Bayi Baru Lahir - BAB II

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

BAB lI

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG BAYI NORMAL

1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

a. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentase

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat dengan usia

kehamilan genap 37 minggu- dengan 42 minggu dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

( Ai Yeyeh Rukiah.2010 )

b. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500- 4000 gram.

( Sudarti.2010)

c. Bayi baru lahir adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu

dengan usia gestasi 38-42 minggu.( Maryunani, 2010)

d. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42

minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram.(Muslihatun, 2010)

2. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut:

a. Berat badan 2500-4000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar badan 30-38 cm


d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit

kemudian menurun sampai 120-160 x/menit

f. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian

turun sampai 40 x/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas. 

j. Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora

telah menutupi labia minora (pada anak perempuan)

k. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

m. Graff reflex sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke

telapak tangan maka akan menggenggam.

n. Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama

mekonium berwarna kecoklatan. ( Sudarti.2010)

3. Penanganan Bayi Baru Lahir     

Kebutuhan dan tindakan keperawatan bayi baru lahir

a. Pembersihan jalan nafas

b. Memotong dan merawat tali pusat


c. Mempertahankan suhu tubuh bayi

d. Stimulasi / rangsangan

e. Nutrisi dan cairan

f. Identifikasi

g. Pencegahan infeksi  

h. Menilai apgar score (AS)

Tabel : 1.1 Apgar Score

No Tanda 0 1 2

1 Appearance Pucat / biru Tubuh merah Seluruh tubuh

(warna kulit) kemerahan

2 Pulse Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100,

(frekuensi detak 100, lemah jantung kuat

jantung) jantung dan lambat


3 Grimace Tidak ada Sedikit Menangis

(reaksi respon gerakan

rangsangan)
4 Activity Tidak ada Ada sedikit Seluruh

(tonus otot) gerakan ekstremitas

bergerak aktif
5 Respiration Tidak ada Pernapasan Menangis kuat

(pernapasan) perlahan,

4. Mekanisme kehilangan panas


Bayi baru lahir dapat kehilanagn panas tubuhnya melalui cara-

cara berikut :

a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan

panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah

lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga

terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya

tidak segera di keringkan dan selimuti.

b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih

rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui

mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-

benda tersebut.

c. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan

atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika

terjadi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui

ventilasi atau pendingin ruangan.

d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi di

tempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh


lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas

dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi ( walaupun tidak bersentuhan secara

langsung). (JNPK-KR, 2008 )

5. Mencegah Kehilangan Panas

a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.

Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti

handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi

diatas perut ibu.

b. Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala

bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih

rendah dari puting payudara ibu. Biarkan bayi tetap melakukan

kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.

c. Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi

Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan

pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas

permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat

kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.


d. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke

kulit bayi dan bayi selesai menyusu. Karena BBL cepat dan

mudah kehilangan panas tubuhnya (terutama jika tidak

berpakaian), sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu

selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat

badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat

berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut.

Bayi sebaiknya dimandikan ≥ 6 jam setelah lahir. Memandikan

bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat

menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru

lahir

A. TUJUAN UMUM TENTANG BAYI PREMATUR

1. Pengertian Bayi Prematur

a. Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37

minggu dan berat badannya sesuai untuk masa gestasi itu dan

biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan. ( Ika Pantiawati.2010 )

b. Prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram untuk
masa kehamilan,atau di sebut neonatus kurang bulan sesuai

masa kehamilan.( Maryanti. 2011)

c. Menurut WHO Prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia

kehamilan minggu ke 37( dihitung dari hari pertama haid terakhir)

(Asrining Surasmi.2003 )

d. The American Academy Of Pedeatric mendefenisikan

prematuritas adalah bayi yang lahir dengan usia keahamilan

kurang dari 38 minggu dengan berat < 2500 gram.

( Fadlun,dkk.2011 ) 

e. Dengan damikian prematur adalah bayi baru lahir dengan umur

kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan kurang dari

2500 gram atau disebut bayi kurang bulan.

2. Etiologi / Penyebab Bayi Prematur

Persalinan preterm merupakan kelainan proses yang

multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan

faktor medik mempunyai pengaruh terhadap terjadinya persalinan


prematur. Kadang hanya resiko tunggal di jumpai seperti distensi

berlebih uterus, ketuban pecah dini atau trauma. Banyak kasus

persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang

merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya

kontraksi rahim dan perubahan serviks, yaitu:

a. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu

maupun janin akibat stres pada ibu atau janin.

b. Infeksi sistemik atau inflamasi desidua-korioamnion

c. Perdarahan desidua

d. Peregangan uterus patologik

e. Kelainan pada uterus atau serviks. (sarwono prawirohardjo 2008 )

1) Faktor ibu

a) Preeklampsia, riwayat kehamilan prematur sebelumnya,

perdarahan antepartum, malnutrisi kelainan uterus,

hidramnion, KPD, Solusio plasenta.

b) Penyakit: malaria, anemia, sifilis, infeksi toksoplasma

rubella citomegalovirus herpes-simpleks (TORCH), jantung,

hipertensi,ginjal, DM, dan penyakit hati.

c) Trauma pada masa kehamilan, antara lain: fisik ( misalnya

jatuh), psikologi ( misalnya stres)


d) Usia ibu dan parietas: usia ibu kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan dan persalinan terlalu

dekat.

2) Faktor janin

kehamilan ganda, cacat bawaan, hidramnion, ketuban

pecah dini, infeksi,kelainan kromosom.

3) Faktor plasenta,;plasenta previa, solusio plasenta

4) Faktor-faktor lain seperti merokok, peminum alkohol,pekerja

berat masa hamil, obat-obatan, dan faktor lain yang belum di

ketahui. ( Asrining Surasmi,dkk.2003 )

3. Gambaran Klinis Bayi Prematur

Gambaran bayi prematur atau penampilan yang tampak sangat

bervariasi tergantung dari umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin

prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan maka

besar pula perbedaannya dangan bayi cukup bulan. Sehingga dapat

di gambarkan bayi prematur mempunyai karakteristik :

a. Masa gestasi sama dengan atau kurang dari 37 minggu

b. Berat badan kurang dari 2500 gram,

c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm,

d. kuku panjangnya belum melewati ujung jari

e. batas dahi dan rambut kepala tidak jelas


f. lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm,

g. lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.

h. Kulit tipis dan transparan,tampak mengkilat dan licin

i. Kepala lebih besar dari badan

j. rambut Lanugo masih banyak terutama pada dahi,pelipis,telinga

dan lengan

k. Lemak subkutan kurang

l. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.

m. Tulang rawan dan daun telinga immature belum sempurna

n. Puting susu belum terbentuk dengan baik

o. Pembulu darah kulit banyak terlihat peristaltic usus dapat terlihat

p. Genitalia belum sempurna ,labia minora belum tertutup oleh labia

mayor (pada perempuan),pigmentasi dan rugaepada scrotum

kurang,testis belum turun kedalam scrotum(pada laki-laki)

q. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang,mengakibatkan

refleks hisap,menelan dan batuk masih lemah.

r. Tonus otot lemah Panggerakan kurang dan lemah,sehingga bayi

kurang aktif dan pergerkannya lemah.

s. Banyak tidur,tangis lemah,pernapasan belum teratur dan sering

mengalami serangan apnoe ( Asrining Surasmi,dkk.2003 )


4. Klasifikasi Bayi Prematur

Berdasarkan atas timbulnya bermacam – macam problematika

pada derajat prematuritas, maka bayi tersebut di golongkan dalam 3

kelompok, yaitu:

a. Bayi sangat prematur ( extremely premature) 24-30 minggu.

Bayi dengan masa gestasi 24-27 minggu masi sangat  sukar

hidup terutama di negara berkembang / sedang berkembang. Bayi

dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup

dengan perawatan intensif agar di capai hasil yang optimum.

b. Bayi yang derajat prematur sedang ( moderately premature) 31-36

minggu.

Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik

dari golongan pertama dan gejala sisa yang di hadapinya di

kemudian hari juga lebih ringan , asalkan pengelolaan terhadap

bayi ini betul-betul intensif.

c. Borderline prematur masa gestasi 37-38 minggu.

Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya

beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul problematika

seperti yang di lalui bayi prematur, misalnya sindrom gangguan

pernafasan, hiperbilirubinemia, daya isap lemah, dan sebagainya. (

Fadlun.2011 ) 
5. Patofisiologi Bayi Prematur

Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan

tidak dapat menghasilakna kalori melalui peningkatan metabolisme.

Hal it disebabkan karejna respons menggigil bayi tidak ada atau

kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utaa

kalori bila ada stres dingin atau suhu lingkungan rendah adalah

thermogenesis nonshier. Sebagai respons terhadap rangsangan

dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan neropinefrin yang menstimulus

metabolismelemak dari cadagan lemak coklat utnuk mengahasilkan

kalori yang keidian dibawa oleh darah kejaringan. Stres dingin dapat

menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia.

Bayi premature umumnya relatif kurang mampu untuk bertahan

hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi

biokimianya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua.Kekurangan

tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur

dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi

prematur dan imatur tidak dapat mempertahanakan suhu tubuh

dalam batas normal karena pusat pengatur suhu pada otak tyang

belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat

sebagai sumber kalori.tidak ada atau kurangnya lemak sub kutan dan

permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan


kehilangan panas tubuh yang lenih banyak.selain itu kontrol refleks

kapiler kulit juga masih kurang. ( wiknjosastro 2007) 

6. Masalah Klinis Pada Bayi Prematur

a. Masalah pernapasan , anatara lain sindrom kegawatan

pernapasan, displasia perdarahan paru

b. Masalah saluran pencernaan antara lain : motilitas jelek, anomali

kongenital yang menghasilkan polihidramnio

c. Masalah metabolik endokrin antara lain : hipokalsemia,

hipoglikemia,hipotermia

d. Maslaah pada ginjal anatara lain : hiperkalemia, hiponatremia,

asidosistubular ginjal , edema

e. Masalah kardovaskuler, antara lain: hipotensi, , duktus arteriosis

paten, malformasi kongenital

f. Masalah hematologis antara lain : anemia, hiperbilirubinemia,

perdarahan subkutan, dan organ, defisiensi vit K, non imun

g. Masalah pada susunanan saraf pusat antara lain : perdarahn

intraventrikuler, leukomalasia, enseloati kejang, ketulian, maslah

lain infeksi ( kongenital, perinatal, dan nosokomial ).( Ika

Pantiawati.2010 )
7. Penilaian Bayi Dengan Menggunakan Sistem Ballard

Ballard menilai neonatus berdasarkan 7 tanda kemantangan fisik dari

6 tanda kematangan neoromuskuler. Penilaian di lakukan dengan

cara:

a. Menilai 7 tanda kematangan fisik

b. Menilai 6 tanda kematangan neurologik

c. Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neurologik di

jumlah

a. Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut

dicocokkan dengan tabel patokan tingkat kematangan

menurut ballard.
Tabel 1.2. Ciri Kematangan fisik menurut Ballard

0 1 2 3 4 5
Kulit Merah Merah muda Permukaan Daerah pucat Seperti kertas Seperti
seperti lican/halus mengelupas retak-retak kulit retak kulit retak-
agar, tanpak vena dengan/ vena jarang lebih dalam retak,
transparan tampa tidak ada vena
mengerut
ruang, sedikit
vena menipis
Lanugo Tidak ada Banyak Menipis Menghilang Umumnya
tidak ada

Lipatan Tidak ada Tanda Hanya lipatan Lipatan 2/3 Lipatan


plantar merah anterior yang anterior diseluruh
sangat melintang telapak
sedikit
Payuda Hampir Areola, Areola,seperti titi, Areola lebih Areola
ra tidak ada datar,tidak tonjolan jelas,tonjolan3 penuh,tonjolan
ada tonjolan 1-2 mm -4 mm 5-10 mm
Daun Datar, Sedikik Bentuknya lebih Bentuk Tulang
telinga tetap melengkung baik,lunak,mudah sempurna, rawantebal,
terlihat ,lunak balik membalik teling kaku
lambat seketika
menbalik
Kelami Skrotum Testis turun,sedikit Testis dibawa Testis
n laki- kosong, ruga rugany bagus bergantung,ru
laki tidak ada ganya dalam
ruga

Kelami Klitoris dan Labia mayor dan Labia mayora Klitoris dan
n labia minor sama-sama besar,labia labia minora
peremp minora menonjol minora kecil ditutupi labia
uan menonjol mayor

Tabel 1.3 Penilaian Tingkat Kematangan Menurut Ballard


Nilai 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Mingg 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44

u
( Ika Pantiawati.2010 )

8. Perawatan Bayi Prematur.

Mengingat belum sempurnanya alat – alat tubuh yang perlu

untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan

lingkungan hidup di luar uterus maka perlu di perhatikan pengaturan

suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian

oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan

zat besi.

a. Jaga Bayi Tetap Berwarna Merah

1) Pemeberian Oksigen

ekspansi paru-paru yang buruk merupakan maslah

swrius bahi preterm sebagai akibat jaringan paru-paru yang

kurang berkembang yaitu tidak adanya alveoli dan surfaktan.

Pemberian oksigen untuk bayi ini arus dikendalikan dengan

seksama karena konsentrasi yang tinggi dalam masa yang

panjang akan menyebabkan timbulnya kerusakan pada jaringan

retina bayi sehingga menimbulkan kebutaan.

2) Pencegahan Terjadinya Apnoe


apnoe umum terjadi pada bayi dengan umur gestasi

kurang dari 32 minggu sehingga diperlukan alat untuk

memonitor apnoe bila tersedia. ( Ika Pantiawati.2010 )

b. Jaga Kehangatan Tubuh Bayi

Bayi prematuritas mudah dan cepat akan kehilangan panas

badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas

badan belum berfungsi dengan baik dan permukaan badan bayi

yang relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus di rawat

dalam incubator sehingga panas badannya mendekati dalam

rahim. Bila inkubator tidak ada, bayi prematur dapat di bungkus

dengan kain dan di sampingnya ditaruh botol yang berisi air panas,

sehingga panas tubuhnya dapat dipertahankan. Atau dengan

memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Bayi

dalam incubator hanya di pakai popok, hal ini penting untuk

memudahkan pengaawasan mengenai keadaan umum,perubahan

tingkah laku, warna kulit, pernapasan, kejang dan sebagainya

sehingga penyakit yang di derita dapat di kenali sedini mungkin

dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.

Tabel 1.4 Suhu incobator sesuai dengan berat badan bayi.


Berat badan bayi Suhu incobator (°c)

1000 g 35°c

1500 g 34°c

2000 g 33,5°c

2500 g 33,2°c

3000 g 33°c

4000 g 32,5°c

( Ika Pantiawati.2010 )

c. Memenuhi Kebutuhan Makan Dan Minum

Organ pencernaan pada bayi prematur masih belum sempurna,

lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan

kebutuhan protein 3 sampai 5 g/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB,

sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum

bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan di dahului dengan mengisap

cairan lambung. Refleks mengisap masih lemah, sehingga

pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi dengan

frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling

utama sehingga ASI-lah yang lebih dahulu di berikan. Bila faktor

mengisapnya kurang maka ASI dapat di peras dan diminimkan

dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde


malaui lambung ( NGT ). Menghitung jumlah pemberian nutrisi /

cairan pada bayi dengan memakai pedoman pengaturan sebagai

berikut:

o Untuk preterm ( BB <2500 gr) = 8 kali/hari

o Untuk aterm ( BB >2500 gr ) = 6 kali/hari

Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/hari

dan terus di naikan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.

Tabel 1.5 Kebutuhan nutrisi / cairan pada bayi.

Umur bayi Jumlah pemberian susu (cc)


Umur 1 hari 60 ml

Umur 2 hari 80 ml

Umur 3 hari 100 ml

Umur 4 hari 120 ml

Umur 10 hari 180 ml

Umur 14 hari 200 ml

d. Pencegahan Terhadap Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena

daya tahan tubuh yang masih lemah, kamampuan leokosit yang

masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh

karena itu upaya preventif sudah di lakukan sejak pengawasan

antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas. Dengan


demikian perawatan dan pengawasan bayi prematur secara

khusus dan terisolasi dengan baik. ( winkjosastro 2007 )

B. PROSES MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manejemen kebidanan adalah sekumpulan catatan,

penyimpanan dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem

terintegrasi untuk penggunaan yang efisien dan muda diterima.

Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi

mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian.

2. Proses Manejemen Asuhan kebidanan

a. Langkah I : identifikasi data dasar

Pada langka pertama ini di lakukan pangkajian dangan

pengumpulan semua data yang di perlukan untuk

mungevaluasi keadaan klien secara lengkap, riwayat

Kesehatan klien,pemeriksaan laboratorium serta laporan

singkat dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang

berhubungan dengan klien.

b. Langkah II : Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah

Pada langka ini di lakukan identifikasi data yang benar

terhadap diagnosa atau masalah dan kubutuhan klien

berdasarkan interfentasi yang benar atas data-data yang di

kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan


diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan

masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-

hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasikan oleh

bidan sesuai penkajian.

c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.

Pada langka ini data mangindentifikasi masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkain masalah dan

diagnosa yang sudah di identifikasi.bila kemungkinan dilakukan

pencegahan diagnosa/masalah pontensial ini benar-benar

terjadi.

d. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi.

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap

segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini

mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

untuk di konsulkan atau ditangani bersama dengan anggota

tim yang lain sesuai dengan kondisi klien.

e. Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langka ini di rencanakan asuhan menyeluru di

tentukan oleh langka-langka sebelumnya.langkah ini

merupakan kelanjutan manejemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada


langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat di lengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang di pikirkan

akan terjadi berikutnya.

f. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluru di

langka lima harus laksanakan secara efisien dan aman.

perencanaan ini bisa dilakukan selurunya oleh bidan atau

sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainya. jika

bidan tidak melakukan sendiri, dia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya,memastikan

langkah–langkah tersebut benar-benar terlaksana

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai

dengan kubutuhan sebagaimana telah di dentifikasikan didalam

masalah dan diagnosa. ( Erna Juliana. 2009)

3. Pendokumentasian Asuhan kebidanan

a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk

data-data mencakup nama, umur, tempat tanggal lahir,

pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan

diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari

keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

b. Data objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik

mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi.perkusi.serta

pemeriksaan penungjang seperti pemeriksaan laboratorium dan

tes diagnostik.

c. Analisis

Merupakan keputusan yang di tengakan dari hasil

perumusan masalah yang macakup kondisi diagnosa/masalah

dan prediksi terhadap kondisi tersebut penengakan diagnosa

kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya

menangani kesehatan klien.

d. Penatalaksanaan

Menggambarkan pedokumentasian perencanaan

kegiatan mencangkup langka-langka yang akan dilakukan oleh

bidan melukukan intervensi untuk memecahkan masalah.


Tabel 1.6 Pendokumentasian asuhan kebidanan

7 langkah menurut 5 langkah menurut SOAP

Varney Kompetensi Bidan


Langkah 1 : Langkah 1 : Data Subyektif
Pengumpulan data Pengumpulan data Data Obyektif
Langkah 2 : Langkah 2 : Analisist/Diagnosis
Diagnosis/masalah Assessment/diagnosis
Langkah 3 :
Antisipasi diagnosis
masalah potensial

Langkah 4 : Langkah 3 : Rencana tindakan


Pertimbangan Rencana tindakan 1.     Konsultasi/rujuk
perlunya 2.     Pemeriksaan diagnostic/
konsultasi/rujukan laboratorium
Langkah 5 :
3.     Pemberian pengobatan
Rencana tindakan
4.     Pendidikan kesehatan
dankonseling kesehatan
Langkah 6 : Langkah 4 :
5.     Follow up pemeriksaan
Implementasi Implementasi
Langkah 7 : Langkah 5 :
Evaluasi Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai