. New York: Elsevier

Peni, T. Kecemasan Keluarga Pasien Ruang ICU Rumah Sakit Daerah Sidoarjo.
2014. 6 P. 93-94. Sidoarjo

42

Universitas Sumatera Utara


Armiati, H. Hubungan Apache II Score Dengan Angka Kematian Pasien di ICU
RSUP DR. KARIADI. 2014. 1 P. 33-34. Semarang

Gartika, A. Prevalensi Angka Mortalitas Berdasarkan Jenis Penyakit di Intensive


Care Unit Kelas Primer RSU PTPN II Bangkatan. 2014. P. 31 – 36.
Bangkatan.

43

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Rizki Ananda


NIM : 140100040
Tempat / Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 22 Januari 1996
Agama : Islam
Nama Ayah : dr.H.Aminuddin
Nama Ibu : Hj.Ritanti Batubara
Alamat : Jalan Turi Ujung,Perumahan Gria Turi Asih

Riwayat Pendidikan : 1. TK Persit Kartika Chandra Kirana (2000-2002)


2. SD Negeri 200117 Padangsidimpuan (2002-
2008)
3. SMP Negeri 4 Padangsidimpuan (2008-2011)
4. SMA Negeri 1 Padangsidimpuan (2011-2014)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
(2014- sekarang)
Riwayat Pelatihan : 1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK
USU 2014

44

Universitas Sumatera Utara


2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK
USU 2014

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Divisi Logistik Persatuan Mahasiswa


Kedokteran Tapanuli bagian Selatan (Permaked
Tabagsel)

45

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
Surat Persetujuan Etik Penelitian

46

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
Surat Izin Penelitian

47

Universitas Sumatera Utara


48

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Pria 526 58,6 58,6 58,6

Valid Wanita 371 41,4 41,4 100,0

Total 897 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

21-24 272 30,3 30,3 30,3

25-44 189 21,1 21,1 51,4


Valid 45-59 226 25,2 25,2 76,6

60-90 210 23,4 23,4 100,0

Total 897 100,0 100,0

Indikasi Rawatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Gangguan Kardio 71 7,9 7,9 7,9

Gangguan Respi 65 7,2 7,2 15,2

Gangguan Neuro 224 25,0 25,0 40,1

Gangguan Sirkulasi 167 18,6 18,6 58,8

Valid Gangguan Gastro 131 14,6 14,6 73,4

Gangguan Endokrin 67 7,5 7,5 80,8

Bedah 62 6,9 6,9 87,7

Lain lain 110 12,3 12,3 100,0

Total 897 100,0 100,0

49

Universitas Sumatera Utara


Hasil Luaran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Keluar Icu 101 11,3 11,3 11,3

Valid Meninggal 796 88,7 88,7 100,0

Total 897 100,0 100,0

50

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai