BAB III - Selvi - Baru

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini diuraiakan asuhan kebidanan pada Ny “F” gestasi


12-14 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Puskesmas
Matakali POL-MAN tanggal 7 s.d 9 Mei 2013
No.register : 040
Tanggal masuk Puskesmas : 7 Mei 2013 jam 14.10 wita
Tanggal Pengkajian : 7 Mei 2013 jam 14.30 wita
Nama Pengkaji : Selvi Astuti
A. LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Identitas Istri / Suami
a. Nama : Ny “F”/ Tn “A”
b. Umur : 27 tahun/ 30 tahun
c. Nikah :1 kali ± 4 tahun
d. Suku : Mandar/ Mandar
e. Agama : Islam/ Islam
f. Pendidikan : SD/ SD
g. Pekerjaan : IRT/ Petani
h. Alamat : Sederhana
2. Data Biologis
a. Keluhan utama : ibu mengeluh mual dan muntah
b. Riwayat keluhan utama : ibu mengeluh mual dan muntah setiap
mengkonsumsi makanan sejak tanggal 25 April 2013
dan muntah yang berlebihan dengan frekuensi lebih dari 10x /
sehari sejak tanggal 6 Mei 2013
3. Tinjauan ANC
a. Ini adalah kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran
b. HPHT : 03 Februari 2013
c. HTP : 10 November 2013
d. Umur kehamilan 3 bulan
e. ini pemeriksaan kedua selama kehamilan
f. Ibu belum mendapat imunisasi TT
g. Tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil
h. Mual dan kurang nafsu makan
i. Obat atau terapi pada pemeriksaan pertama yaitu: tablet Fe
dan BCom.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu
Anak pertama ditolong oleh bidan di puskesmas tahun 2011, lahir
spontan, jenis kelamin laki-laki, BBL 3100 gr, disusui selama ±1
tahun.
5. Riwayat KB
Ibu sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi KB Pil selama ± 1
tahun sejak awal tahun 2012 sampai akhir tahun 2012.
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar Sebelum hamil Selama hamil


1. Kebutuhan nutrisi
a. Jenis makanan Nasi, sayur, ikan, telur Ibu makan tapi
dan buah-buahan sedikit-sedikit
b.
Frekuensi makan 3 x sehari
c.
Kebutuhan cairan ± 7-8 gelas/hari
d.
Nafsu makan Baik
2. Kebutuhan eliminasi
a. BAB :
1) Frekuensi, warna, 1-2 x sehari, kuning tua, Tidak ada perubahan
konsistensi padat
b. BAK :
1) Frekuensi, warna 3-4 x sehari, kekuningan
Tidak ada perubahan
3. Pola istirahat dan tidur
a. Kebiasaan :
1) Tidur siang ± 1 jam (14.00-15.00
WITA) Ibu susah untuk tidur
2) Tidur malam ± 7 jam (22.00-05.00
WITA)
4. Personal hygiene
a. Kebersihan rambut Keramas 3 x seminggu
memakai shampo
b. Kebersihan badan Mandi 2x sehari memakai
sabun
c. Kebersihan gigi dan Sikat gigi 2 x sehari
mulut memakai pasta gigi Tidak ada perubahan
d. Kebersihan genetalia Mencuci alat genetalia
setiap kali BAK dan BAB
e. Kebersihan pakaian Mengganti pakaian dalam
2 x sehari/setiap kali
basah
7. Data Psikososial, Ekonomi dan Spiritual
a. Hubungan ibu dan keluarga cukup harmonis
b. Biaya perawatan di tanggung oleh suami
c. Ibu dan keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan dan
kelangsungan kehamilannya
8. Pemeriksan Fisik
a. keadaan umum : lemah
b. tinggi badan 155 cm
c. berat badan sebelum hamil 56,3 kg
d. berat badan sekarang 53kg
e. Lila 25 cm
f. Tanda -tanda vital
TD : 100/60 mmHg
N : 92 x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5⁰c
g. Kepala
1) Rambut tampak lurus, hitam, bersih dan tidak ada nyeri
tekan
2) Ekspresi wajah meringis dan tidak ada oedema
3) Konjungtiva merah muda,sclera sedikit ikterus, mata cekung
dan tampak sayu
4) Hidung siimetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan nyeri
tekan
5) Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan
peradangan
6) Bibir kering dan pucat, lidah kotor
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan vena
jugularis
i. Dada
1) Payudara simetris kiri dan kanan
2) Putting susu menonjol
3) Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
j. Abdomen
1) Tampak adanya linea nigra
2) Tonus otot perut kendor
3) Tidak ada bekas luka operasi
4) Pemeriksaan Leopold 2jr diatas sympisis
5) DJJ belum terdengar
k. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Tampak terpasang infuse Rl botol pertama 28 tetes/menit
2) Ekstremitas bawah
Tidak ada varices dan oedema
l. Kulit
Turgor kulit berkurang
9. Pemeriksaan penunjang
HB : 11,8 gr %
B. LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa / masalah aktual : GII P0 A0, gestasi 12-14 minngu,
hiperemesis gravidarum tingkat II dengan masalah hidrasi.
1. GII P0 A0
Data subjektif : kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran
Data objektif :
a. tampak linea nigra
b. tonus otot perut tampak kendor
Analisa dan interpretasi data
Pada multigravida tonus otot abdomen tampak kendor karena
sudah pernah teregang sebelumnya.Pada saat hamil kulit terdapat
deposit pigmen dan hiperpigmentasi pada alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating
hormon (MSH) hipofisis kadang-kadang terdapat deposite pigmen
pada dahi, pipi dan hidung dikenal sebagai gravidarum juga linea
alba pada kehamilan menjadi hitam disebut sebagai linea nigra
(Winkjosastro, 2009).
2. Gestasi 12-14 minggu
Data subjektif :
a. umur kehamilan 3 bulan
b.hari pertama haid terakhir tanggal 03 Februari 2013
Data objektif :
a. tanggal pengkajian 7 Mei 2013
b. palpasi Leopold 2jr di atas sympisis
Analisa dan interpretasi data
a. Menurut Neagle dapat di hitung dari HPHT tanggal 03 Februari
2013 sampai dengan pengkajian tanggal 7 Mei 2013 maka umur
kehamilan 13 minggu 4 hari atau 12-14 minggu
b. Pada palpasi Leopold dilakukan untuk menentukan besarnya
rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan
letak anak dalam rahim, dan pada pemeriksaan leopold
didapatkan TFU 2jr di atas sympisis menandakan umur
kehamilan 12 minggu (Prawirohardjo, 2008; Marimbi, 2011).
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Data subjektif : Mual dan muntah setiap mengkonsumsi makanan
dan minuman sejak tanggal 25 April 2013 dan
muntah yang berlebihan dengan frekuensi
lebih dari 10 x/ sehari sejak tanggal 6 Mei 2013
Data objektif :
a. keadaan umum lemah
b. tanda-tanda vital:
TD : 100/60 mmHg
N : 92x/ menit
P : 20x/ menit
S : 36,5⁰c
c. bibir kering
d.lidah kotor
e.mata cekung, sklera sedikit ikterus
Analisa dan interpretasi data
Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan
progesteron, estrogen menyebabkan meningkatnya asam lambung
sehingga merangsang terjadi muntah sedangkan progesteron
menurunkan peristaltik lambung sehingga terjadi mual dan muntah
berlangsung terus-menerus dan mempengaruhi keadaan ibu maka
disebut Hiperemesis Gravidarum. (Manuaba, 2007).
Hiperemesis gravidarum tingkat II ini penderita tampak lebih lemah
dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang
khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing (Prawirohardjo,
2009).
4. Dehidrasi
Data subjektif : mual dan muntah setiap mengkonsumsi
makanan dan minuman sejak tanggal 25
april
2013 dan muntah yang berlebihan
dengan
frekuensi lebih dari 10 x sehari sejak tanggal
6 Mei 2013.
Data objektif :
a.keadaan umum lemah
b.bibir kering dan pucat
c. turgor kulit berkurang
d. mata cekung
Analisa dan interpretasi data
a. Dehidrasi adalah kehilangan cairan yang berlebihan. Pada
kejadian Hiperemesis Gravidarum dimana terjadi vortinus atau
mual dan muntah yang berlebihan dan tidak yang terkendali
selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi dan
keseimbangan elektrolit (Lowdermich, 2004).
b. Mual muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya
hemokonsentrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang menyebabkan turgor kulit berkurang, bibir kering dan
suhu tubuh meningkat dan ini merupakan tanda dan gejala
dehidrasi (Prawirohardjo, 2010).
C. LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Antisipasi terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat III
Data subjektif : mual dan mutah setiap mengkonsumsi makanan
dan minuman sejak tanggal 25 April 2013 dan
muntah berlebihan dengan frekuensi 10x/hari sejak
tanggal 6 Mei 2013.
Data objektif :
a.keadaan umum lemah
b.mata cekung, sklera sedikit ikterus
c.lidah kering dan kotor
Analisa dan interpretasi data
Prognosis hiperemesis tergantung dari penanganan dan
kerjasama dari pasien itu sendiri, apabila kasus ini tidak ditangani
dengan sebaik-baiknya maka kemungkinan terjadinya hiperemesis
gravidarum yang berat atau hiperemesis tingkat III (Manuaba,
2007).
D. LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
1. Penatalaksanaan pergantian cairan infus untuk memenuhi
kebutuhan cairan dalam tubuh yaitu dextrose 5%+RL yaitu 2:1
dengan kecepatan tetesan 28 tetes/menit
Rasional : Pemberian cairan dextrose dan Ringer Laktat dapat
mengganti cairan dan elektrolit yang keluar melalui
muntah dan Sesuai resep dokter yaitu pemberian
kebutuhan cairan RL 500ml/6 jam dengan faktor tetes
(20 tetes/1ml). Jadi 500 ml dikali faktor tetes (20 tetes)
dibagi (6 jam x 60 menit) = 10000 /360 = 27,7 atau
dibulatkan menjadi 28 tetes/menit.
2. Ringer Laktat
Rasional : menggantikan cairan isotonik yang hilang, elektrolit
tertentu, dan untuk mengatasi asidosis metabolik
tingkat sedang.
3. Dextrose 5%
Rasional : menggantikan air (cairan hipotonik) yang hilang,
memberikan suplai kalori, juga dapat dibarengi dengan
pemberian obat-obatan atau berfungsi untuk
mempertahankan vena dalam keadaan terbuka dengan
infus tersebut.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
Jam 14.35 WITA
a. Drips Neurosanbe 1 ampl/ 24 jam (500 mg) diberikan pada
cairan RL botol pertama
b. B6 3x1 tab 10 mg
Rasional :
a. Neurosanbe mengandung piridoksin untuk keaktifan
susunan saraf pusat yang normal, metabolism, protein
pengobatan rasa mual dan muntah sewaktu hamil
b. Dengan memberikan B6 dapat mengurangi rasa mual
dan muntah.
E. LANGKAH V RENCANA TINDAKAN INTERVENSI
1. Tujuan
a. Hiperemesis tingkat II teratasi
b. Dehidrasi teratasi
c. Tidak terjadi hiperemesis gravidarum tingkat III.
2. Kriteria
a. Keadaan umum ibu baik
b. Mual dan muntah berhenti
c. Turgor kulit ibu baik
d. Nafsu makan ibu baik
e. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : sistole 100-120
diastole70-90 mmHg
N : 60-80x/ menit
P : 16-24x/ menit
S : 36,5-37,5⁰c
3. Rencana tindakan
Intervensi tanggal 7 Mei 2013 jam 14.35 WITA.
a. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Rasional : Keadaan umum dan tanda - tanda vital
merupakan indikator untuk mengetahui keadaan
ibu dan untuk tindakan selanjutnya
b. Observasi tetesan cairan infus
Rasional : jumlah tetesan infus yang tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan
cairan didalam sistem sirkulasi
c. Beri dukungan psikoklogis pada ibu.
Rasional : Dukungan psikologis yang diberikan oleh petugas
kesehatan dan keluarga dapat membantu ibu
dalam proses penyembuhan
d. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil
tapi sering
Rasional : Pengaturan makanan secara ketat dapat
Mengurangi mual dan muntah dan mendukung
nutrisi yang adekuat sedangkan buah-buahan
banyak mengandung air, mineral dan vitamin yang
berguna sebagai zat pengatur dan memperlancar
proses metabolisme tubuh.
e. Anjurkan ibu makan kue kering dan manis, serta menghindari
makanan yang merangsang dan berlemak
Rasional : Makanan kering tidak merangsang pencernaan
Dan mengurangi perasaan mual sedangkan
makanan yang berlemak dan berminyak
mengurangi rangsangan saluran pencernaan,
sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.

f. Libatkan suami dan keluarga dalam merawat pasien.


Rasional : Suami dan keluarga adalah orang terdekat dengan
klien yang dapat memberikan semangat dalam
proses penyembuhan.
g. Berikan motivasi pada ibu agar mau menghabiskan
makanannya
Rasional :Pemberian motivasi pada ibu seperti petingnya
nutrisi makanan sangat berpengaruh pada tubuhnya
sendiri dan tumbuh kembang janinnya
h. Lanjutkan pemberian obat-obatan yaitu Neurosanbe dan B 6
Rasional : pemberian obat Neurosanbe dan B6 mengatasi
terjadinya mual dan muntah yang berlebihan pada
ibu serta memperbaiki keadaan umum klien.

F. LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Terlampir dalam SOAP
G. LANGKAH VII EVALUASI
Terlampir dalam SOAP
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN (SOAP)

TANGGAL 7 MEI 2013

No.register : 040
Tanggal masuk Puskesmas : 7 Mei 2013 jam 14.10 WITA
Tanggal pengkajian : 7 Mei 2013 jam 14.30 WITA
A. Identitas istri/suami
1. Nama : Ny “F”/ Tn “A”
2. Umur : 27 thn/ 30 thn
3. Nikah : 1 kali ± 4 thn
4. Suku : Mandar/ Mandar
5. Agama : Islam/ Islam
6. Pendidikan : SD/ SD
7. Pekerjaan : IRT/ Petani
8. Alamat : Sederhana
B. Data subjektif (S)
1. Ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran
2. Hari pertama haid terakhir 03 Februari 2013
3. Umur kehamilan 3 bulan
4. Mual dan muntah setiap mengkonsumsi makanan dan minuman
sejak tanggal 25 April 2013 dan muntah yang berlebihan dengan
frekuensi lebih dari 10x / sehari sejak tanggal 6 Mei 2013
5. Tidak ada nafsu makan sehingga merasa lemah dan tidak dapat
mengerjakan pekerjaan sehari-hari
6. Tidak pernah nyeri perut selama kehamilannya
C. Data objektif (O)
1. HTP tanggal 10-11-2013
2. Keadaan umum lemah
3. BB sebelum hamil : 56,3 kg
4. BB sekarang : 53 kg
5. Lila : 25 cm
6. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 92x/ menit
Pernapasan : 20x / menit
Suhu : 36,5⁰c
7. Konjungtiva merah muda dan sklera sedikit ikterus
8. Mata cekung
9. Bibir kering dan pucat, lidah kotor
10. Payudara simetris kiri dan kanan
11. Tonus otot tampak kendor, dan TFU 2jr diatas sympisis
12. Ekstremitas atas, terpasang infus botol pertama RL 28 tetes/menit
ekstremitas bawah simetris kiri dan kanan tidak ada oedema
13. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : HB 11,8gr %
D. Analisa(A)
GII P0 A0, gestasi 12-14 minggu, hiperemesis gravidarum tingkat II
dengan masalah dehidrasi
Potensial antisipasi terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat III
Kolaborasi dengan dokter untuk pergantian cairan Dextrose 0,5%+RL
2:1 dan pemberian obat Neurosanbe 1 ampl/24 jam 500 mg,B6 3x1 10
mg.
E. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 7 Mei 2013 jam 14.35 WITA
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
a. Keadaan umum ibu tampak lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : 100/60 mmHg
N : 92x/ menit
P : 20x/ menit
S : 36,5⁰c

2. Mengobservasi tetesan cairan infus.


Botol pertama cairan RL 28 tetes / menit
3. Memberi dukungan psikologis pada ibu.
Ibu tampak tenang dan mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil
tapi sering.
Mengerti dan mau melakukan apa yang dijelaskan tantang
makanan dalam porsi yang kecil tapi sering.
5. Menganjurkan ibu makan kue kering dan manis, serta menghindari
makanan yang merangsang dan berlemak
Ibu makan kue dan biskuit.
6. Melibatkan suami dan keluarga dalam merawat pasien.
klien didampingi suami dan keluarga
7. Memberikan motivasi pada ibu agar mau menghabiskan
makanannya
ibu berusaha menghabiskan makanannya
8. Melanjutkan pemberian obat yaitu:
Drips Neurosanbe1 ampl /24 jam 500 mg
B6 3x1 tab 10 mg
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN (SOAP)
TANGGAL 8 MEI 2013

A. Data subjektif (S)


1. Mual dan muntah sebanyak dua kali sehari
2. Ibu masih lemah
B. Data objektif (O)
1. Keadaan umum ibu masih lemah
2. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
N : 86x /menit
P : 20x/ menit
S : 36,5⁰c
3. Konjungtiva merah muda dan sklera sedikit ikterus
4. Mata cekung
5. Bibir kering dan pucat
6. Tampak terpasang infus botol ke tiga cairan Dextrose 5% dengan
jumlah tetesan 20 tetes/ menit
C. Analisa (A)
GII P0 A0, gestasi 12-14 minggu, hiperemesis gravidarum tingkat I
dengan masalah dehidrasi
Potensial antisipasi terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat II
Kolaborasi dengan dokter untuk pergantian cairan dextrose 5% dan
pemberin obat B6 3x1 10 mg dan Bcom 3x1 10 mg.
D. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 8 mei 2012 jam 08.05 WITA
1. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
a. Keadaan umum ibu masih tampak lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/ menit
P : 20x/ menit
S : 36,5⁰c
2. Mengobservasi tetesan cairan infus.
Botol ketiga cairan Dextrose 5% 20 tetes / menit
3. Meganjurkan ibu mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil dan
sering
ibu sudah bisa makan walaupun dalam porsi kecil
4. Memberikan He tentang Gizi
Mengkonsumsi makanan bergizi misalnya sayur, ikan serta susu
dapat membantu membentuk sel-sel darh merah dan pertahanan
tubuh ibu dan janin
Ibu mengeti dan menyadari pentingnya gizi bagi janin dan
kebutuhan nutrisinya.
5. Penatalaksanaan pemberian obat :
B6 3x1 tab 10 mg
BCom 3x1 tab 10 mg
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN (SOAP)
TANGGAL 9 MEI 2013

A. Data subjektif (S)


1. Ibu masih mual dan tidak muntah
2. Nafsu makan sudah mulai membaik
3. Menghabiskan makanan yang diberikan
B. Data objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Ekspresi wajah ibu tampak tenang
3. Turgor kulit membaik
4. Sklera putih
5. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu : 36,5⁰c
6. HB : 11,8 gr %
C. Analisa (A)
GII P0 A0, gestasi 12-14 minggu, dengan keadaan umum ibu baik.
D. Penatalaksanaan (P)
Tanggal 9 mei 2013 jam 08.05
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dan TTV
a. Keadaan umum ibu baik
b. TTV: TD : 110/70 mmHg
N : 80×/ menit
P : 20x/menit
S : 36,5 0C

2. Mengigatkan pada keluarga dan ibu tentang :


a. Makan dengan porsi yang kecil tapi sering.
b. Tidak makan makanan yang merangsang timbulnya mual dan
muntah.
c. Sebelum beraktivitas perut harus sudah terisi makanan.
d. Pentingnya nutrisi bagi ibu dan janinnya.
e. Menganjurkan tetap istirahat.
Ibu mengerti dan akan melakukan apa yang dianjurkan.
3. Menjelaskan 9 tanda bahaya kehamilan
a. Adanya nyeri kepala yang hebat dan menetap
b. Gangguan penglihatan
c. Perdarahan jalan lahir
d. Pergerakan janin berkurang
e. Nyeri perut yang hebat sebelum waktunya
f. Bengkak pada tungkai dan wajah
g. Mual dan muntah yang berlebihan
h. Demam tinggi
i. Kejang
Ibu mengerti penjelasan yang di berikan
4. Penatalaksanaan pemberian obat
a. Up infus jam 08.00 WITA
b. B6 3x1 tab 10 mg
c. BCom 3X1 tab 10 mg
5. Penatalaksanan pasien boleh pulang atas instruksi dokter.
Ibu dan keluarga siap untuk pulang.
6. Menganjurkan follow up
Ibu dan keluarga bersedia datang kembali tanggal 15 Mei 2013.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi


antara konsep dasar tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus dalam
proses penerapan manajemen kebidanan pada kasus Hiperemesis
Gravidarum tingkat II Ny.“F” di Puskesmas Matakali POL-MAN
Pembahasan ini disusun dengan pendekatan manajemen
kebidanan yang terdiri dari 7 langkah/step.
Disamping itu juga dilakukan pendokumentasian hasil asuhan
kebidanan yang telah diberikan dalam bentuk SOAP.
A. Langkah I : pengkajian dan pengumpulan data dasar.
Tahap ini penulis melakukan pengkajian data dasar meliputi
identitas ibu, data biologis/fisiologi, psikologis, sosial dan
ekonomi.informasi yang diperoleh mengenai data tersebut penulis
mendapatkan dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan
klien dan keluargannya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan
fisik, data lainnya diperoleh dari petugas kesehatan yang menangani
klien. Dalam pegumpulan data dan informasi ini penulis tidak
mendapatkan hambatan yang berarti karena sikap dan respon klien
dan keluarganya cukup terbuka.
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran kasus
pada Hiperemesis Gravidarum yaitu didapatkan adanya tanda hamil
muda disertai mual dan muntah yang berlebihan selain itu dikatakan
hiperemesis Gravidarum tingkat II bila muntah yang terus menerus,
BB menurun, nyeri epygastrium, mata cekung, tekanan darah
menurun dan nadi meningkat, turgor kulit jelek dan nafas berbau
aseton.(Manuaba, 2007).
Pada kasus Ny “F” data yang diperoleh menunjukkan adanya
persamaan antara gejalah atau keluhan yang terdapat pada tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus yaitu adanya tanda-tanda hamil muda
disertai mual dan muntah yang berlebihan sehingga mempengaruhi
keadaan umum ibu. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori
dengan data yang diperoleh.
B. Langkah II : Identifikasi diagnosa/masalah aktual.
dengan konsep teori yang ada yaitu tanda-tanda hamil muda
disertai mual dan muntah yang terus menerus, penderita tampak lebih
lemah dan apatis, orgor kulit lebih mengurang, lidah mengering dan
nampak kotor, nadi kecil dan cepat , suhu kadang-kadang naik dan
mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi dan nafas bau
aseton dimana keadaan ini mempengaruhi keadaan umum ibu maka
ibu didiagnosa sebagai Hiperemesis Gravidarum II. (Prawirohardjo,
2007)
Menegakkan suatu diagnosa atau masalah kebidanan yang
didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik dari subjektif maupun
objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan. Kasus Ny
“F” didapatkan umur kehamilan 12-14 minggu disertai mual dan
muntah yang terus menerus (lebih dari 10x/hari), tampak pucat, sklera
ikterus, mata cekung, konjungtiva pucat, bibir kering dan lidah kotor,
berat badan turun,konstipasi, dan nafas berbau aseton sehingga
mempegaruhi keadaan umum ibu dan didiagnosa hiperemesis
gravidarum tingkat II.
Hal ini tampak jelas diatas adanya persamaan diagnosa pada
kasus Ny “F” dengan teori yang ditemukan dan ditinjauan pustaka jadi
pada step ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus.
C. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/masalah potensial.
Berdasarkan teori yang diperoleh bahwa setiap masalah actual
akan menjadi masalah potensial jika tidak ditangani dengan baik.
Pada teori dikatakan bahwa prognosis hiperemesis tergantung dari
penanganannya dan kerjasama dari pasien itu sendiri. Apabila kasus
ini tidak ditangani dengan sebaik-baiknya maka kemungkinan terjadi
hiperemesis gravidarum yang berat (hiperemesis gravidarum tingkat
III). (Manuaba, 2007)
Data yang ditemukan pada kasus Ny “F” yaitu ibu mual dan muntah
terus menerus (lebih dari 10x/hari), tidak bisa makan, susah buang
aiar besar, lidah kering dan kotor, turgor kulit jelek, nafas berbau
aseton dimana keadaan ini mempengaruhi keadaan umum ibu
sehingga keadaan seperti ini berpotensial terjadinya hiperemesis
gravidarum tingkat III.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada kasus
Ny ”F” data yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan antara
gejala dengan keluhan yang terdapat pada tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus jadi pada step ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus.
D. Langkah IV : melaksanakan tindakan segera/kolaborasi
Kasus hiperemesis gravidarum tingkat II harus dirawat Inap di RS
atau Puskesmas yaitu dengan memberikan terapi obat seperti
menggunakan sedativa (luminal, stesolit), vitamin (B 1 dan B6, B12), anti
muntah (mediamer, B6, diammammin, avomin, torecan), antasida dan
mules serta menambahkan cairan, berikan infus dextrosa atau
glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam (Prawihardjo, 2010)
Pada kasus Ny “F” tindakan segera yang dilakukan yaitu
memberikan cairan infuse RL dengan dextrose 5% (D 5) dengan
perbandingan 1:2 dengan kecepatan tetesan 28x/menit dan
pemberian Neurosanbe,B6 dan Bcom.
Berdasarkan data yang didapat diatas dari hasil pengkajian pada
kasus Ny “F” data yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan
antara tindakan segera yang diberikan pada Ny “F” dengan tindakan
segera pada teori jadi pada tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak
terdapat kesenjangan pada Langkah ini.

E. Langkah V : merencanakan asuhan kebidanan.


Sesuai dengan tinjauan pustaka asuhan kebidanan yang diberikan
yaitu :
1. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,
sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf
pusat.
2. Nasehat diet dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering.
Makanan yang menimbulkan mual dan muntah dihindari.
3. Terapi obat
4. Nasehat pengobatan: banyak minum dan hindari minuman atau
makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
5. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap
a. Istirahat baring
b. Isolasi dan terapi psikologik
c. Pemberian cairan: berikan infus dextrosa atau glukosa 5%-10%
sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
d. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
e. Beri obat-obatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kasus pengkajian Ny “F” dan
untuk mencapai tujuan tersebut maka asuhan kebidanan yang
diberikan yaitu :
1. Observasi keadaan umum dan TTV ibu.
2. Beri dukungan psikologis pada ibu.
3. Makan makanan dalam porsi yang kecil tapi sering.
4. Melanjutkan pemberian cairan.
5. Melanjutkan pembrian obat.
Langkah ini juga tidak ditemukan kesenjangan yang berarti antara
teori dengan kasus dari semua perencanaan pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama dengan tinjauan pustaka yaitu tujuan
antenatal dan rencana pada kasus hiperemesis gravidarum.
F. Pendokumentasian dalam buntuk SOAP
1. Subjektif (S)
Yaitu apa yang dikatakan, disampaikan, dan diketahui oleh
klien. Data yang diperoleh yaitu Ibu mual dan muntah sebanyak ±
10 kali/ hari, Ibu mengeluh mual dan muntah sejak 2 minggu yang
lalu, Sifat keluhan hilang timbul dan tidak bisa makan, Usaha klien
mengatasi keluhan yaitu ibu istirahat dan makan makanan yang
manis-manis.
2. Objektif (O)
Yaitu apa yang dilihat dan diraba, dirasakan oleh bidan saat
melakukan pemeriksaan. Data yang diperoleh yaitu keadaan
umum lemah,BB sekarang 53 kg, TTV : TD : 100/60 mmHg, N :
92 ×/ menit, S : 36,5 0C, P : 20 ×/ menit, Tampak pucat dan lemah,
Mata agak ikhterus, Lidah kotor dan kering, Nafas bau aseton,
Turgor kulit berkurang.
3. Analisa (A)
Kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan
objektif sebagai hasil pengambilan keputusan. Diagnosa yang
diperoleh yaitu GII PI A0, Gestasi 12-14 minggu, dengan
Hiperemesis Gravidarum tingkat II
4. Penatalaksanaan (P)
Berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap
keputusan yang diambil dalam rangka mengatasi klien. Adapun
tindakan yang diberikan yaitu Observasi keadaan umum dan
TTV ibu, Beri dukungan psikologis pada ibu, Makan makanan
dalam porsi yang kecil tapi sering, Anjurkan ibu makan kue
kering dan manis serta menghindari makanan yang merangsang
dan berlemak, berikan motivasi pada ibu agar mau
menghabiskan makanannya, Melanjutkan pemberian cairan,
Melanjutkan pembrian obat.

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis menguraikan teori-teori dan pengalaman langsung


dilahan praktek melalui studi kasus dalam asuhan kebidanan antenatal
care Ny “F” dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat II di Puskesmas
Matakali POL-MAN tanggal 7 Mei s/d 9 Mei 2013. Maka pada bab ini akan
menguraikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Identifikasi data dasar kasus Ny “F” yaitu ibu mual dan muntah
sebanyak ± 10 kali/hari, mengeluh mual dan muntah sejak dua
minggu yang lalu, sifat keluhan hilang timbul, tidak bisa makan,
keadaan umum lemah, BB 53 kg, wajah tampak pucat, mata
cekung dan ikterus, lidah kering da kotor, bibir kering, nafas bau
aseton dan turgor kulit jelek.
2. Identifikasi diagnosa/masalah aktual kasus Ny “F” yaitu
Hiperemesis Gravidarum II dan Dehidrasi. Antisipasi masalah
potensial kasus Ny “F” yaitu potensial terjadinya hiperemesis
Gravidarum tingkat III.
3. Tindakan segera dan kolaborasi yang dilakukan kasus Ny “F” yaitu
melanjutkan pemberian cairan RL dan dextrose 5% dengan
perbandingan 1:2 dengan tetesan 28 /menit dan pemberian obat.
4. Rencana tindakan asuhan hari ini yaitu observasi keadaan umum
dan TTV ibu, beri dukungan psikologis pada ibu, anjurkan makan
makanan dalam porsi yang kecil tapi sering, anjurkan kepada klien
untuk makan kue kering dan manis-manis serta menghindari
makanan yang berlemak dan berbumbu, pemantauan pemberian
cairan, lanjutkan pemberian obat-abatan.
5. Pendokumentasian hasil Asuhan kebidanan Ny “F” yaitu
Hiperemesis Gravidarum tingkat II yang dilakukan selama tiga hari
dengan Implementasi kasus Ny “F” yaitu mengobservasi keadaan
umum dan TTV ibu, memberi dukungan psikologis pada ibu,
menganjurkan makan makanan dalam porsi yang kecil tapi sering,
menganjurkan kepada klien untuk makan kue kering dan manis-
manis serta menghindari makanan yang berlemak dan berbumbu,
pemantauan pemberian cairan, melanjutkan pemberian obat-
abatan. Dan evaluasi yang didapatkan pada kasus Ny “F” yaitu
hiperemesis gravidarum tingkat II ditandai dengan keadaan umum
lemah, ibu mual muntah, mata cekung dan ikterus, nafas bau
aseton, turgor kulit jelek. Pada kasus ini potensial terjadinya
hiperemesis gravidarum tingkat III.
Setelah melakukan perawatan selama tiga hari maka didapatkan
hasil yang memuaskan dimana ibu keluar dari Puskesmas dengan
keadaan sehat dan Hiperemesis Gravidarum teratasi.
B. Saran.
1. Bagi pemerintah
Pemerintah sebaiknya melengkapi fasilitas kesehatan disetiap
daerah demi kepentingan masyarakat khususnya bagi ibu hamil
yang berada didaerah yang terpencil agar masalah dapat
terdeteksi sejak dini dan tidak berakibat fatal bagi setiap ibu hamil.
2. Bagi dinas kesehatan
Dinas kesehatan lebih memperhatikan kesehatan ibu hamil
terutama bagi yang menderita hiperemesis gravidarum supaya
tidak berakibat fatal bagi penderita dan melakukan survey kepada
setiap tempat sarana kesehatan supaya lebih mengetahui tentang
masalah yang dihadapi.
3. Bagi bidan
a. Sebagai seorang bidan harus dapat mengerti konsep dasar
masalah yang terhadapi sehingga dapat mengantisipasi
kemungkinan masalah lain yang dapat terjadi dan memberikan
penanganan asuhan kebidanan yang sesuai dengan masalah
tersebut.
b. Lebih memperhatikan tanda dan gejala hiperemesis gravidarum
sejak dini agar tidak berakibat buruk pada penderita
c. Kegiatan penyuluhan perlu ditingkatkan bisa melalui multi
media, seperti radio, TV, sehingga tingkat pengetahuan
masyarakat akan kejadian hiperemesis gravidarum menjadi
lebih baik.
4. Bagi penulis selanjutnya.
Dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang hipermesis
gravidarum, maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya
mengkaji lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
hiperemesis gravidarum terhadap ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai