Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
“PENGERTIAN INTELEGNSI DALAM BELAJAR”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Rima Semita (20023091)


2. Sury Rahmadani (20023098)
3. Sekar Wangi Arasti Yasmin
(20023092)
4. Sevi Sovia (20023093)
5. Raudhatul fadilah(20023088)
6. Rana Arisma Valeves (20023087)
7. Shindy Nadila (20023094)

DOSEN :

Prof. Dr.

Mudjiran,M.s.,Kons

Supratiwi Wahyu

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
KaruniaNya kepada kita semua sehingga Makalah ini dapat tersusun dengan baik dan lancar.
Tak lupa pula kita kirimkan salam serta salawat kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini. Makalah ini berjudul : “PENGERTIAN INTELEGNSI DALAM
BELAJAR “

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa. Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak dan terutama Allah SWT dalam pengerjaan makalah ini.

Dengan ini kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah
ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima
masukan, saran, dan usul guna penyempurnaan makalah ini

Akhirnya kata kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembacanya.

Wassalammualaikum wr.wb

Padang, 12 Maret 2021

Hormat Kami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan penulisan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian intelegensi/kecerdasan........................................................................................2

B. Konsep intelegensi/kecerdasan...........................................................................................3
C. Klasifikasi IQ.......................................................................................................................4
D. Konsep Multiple Intelligence (kemajemukan intelegensi)...................................................5
E. Usaha guru membantu siswa dalam belajar sesuai dengan potensinya ..............................6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...............................................................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Inteligensi bukan hanya menyangkut kemampuan belajar dari buku, kemampuan akademik
tertentu, atau pandai mengerjakan tes. Sebaliknya, inteligensi menggambarkan suatu
kemampuan yang lebih mendalam dan meluas dalam memahami lingkungan kita-“menangkap”,
“mengerti”, atau “mereka-reka”-apa yang tejadi dan apa yang akan dilakukan. Jadi, definisi
inteligensi menurut versi MSI merujuk kepada faktor “G” (genera//umum) daripada inteligensi
itu.

Pada dasarnya intelegensi bermuara pada psikologis yang terkait dengan status sosial
manusia, faktor lingkungan dan pendidikan tentunya mempunyai pengaruh signifikan terkait
perkembangan intelegensi manusia itu, oleh sebab menganalisis intelegensi dari berbagai sudut
ilmu pengetahuan merupakan dasar untuk mengetahui apa sebenarnya hakikat intelegensi bagi
manusia dan terhadap pendidikan.

Setiap intelegensi memiliki urutan perkembangan tersendiri, yang pertumbuhan dan


kemunculannya berbeda satu sama lain. Sebagai contoh intelegensi musikal tubuh paling awal
dalam kehidupan manusia, tetapi kualitasnya akan tergantung pada interaksi dengan lingkungan
bagaimana cara mengembangkannya.

Tiap individu (manusia maupun hewan) mempunyai kekhususannya sendiri yang


membedakannya dengan individu- individu lainnya, sudah lama disadari orang. Kalau kita
pandangi orang-orang yang berada di sekitar kita, maka secara sepintas lalu saja sudah akan
tampak bahwa mereka itu berbeda-beda satu sama lain. Ada yang gemuk, ada yang kurus, ada
yang tampan, ada yang cantik, ada yang kurang menarik wajahnya, ada yang kuat, ada yang
lemah dan sebagainya. Secara lebih mendalam, perbedaan individual ini dipelajari dalam
psikologi dan menjadi dasar dari hal-hal yang akan dibicarakan dalam bab ini, yaitu kekhususan
individual dalam hal kecerdasan (inteligensi) dan kepribadian.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun identifikasi masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan intelegensi?

2. Bagaimana konsep dari inetelegensi tersebut?

3. Apa saja klasifikasi IQ?

4. Apa saja konsep yang terdapat dalam multiple intelligence?

5. Apa saja usaha guru untuk membantu siswa dalam belajar sesuai dengan potensinya ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui defenisi intelegensi.
2. Untuk memahami konsep intelegensi.
3. Untuk mengetahui klasifikasi intelegensi.
4. Untuk memhami konsep dalam multiple intellegence,
5. Untuk mengetahui usaha guru dalam membantu siswa dalam belajar sesuaidengan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian intelegensi/kecerdasan
Istilah Inteligensi berasal dari bahasa Inggris ‘ Intelligence‘ dan Latin yaitu
‘Intellectus/Intelligentia/Intellegere‘ yang artinya memahami, menghubungkan atau menyatukan
satu sama lainnya. Berdasarkan sejarah inteligensi dalam psikologi, tokoh pertama yang
menyatakan teorinya tentang inteligensi adalah Spearman dan Wynn Jones Pol yang pada
tahun 1951 mengemukakan adanya konsep lama berkaitan dengan kekuatan yang dapat
melengkapi akal dan pikiran manusia.

Menurut bahasa Yunani, kekuatan atau ‘Nous’ dan ‘Noesais’ (penggunaan kekuatan)
melengkapi pengertian Inteligensi secara bahasa yaitu bahwa Inteligensi adalah aktivitas atau
perilaku yang menjadi perwujudan dari daya untuk memahami suatu hal.

Menurut pengertian istilah, inteligensi berarti kecerdasan yaitu kemampuan seseorang


dalam berfikir dan belajar, menemukan pemecahan masalah, caranya memproses sesuatu hal,
dan kemampuan yang dimiliki untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di dalam ilmu
psikologi dikenal adanya istilah inteligensi yang dapat menggantikan berbagai istilah yang
berhubungan dengan kecerdasan manusia.

Pada dasarnya psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku, jadi sejarah intelegensi dalam
psikologi jika dikaitkan dengan istilah inteligensi maka ada tingkah laku yang membutuhkan
banyak inteligensi dan tingkah laku yang membutuhkan sedikit inteligensi.

Misalnya, untuk mengamati kupu – kupu yang beterbangan di taman, seseorang cukup
menikmati keindahan warna kupu – kupu tersebut tanpa diperlukan tingkat inteligensi yang
tinggi. Berbeda hanya jika ia akan mengklasifikasikan kupu – kupu tersebut ke dalam nama dan
jenis masing – masing yang berbeda maka inteligensi yang tinggi dibutuhkan dalam hal ini.

B. Konsep intelegensi/kecerdasan
Adapun konsep inteligensi dalam psikologi pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Konsep Two Factors

Yaitu sebuah konsep yang berpendapat bahwa inteligensi itu meliputi kemampuan umum
yang diberi kode “ G “ , ( general factor) , dan kemampuan khusus yang diberi kode “ S “,
( specific factor), setiap individu memiliki kemampuan ini untuk menentukan kemampuan atau
perilaku mentalnya, yang tentunya berhubungan dengan psikologi pendidikannya.

2. Konsep Primary Mental Abilities

Yaitu konsep yang berpendapat bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari


kemampuan primer, seperti kemampuan untuk berbahasa, mengingat, berbicara, mengamati,
yang juga berhubungan dengan psikologi pendidikannya. Baca juga mengenai peranan
pendidikan agama dalam psikologi sosial.

3. Konsep Multiple Intelligence


Yaitu konsep yang berpendapat bahwa inteligensi itu dapat dilihat dari tiga ketegori
dasar,  yaitu operasi mental, content, dan produk yang memang berhubugan juga dengan
psikologi pedidikannya. Baca juga mengenai cara kerja psikologi pendidikan.

4. Konsep Triachic of Inteligensi

Konsep ini merupakan sebuha konsep pendekatan progress kognitif untuk memahami
sebuah inteligensi. Atau inteligensi ini juga disebut sebagi konsep yang mendeskripsikan tiga
bagian kemampuan yaitu mental (proses berpikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan
penyesuaian terhadap situasi yang sedang dihadapi ) dengan cara menunjukkan tingkah laku
inteligensinya. Selain itu hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap psikolgi pendidikannya
tentunya.

5. Konsep Pengaruh Faktor Bawaan

Yaitu konsep yang menunjukkan bahwa individu –  individu yang berasal dari suatu
keluarga atau sanak saudara, nilai IQ mereka biasanya berkolerasi tinggi, yang berpengaruh
terhadap psikologi pendidikan individu tersebut.

6. Konsep Pengaruh Faktor Lingkungan

Yaitu konsep yang menunjukkan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang
dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan tingkat
inteligensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh yang
cukup signifikan terhadap psikologi seseorang.

7. Konsep Stabilitas Inteligensi dan IQ

Yaitu konsep umum tentang kemampuan individu untuk melakukan beberapa hal,
sedangkan IQ merupakan tingkat kecerdasan seseorang berdasarkan hasil sebuah tes. Dengan
adanya konsep stabilitas inteligensi dan IQ ini sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap
psikologi pendidikannya ya sobat.

8. Konsep Pengaruh Kematangan

Yaitu sebuah konsep dimana setiap organ tubuh manusia semakin ahri semakin
mengalami perubahan yang mengarah kepada proses kematangan. Biasanya pada tahap atau
proses kematangan inilah psikologi pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap individu
tersebut.

9. Konsep Pengaruh Faktor Pembentukan

Yaitu sebuah konsep pembentukan setiap karakter atau mental dalam diri seseorang atau
individu, yang dipengaruhi oleh faktor luar maupun faktor dari dalam indivisu tersebut yang
mempengaruhi inteligensinya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwasanya
pembentukan karakter atau mental ini sangat erat kaitannya dengan psikologi pendidikan ya
sobat.

10. Konsep Kebebasan

Yaitu sebuah konsep yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode –  metode
tertentu dalam memecahkan masalah –  masalah yang sedang dihadapinya. Individu tersebut
bebas metode apa yang akan dia gunakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Dalam hal
ini tentunya psikologi pendidikan juga berperan penting ya sobat, karena pada umumnya setiap
metode yang dipilih pasti memiliki kelebihan dan kekurangan di dalamnya.

C. Klasifikasi IQ
 Klasifikasi IQ berbeda untuk setiap metode test yang digunakan.

 Stanford-Binet mengklasifikasikan nilai IQ normal yang berkisar diantara 85 – 115.

 Lewis Terman mengklasifikasikan nilai IQ normal pada kisaran 90 – 109.

 Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100 dengan nilai toleransi 15


(berarti 85 – 115).

Dikarenakan perbedaan ini, maka selain nilai IQ yang didapat, harus diperhatikan pula metode
test apa yang digunakan.

Klasifikasi umum Tingkat kecedasan modifikasi dari ketiga di atas

1. 0 – 29 Idiot IQ (0-29)

Idiot merupakan kelompok individu terbelakang paling rendah. Tidak dapat berbicara atau hanya
mengucapkan beberapa kata saja. Biasanya tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti mandi,
berpakaian, makan dan sebagainya, dia harus diurus oleh orang lain. Anak idiot tinggal ditempat
tidur seumur hidupnya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak normal 2
tahun. Sering kali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya rendah, juga badannya
kurang tahan terhadap penyakit

2. 30 – 40 Imbecile IQ (30-40)

Kelompok Anak imbecile setingkat lebih tinggi dari pada anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa,
dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti. Pada imbecile dapat diberikan
latihan-latihan ringan, tetapi dalam kehidupannya selalu bergantung kepada orang lain, tidak
dapat mandiri. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 sampai 7 tahun.Anak-anak
imbecile tidak dapat dididik di sekolah biasa.

3. 50 – 69 Moron atau Debil IQ / Mentally retarted .

Kelompok ini sampai tingkat tertentu masih dapat belajar membaca, menulis, dan membuat
perhitungan sederhana, dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan
perencanaan dan dan pemecahan. Banyak anak-anak debil ini mendapat pendidikan di sekolah-
sekolah luar biasa.

4. 70 – 79 = Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental.

Kelompok bodoh IQ dull/ bordeline (70-79)Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang
dan dibawah kelompok normal (sebagai batas). Secara bersusah paya dengan beberapa
hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama tetapi sukar sekali
untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP

5. 80 – 90 = Tingkat IQ

rendah yang masih dalam kategori normal (Dull Normal). Normal rendah (below avarage), IQ
80-89. Kelompok ini termasuk kelompok normal,rata-rata atau sedang tapi pada tingakat
terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya, mereka dapat menyelesaikan sekolah
menengah tingkat pertama tapi agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada
jenjang SLTA

6. 91 – 110 =Tingkat IQ normal atau rata-rata.

Normal sedang, IQ 90-109. Kelompok ini merupkan kelompok normal atau rata-rata, mereka
merupkan kelompok terbesar presentasenya dalam populasi penduduk.

7. 111 – 120 =Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal).

Normal tinggi (above average) IQ 110-119 Kelompok ini merupakan kelompok individu yang
normal tetapi berada pada tingkat yang tinggi.

8. 120 – 130 =Tingkat IQ superior.

Cerdas (superior) ,IQ 120-129. Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan
sekolah/akademik. Mereka seringkali terdapat pada kelas biasa. Pimpinan kelas biasanya berasal
dari kelompok ini

9. 131 atau lebih

Tingkat IQ sangat superior atau jenius. Sangat cerdas (very superior/ gifted) IQ 130-139 Anak-
anak very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan yang sangat baik
tentang bilangan, perbendaharaan kata yang luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak.
Pada umumnya, faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak
normal.

10. 140 atau lebih Genius IQ > 140

Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umumnya mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang baru meskipun dia
tidak bersekolah. Kelompok ini berada pada seluruh ras dan bangsa, dalam semua tingkat
ekonomi baik laki-laki maupun perempuan. Contoh orang-orang genius ini adalah Edison dan
Einstein.

