Kti Irma Bab 1
Kti Irma Bab 1
Oleh :
IRMAWATI
NIM. B.10.025
A. Latar Belakang
Kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam
waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat atau
usia kehamilan, dimana penyebab kematian ibu secara langsung dan tidak
masa nifas dan segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat, secara tidak
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) masih sangat tinggi pada tahun
2010 yaitu Singapura sekitar 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei sekitar 33 per
100.000 kelahiran hidup, Malaysia sekitar 61 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina
112 per 100.000 kelahiran hidup dan Indonesia 124 per 100.000 kelahiran hidup
(Muchtar. 2012).
mengatakan tingkat kematian ibu saat melahirkan diindonesia masih tinggi yaitu
hampir setiap satu jam, dua ibu melahirkan meninggal dunia.Dimana AKI tahun
Jadi dapat disimpulkan bahwa 50% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan dan
terjadi anemia berat yang akan menimbulkan syok serta jika tidak tertangani dengan
dimana sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-
tiba, sebagian besar perdarahan terjadi pasca persalinan, baik karena Atonia uteri
maupun sisa plasenta.Hal ini menunjukkan penanganan kala III yang kurang optimal
AKI yang terjadi di Sulawesi Barat juga cukup tinggi, Berdasarkan data dari
hidup dan kabupaten Mamuju Utara dengan jumlah 25/100.000 kelahiran hidup.
Dari data yang diambil dari medical record diRSUD Polewali Mandar yang
merupakan Rumah Sakit Tipe C. Jumlah persalinan pada tahun 2010 sebanyak 785
orang dan yang mengalami retensio plasenta sebanyak 47 (5,99%) orang,
sedangkan pada tahun 2011 jumlah persalinan 809 orang dan yang mengalami
retensio plasenta 69 (8,53%) kasus, pada tahun 2012 jumlah persalinan 612 orang
dan yang mengalami retensio plasenta 43 (7,03%) orang, dan jumlah persalinan
Sakit Umum Daerah Polewali Mandar, tanggal 15 s.d 16 Juli 2013, Agar kasus
persalinan kala III yang tepat dan benar serta setiap kasus retensio plasenta yang
ada dapat ditangani sesegera mungkin sehingga tidak menimbulkan syok bahkan
kematian.
Ny “H” dengan Retensio Plasenta di Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan Ny “H” dengan Retensio Plasenta di
Rumah Sakit Umum Daerah Polewali Mandar 15 s.d 16 Juli 2013, berdasarkan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan ujian akhir dan
penerapan ilmu yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan program DIII
2. Manfaat Ilmiah
dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahwa asuhan untuk karya
ilmiah tersebut.
4. Manfaat Institusi
bacaan dan aman bagi mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah dengan
Dalam penulisan karya tulis ini berdasarkan hasil ilmiah yang dipadukan dengan
praktek, pengalaman memerlukan data objek dengan teori dasar dalam pemecahan
masalah.
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
a. Anamnese
Polewali Mandar.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Observasi
klien
3. Studi Dokumentasi
pasien baik bersumber dari catatan perawatan maupun dari sumber lain yang
4. Diskusi
klien.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami karya tulis ilmiah ini, maka penulis
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
1. Pengertian
2. Macam-macam persalinan
3. Etiologi
4. Tanda-tanda persalinan
5. Tahap-tahap persalinan
1. Pengertian
1. Pengertian
3. Etiologi
1. Pengertian
1. Pengertian
Langkah VI : Implementasi
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas tentang kesenjangan teori dan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi
dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang kecil, kemudian terus
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan
2. Macam-macam persalinan
a. Persalinan spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan
c. Persalinan anjuran
Persalinan dengan bantuan diberi obat-obatan baik disertai / tanpa
3. Etiologi
antara kadar progesterone dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir
b. Teori oxcytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxcytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
c. Peregangan otot-otot
d. Teori prostaglandin
2009).
4. Tanda-tanda persalinan
sebagai berikut :
a. Terjadi lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP.Pada multigravida tanda ini tidak
begitu kelihatan.
menjelang persalinan. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan
2) Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang
4) Durasi pendek
d. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan
serviks menjadi matang dan lembut serta terjadi obliterasi serviks dan
5. Tahap-tahap persalinan
a. Kala I
1) Fase laten
2) Fase aktif
Terjadi penurunan bagian terbawah janin, frekuensi dan lama kontraksi
Fase aktif biasanya dimulai sejak ibu mengalami kontraksi teratur dan
kuat serviks akan terus membuka dan kontraksi menjadi lebih kuat dan
semakin nyeri (sekali tiap 2-3 menit berlangsung 60 detik atau lebih).
(Chapman. 2006).
b. Kala II
a) Pembukaan lengkap
c. Kala III
Dimulai dari lahirnya bayi hingga pengeluaran plasenta. Setelah bayi lahir
biasanya his berhenti sebentar dan kemudian muncul lagi yang disebut his
pelepasan uri. Lama kala III pada primigravida dan multigravida 6-15 menit.
Perdarahan kala uri baik sebelum dan sesudah lahirnya plasenta tidak lebih
postpartum pada 1 jam pertama setiap 15 menit dan setiap 30 menit pada 1
ibu bersalin :
4) Luka perineum sudah dirawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6) Keadaan umum ibu baik (Tekanan Darah, Nadi, nafas normal) dan tidak
1. Pengertian
a. Kala III adalah persalinan terjadi setelah kelahiran bayi dan melibatkan uterus
b. Kala III adalah dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
c. Kala III adalah masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses
Terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat
memanjang atau terjulur keluar melalui vagina / vulva, adanya semburan darah
secara tiba-tiba berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus
Pada kala III persalinan, bila bayi lahir uterus akan mengecil, plasenta
akan terlepas dari implantasinya. Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah atau
dipinggir plasenta atau serempak dari tengah dan dari pinggir plasenta yang
ditandai oleh panjangnya tali pusat dari introitus vagina. Apabila plasenta mulai
terlepas, umumnya perdarahan tidak melebihi 500 ml, bila lebih maka hal ini
2) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
0,2 mg IM.
1) Satu tangan dengan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas syimfisis
2) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan
vulva.
3) Jaga tahanan ringan pada tali dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3
menit).
4) Selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus
tidak berkontraksi, tangan tetap berada pada uterus tetapi bukan melakukan
PTT, Ulangi langkah-langkah PTT pada setiap kontraksi sampai plasenta
terlepas.
klem pada tali pusat mendekati plasenta. Keluarkan plasenta dengan gerakan
selama 10-15 detik atau jika perdarahan hebat terjadi, segera lakukan
kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2
f. Jika menggunakan manajemen Aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit, berikan oksitosin 10 unit IM dosis kedua dalam jarak waktu
g. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 30 menit.
penuh
3) Berikan oksitosin 10 unit IM dosis ketiga dalam jarak waktu 15 menit dari
Perdarahan pada kala III : atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan
1. Pengertian
d. Haemorgic post partum (HPP) adalah perdarahan yang dapat terjadi sampai
3. Etiologi
b. Retensio plasenta
3) Rupture uteri
e. Penyakit darah
2) Solusio plasenta
f. Hematoma
g. Inversi uterus
anak besar.
a. Perdarahan pervagina
c. Fundus uteri naik (jika pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah
d. Tanda-tanda syok
(Nadi cepat dan lemah, tekanan darah yang rendah, pucat khususnya
pada kelopak mata bagian dalam, telapak tangan, atau sekitar mulut,keringat
(Sastrawinata. 2005).
5. Diagnosis perdarahan postpartum
a. Atonia uteri
1) Gejala yang selalu ada : uterus tidak berkontraksi, gejala lembek dan
nadi cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain).
1) Gejala yang selalu ada : perdarahan segera, darah segar mengalir segera
c. Retensio plasenta
e. Inversio uterus
1) Gejala yang selalu ada : uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa,
tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), perdarahan segera dan nyeri
(Rahmawati. 2011).
f. Atasi syok
jalan lahir.
7. Komplikasi
1. Pengertian
c. Retensio plasenta adalah jika plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir
(Sastrawinata. 2010).
d. Retensio plasenta adalah plasenta yang belum dilahirkan dalam batas waktu
2) Dalam 1 jam setelah penatalaksanaan menunggu
(Chapman. 2009)
Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak akan terjadi perdarahan
tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena kontraksi kurang kuat
oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai miometrium dan perimetrium
(plasenta akreta sampai perkreta). Palsenta yang sudah lepas dari dinding
uterus akan tetapi belum keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk
melahirkan atau karena salah penanganan kala III, akibatnya terjadi lingkaran
a. Fungsional:
adhesive.
b. Patologi-anatomi
1) Plasenta akreta
2) Plasenta inkreta
miometrium.
3) Plasenta perkreta
2005).
Tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibat tarikan, perdarahan
b. : Belum lahir
Definisi Sebabnya:
lebih dari 30 menit. Plasennta adhesive
Indikasi plasenta manual Plasenta akreta
Perdarahan Plasenta inkreta
Habitualis HPP Plasenta inkarserata
Narkosa
1. Pengertian
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
kondisi pasien.
merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah dilihat dari kondisi pasien atau setiap masalah yang berkaitan, tetapi
f. Langkah VI implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah
hasil asuhan klien dalam rekaman medis klien sebagai catatan perkembangan
kemajuan yaitu:
a. Subyektif (S)
b. Obyektif (O)
Apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat melakukan
pemeriksaan laboratorium.
c. Assesment (A)
Kesimpulan dari apa yang dibuat berdasarkan data subyektif dan obyektif
keputusan klinik yang diambil dalam rangka mengatasi masalah klien atau
dan pendokumentasian.
2. Diagnosa/masala Assesment/
h actual
Diagnose
3. Antisipasi
masalah potensial
4. Menetapkan Assesment (A)
kebutuhan segera
untuk konsultasi
kolaborasi,
rujukan
5. Perencanaan Perencanaan Planning (P)
(intervensi
6. Pelaksanaan Pelaksanaan Konsul, tes
(implementasi) diagnostik/laboratorium,
7. Evaluasi Evaluasi
tujuan pendidikan, konseling,
follow up
(Estiwidani.2008)