Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga
(Akbar, 2019).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai satu kesatuan utuh melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga
mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Akbar, 2019).
Praktik keperawatan komunitas merupakan sintesi teori keperawatan dan teori
kesehatan masyarakat untuk promosi , pemeliharaan dan perawatan kesehatan
populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan komunitas (Akbar, 2019).
Salah satu sasaran pelayanan keperawatan komunitas adalah pelayanan pada
kelompok khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan umur, permasalahan baik fisik, mental, sosial yang memerlukan bantuan
karena ketidakmampuan dan ketidaktauan kelompok dalam memelihara kesehatan
terhadap dirinya. Salah satu pelayanan pada kelompok khusus yaitu kelompok anak
usia sekolah dasar (Akbar, 2019).
Anak prasekolah adalah anak-anak yang ada di masa Golden Age yaitu anak
yang berusia sekitar 3 sampai 5 tahun. Masa prasekolah adalah dimana kognitif anak
mulai menunjukkan perkembangan dan anak telah mempersiapkan diri untuk
memasuki sekolah kemampuan belajar yang diperlukan usia prasekolah antara lain
mengenal warna, mengenal angka dan huruf, berhitung, mengerti kata sifat, dan
mengenal bentuk suatu objek (Utami, 2015).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan keperawatan khusus pada kelompok anak usia pra sekolah?”
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui apa itu kelompok khusus
2. Mampu mengetahui apa itu lansia dan masalah yang timbul
3. Mampu mengetahui bagaimana asuhan keperawatan khusus pada kelompok anak
usia pra sekolah
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Agar mampu mamahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada kelompok
anak usia pra sekolah sehingga dapat meningkatan kesehatan kelompok anak usia
sekolah yang ada di masyarakat.
2. Bagi Institusi
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada
kelompok anak usia pra sekolah dan dapat lebih banyak menyediakan referensi-
referensi buku tentang keperawatan anak.
3. Bagi Masyarakat
Agar lebih mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan pada kelompok
anak usia pra sekolah, dan untuk meningkatkan mutu kesehatan anak usia pra sekolah
yang ada di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang tiga hingga
enam tahun (Potter dan Perry, 2009). Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh
Hckenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah merupakan usia perkembangan
anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada usia ini terjadi perubahan yang
signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup yaitu masuk sekolah dengan
mengkombinasikan antara perkembangan biologi, psikososial, kognitif, spiritual dan
prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah memiliki kesadaran tentnag dirinya
sebagai laki-laki atau perempuan, dapat mengatur diri dalam toilet training dan
mengenal beberapa hal yang berbahaya dan mencelekai diri nya (Mansur, 2011).
Selain itu anak berada pada fase inisiatif dan rasa bersalah (inisiative vs guilty).
Rasa ingin tahu (courius) dan daya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak
bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahui. Selain itu
anak dalam usia prasekolah belum mampu membedakan hal yang abstrak dan tidak
abstrak. Menurut Wong (2009).proses pertumbuhan dan perkembangan bersifat
dinamis dinamis dimana terjadi sepanjang siklus hidup anak. Anak pada masa
prasekolah akan mengalami proses perubahan baik dalam pola makan, proses
eliminasi dan perkembangan kognitif menunjukan proses kemandirian (Hidayat,
2008). Proses perkembangan pada anak:
1. Perkembangan biologis
Pada anak usia prasekolah akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik
yang melambat dan stabil. Dimana pertambahan berat badan 2-3kg pertahun
dengan rata-rata berat badan 14,5 kg pada usia 3 tahun, 16,5 kg pada usia 4 tahun
dan 18,5 kg pada usia 5 tahun. Tinggi badan tetap bertambah dengan perpanjangan
tungkai dibandingkan dengan batang tubuh. Rata-rata pertambahantingginya 6,5-9
cm pertahun. Pada anak usia 3 tahun, tinggi badan rata-rata adalah 95 cm dan 103
cm pada usia 4 tahun serta 110 cm pada usia 5 tahun (Wong et al, 2009).
2. Perkembangan kognitif
Anak usia pra sekolah pada perkembangan kognitif mempunyai tugas yang lebih
banyak dalam mempersiapkan anak mencapai kesiapan tersebut. Serta proses
berpikir yang sangat penting dalam mencapai kesiapan tersebut (Wong, et al,
2009). Pemikiran anak akan lebih kompleks pada usia ini, dimana
mengkategorikan obyek berdasarkan warna, ukuran maupun pertanyaan yang 10
diajukan (Potter dan Perry, 2009). Menurut Marry (2005) tinjauan teori mengenai
perkembangan kognitif menggunakan tahap berpikir pra operasional oleh Piaget.
Dimana dibagi menjadi dua fase yaitu:
a. Fase pra konseptual (usia 2-4tahun) dimana pada fase ini konsep anak belum
matang dan tidak logis dibandingkan dengan orang dewasa. Mempunyai
pemikiran yang berorientasi pada diri sendiri, dan membuat klasifikasi yang
masih relatih sederhana.
b. Fase intuitif (4-7 tahun): anak mampu bermasyarakat namun belum dapat
berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa
tetapi sudah mampu memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
3. Perkembangan moral
Anak pada usia prasekolah mampu mengadopsi serta menginternalisasi nilai-nilai
moral dari orang tuanya. Perkembangan moral anak berada pada tingkatan paling
dasar. Anak mempelajari standar perilaku yang dapat diterima untuk bertindak
sesuai dengan standar norma yang berlaku serta merasa bersalah bila telah
melanggarnya (Wong, 2009).
4. Perkembangan psikososial
Anak usia prasekolah menurut Hockenberry & Wilson (2009) sudah siap dalam
menghadapi dan berusaha keras mencapai tugas perkembangan. Tugas
perkembangan yang dimaksud adalah menguasai rasa inisiatif yaitu bermain,
bekerja serta mendapatkan kepuasan dalam kegiatannya, serta merasakan hidup
sepenuhnya. Konflik akan timbul akibat rasa bersalah, cemas dan takut yang
timbul akibat pikiran berbeda dengan perilaku yang diharapkan.

B. Masalah Yang sering muncul pada Anak Usia Pra sekolah


1. Gizi
Masalah pola makan anak seakan persoalan yang tidak ada habisnya, masa tersulit
itu biasanya ketika anak berusia satu sampai kira-kira tiga tahun. Anak-anak
membutuhkna waktu untuk memahami bahwa mereka butuh makanan ketika
mereka lapar. Tapi sayangnya, orang tualah yang tanpa sadar “menurunkan”
kebiasaan pola makan yang salah pada anak sehingga mengganggu keseimbangan
gizi pada anak. Misalnya tanpa sadar orang tua sering menggunakan makanan
sebagai hukuman atau hadiah sehingga memeberikan pesan bahwa makanan
adalah kewajiban, seperti mengatakan “Kalau nasimu habis nanti mama beri
cokelat”. Makanan sebaiknya jangan dijadikan alat untuk mendisiplikan anak.
(Irianto, 2014).
2. Caries Gigi
Masalah karies gigi termasuk masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah.
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan gigi, yaitu email, dentin dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme plak bakteri.
Faktor-faktor pendukung yang dapat mempengaruhi karies gigi yaitu faktor dari
dalam mulut (struktur gigi, saliva, mikroorganisme, makanan yang mengandung
substrat atau karbohidrat ), faktor di luar mulut yang berhubungan secara tidak
langsung dalam proses karies gigi seperti pola makan yaitu sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat yang bisa menyebabkan peningkatan
produksi asam oleh bakteri di dalam rongga mulut sehingga menyebabkan
demineralisasi pada gigi,frekuensi menyikat gigi kurang dari 2 kali dalam sehari
dapat menyebabkan plak pada gigi yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri,
teknik menyikat gigi yang kurang tepat dapat menyebabkan sebagian bakteri
tertinggal didalam gigi dan tidak melakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke
sarana pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk mengobati dan mencegah
terjadinya karies gigi (Wende, 2019).
3. Kebiasaan tidak mencuci tangan menggunakan sabun dapat memberikan dampak
buruk kesehatan yakni dapat terserang penyakit diare. Salah satu infeksi penyakit
disebabkan oleh cemaran mikroorganisme koliform. Bakteri koliform tersebar
luas di alam dan mudah berpindah dengan perantara serangga, air yang tercemar,
dan manusia. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pencernaan (diare, desentri,
typhoid) pada anak-anak sekolah (Rosyidah, 2019).
Enam virus diketahui sebagai penyebab rhinitis, yaitu rhinovirus, virus
parainfluenza, coronavirus, respiratory syncytial virus, virus influenza, dan
adenovirus, yang kemudian menimbulkan manifestasi klinis seperti hidung
beringus, tersumbat, bersin, mata berair, sakit tenggorokan, badan terasa lemas,
bahkan sakit kepala dan nyeri otot (Smeltzer & Bare, 2003).
Manifestasi klinis yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
seseorang, dan bahkan menjadi penyebab paling sering ketidakhadiran seseorang
di sekolah maupun di tempat kerja (Mandell, Bennerr, & Dolin, 2000 dalam
Smeltzer & Bare, 2003). Penyebaran virus dapat terjadi melalui kontak dengan
individu yang terinfeksi, yaitu saat pathogen keluar dari saluran pernapasan saat
batuk atau bersin (Rosyidah, 2019).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Fasilitas Yankes No. Register
Nama Perawat yg Mengkaji Tgl. Pengkajian 16-23 November 2020
Nama Kelompok Kelompok Khusus Anak Usia Pra- Alamat 1. Bangsa Buntu
Sekolah 2. Karangreja
3. Kebasen
4. Sikampuh
5. Sikampuh
6. Kesugihan
7. Kalikudi

Anggota Kelompok 1. Amania S


2. Anis Sofia Khusna
3. Askhabul K
4. Ganes Indah S
5. Intan K
6. Sri Lesi Setianingrum
7. Wahyu Surya S
1. Data Dasar Anggota Kelompok 2. Status Kesehatan Anggota Kelompok
No Nama JK TTL/ Pendi Pekerj Aga Suk KU TTV Status Gizi Riw Al Pola K Analisis
Umur dikan aan ma u Pen at et. Mas.Kes
y ba La h
nt in
u

TD N P S T B Konju OR Tidur
B B ngtiva

1. An. S L 5 Thn TK Siswa Isla Jaw Compos 75 23 36 95 15 An - - Olahrag Terkada - Kekuran


m a Mentis x/ x/ °C c kg Anemi a jika di ng tidur gan
m m m s TK sing,mal nutrisi
en en semingg am tidur
it it u sekali pukul
20.00
dan
bangun
pukul
05.30

2. An. L P 5 Thn TK Siswa Isla Jaw Compos 80 22 36 12 14 An - - Olahrag Tidur - -


m a Mentis x/ x/ ,5° 2 ,5 Anemi a jika di pukul
m m C c kg s TK 20.00
en en m semingg dan
it it u sekali bangun
pukul
05.00

3. An. A L 2, 6 Thn - - Isla Jaw Compos 65 25 26 87 15 An - - Jarang Tidur - -


m a Mentis x/ x/ ,9° c kg Anemi olahraga pukul
m m C m s 19.00
en en dan
it it bangun
pukul
05.00
4. An. P P 4 Thn - - Isla Jaw Compos 85 25 37 95 16 An - - Olahrag Tidur - -
m a Mentis x/ x/ °C c kg Anemi a siang 2
m m m s semingg jam
en en u sekali tidur
it it di dimala
sekolah hari 8
jam
dimulai
pikul
09.00-
06.00

5. An. J L 4 Tahn - - Isla Jaw Compos 80 22 37 95 13 An - - Olahrag Terkada - -


m a Mentis x/ x/ °C c kg Anemi a ng tidur
m m m s semingg sing,mal
en en u sekali am tidur
it it di pukul
sekolah 19.00
dan
bangun
pukul
06.00

6. An. K P 4 Thn - - Isla Jaw Compos 80 20 36 10 14 An - - Olahrag Tidur - -


m a Mentis x/ x/ ,5° 0 kg Anemi a teratur
m m C c s semingg (setiapm
en en m u sekali alam
it it di jam
sekolah 21.00
WIB
dan
bangun
jam
05.00
WIB
dan An.
Y jarang
tidur
siang.)
dan
pulas
kecuali
sedang
sakit .

7. An. K L - - Isla Jaw Compos 100/7 74 18 36 11 20 An - - - -


m a Mentis 0 x/ x/ ,5° 1 kg Anemi
mmH m m C c s
g en en m
it it

2. Upaya Peningkatan Kesehatan


N Uraian Pengkajian Penialaian Gambaran Kondisi No Uraian Penialaian Gambaran Kondisi
o Pengkajian
Ada Tidak Ada Tidak

A. Fasilitas Pelayanan kesehatan E. Status


yang tersedia untuk kelompok Ekonomi

1. Posyandu √ Pada masing-masing anggota 1. Sumbang √


kelompok terdapat posyandu di an
daerah masing-masing. Untuk
kegiatan pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan meliputi,
pengukuran Tekanan Darah (TD),
Berat Badan (BB), dan
penyuluhan kesehatan tentang
stunting dan menu seimbang.
Untuk jadwal kegiatan posyandu
di masing-masing daerah berbeda.

2. Tenaga kesehatan yang √ 2. Jenis √ Orang tua para anggota


berpraktik pekerjaan kelompok punya pekerjaan
sebagai wiraswasta dan
pedagang.

3. Puskesmas dan √ 3. Rata-rata √ Pendapatan orangtua para


jaringanya pendapata anggota kelompok cukup untuk
n memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari

4. Klinik √ 4. Lainya √

5. RS √

6. Lainya √ Terdapat UKS di masing-masing


sekolah dari anggota kelompok

B. Pelayanan Kesehatan yang F. Status Sosial


dimanfaatkan oleh kelompok budaya
Spiritual

1. Imunisasi dasar lengkap √ Orangtua para anggota kelompok 1. Saran √ Di masing-masing daerah
sepakat mengatakan dahulu imunisasi ibadah anggota kelompok terdapat
dasar lengkap seperi BCG,DPT, setidaknya 1 masjid/mushola
Campak, Polio, Hepatitis terdekat dar rumah.

2. Imunisasi bumil √ 2. Kegaiatan √ Sebagian besar anggota


keagamaa kelompok mengaji di TPQ pada
n waktu sore hari

3. Makanan tambahan √ Sebagian besar orangtua para anggota 3. Kepercay √ Semua orangtua anggota
kelompok mengatakan anak diberikan aan yg kelompok sepakat jika anak
makanan selingan seperti biscuit, roti bertentan sakit di bawa ke fasilitas
gan dgn kesehatan terdekat seperti
penanggu mantri, klinik atau puskesmas.
langan
masalah
kesehatan

4. Vitamin tambahan √ Sebagian besar orangtua anggota 4. Kegaiatan √


kelompok mengatakan tidak social
memberikan vitamin tambahan pada (kerja
anak dan sebagian mengatakan bakti,
memberikan vitamin pada anak arisan)
seperti vit C untuk menjaga daya
tahan tubuh anak.

5. Pelayanan kesehatan √
6. Pelayanan kesehatan √

7. Lainnya √

C. Fasilitas Pendidikan G. Komunikasi

1. Fasilitas pendidikan 1. Alat Orangtua para anggota


tersedia untuk kelompok komunika kelompok sepakat mengatakan
a. Playgroup si yang alat komunikasi yang digunakan
b. TK digunaka anak sehari-hari adalah
c. SD √ n sehari- handphone yang digunakan
d. SMP hari anak dalam belajar dan
e. SMA dalam bermain.
f. PT kelompok √
g. Lainya a.Handpo
ne
b.Telepho
ne
c.Faximil
e
d.Lainya

2. Fasilitas pendidikan yang √


dimanfaatkan untuk
kelompok untuk kegiatan
penyuluhan kesehatan,
pembelajaran dikelompok

D. Lingungan Sekitar tempat H. Fasilitas


tinggal anggota kelompok rekreasi yang
tersedia untuk
kelompok

1. Sumber air bersih √ Sebagian besar orang tua anggota 1. Taman


kelompok mengatakan sumber air
bersih yang digunakan sehari hari
yaitu air PDAM. Namun, ada juga
yang masih menggunakan sumur
terbuka

2. Dapur umum √ 2. Pantai √ Sebagian besar orangtua para


anggota kelompok mengatakan
mengajak anak rekreasi ke
pantai.

3. Tempat pembuangan √ Semua orangtua anggota kelompok 3. Sarana


4. sampah sepakat sudah tersedia tempat sampah olahraga
di masing-masing rumah. Akan tetapi,
anak masih suka buang sampah
sembarangan.

4. Sarana MCK (berapa √ Semua orangtua anggota kelompok 5. Lainnya


jumlahnya) sepakat sudah tersedia sarana MCK di
masing-masing rumah

6. Saluran pembuangan √ Sebagian orang tua anggota kelompok


limbah sepakat membuang limbah di selokan

7. Lainnya √

J. Kebiasaan/
Perilaku
dalam
kelompok

1. Pemeihar √
aan
kebersiah
an diri

2. Pengelola √ Semua orangtua anggota


an kelompok mengatakan
makanan menyediakan makanan sehat,
bersih ada sayur, lauk-pauk dan buah.
dan sehat Akan tetapi, menu untuk
kesehariannya hanya menu itu-
itu saja, kurang berfariasi.
Hanya saja anak lebih suka
jajan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kesiapan meningkatkan nutrisi berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
anak pra sekolah
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan diri
anak
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kesiapan meningkatkan nutrisi berhubungan dengan Kebutuhan
nutrisi anak pra sekolah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama 2 x pertemuan
diharapkan status nutrisi anak teratasi dengan kriteria hasil :
Prevensi Primer
Status Nutrisi : Asupan Nutrisi

Indikator Awal Tujuan Akhir

Asupan nutrisi 3 5
Asupan kalori 3 5
Asupan protein 3 5
Asupan lemak 3 5
Asupan karbohidrat 3 5
Asupan serat 3 5
Asupan vitamin 3 5
Asupan kalsium 3 5

Keterangan :
1 = Tidak adekuat
2 = Sedikit adekuat
3 = Cukup adekuat
4 = Sebagian besar adekuat
5 = Sepenuhnya adekuat

Intervensi
1. Berikan orangtua materi-materi tertulis yang sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan yang (telah) diidentifikasi.
2. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk memberikan anak pilihan-
pilihan makanan yang sehat.
3. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk menganjurkan sayuran
mentah/dimasak.
4. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk memberikan makanan ringan
yang sehat diantara waktu makan.
5. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk menjadi kreatif dalam
persiapan makanan untuk (anak yang) pemilih makanan.
6. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk menawarkan porsi-porsi kecil
makanan.
7. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk membatasi kandungan lemak
dalam makanan.
8. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk mengajak anak berpartisipasi
dalam persiapan makanan.
9. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk menawarkan sereal yang
diperkaya zat besi, hindari sereal tinggi gula.
10. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk meningkatkan protein
makanan.
11. Instruksikan orangtua/pengasuh untuk mencakup semua kelompok
makanan.
Prevensi Sekunder
Prilaku pencarian kesehatan

Indikator Awal Tujuan Akhir


Mengajukan pertanyaan yang 3 5
berhubungan dengan kesehatan
Melakukan skrining diri 3 5

Mendapat bantuann dari 3 5


profesinal kesehatan

Keterangan :
1 = tidak pernah menunjukan
2 = jarang menunjukan
3 = kadang kadang menunjukan
4 = sering menunjukan
5 = secara konsisten menunjukan

Intervensi
1. Lakukan pengukuran antropometri pada komposisi tubuh
(misalnya indeks masa tubuh, pengukuran pinggang)
2. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
3. Timbang berat badan
4. Tentukan pola makan (misalnya makanan yang disukai dan tidak
disukai, konsumsi makanan yang berlebihan terhadap makanan
yang siap saji, makan tergesa-gesa, interaksi anak dan orangtua
selama makan dan frekuensi lamanya makan).
5. Tentukan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi
misalnya pengetahuan, ketersediaan dan kemudahan yang
memperoleh produk-produk makanan yang berkualitas.
6. Monitor diet asupan dan kalori
7. Identifikasi perubahan dan napsu makan dan aktifitas akhir-akhir
ini
Prevensi Tersier
Perilaku patuh : diet yang disarankan

Indikator Awal Tujuan Akhir

Berpartisipasi dalam
menetapkan tujuan diet yang
bisa dicapai dengan profesional
kesehatan.

Memilih makanan yang cairan


yang sesuai ditentukan

Menggunakan informasi gizi

Memilih porsi makan yang


sesuai dengan diet yang
ditentukan

Keterangan :
1. Tidak pernah menunjukan
2. Jarang menunjukan
3. Kadang-kadang menunjukan
4. Sering menunjukan
5. Secara konsisten menunjukan

Intervensi :

1. Berikan informasi sesuai kebutuhan mengenai perlunya modifikasi


kesehatan.
2. Gunakan standar gizi yang bisa diterima untuk membantu pasien.
3. Mengevaluasi intake diet
4. Pasang materi penuntun makanan yang menarik misalnya piramida
makanan.
5. Diskuskan pengetahuan pasien mengenai 4 makanan dasar termasuk
juga tentang perlunya modifikasi diet
6. Evaluasi kemajuan modifikasi diet
7. Sediakan konsultasi atau rujukan dengan anggota kebutuhan yang
lain.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Pemeliharaan kebersihan


diri anak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x pertemuan, defisit
pengetahuan pada keluarga teratasi dengan kriteria hasil :
Prevensi Primer
Pengetahuan : perilaku kesehatan

Indikator Awal Tujuan Akhir

Prilaku yang meningkatkan 2 5


kesehatan

Pola tidur bangun yang normal 2 5

Strategi untuk menghindari 2 5


paparan bahaya lingkungan

Strategi untuk mencegah penyakit


menular

Keterangan :
1. Tidak ada pengetahuan
2. Pengetahuan terbatas
3. Pengetahuan sedang
4. Pengethauan banyak
5. Pengetahuan sangat banyak
Intervensi:
1. Identifikasi faktor internal eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk berprilaku sehat
2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup prilaku saat ini pada
kelompok
3. Prioritaskan kebutuhan orang yang belajar dengan mengidentifikasi
kebutuhan berdasarkan apa yang disukai klien
4. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan tersebut
5. Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau manfaat
6. Kembangkan materi tertulis yang tersedia sesuai dengan audiens
7. Lakukan demonstrasi, partisipasi pembelajaran dan manipulasi bahan
8. Libatkan individu, kelompok dan keluarga dalam dalam perencanaan
dan implementasi gayaya hidup atau modifikasi prilaku kesehatan

Prevensi sekunder
Pengetahuan : perilaku kesehatan

Indikator Awal Tujuan Akhir

Menanyakan 2 5

Prilaku untuk mencegah cidera 2 5


yang tidak di sengaja

Strategi untuk menghindari 2 5


paparan bahaya lingkungan

Keterangan :

1. Tidak pernah dilakukan


2. Jarang dilakukan
3. Kadang kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Dilakukan secara konsisten

Intervensi:

1. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatan


2. Sediakan akses yang mudah bagi layanan skrining misalnya waktu dan
tempat
3. Jadwalkan pertemuan dan meningkatkan efisiensi dan perawatan
individual
4. Dapatkan persetujuan untuk dilakukannya prosedur skirining kesehatan
yang sesuai
5. Dapatkan riwayat kesehatan keluarga
6. Ukur tekanan darah, tinggi badan, berat badan
7. Berikan hasil skrining pada pasien
Prevensi Tersier
Pengetahuan : perilaku kesehatan

Indikator Awal Tujuan Akhir

Menanyakan 2 5

Prilaku untuk mencegah cidera 2 5


yang tidak di sengaja

Strategi untuk menghindari 2 5


paparan bahaya lingkungan

Keterangan :

1. Tidak pernah dilakukan


2. Jarang dilakukan
3. Kadang kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Dilakukan secara konsisten

Intervensi :

1. Berikan informasi penting secara tertulis maupun lisan dengan bahasa


utamanya
2. Berikan pendidikan kesehatan satu persatu atau konseling jika
memungkinkan
3. Sediakan materi informasi tertulis yang mudah dipahami
4. Pertimbangkan pengalaman pasien terkait dengan sistem perawatan
kesehatan, termasuk promosi kesehatan ,perlindungan kesehatan ,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan
5. Motivasi individu untuk mengajukan pertanyaan dan penjelasan kepada
tenaga kesehatan
6. Bantu individu untuk mengantisipasi pengalaman mereka terhadap sistem
kesehatan
7. Dorong penggunaan langka-langkah efektif untuk koping terhadap
kesadaran kesehatan.

E. IMPLEMENTASI
1. Kesiapan meningkatkan nutrisi berhubungan dengan Kebutuhan nutrisi
anak pra sekolah
Prevensi Primer
Status Nutrisi : Asupan Nutrisi
Hari Ke 1
Implementasi :
a. Memberikan orangtua materi-materi tertulis yang sesuai dengan
kebutuhan pengetahuan yang (telah) diidentifikasi.
b. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk memberikan anak pilihan-
pilihan makanan yang sehat.
c. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk menganjurkan sayuran
mentah/dimasak.
d. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk memberikan makanan
ringan yang sehat diantara waktu makan.
e. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk menjadi kreatif dalam
persiapan makanan untuk (anak yang) pemilih makanan.
f. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk menawarkan porsi-porsi
kecil makanan.
g. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk membatasi kandungan
lemak dalam makanan.
h. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk mengajak anak
berpartisipasi dalam persiapan makanan.
i. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk menawarkan sereal yang
diperkaya zat besi, hindari sereal tinggi gula.
j. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk meningkatkan protein
makanan.
k. Menginstruksikan orangtua/pengasuh untuk mencakup semua
kelompok makanan.
Hari ke 2
Prevensi Sekunder
Prilaku pencarian kesehatan
Implementasi :
a. Melakukan pengukuran antropometri pada komposisi tubuh (misalnya
indeks masa tubuh, pengukuran pinggang)
b. Memonitor pertumbuhan dan perkembangan
c. Menimbang berat badan
d. Menentukan pola makan (misalnya makanan yang disukai dan tidak
disukai, konsumsi makanan yang berlebihan terhadap makanan yang
siap saji, makan tergesa-gesa, interaksi anak dan orangtua selama
makan dan frekuensi lamanya makan).
e. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi misalnya
pengetahuan, ketersediaan dan kemudahan yang memperoleh produk-
produk makanan yang berkualitas.
f. Memonitor diet asupan dan kalori
g. Mengidentifikasi perubahan dan napsu makan dan aktifitas akhir-akhir
ini
Hari Ke 2
Prevensi Tersier
Perilaku patuh : diet yang disarankan

Implementasi :

a. Memberikan informasi sesuai kebutuhan mengenai perlunya


modifikasi kesehatan.
b. Menggunakan standar gizi yang bisa diterima untuk membantu pasien.
c. Mengevaluasi intake diet
d. Memasang materi penuntun makanan yang menarik misalnya
piramida makanan.
e. Mendiskuskan pengetahuan pasien mengenai 4 makanan dasar
termasuk juga tentang perlunya modifikasi diet
f. Mengevaluasi kemajuan modifikasi diet
g. Menyediakan konsultasi atau rujukan dengan anggota kebutuhan yang
lain.

Hari ke 3

1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Pemeliharaan kebersihan diri


anak
Prevensi Primer
Pengetahuan : perilaku kesehatan

Implementasi

a. Mengidentifikasi faktor internal eksternal yang dapat meningkatkan


atau mengurangi motivasi untuk berprilaku sehat
b. Menentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup prilaku saat ini
pada kelompok
c. Memprioritaskan kebutuhan orang yang belajar dengan
mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan apa yang disukai klien
Prevensi sekunder
Pengetahuan : perilaku kesehatan
a. Menentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatan
b. Menyediakan akses yang mudah bagi layanan skrining misalnya waktu
dan tempat
c. Menjadwalkan pertemuan dan meningkatkan efisiensi dan perawatan
individual
d. Mendapatkan persetujuan untuk dilakukannya prosedur skirining
kesehatan yang sesuai
Prevensi Tersier
Pengetahuan : perilaku kesehatan
a. Memberikan informasi penting secara tertulis maupun lisan dengan
bahasa utamanya
b. Memberikan pendidikan kesehatan satu persatu atau konseling jika
memungkinkan
c. Menyediakan materi informasi tertulis yang mudah dipaham
d. Mempertimbangkan pengalaman pasien terkait dengan sistem
perawatan kesehatan, termasuk promosi kesehatan ,perlindungan
kesehatan , pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan
e. Memotivasi individu untuk mengajukan pertanyaan dan penjelasan
kepada tenaga kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai yang telah melembaga (Akbar, 2019).
Salah satu sasaran pelayanan keperawatan komunitas adalah
pelayanan pada kelompok khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan
individu yang mempunyai kesamaan umur, permasalahan baik fisik,
mental, sosial yang memerlukan bantuan karena ketidakmampuan dan
ketidaktauan kelompok dalam memelihara kesehatan terhadap dirinya.
Salah satu pelayanan pada kelompok khusus yaitu kelompok anak usia
sekolah dasar (Akbar, 2019).
Usia prasekolah merupakan usia perkembangan anak antara usia tiga
hingga lima tahun. Pada usia ini terjadi perubahan yang signifikan untuk
mempersiapkan gaya hidup yaitu masuk sekolah dengan
mengkombinasikan antara perkembangan biologi, psikososial, kognitif,
spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah memiliki
kesadaran tentnag dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, dapat
mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang
berbahaya dan mencelekai diri nya (Mansur, 2011).
B. Saran
Diharapkan para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan untuk dapat
menguasai konsep dan penerapan asuhan keperawatan kelompok khusus
anak usia prasekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M.A., (2019), Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar Keperawatan
Kominitas, Yogyakarta: Deepublish.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MENGENAI KECUKUPAN GIZI PADA ANAK
USIA PRA SEKOLAH

Disusun Oleh :
1. Amania Silviana
2. Anis Sofia K
3. Askhabul Kahfi
4. Ganes Indah S
5. Intan Kusumaningrum
6. Sri Lesi Setianingrum
7. Wahyu Surya S

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP
TAHUN AJARAN 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan :Pendidikan kesehatan mengenai kecukupan gizi


pada anak usia prasekolah
Sub Pokok Bahasan :Upaya pembelajaran pada orangtua dan anak
pra sekolah mengenai kecukupan gizi
Sasaran : Anak pra sekolah dan orang tua anak.
Hari / Tanggal Pelaksanaan :
Jam : 10.00 – selesai
Tempat : Desa di wilayah kabupaten Banyumas dan
Cilacap.
Penyuluh : Kelompok Pra sekolah
1. Askhabul kahfi
2. Amanisa Silfiana
3. Anis Sofia Khusna
4. Ganes Indah Nursafitri
5. Intan Kusumaningrum
6. Sri Lesi Setianingrum
7. Wahyu Surya Septiawan

A. Latar Belakang
Anak usia pra sekolah merupakan masa dimana pertumbuhan fisik
dan psikologis bertumbuh dengan pesat. Gizi kurang atau gizi buruk pada
anak-anak terutama pada usia prasekolah dapat mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta kecerdasan
anak. Status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor langsung dan
tidak langsung. Faktor langsung disebabkan oleh kurangnya asupan
makanan sehingga kebutuhan zat gizi tubuh tidak tercukupi dan faktor
penyakit infeksi yang menyebabkan penurunan sistem tubuh. Sedangkan
fakor tidak langsung dapat disebabkan oleh rendahnya ketahanan pangan
keluarga, kurangnya pengetahuan, pola asuh tidak baik, sanitasi dan
pelayanan kesehatan yang tidak memadai (Riyanto, 2014)
Pola makan pada anak usia pra sekolah berperan penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, oleh karena itu diperlukan
makanan yang banyak mengandung zat gizi. Jika pola makan anak tidak
tercapai dengan baik maka pertumbuhan dan perkembangan akan
terhambat. Tahapan perkembangan anak usia prasekolah merupakan
consumer pasif, anak akan menerima asupan makanan dari apa yang
disediakan oleh ibunya atau asuhanya. Pola pemberian makan orangtua
mempengaruhi status kesehatan anak usia prasekolah. Pola makan yang
kurang tepat menyebabkan kegemukan, keparahan penyakit, gangguan
kecerdasan intelektual (Waber, dkk 2014 dalam Sambo, Ciuntasari dan
maria 2020).

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada anggota kelompok
selama 1x60 menit diharapkan peserta mampu memahami dengan baik
tentang apa kecukupan gizi pada anak usia prasekolah
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada orangtua dan anak
usia prasekolah selama 1x60 menit diharapkan peserta dapat:
1. Peserta dapat Menjelaskan kembali pengertian gizi
2. Peserta dapat Menyebutkan contoh menu gizi seimbang dalam usia
prasekolah
3. Peserta dapat menyebutkan 3 fungsi zat gizi
4. Peserta dapat menyebutkan 3 contoh kelompok zat gizi
D. Materi Penulisan (Terlampir)
E. Media Penyuluhan
1. Lembar balik
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah dan diskusi/tanya jawab prilaku kesehatan
G. Pengorganisasian .
1. Penanggung Jawab : Masing masing anggota
kelompok penyuluh
2. Moderator : Masing masing anggota kelompok
penyuluh
3. Penyaji : Masing masing anggota kelompok
penyulu
4. Narasumber : Masing masing anggota kelompok
penyuluh
5. Notulen : Masing masing anggota kelompok
penyuluh
6. Fasilitator : Masing masing anggota kelompok
penyuluh
7. Dokumentasi : Masing masing anggota kelompok
penyuluh
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Perserta


1 3 menit Pembukaan  Menjawab Salam
 Salam perkenalan  Mendengarkan
 Mengingatkan kontrak  Mendengarkan
 Tujuan penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan Materi yang
akan diberikan
2 15 menit Pelaksanaan
Menjelaskan tentang :
 Pengertian gizi  Memperhatikan,
 Menjelaskan tentang bertanya dan menjawab
contoh menu seimbang pertanyan yang
 Menjelaskan fungsi zat diajukan
gizi
 Menjelaskan kelompok
zat gizi
 Menjelaskan solusi
untuk mengatasi kekurang
gizi pada anak prasekolah.

3. 10 menit Evaluasi :
 Mengajukan  Menjawab
pertanyaan pada kelompok pertanyaan
 Memberikan
reinforcemen positif atas
jawaban yang diberikan

4. 30 Menit Sesi tambahan :


 Diskusi dengan pasien  Memberi pengarahan

5. 2 Menit Terminasi :
 Mengucapkan terima  Mendengarkan
kasih atas peran serta  Menjawab Salam
keluarga
 Mengucapkan salam
penutup

I. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Kelompok bisa menjawab tentang pengertian gizi
MATERI

A. Pengertian Gizi
Gizi (AlGhizzai) dalam bahasa arab berarti zat atau unsur makanan
yang bermanfaat untuk kesehatan.
B. Fungsi zat gizi
1. Sebagai sumber zat tenaga
2. Sebagai sumber zat pembangun
3. Sebagai sumber zat pengatur
C. Kelompok zat gizi
Kelompok zat gizi :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Mineral
Zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit
Contoh : Zat besi, calsium
5. Vitamin
Zat yang terdapat dalam makanan terutama sayur dan buah segar.
Macam-macam vitamin :
a. Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan dan penglihatan.
Sumber yang mengandung vitamin A adalah sayuran hijau
dan buah-buahan
b. Vitamin B berfungsi untuk metabolisme KH dan
pembentukan sel darah merah, sumber yang mengandung
vitamin B adalah kacang hijau dan beras.
c. Vitamin C berfungsi untuk pemeliharaan jaringan dan
peningkatan daya tahan tubuh, sumber yang mengandung
vitamin C yaitu buah dan sayuran segar.
d. Vitamin D berfungsi untuk bertumbuhan tulang gigi,
sumber makanan yang mengandung vitamin D berupa susu,
keju, telur.
e. Vitamin E berfungsi sebagai penangkah radikal bebas,
sumber makanan yang mengandung vitamin E berupa
kacang kedela dsn tauge
f. Vitamin K berfungsi untuk proses pembekuan darah,
sumber makanan yang mengandung vitamin K hati ayam,
dan hati sapi.
6. Air berfungsi sebagai pemeliharan organ-organ tubuh vital seperti
ginjal. Contoh air bening dan jus
7. Solusi upaya untuk mengatasi masalah makan anak prasekolah
a. Upaya dietetik, umur, bb, peyakit , alat peerima makanan
dan kebiasaan atau selera makan
b. Upaya psikologik hubungan emosional , suasana makan,
penggunaan alat makan, dan porsi makan.
8. Contoh menu seimbang
a. 1 piring nasi
b. Sepotong ikan/daging
c. Sepotong tempe/tahu
d. Semangkok sayur
e. Sepotong buah
f. Satu gelas susu
DAFTAR PUSTAKA
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELOMPOK ANAK PRA SEKOLAH MENGENAI
PENGETAHUANPRILAKU KESEHATAN DAN PROTOKOL
KESEHATAN DI MASA PANDEMI

Disusun Oleh :
1. Askhabul kahfi
2. Amanisa Silfiana
3. Anis Sofia Khusna
4. Ganes Indah Nursafitri
5. Intan Kusuma Ningrum
6. Sri Lesi Setianingrum
7. Wahyu Surya Septiawan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP
TAHUN AJARAN 2020/2021 SATUA
ACARA PENYULUHAN (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan mengenai prilaku


kesehatan anak dan protokol kesehatan di masa
pandemi
Sub Pokok Bahasan : Upaya perawatan dan pembelajaran pada anak
pra sekolah mengenai prilaku kesehatan dan
protokol kesehatan di masa pandemi
Sasaran : Anak pra sekolah dan orang tua anak.
Hari / Tanggal Pelaksanaan : Jumat 27 November 2020
Jam : 10.00 – selesai
Tempat : Desa di wilayah kabupaten Banyumas dan
Cilacap.
Penyuluh : Kelompok Pra sekolah
8. Askhabul kahfi
9. Amanisa Silfiana
10. Anis Sofia Khusna
11. Ganes Indah Nursafitri
12. Intan Kusuma Ningrum
13. Sri lessi setianingrum
14. Wahyu Surya Septiawan

A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6
tahun, Pada periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan
psikososial serta kognitif justru mengalami peningkatan yang pesat. Usia
pra sekolah disebut The wonder years yaitu dimana anak memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi. Rasa keingintahuan yang tinggi tersebut kerap
juga menimbulkan masalah pada anak anak terutama dalam hal
pengetahuan prilaku. Prilaku yang kerap kali ditiru biasanya prilaku
keseharian orang di sekitarnya termasuk dalam berprilaku sehat(Mansur,
2019).
Prilaku sehat merupakan prilaku individu yang berkaitan dengan
upaya mencegah atau menghindari penyakit dan penyebab masalah
kesehatan.
B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada anggota kelompok
selama 1x60 menit diharapkan peserta mampu memahami dengan baik
tentang apa itu prilaku kesehatan dan bagaimana aplikasi dari prokes cov-
19 di masa pandemi sekarang ini
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada Lansia di Desa
Kesugihan kidul selama 1x60 menit diharapkan peserta dapat:
5. Peserta dapat Menjelaskan kembali pengertian prilaku sehat
6. Peserta dapat Menyebutkan bagaimana cara mematuhi prokes
7. Peserta dapat Menjelaskan bagaimana cara cuci tangan yang baik dan
benar
8. Peserta dapat mencontohkan bagaimana cara memakai masker yang
baik dan benar.
D. Materi Penulisan (Terlampir)
E. Media Penyuluhan
2. Lembar balik

F. Metode Penyuluhan
2. Ceramah dan diskusi/tanya jawab prilaku kesehatan
3. Demonstrasi bagaimana cuci tangan yang baik dan benar
4. Demonstrasi memakai masker
G. Pengorganisasian .
1. Penanggung Jawab : Masing masing anggota kelompok penyuluh
2. Moderator : Masing masing anggota kelompok penyuluh
3. Penyaji : Masing masing anggota kelompok penyuluh
4. Narasumber : Masing masing anggota kelompok penyuluh
5. Notulen : Masing masing anggota kelompok penyuluh
6. Fasilitator : Masing masing anggota kelompok penyuluh
7. Dokumentasi : Masing masing anggota kelompok penyuluh
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Perserta


1 3 menit Pembukaan  Menjawab Salam
 Salam perkenalan  Mendengarkan
 Mengingatkan kontrak  Mendengarkan
 Tujuan penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan Materi yang akan
diberikan
2 15 menit Pelaksanaan
Menjelaskan tentang :
 Pengertian prilaku sehat  Memperhatikan,
 Cara berprilaku sehat bertanya dan menjawab
 Cara memakai masker pertanyan yang
 Langkah cuci tangan yang diajukan
baik dan benar
 Membuka sesi pertanyaan
 Diskusi dengan kelompok
3. 10 menit Evaluasi :
 Mengajukan pertanyaan  Menjawab
pada kelompok pertanyaan
 Memberikan reinforcemen
positif atas jawaban yang
diberikan

4. 30 Menit Sesi tambahan :


 Diskusi dengan pasien  Memberi pengarahan

5. 2 Menit Terminasi :
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
atas peran serta keluarga  Menjawab Salam
 Mengucapkan salam
penutup

I. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
2. Kelompok bisa menjawab tentang pengertian prilaku sehat
3. Kelompok bisa mempraktekan cuci tangan yang baik dan benar
4. Kelompok bisa mempraktekan cara memakai masker yang baik dan benar
5. Kelompok mengikuti penyukuhan sampai selesai

MATERI

A. Pengertian prilaku sehat dan protokol kesehatan


Prilaku sehat merupakan
B. Cara menerapkan protokol kesehatan
1. Menjaga jarak
2. Memakai masker
3. Mencuci tangan setelah bermain atau keluar rumah
C. Cuci tangan 6 langkah
1. Basahi tangan, gosok sabun
pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua
punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela sela jari tangan
hingga bersih
4. Besihkan ujung jari secara
bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu
jari secara bergantian
6. Letakan ujung jari ke telapak
tangan kemudian gosok perlahan lalu bilas dengan air mengalir dan
keringkan
Sumber: Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara
D. Kegiatan untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit
1. Makan dengan pola makan yang teratur
2. Olahraga
3. Rajin menjaga kebersiham sesuai protokol
4. Selalu menerapkan prokes
E. Cara penularan wabah covid-19
Virus menyebar dari satu orang ke orang lain dalam jarak dekat,
penyebaranya serupa dengan penyakit flu. Droplet atau percikan air ludah
atau ingus orang yang terinfeksi terlontar ketika bersin, batuk atau bahkan
berbicara mengenai orang lain terutama bagian wajah, droplet ini berpotensi
menularkan virus ke orang lain karena virus bisa masuk melalui hidung
mulut bahkan rongga mata, Menurut WHO lontaran droplet dapat mencapai
1 meter. Karena itu WHO merekomendasikan jarak aman adalah 2 meter
ketika berintraksi dengan orang lain selama pandemi.
Sumber: Nurisyah PrimayaHospitalMakasar http://Primayahospital.com
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai