Anda di halaman 1dari 81

KULIAH

GIS DAN PENATAAN RUANG


DR. BAMBANG MARHAENDRA DJAJA, SSI., ME
CORE
OF
SPATIAL

WHAT
IS
WHERE
WHY WHY
THERE CARE
GIS
“Suatu komponen yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak, data geografis dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama
secara efektif untuk menangkap, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa,
dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis”.
Sumber :Dr. Junyoung Choi; Dr. Kwonhan Lee, 2015
INSTRUMEN
PERENCANAAN
RUANG

INSTRUMEN
INSTRUMEN PERIJINAN
KOORDINASI PETA
PEMBANGUNAN
RUANG

PETA

INSTRUMEN
PENGENDALIAN INSTRUMEN
RUANG PENGAWASAN
RUANG
TATA RUANG

Penataan ruang adalah payung kebijakan dalam


mengatasi berbagai permasalahan spasial

Sistem penataan ruang di Indonesia yang


dilandasi oleh Undang-undang Republik
Indonesia nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
DASAR HUKUM
• UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
• PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
• PP No 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
• Keppres No. 4 Tahun 2009 tentang BKPRN
• UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial :
• Pasal 19 : Penyusunan Informasi Geospasial Tematik (IGT) wajib mengacu pada
Informasi Geospasial Dasar (IGD). Dalam hal ini, peta rencana tata ruang
termasuk kedalam IGT.
• Pasal 57 : (1) Badan melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan,
perencanaan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan IGT.
• PP No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang :
• Pasal 7 : (1) Penyusunan Peta Rencana Tata Ruang wajib dikonsultasikan kepada
Badan (BIG).
• Pasal 32 : (1) Badan melakukan pembinaan teknis perpetaan dalam penyusunan
rencana tata ruang yang dilakukan oleh instansi Pemerintah dan pemerintah
daerah.
RTRW
• RTRW diperlukan segera untuk pembangunan sebagai perangkat
penataan ruang wilayah.
• Amanat UU Penataan Ruang bahwa RTRW Provinsi, Kabupaten dan
Kota harus segera selesai.
• Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen
rencana/perda nya, dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model
yang menjelaskan rencana tata ruang secara spasial.
• Perlunya data spasial dan peta RTRW nasional/prov/kab/kota berada
dalam satu system dan terintegrasi secara nasional sesuai asas
keterpaduan dalam UU Penataan Ruang dan UU Informasi Geospasial.
• Data spasial/peta RTRW bukan hanya diperlukan pada proses
perencanaan tata ruang saja tapi juga pada proses pemanfaatan
ruang dan pengendalian ruang.
• Dengan demikian maka fungsi data spasial dan peta menjadi penting
karena terkait dengan akurasi dan presisi data diperlukan suatu
standar yang sama agar menghasilkan kualitas tertentu
keterpaduan

Azas
keberlanjutan penataan akuntabilitas
ruang

pelindungan
Azas penataan ruang
 keterpaduan;
 keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
 keberlanjutan;
 keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
 keterbukaan;
 kebersamaan dan kemitraan;
 pelindungan kepentingan umum;
 kepastian hukum dan keadilan; dan
 akuntabilitas.
Hirarki tata ruang
RTRW NASIONAL

RTRW PROPINSI
DATI I

RTRW KAB/KODYA
DATI II

RENCANA RINCI
TATA RUANG

RDTR

RDTR
RENCANA TATA RUANG

Penetapan Lokasi Pemanfaatan ruang


Penjabaran PULDAS Kab.
RUTR Mengacu pada RSTRWP
Penyusunan program
Izin lokasi pembangunan

Alokasi peruntukan ruang


Acuan pemberian ijin
RDTR Fungsi kawasan
Satuan permukiman

RTR-SP
RTR Rencana tapak
Pengaturan pembangunan
Penjabaran RDTR
Peta RTRW merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen rencana/perda
nya, dalam hal ini peta RTRW berfungsi sebagai model yang menjelaskan
rencana tata ruang secara spasial.
SYARAT MENYUSUN PETA RTR
DI ATUR OLEH PP TINGKAT KETELITIAN PETA RTR

(Ayat (7) Pasal 14 UU 26 Th. 2007 di atur dlm


bentuk PP).

• PETA RTRW PROVINSI MINIMAL SKALA 1 : 250.000


• PETA RTRW KABUPATEN MINIMAL SKALA 1 : 50.000
• PETA RTRW KOTA MINIMAL SKALA 1 : 25.000
GIS SEBAGAI TOOLS DALAM
PENATAAN RUANG
• GIS adalah sistem yang dirancangan untuk merangkum,
mengelola, memanipulasi dan ruang akan lebih mudah
dengan bantuan GIS sebagai alat bantu pengumpulan
data spasial dan analisisnya.
• Aplikasi Gis menjadi penting karena penataan ruang
mengelola data spasial dan non spasial.
• GIS sebagai alat analisis data spasial berdasarkan
akurasi yang diinginkan.
• GIS memungkinkan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penataan ruang.
• GIS digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam proses pelaksanaan pembangunan
FUNGSI GIS
FUNGSI GIS
Pendekatan keruangan (spatial) merupakan salah satu
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan
berbagai aspek; baik aspek fisik maupun aspek aktifitas kota.

Di dalam mengintegrasikan aspek-aspek tersebut, sudah


sepatutnya kita menggunakan suatu sistem informasi agar
usaha untuk memetakan dan memberikan pelayanan informasi
detil mengenai suatu permasalahan dapat diketahui secara
tepat, cepat dan akurat.
Data Geospasial dan Informasi Geospasial
dalam UU no 4 tahun 2011

1) Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data


tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,dan/atau
karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang
berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
2) Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG
yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan,
dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
ruang kebumian.
3) Informasi Geospasial Dasar, selanjutnya disingkat IGD adalah
IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung
atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang
tidak berubah dalam waktu yang relatif lama.
Informasi Geospasial Dasar :
PETA DASAR RUPABUMI (RBI) dan JENIS UNSUR RUPABUMI

UNSUR PETA
GIS UNTUK TATA RUANG
• Aspek keruangan (spasial) dalam perencanaan menjadi
sangat penting dalam tahap awal perencanaan,

• Visi-misi perencanaan hanya bisa dirumuskan dengan


lebih tepat ketika gambaran spasial suatu wilayah telah
jelas digambarkan.

• GIS sebagai tools aplikasi geografi memang menjadi


alat yang paling tepat dalam membuat aplikasi-aplikasi
spasial baik itu perencanaan ruang, lingkungan,
perdagangan, pertambangan dan lain-lain
RTRW PROP RTRW
KAB/KOTA

RDTRK
 Kebutuhan manusia banyak, sementara persediaan ruang terbatas
 Setiap kegiatan memerlukan persyaratan tempat yang berbeda-
beda
 Setiap tempat memiliki kemampuan daya dukung & daya tampung
yang berbeda-beda
 Dampak dari suatu kegiatan pada tempat tertentu akan dirasakan
juga di tempat lain

 Tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan pada sembarang


tempat
 Tidak semua tempat dapat dijadikan lokasi bagi suatu kegiatan
 Menimbulkan persaingan dan potensi konflik

Perlu adanya perencanaan


Rencana
Transportasi
(RTRW)
Rute BRT (RTRW
Kota Bogor)
Rencana Kawasan
TOD RTRW
Rencana Kawasan
Park & Ride
RTRW
Memahami karakteristik permukaan bumi
 Spatial (locational) setting ; merujuk pada orientasi
keruangan lokasi tertentu
 Spatial (locational) attribute ; merujuk pada karakteristik
fisik dan sosial
 Spatial (locational) dynamic ; merujuk pada pola atau
proses yang terjadi yang berpotensi menimbulkan dampak
atau perubahan
 Concentration — kecenderungan distribusi penduduk atau
kegiatan ekonomi yang mengarah pada satu pusat utama

 Decentralization — lokasi aktivitas yang cenderung menjauhi titik


pusat

 Segregation — pengelompokkan penduduk berdasarkan perbedaan


latar belakang preferensi, kepentingan, status, dll
 Specialization — hampir sama dengan segragasi, tetapi
diberlakukan pada kegiatan ekonomi

 Invasion — timbulnya (masuknya) suatu kegiatan (kelompok


masyarakat) baru pada suatu wilayah

 Succession — aktivitas (kelompok penduduk) yang baru timbul


(datang) secara bertahap mengambil alih peran dari aktivitas
(kelompok pendududuk) yang sudah ada sebelumnnya

 Penetration — hampir sama dengan suksesi, tetapi terjadi karena


adanya perbedaan intensitas atau nilai tambah ekonomi. Kegiatan
ekonomi yang bernilai tambah tinggi menggeser kegiatan ekonomi
yang bernilai tambah lebih rendah
Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data
spasial peta RTRW :
 Akurasi data kurang memenuhi syarat ketelitian
geometris
 Akibat dari data spasial/peta yang kurang
memenuhi akurasi geometris : Kesalahan pada
plotting lokasi perencanaan
 Data spasial/peta yang kurang memenuhi
presisi geometris : Penggambaran detil
rupabumi yang kurang tepat
Sumber BIG
Sumber BIG
Contoh permasalahan yang ditemukan dalam data spasial peta
RTRW : Data tidak berada dalam georeferensi yang ditentukan

Sumber BIG
Sumber BIG
Sumber BIG
Sumber BIG
Sumber BIG
Kemudahan yang diberikan GIS

• Penanganan data geospaial menjadi lebih baik dalam


format baku
• Revisi dan pemutahiran data menjadi lebih mudah
• Data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah
dicari, dianalisa dan direpresentasikan
• Menjadi produk yang mempunyai nilai tambah
• Kemampuan menukar data geospasial
• Penghematan waktu dan biaya
• Keputusan yang diambil (decision support systems)
menjadi lebih baik
APLIKASI GIS
PERIJINAN PEMANFAATAN LAHAN
DALAM RENCANA DETAIL TATA RUANG
KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN RTRW
PENAMBAHAN LUAS PENGUNAAN LAHAN DALAM RTRW
PENGURANGAN LUAS PENGUNAAN LAHAN DALAM RTRW
PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN
PERANAN TATA RUANG DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI KOTA

Sumber GIZ
KONSEP TATA
RUANG UNTUK
MENGURANGI
KEBUTUHAN
TRANSPORTASI
KOTA MELALUI
MANAJEMEN LALU
LINTAS

Sumber GIZ
PENATAAN RUANG
KONSEP TOD KAITANYA DENGAN

Konsep antarzona TOD yang dihubungkan dengan mass transit Sumber: InfraTrans
Consultancy
Terdapat 8 prinsip yang menjadi tiang utama
pembuatan kawasan TOD

1. Walkability
2. Cycle
3. Connect
4. Transit
5. Mix
6. Densify
7. Compact
8. Shift
Contoh Rencana Penerapan Konsep TOD
Sumber: railwayage.com
Kawasan TOD
Baranang Siang

Integrasi antara
Terminal
Baranang Siang
dengan Rencana
Pengembangan
LRT Stasiun
Baranang Siang

Lingkar Kawasan
TOD didasari
pada rencana
penempatan
rencana lokasi
stasiun

Lingkar kawasan
TOD seluas
radius 500 meter
Kawasan TOD
Bogor Raya

Integrasi antara
Sekolah Bogor
Raya dengan
Rencana
Pengembangan
LRT Sub Stasiun
Bogor Raya

Lingkar Kawasan
TOD didasari
pada rencana
penempatan
rencana lokasi
stasiun

Lingkar kawasan
TOD seluas
radius 500 meter
Exit tol saat ini
berlokasi di jalur
putar balik Jalan
Padi (warna ungu
dalam peta)

Exit tol Jalan Padi


terkoneksi dengan
Jalan Kol. Ahmad
Syam
Rencana Exit Tol
Alternatif 1

Koneksi langsung
antara Jalan
Akses Tol
Jagorawi dengan
Jalan Kolonel
Ahmad Syam

Panjang rencana
jalan adalah (±)
270 meter

Potensi
pembangun
simpang lalu
lintas pada Jalan
Kol. Ahmad
Syam

Potensi
pembebasan
lahan pada
permukiman
Rencana Exit Tol
Alternatif 2

Koneksi langsung
antara Jalan
Akses Tol
Jagorawi dengan
Jalan Kolonel
Ahmad Syam

Panjang rencana
jalan adalah (±)
480 meter

Potensi
pembangun
simpang lalu
lintas pada Jalan
Kol. Ahmad
Syam

Potensi
pembebasan
lahan pada
permukiman
Rencana Exit Tol
Alternatif 3

Koneksi langsung
antara Jalan
Akses Tol
Jagorawi dengan
Jalan Kolonel
Ahmad Syam

Panjang rencana
jalan adalah (±)
1,2 km

Jalan eksisting (±)


300 meter, jalan
rencana (±) 860
meter

Potensi
pembangun
simpang lalu
lintas pada Jalan
Kol. Ahmad
Syam
Rencana Enter
Tol Alternatif 1

Koneksi langsung
antara Jalan
Pandu Raya
dengan Jalan
Akses Tol
Jagorawi

Panjang rencana
jalan adalah (±)
350 meter

Potensi
pembangun
simpang lalu
lintas pada Jalan
Pandu Raya

Potensi
pembebasan
lahan bukan
permukiman
Rencana Enter Tol
Alternatif 2

Koneksi langsung
antara Jalan Pandu
Raya dengan Jalan
Akses Tol Jagorawi

Panjang rencana
jalan adalah (±) 480
meter

Potensi pembangun
simpang lalu lintas
pada Jalan Pandu
Raya

Potensi pembebasan
lahan permukiman
dan lahan non-
permukiman
Rencana Enter
Tol Alternatif 3

Koneksi langsung
antara Jalan
Pandu Raya
dengan Jalan
Akses Tol
Jagorawi

Panjang rencana
jalan adalah (±)
400 meter

Potensi
pembangun
simpang lalu
lintas pada Jalan
Pandu Raya

Potensi
pembebasan
lahan non-
permukiman
Rencana
Pengembangan
Koridor Antar
Stasiun LRT

Pengembangan
koridor berdasarkan
Jalan Akses Tol
Jagorawi antara
Stasiun Baranang
Siang dengan Sub
Stasiun Bogor Raya

Panjang rencana
koridor adalah (±)
1,7 km

Koridor
pengembangan
adalah
pengembangan
kawasan TOD
secara lebih luas

Luas radius lingkar


koridor adalah 500
meter (r = 500m)
ANALISIS WILAYAH DAPAT SECARA TERUKUR
ANALISIS WILAYAH DAPAT SECARA TERUKUR
MONITORING SETIAP OBJEK INFRASTRUKTUR WILAYAH
 Identifikasi ID OBJEK ke dalam tabel atribut
(Pembuatan internal database)

Nomor Induk Bidang (NIB)


Joint database ke
data spasial bidang

Database Bidang Kepemilikan


Kesesuaian Tata Ruang dengan Penggunaan Tanah
ANALISIS SPASIAL UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN JALAN

Jumlah bidang tanah yang akan dibebaskan adalah 22 bidang


BUILDING DENSITY INFORMATION SYSTEM

SPOT XS +
Panchromatic Satelite
Imageries +
Digital Topographic Map
Skala 1:25.000
Contoh aplikai GIS untuk Monitoring
Covid 19

Sumber BIG
Contoh aplikai GIS untuk Monitoring
Covid 19

Sumber BIG
Matur Suwun

Anda mungkin juga menyukai