Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH TAMAN PURBAKALA BATU

PAKE
Batu Pake berasal dari Bahasa daerah yang terdiri dari dua
suku kata yaitu Batu dan Pake yang berarti batu yang di pahat,
sedangkan Gojeng adalah nama tempat penemuan batu pake. Di Batu
Pake Gojeng initerdapat situs peninggalan sejarah dan purbakala yang
merupakan suatu benda cagar budaya bangsa yang menjadi bukti
tentang sejarah budaya bangsa dimasa lampau. Berdasarkan data
arkeologinya di situs ini pernah ada aktifitas manusiapada masa
lampau. Sumber lisan dari masyarakat setempat menyatakan bahwa
pendiri Kerajaan Batu Pake I Baso Batu Pake sebagai raja yang pertama
Kerajaan Batu pake yang dikultuskan sebagai Tumanurung. Pendapat
lain mengatakan bahwa awal mula pendiri Kerajaan batu Pake adalah
Latenri Lallo Manurunga ri Wowolonrong yang didampingi oleh
isterinya yang bernama Datue ri Lino,kemudian dianugerahi seorang
anak laki-laki bernama Baso batu pake yang menggantikan
ayahandanya sebagi Raja Batu pake II.
Baso batu Pake sebagai raja keduaKerajaan Batu pake
memperistrikan Besse Lamallliyang Langi.Pada masa pemerintahannya
Batu paketumbuh menjadi kerajaan yang kuat dan sejahteradan
membentuk kerajaan bawahan yaitu kerajaan Bulo-Bulo dengan
melantik I Patimang Daeng Tappajeng sebagi Raja Bulo-Bulo yang
pertama.
Selepas pemerintahan Raja Batu Pake yang kedua tidak
diketahui lagi perkembangan dari raja batu pake, sedangkan kerajaan
Bulo-Bulo mampu bertahan dan berkembang seperti kerajaan-kerajaan
lainnya yang pernah ada di Sulawesi selatan. Walaupun kerajaan batu
pake hanya dikendalikan oleh dua raja,tetapi ia mampu mempunyai
peran penting karena ia merupakan cikal bakal tumbuhnya beberapa
kerajaan-kerajaan di Kabupaten Sinjai.
Situs Batu Pake merupakan peninggalan Meghalitik yang terdiri
dari kubur batu dan beberapa lumping batu dan altar sebagi pelengkap
untuk kegiatan upacara pemujaan roh nenek moyang yang ditata
berdasarkan pembagian zona (undakan). Hal ini dpat diamati pada
system pembuatan Batu Pake yang dibuat dari batuan dasar (Bed Rock)
sejenis batuan lunak. Pahatan tersebut merupakan makam yang
membentuk segi empat persegi yang diletakkan di puncak bukit Gojeng.
OLEH : MUH. RAYHAN MALIK
Penempatan ini mengandung makna bahwa peletakan makam di
puncak gojeng mangandung makna religius, bahwa roh simati selalu
bersemayang diatas puncak bukit dan menjaga kerabat yang
ditinggalkan. Konon jenasah (mayat) dimasukkan kedalam lubang
persegi empat (wadah batu) pada bagian atas dulunya ditutupi dengan
papan batu, namun penutup tersebut tidak ditemukan lagi sekarang.
Batu Pake ini umumnya memperlihatkan arah hadap timur
barat, dengan ukuran yang bervariasi, di dalam lubang batu pake
tersebut ditemukan gigi manusia pada waktu diadakan rescue
excavation pata tahun 1982. Memperhatikan arah hadap bangunan
batu pake ini, telah memperlihatkan bahwa bentuk makam tersebut
merupakan bentuk makan masa pra islam . Di dukung pula dengan
beberapa temuan yang merupakan bekal kubur seperti kapak
neolitik,asaha dari batu berhias dan manik-manik. Makna penyertaan
bekal kubur tersebut yaitu agar si mati dapat melanjutkan
kehidupannya di dunia arwah. Temuan pendukung lainnya seperti
sumur batu dan lumpang batu ditemukan pada undakan-undakan
ketiga (puncak bukit) dengan ukuran yang bervariasi antara 10-50cm,
sedangkan sumur batu yang ditemukan pada undakan
kedua,berdiameter antara 50-200 cm setiap lubang.

Anda mungkin juga menyukai