Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.

2 Oktober 2014, 163-169

GAMBARAN PSIKOLOGIS INDIVIDU


DENGAN KECENDERUNGAN KLEPTOMANIA

Bangkit Ary Prabowo, Karyono

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH, Tembalang, Semarang 50275

karyonoundip@yahoo.com

Abstract

Kleptomania is the inability to refrain from the urge to steal items and is done for reasons other than personal use
or financial gain. Alternatively, some of the main characteristics of the disorder, which consist of recurring
intrusion feelings, an inability to resist the urge to steal, and a release of pressure following the theft, suggest that
kleptomania could be an obsessive-compulsive spectrum disorder. Persons diagnosed with kleptomania usually
gain satisfaction after his stolen activity was done. This study is a qualitative-phenomenological study. Two men
involved in the study; both subjects had been encountered an impulse disorder for years. The results showed that
both subjects made plans before they stole things. They had an ego defense mechanism against kleptomania
impulse that emerged when there are external and internal factors that weaken their wishes. Subject who has a
good ego defense mechanism, have a strong will to recover; however, subject who has a weak ego defense
mechanism will have a weak will to recover.

Keywords: kleptomania, ego defense mechanism, phenomenology

Abstrak

Kleptomania merupakan sebuah tindakan pengambilan barang yang didasari oleh impuls atau dorongan sebagai
sarana pemenuhan kepuasan. Pelaku kleptomania biasanya mendapatkan kepuasan setelah melakukan
tindakannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.
Subjek terdiri dari dua orang laki-laki yang memiliki kecenderungan untuk melakukan pengambilan barang
secara sembunyi-sembunyi. Kedua subjek telah memiliki gangguan pengendalian impuls selama bertahun-tahun
dan sudah sangat sering melakukan perbuatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua subjek
memiliki perencanaan ketika akan melakukan perbuatannya. Mereka pada dasarnya memiliki mekanisme
pertahanan diri terhadap impuls kleptomania yang muncul apabila ada faktor yang melemahkan niatannya, baik
faktor eksternal maupun internal. Tingkat mekanisme pertahanan diri yang dimiliki subjek sangat mempengaruhi
keinginannya untuk sembuh. Subjek yang memiliki mekanisme pertahanan diri baik, memiliki keinginan sembuh
yang tinggi; sedangkan subjek yang memiliki mekanisme pertahanan diri yang rendah, kurang memiliki
keinginan untuk sembuh.

Kata kunci: kleptomania, mekanisme pertahanan ego, fenomenologi

PENDAHULUAN adalah pencurian yang disebutkan dalam


Pasal 362 KUHP. Menurut Kartono
(2007), tindak kejahatan bisa dilakukan
Fenomena tentang terjadinya pencurian
secara sadar, yaitu dipikirkan,
merupakan suatu tindak pidana yang tidak
direncanakan dan diarahkan pada satu
asing lagi terdengar. Pencurian termasuk
maksud tertentu secara sadar benar.
didalam tindak pidana kejahatan.
Namun bisa juga dilakukan setengah
Pernyataan tersebut senada dengan yang
sadar, misalnya didorong oleh impuls-
dijelaskan oleh Prayudi (2008), bahwa
impuls yang hebat, didera oleh dorongan-
contoh dari tindak pidana kejahatan
dorongan paksaan yang sangat kuat

163
Gambaran psikologis individu dengan kecenderungan kleptomania 164

(kompulsi-kompulsi), dan oleh obsesi- kleptomania diartikan sebagai sebuah


obsesi. gangguan yang menonaktifkan impuls
kontrol, dicirikan oleh pencurian
Pencurian termasuk kejahatan terhadap berulang-ulang dan tidak terkendali
harta kekayaan yang unsur-unsurnya terhadap benda- benda yang jarang
adalah mengambil barang orang lain digunakan oleh orang yang menderitanya.
sebagian atau menyeluruh. Pengambilan
barang tersebut dengan tujuan untuk DSM IV-TR mengklasifikasikan
memiliki; dan perbuatan mengambil itu kleptomania kedalam Impulse-Control
dilakukan secara melawan hukum Disorders Not Elsewhere Classified atau
(Moeljatno, 1983). Perlu diketahui bahwa gangguan pengendalian impuls yang tak
baik Undang-Undang maupun pembentuk terklasifikasi dimanapun. Menurut Durrand
Undang- Undang ternyata tidak pernah dan Barlow (2007), gangguan pengen-
memberikan sesuatu penjelasan yang dalian impuls, diawali dengan sebuah
dimaksud dengan perbuatan mengambil. impuls yang tidak dapat ditolak, biasanya
Sedangkan menurut pengertian sehari- impuls akan sangat merugikan orang yang
hari, kata mengambil itu sendiri dikenainya. Gangguan yang termasuk
mempunyai lebih dari satu arti, yakni: 1) didalamnya sering dimulai dengan godaaan
suatu perilaku yang membuat suatu benda atau keinginan yang destruktif namun sulit
berada dalam penguasaannya yang nyata, ditolak. Ditambahkan Durand dan
atau berada di bawah kekuasaanya atau di Barlow,penderita sering dipersepsi oleh
dalam detensinya, terlepas dari masyarakat memiliki masalah itu semata-
maksudnya tentang apa yang ia inginkan mata karena tidak mempunyai “kemauan”.
dengan benda tersebut; 2) merupakan
suatu tindakan sepihak untuk membuat Kleptomania tidak bisa disamakan dengan
suatu benda berada dalam penguasaannya tindak pidana pencurian biasa dalam
(Pasal 362 KUHP, dalam Lamintang, diagnosanya. Kaplan dan Sadock (1997),
2009). menyebutkan perbedaan utama klepto-
mania dan bentuk mencuri lainnya. Pada
Berdasarkan beberapa kasus pencurian diagnosis kleptomania, mencuri harus
yang terjadi, ada sebuah tindakan selalu diikuti kegagalan untuk menahan
mengambil barang orang lain secara impuls dan harus merupakan tindakan
sembunyi-sembunyi yang berbeda dengan yang tersendiri, dan benda-benda yang
tindakan pencurian biasa. Tindakan dicuri tidak boleh memiliki arti segera atau
tersebut terjadi karena pelakunya tujuan keuanganan. Pada mencuri biasa,
memiliki suatu gangguan kendali impuls; tindakannya biasanya direncanakan, dan
gangguan itu disebut kleptomania. Ciri benda-benda yang dicuri untuk digunakan
penting dari kleptomania adalah atau memiliki nilai finansial. Kleptomania
kegagalan berulangkali dalam menahan muncul karena adanya faktor-faktor yang
impuls untuk mencuri benda-benda yang mempengaruhinya.
tidak diperlukan untuk pemakaian pribadi
atau arti ekonomi (Kaplan dan Sadock, Psikologi memandang perilaku manusia
1997). (human behavior) sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun
Chaplin (dalam Kartono, 2009) kompleks. Demikian pula halnya dengan
mendefinisikan kleptomania dengan suatu beberapa bentuk perilaku abnormal yang
impuls obsesif atau kompulsi untuk ditunjukan oleh para penderita
mencuri. Menurut Grant (2008), abnormalitas jiwa ataupun oleh orang-

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169


165 Prabowo & Karyono

orang yang sedang berada dalam nangkapan mereka, kendatipun


ketidaksadaran akibat pengaruh obat- penahanan yang berulang menyebabkan
obatan, minuman keras, situasi hipnotik, penderitaan dan rasa malu. Orang
serta situasi-situasi emosional yang sangat kleptomania mungkin merasa bersalah
menekan (Azwar, 2011). Penelitian ini dan cemas setela mencuri, tetapi mereka
bertujuan untuk memberikan gambaran tidak merasa marah atau balas dendam.
mengenai dinamika psikologis individu
yang memiliki kecenderungan perilaku Terdapat beberapa kriteria diagnostik
pencurian dengan gangguan pengendalian kleptomania, diantaranya adalah: 1)
impuls (kleptomania). kegagalan berulang dalam menolak
impuls untuk mencuri benda-benda yang
Menurut Lamintang dan Lamintang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi
(2009), tindak pidana pencurian diatur atau untuk menilai uangnya; 2)
dalam bentuk pokok diatur dalam pasal meningkatkan rasa ketegangan segera
362 KUHP. Definisi tindak pidana sebelum melakukan pencurian; 3) rasa
pencurian sendiri adalah mengambil suatu senang, puas atau lega pada saat
benda yang sebagian atau seluruhnya bersamaan dengan melakukan pencurian;
merupakan kepunyaan orang lain, dengan 4) mencuri tidak dilakukan untuk
maksud untuk menguasai benda tersebut mengekspresikan kemarahan atau balas
secara melawan hukum, karena bersalah dendam dan bukan sebagai respon suatu
melakukan pencurian. Agar seseorang halusinasi.
dapat dinyatakan bersalah telah
melakukan tindak pidan pencurian, orang Ciri penting dari kleptomania terdiri dari
tersebut harus terbukti telah memenuhi dorongan atau impuls yang rekuren
semua unsur dari tindak pidana pencurian (berulang), intrusive, dan tidak dapat
yang terdapat didalam rumusan Pasal 362 ditahan untuk mencuri benda-benda
KUHP. yang tidak diperlukan. Pasien kleptomania
mungkin juga mengalami penderitaan
Kaplan dan Sadock (1997), menjelaskan tentang kemungkinan atau sebenarnya
bahwa kleptomania sebagai kegagalan mereka memahami dan tanda manifest
rekuren untuk menahan impuls untuk dari depresi dan kecemasan. Pasien merasa
mencuri barang-barang yang tidak bersalah, malu, dan terhina karena perilaku
diperlukan untuk pemakaian pribadi atau mereka.
yang memiliki arti ekonomi, benda-benda
yang diambil sering kali dibuang, Menurut teori diathesis-stres model ter-
dikembalikan secara rahasia, atau dapat tiga faktor yang menjelaskan
disembunyikan. Orang dengan klepto- munculnya kleptomania, yaitu faktor
mania biasanya memiliki uang untuk psikodinamika, faktor biologis, dan faktor
membayar benda yang mereka curi secara psikososial. Faktor psikodinamika
impulsif. kleptomania ditandai oleh menjelaskan bahwa gejala kleptomania
ketegangan yang memuncak sebelum cenderung tampak seperti stress yang
tindakan, diikuti oleh pemuasan dan bermakna sebagai contohnya, kehilangan,
peredaan ketegangan dengan atau tanpa perpisahan, dan akhir hubungan yang
rasa bersalah, penyesalan, atau depresi berarti. Faktor biologis menjelaskan
selama tindakan. Walaupun pencurian penyakit otak dan retardasi mental telah
tidak terjadi jika kemungkinan akan dihubungkan dengan kleptomania, seperti
ditangkap, orang kleptomania tidak selalu mereka dihubungkan dengan gangguan
mempertimbangkan kemungkinan pe- pengendalian impuls lainnya. Tanda

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169


Gambaran psikologis individu dengan kecenderungan kleptomania 166

neurologis fokal, atrofi kortikal, dan perbuatan yang tidak dapat


pembesaran ventrikel lateral telah dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab
ditemukan pada beberapa pasien. kurang sempurna akal”.
Gangguan metabolisme monoamine,
khususnya serotonin, telah didalilkan.
Beberapa peneliti telah menekankan METODE
pentingnya aspek psikososial dari
gangguan, seperti peristiwa kehidupan Pemilihan subjek penelitian disesuaikan
awal. Model yang tidak tepat untuk dengan tujuan penelitian, yaitu individu
identifikasi dan tokoh orangtua yang yang memiliki kecenderungan perilaku
sendirinya sulit untuk mengendalikan kleptomania. Pemilihan subjek ini
impuls juga telah diklibatkan. mengacu pada kriteria diagnosa yang
ditetapkan oleh DSM IV- TR. Berikut
Kleptomania dapat dimulai pada masa adalah karakteristik yang harus terpenuhi
anak-anak, walaupun sebagian besar anak pada calon subjek penelitian, yaitu:
dan remaja yang mencuri tidak menjadi 1. Berusia antara 20-25 tahun.
dewasa yang kleptomania. Perjalanan 2. Memiliki kecenderungan melakukan
gangguan hilang dan timbul, tetapi tindakan mengambil suatu objek
gangguan cenderung menjadi kronis. secara sembunyi-sembunyi, yang
Angka pemulihan spontan tidak diketahui. didasari oleh impuls dan pikiran yang
Gangguan dan komplikasi serius biasanya berulang-ulang dari dalam diri.
sekunder karena tertangkap, khususnya 3. Objek yang diambil merupakan
jika ditahan. Banyak orang yang benda-benda yang tidak memiliki arti
tampaknya tidak mempertimbangkan ekonomi.
secara sadar kemungkinan harus 4. Perilaku masih berlangsung sampai
menghadapi akibat tindakan mereka, suatu saat penelitian ini dilakukan.
ciri yang sejalan dengan penjelasan pasien
kleptomania sebagai orang yang merasa Metode pengambilan data dilakukan
disalahkan dan dengan demikian dituduh dengan metode wawancara semi ter-
mencuri. Karena kleptomania yang struktur. Gambaran karakteristik kedua
mencuri adalah jarang, laporan pengobatan subjek dalam penelitian ini disajikan
cenderung merupakan penjelasan kasus dalam Tabel 1.
individual atau jumlah kasus yang singkat.

Pada individu pelaku kleptomania, ada HASIL DAN PEMBAHASAN


keadaan jiwa tertentu sehingga ia
terdorong untuk melakukan perbuatan Berdasarkan penelitian yang telah
tersebut. Apabila secara klinis bahwa dilakukan terhadap kedua subjek, hasil
seorang pelaku tindak pidana pencurian yang didapat adalah perbuatan mengambil
terbukti secara sah dan meyakinkan barang yang dilakukan oleh subjek secara
mengidap suatu kelainan jiwa seperti sembunyi-sembunyi adalah sebagai bagian
kleptomania dengan pemeriksaan oleh dari usaha kedua subjek untuk
ilmuan yang berkompeten baik itu meningkatkan rasa kecemasan dan
psikiater atau psikolog, maka tindakan ketegangan yang akan menghasilkan
pidana untuk pelakunya dapat batal demi sensasi ketegangan. Sensasi ketegangan
hukum. Hal ini tercantum dalam Pasal itulah yang dicari dan dinikmati oleh
44 ayat 1 yang berbunyi; “Tiada dapat kedua subjek. Rasa puas dan senang dari
dipidana barang siapa mengerjakan suatu pengalaman subjek melakukan

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169


167 Prabowo & Karyono

Tabel 1.
Deskripsi Kondisi Subjek

Aspek Subjek 1 Subjek 2


Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
Usia 24 tahun 23 tahun
Pekerjaan Subjek - Mahasiswa
Pekerjaan Bapak Pendidik PNS
Pekerjaan Ibu Pendidik Ibu Rumah Tangga

Tabel 2.
Unit Makna dan Makna Psikologis Keseluruhan Subjek

Unit Makna Makna Psikologis Subjek


Stimulus Impuls 1,2
Repression 1,2
Planning 1,2
External Factors Crowded 1
Uncrowded 2
Response Tension 1
Conflict 2
After Tension reduction 1
Lack of emphaty 1
Conflict 2
Self-perception Pile Up 1,2
Subjective 1,2
Caught Caught 1
Uncaught 2
Democratic 2
Parenting Moral regulation 1,2
Religious 1,2
Social Communication 1,2
Permissive 1
Unpermissive 2

pengambilan barang secara sembunyi- didorong oleh suatu impuls ketika


sembunyi adalah sebagai pereda melihat sebuah objek yang berperan
ketegangan. sebagai stimulus. Terkadang untuk
melancarkan aksinya, kedua subjek
Kedua subjek adalah seorang remaja melakukan beberapa perencanaan.
yang memiliki gangguan pengendalian Perencanaan dilakukan untuk melakukan
impuls dengan kecenderungan melakukan pengamatan singkat mengenai situasi dan
kleptomania. Munculnya gangguan itu kondisi sekitar objek berada. Hal ini
pada diri kedua subjek telah berlangsung dilakukan untuk memastikan keamanan.
cukup lama, dan frekuensi mereka Mereka tidak ingin mendapat resiko
melakukan perbuatannya pun tidak dapat buruk akibat perbuatan mereka. Pada
lagi dihitung dengan angka statistik. subejk 1, situasi yang ideal menurutnya
Mereka melakukan kleptomania karena adalah crowded atau situasi sekitar yang

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169


Gambaran psikologis individu dengan kecenderungan kleptomania 168

ramai. Menurutnya, dalam situasi seperti KESIMPULAN


itu perhatian orang-orang disekitarnya
akan teralihkan dan tidak terfokus pada Makna dari sebuah tindak pencurian
barang-barang yang ada disekitarnya. Hal adalah suatu tindakan pengambilan
ini juga berlaku disebuah took atau barang orang lain dengan tujuan untuk
tempat perbelanjaan, dimana situasi ramai memilikinya. Secara harfiah, hal ini sama
dapat mengalihkan perhatian para dengan makna pada kecenderungan
penjaganya. Berbeda dengan subjek 1, kleptomania. Unsur dari perbuatan
subjek 2 memilih uncrowded atau situasi kleptomania juga merupakan sebuah
sepi sebagai tempat yang ideal untuk tindakan untuk melakukan pengambilan
menjalankan aksinya. Situasi seperti ini barang dengan tujuan untuk memilikinya.
dipilih, karena dirinya menghindari Namun, pembeda keduanya hanya pada
keungkinan buruk terjadinya penang- motif, jenis barang, dan perlakuan
kapan apabila ada orang lain yang melihat terhadap barang selanjutnya. Jika, pada
gerak-geriknya. pencurian biasa pelakunya selalu
berdasarkan motif ekonomi, namun pada
Ketika melakukan perbuatannya, subjek 1 kleptomania tindakan yang dilakukan
merasakan tension atau perasaan tegang. sebagai pemenuhan kepuasan diri dan
Perasaan tegang tersebut dihasilkan sebagai cara untuk memenuhi dorongan
karena dirinya menyadari sedang yang muncul ketika melihat suatu objek.
melakukan perbuatan yang buruk.
Namun, bagi subjek 1 perasaan tegang Para pelaku kleptomania, mengambil
yang muncul tidak membuatnya merasa barang-barang dan lalu mengumpul-
terganggua. Dirinya justru menikmati kannya disebuah tempat. Para pelaku
perasaan tegang tersebut dan kleptomania, pada dasarnya tidak tertarik
menganggapnya sebagai sebuah motivasi untuk menjual barang-barang mereka.
untuk segera menyelesaikan per- Namun, apabila ada faktor yang
buatannya. Pada subjek 2, ketika menguatkan, hal itu bisa saja terjadi
melakukan perbuatannya, justru konflik seperti contohnya adalah ketika ada orang
yang didapatkannya. Konflik ini yang tertarik pada barang yang dimiliki
dihasilkan karena ada pertentangan antara oleh pelaku kleptomania, dan ingin
keinginan dan perasaan bersalah dan memilikinya.
berdosa. Untuk mengatasi konflik yang
muncul, maka dirinya akan mempercepat Bagi peneliti lain yang tertarik dalam
proses pengambilan objek. Karena penelitian yang sama, diharapkan lebih
apabila konflik tersebut membesar, maka mengembangkan dan menyempurnakan
hal itu akan membuat keyakinannya penelitian ini. Banyak dunia kehidupan
melemah dan membuatnya mengurung- pelaku kecenderungan kleptomania yang
kan niatannnya. belum terungkap dalam penelitian ini,
untuk itulah peran peneliti lain dalam
penelitian serupa sangat diharapkan agar
terciptanya penelitian serupa yang lebih
kompleks mengangkat dunia kehidupan
para pelakunya.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169


169 Prabowo & Karyono

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. Kartono, K. (2009). Kamus Lengkap


(2000). Diagnostic and Statistical Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo
Manual of Mental Disorders. 4th ed., Persada.
Text Revision (DSM IV-TR)
Washington (DC): American Kartono, K. ( 2007). Patologi Sosial 1.
Psychiatric Publishing, Inc. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia. Teori Lamintang, P. A. F. & Lamintang, T.


dan Pengukurannya edisi 2. ( 2009). Delik-delik khusus
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. kejahatan terhadap harta kekayaan.
Jakarta: Sinar Grafika.
Grant, J. E. ( 2008). Kleptomania:
Clinical characteristics and treatment.
Department of Psychiatry University Moeljatno. ( 1983). Perbuatan p idana
of Minnesota School of Medicine. dan p ertanggung jawaban d alam
hukum pidana. Jakarta: Bina Aksara.
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Grebb, J.
A. ( 1997). Sinopsis Psikiatri, edisi Prayudi, G. (2008). Seluk beluk hukum
ke-tujuh jilid dua. Jakarta: Binarupa pidana yang penting untuk diketahui.
Aksara. Jakarta: Boya Book.

Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.2 Oktober 2014, 163-169

Anda mungkin juga menyukai