Para ahli mengklasifikasikan inteligensi dalam beberapa macam yaitu:

 Inteligensi kreatif –  Yaitu kemampuan untuk menciptakan yang biasanya dimiliki oleh
para inventor barang – barang yang baru atau merupakan suatu terobosan atau inovasi.
 Inteligensi eksekutif  – Berupa kemampuan untuk melihat pikiran orang lain dan pada
umumnya dimiliki oleh tiap orang.
 Inteligensi teoritis – Inteligensi ini dipunyai oleh para sarjana, mahasiswa dan para ahli
teori pada umumnya.
 Inteligensi praktis – Berupa kemampuan untuk bertindak secara cepat dan tepat dalam
melakukan satu pekerjaan tertentu.

D. Konsep yang terdapat dalam multiple intelligence


Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The
Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu
linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan
naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke
dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas
untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada
dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan
potensi seseorang, perlu kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.

1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka
mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal
kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-
teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa
(membaca, menulis dan berkomunikasi).

2. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di
luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c)
ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka
merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika
seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.

3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika
menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda
persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan
visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas
kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau
uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan
sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu
menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan
fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir,
menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara
fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian
menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.

5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di
sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d)
bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f)
mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.

6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka
bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan
kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e)
berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari
orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.

7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan
kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d)
banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f)
banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.

8. Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b)
sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan
memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka
membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran
IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi
bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis
kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.   
 
E.Usaha guru membantu siswa dalam belajar sesuai dengan potensinya
Untuk dapat mengotimalkan potensi siswa dalam pembelajaran, maka guru/dosen bisa
menggunakan banyak cara untuk mewujudkan pembelajaran yang mengoptimalkan potensi
siswa. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.  Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. 
2. Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
3. Quantum learning
mulai diujicobakan oleh Bobby DePorter, Eric Jensen dan Greg Simmons lewat program yang
diberi nama Super Camp. Quantum learning menerapkan tiga keterampilan dasar yang sangat
diperlukan dalam proses belajar. Tiga keterampilan dasar itu meliputi keterampilan akademis,
prestasi fisik dan keterampilan hidup (Rakhmat, 1997 dalam http://hidayah-
ilayya.blogspot.com). strategi pembelajaran yang diterapkan quantum learning menekankan
partisipasi aktif siswa untuk menenukan makna dan menciptakan kaitan materi dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Pembelajaran Kooperatif /Cooperatif learning
Pada beberapa model pembelajaran kooperatif juga menjadi salah satu alternatif cara
belajar aktif siswa untuk mengembangkan potensi siswa. Belajar kooperatif adalah suatu
keberhasilan strategi pengajaran di dalam kelompok kecil, dimana setiap siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda, menggunakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi untuk
memperbaiki pemahaman mereka terhadap subjek .

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dalam pembahasan Inelegensi memang harus benar-benar dipahami secara teliti biar kita
semua bisa tau apa Intelegensi itu sendiri. Yang lebih penting lagi yang harus dipahami secara
detail dalam pembagian kecerdasan/tingkat kecerdasan, dengan memahami tingkat kecerdasan
itu kita bisa tahu bahwa dalam diri kita ini ada kecerdasan yang tidak pernah kita sadari meski
dalam sekolah-sekolah kita tidak pernah mendapatkan rangking, orang selalu menganggap
bahwa orang yang cerdas adalah orang yang dapat rangking kelas dan yang bisa jawab soal
ujian, namun orang yang mampu dalam menghias, main musik tidak dianggap kecerdasan. Dari
itu, sangat perlulah kita memahami intelegensi dan tingkat intelegensi biar tidak ada kesalah
pahaman dalam mengartikan intelegensi itu sendiri.
Intelegensi juga mempunyai hubungan dan perbedaan dengan bakat maupun kreativitas,
tapi yang perlu kita ketahui, bakat dan kreativitas adalah hasil yang didapat dari intelegensi itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/sejarah-intelegensi-dalam-psikologi

https://anggawipat24.wordpress.com/2018/06/24/nakalah-psikologi-tentang-intelegensi-dan-
kepribadian/

https://id.scribd.com/document/370559727/Usaha-Guru-Membantu-Siswa-Dalam-Belajar-
Sesuai-Dengan-Potensinya
https://myfortuner.wordpress.com/2010/08/10/214/
http://www.smpn1wadaslintang.sch.id/html/index.php?id=artikel&kode=39

Anda mungkin juga menyukai