Anda di halaman 1dari 9

KERAJAAN ALLAH

Oleh :
Nama: Michael
Nim: 196711351006
Progam studi: TEKNIK MESIN
Mata kuliah: Agama non muslim

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


STTI-STIENI
2019-2020
KERAJAAN ALLAH
Latar Belakang Tentang Kerajaan Allah
Tema Kerajaan Allah adalah tema yang populer diantara orang Yahudi saat Yesus hidup di
bumi. Ini menjadi alasan utama mengapa Yesus mengajarkan tema ini pada murid-murid-Nya.

Orang Yahudi pada abad pertama Masehi berada di bawah jajahan kekaisaran Romawi.
Kerajaan Romawi mulai berkembang sejak abad kelima SM, dan berkat sistim perang mereka yang
dinamakan phalanx, akhirnya sekitar tahun 150 SM mereka berhasil menaklukkan Spanyol, Kartago
(Afrika Utara), Makedonia, Asia Kecil, Yunani, Mesir, dan Palestina. Pada tahun 27 SM sampai 14 M,
Augustus menjadi kaisar Romawi. Herodes Agung dari Idumea dan anaknya Herodes Antipas berhasil
mengambil hati para petinggi Romawi untuk menjadi penguasa Yudea. Karena hubungan baiknya
dengan Romawi maka Palestina menjadi aman. Selain itu, Palestina berada diantara dua kekuatan
besar : Dinasti Seleukid di Syria dan Dinasti Ptolemi Mesir. Agar Romawi tetap dapat mengendalikan
jalur perdagangan penting Palestina sambil tetap mengawasi kedua kekuatan ini, mereka
membiarkan Palestina agak independen.

Pada saat itu, agama Yahudi sedang berkembang pesat. Pemerintah Romawi membangun
jalan-jalan raya antar wilayah sehingga perdagangan ikut berkembang pesat. Para pedagang Yahudi
berkelana di seluruh pesisir Laut Tengah sambil membawa agama Yahudi. Sentra utama agama
Yahudi adalah Yerusalem, namun pusat-pusat yang lain ikut berkembang, diantaranya Aleksandria
(Mesir), Damaskus, kota-kota di Asia Kecil, dan beberapa tempat lain. Pusat-pusat sinagog Yahudi
itulah kemudian yang dimanfaatkan juga oleh para misionaris dalam menyebarkan Kekristenan.

Walaupun Roma adalah pusat sistem sosial dan politik, namun pusat bahasa, filsafat, dan
kebudayaan adalah Yunani. Budaya dan bahasa Helenistik mewarnai seluruh dunia Laut Tengah yang
relatif aman dan makmur. Tidak heran bila Alkitab Perjanjian Baru kemudian disusun terutama
dalam bahasa Yunani.

Selain karena agama Yahudi, Palestina adalah jalur lintasan perdagangan utama antara
Timur dan Barat. Palestina adalah jalan persimpangan utama tiga benua. Kafilah-kafilah dari Cina dan
India menuju Mesir dan Eropa dipastikan melewati jalan-jalan raya yang lancar dan aman di wilayah
Palestina. Nazaret dan kota-kota di Palestina utara yang lain, adalah tempat persinggahan penting
(crossroad) para pedagang jarak jauh ini.

Pada masa Kristus, orang Yahudi sangat menantikan Mesias. Pusat ibadah besar di
Yerusalem yang berhasil menjaga perkembangan agama Yahudi dan sistem imamat yang relatif
independen itu membuat mereka makin yakin bahwa mereka adalah "bangsa pilihan Allah" sesuai
apa yang dijanjikan dalam Taurat dan kitab para nabi. Mereka tidak sadar bahwa itu semua bagian
dari strategi Romawi. Mereka berani bercita-cita untuk melemparkan belenggu penjajahan Romawi
dari tengkuk mereka dan lebih dari itu, mereka ingin menjadi penguasa dunia di pimpinan bawah
Mesias, yang telah dituliskan dalam kitab-kitab mereka. Bentuknya adalah kerajaan, seperti kerajaan
Romawi dan kerajaan-kerajaan lainnya, dengan Allah menjadi raja (Lihat Mikha 4:7, Yesaya 33:22,
52:7, Zakharia 9:9). Kerajaan ideal mereka adalah seperti kerajaan Daud (Markus 11:10 dan Mazmur
118:26, sorak sorai orang-orang menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem). Matius 2:2 mencatat
pertanyaan orang Majus dari timur : "Dimanakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?"
Yohanes 19:3 dan 19:14 memuat ejekan para prajurit dan perkataan Pilatus yang menyebut bahwa
Yesus adalah Raja orang Yahudi. Tulisan di atas kayu salib juga berisi tulisan Raja orang Yahudi.
Ide alkitabiah tentang Kerajaan Allah berakar pada Perjanjian Lama dan didasarkan pada
keyakinan bahwa ada satu Allah yang hidup dan kekal yang telah menyatakan diri-Nya pada manusia
dan yang mempunyaio rencana bagi umat manusia dan Ia sudah memilih untuk melaksanakan
rencana itu melalui orang Israel.

Para nabi mengumumkan adanya suatu hari ketika manusia akan hidup bersama secara
damai. Waktu itu Allah akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi
banyak suku bangsa, maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan
tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak lagi akan mengangkat pedang terhadap
bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang" (Yes 2.4 dan juga Yes 11:6). Dinubuatkan adanya
masa dimana kejahatan tidak ada lagi. Akan ada kedamaian, keselamatan, dan keamanan yang
dijanjikan.

Konsep Kerajaan Allah seperti yang dicita-citakan orang Yahudi tentulah sudah dipikirkan
secara matang oleh Yesus dalam permulaan misinya di bumi. Setelah menganalisis situasi, Yesus
mengetahui cita-cita ini akan gagal, pada waktu Dia menubuatkan kehancuran Yerusalem (Lukas 19).

Yesus tidak mau menjadi raja sebagaimana cita-cita orang Yahudi, karena Dia berkata
dengan tegas, di depan Pilatus yang mengadilinya, bahwa "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini…" Ketika
Pilatus bertanya "Engkaukah raja orang Yahudi?" Yesus tidak menjawabnya. Yesus menolak untuk
diangkat menjadi raja seperti yang diinginkan oleh mayoritas orang Yahudi, setelah Dia memberi
makan 5000 orang (Markus 6:44). Kalau saja Dia bersedia, dapat dipastikan Dia akan mencapainya.
Yesus memiliki segala kuasa di langit dan di bumi, dan tidak ada yang bisa menghalangi bila Dia
mengerahkan balatentara malaikat-Nya (Matius 26:53; 13:41) untuk melakukan kehendak-Nya.
Tetapi Yesus sudah memikirkan itu dengan hikmat yang sempurna dan jauh ke depan. Dia menolak
dengan tegas. Hal ini pula yang menyebabkan para imam dan orang Yahudi juga menolak Yesus
(Lukas 19:14) dan menyalibkan Dia, karena tidak sesuai dengan konsep mereka akan Mesias dan
Kerajaan Allah. Kekristenan akan jauh berbeda dalam perkembangannya, jika saja Yesus bersedia
menjadi raja orang Yahudi. Barangkali akan mirip dengan Islam dengan pemimpin seorang nabi yang
sekaligus menjadi pemimpin perang dan raja.

Ketika Yohanes Pembaptis muncul dari padang gurun sambil memberitakan bahwa
kedatangan Kerajaan Sorga sudah dekat, orang Yahudi sangat berminat mendengarnya. Seluruh
Yudea dan sekitar Yordan datang untuk dibaptis (Yohanes 4:3-5). Ketika utusan imam besar bertanya
pada Yohanes Pembaptis, mereka pertama kali menanyakan apakah Yohanes adalah Mesias. Markus
1:15 mencatat bahwa Yesus memulai pelayanannya di muka umum dengan memberitakan kabar
gembira dari Allah dalam kata-kata, "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah….". Rupanya ini adalah berita yang sangat ditunggu-tunggu orang Yahudi.

Kemudian datanglah Yesus dan mengkhotbahkan tentang Kerajaan Allah. Tema ini menjadi
inti misi Kristus "bertobatlah, sebab kerajaan Surga sudah dekat" (Mat 4:17). Yesus mengajarkan
bagaimana cara memasuki Kerajaan Allah (Mat 5:20, 7:21). Karya-karyaNya yang luar biasa
bertujuan untuk membuktikan bahwa Kerajaan Allah sudah datang (Mat 12:28). Perumpamaan yang
Dia ucapkan memberikan gambaran tentang kebenaran Kerajaan Allah (Mat 13:11). Doa yang
diajarkan Yesus antara lain ada kata-kata "Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi
seperti di surga" (Mat 6:10). Pada malam sebelum kematian-Nya, Ia berjanji pada murid-muridNya
bahwa Ia akan menikmati kebahagiaan dan persekutuan di dalam Kerajaan itu bersama dengan
mereka. (Luk 22:29-30). Dan Ia berjanji akan datang kembali dalam kemuliaan sambil membawa
berkat Kerajaan itu untuk orang-orang yang bagi mereka Kerajaan tersebut telah disediakan (Mat
25:31,34).

Dalam gereja Kristen, ada banyak pendapat tentang Kerajaan Allah. Adolf von Hamack
berpendapat bahwa Kerajaan Allah adalah sesuatu yang subyektif, suatu kekuatan rohani yang
masuk dalam jiwa manusia dan menguasainya. CH Dodd mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah
sesuatu yang absolut. Albert Schweitzer mengatakan bahwa Kerajaan Allah adalah kenyataan masa
mendatang dan bersifat adikodrati. Ada lagi pendapat yang menghubungkan Kerajaan Allah dengan
gereja, misi Gereja adalah untuk memenangkan dunia dan mengubahnya menjadi Kerajaan Allah.
Kerajaan Allah didirikan melalui proklamasi gereja akan Injil. Kerajaan Allah akan mengubah dunia
secara perlahan-lahan dan pasti seperti ragi. Kelompok lain memahami Kerajaan Allah sebagai pola
ideal dalam masyarakat. Kerajaan Allah berkaitan dengan masalah-masalah sosial masa kini. Tugas
utana gereja adalah membangun Kerajaan Allah.
Konsep Kerajaan Allah
Arti utama dari kata "kerajaan" ini dapat dilihat dalam Perjanjian Lama. Di situ yang dipakai
dalam arti pemerintahan raja. Ezra 8:1 berbicara tentang kembali dari Babel pada zaman
"pemerintahan raja" Artahsasta. II Taw 12:1 berbicara tentang pembangunan kerajaan atas
pemerintahan Rehabeam. Daniel 8:23 menunjuk pada akhir dari kerajaan atau pemerintahan
mereka. Bagian lain yang memakai kata "kerajaan" dalam arti pemerintahan manusia dapat
ditemukan dalam Yeremia 49:34; II Taw 11:17, 12:1; Ezra 4:5; Nehemia 12:22 dan sebagainya.

Dalam kamus Inggris, terdapat arti kata "kingdom" yang salah satu definisinya adalah "tingkatan,
kualitas keadaan atau atribut raja; kekuasaan raja; dominion; monarki; martabat raja." Ini lebih tepat
dengan arti kata malkuth (bahasa Ibrani PL) dan basileia (bahasa Yunani PB), yang diartikan
"tingkatan, kekuasaan, dan kedaulatan yang dimiliki seorang raja". Arti utama basileia adalah
kekuasaan untuk memerintah, kedaulatan raja. Ladd berkesimpulan bahwa arti sesungguhnya
Kerajaan Allah adalah pemerintahan, kekuasaan Allah, bukan wilayah. Dengan demikian ini tidak
bertentangan dengan ayat bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu:

Jika kata kerajaan itu yang dimaksud adalah Kerajaan Allah maka artinya selalu adalah pemerintahan
Allah, kekuasaan Allah, dan bukan wilayah berlakunya pemerintahan itu. Mazmur 103:19 "Tuhan
sudah menegakkan takhta-Nya di surga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu ." Kerajaan
Allah itu universal atas seluruh bumi dan segala abad (Mazmur 145:11; Mazmur 145:13; Daniel 2:37,
5:26). Wilayah pemerintahan Allah adalah langit dan bumi.

Contoh lain terdapat dalam perumpamaan Lukas 19:11-12. Yesus menceritakan perumpamaan
bahwa ‘ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi
raja (menerima basileia) dan di situ dan setelah itu baru kembali’. Bangsawan itu sudah memiliki
wilayah, tetapi dia pergi untuk mendapatkan otoritas raja. Cerita tersebut adalah cerita tentang
Herodes Agung yang pergi ke Roma pada tahun 40 SM untuk mendapatkan kekuasaan dari Senat
Romawi untuk menjadi raja atas orang Yahudi di Yudea. Sekali lagi bahwa kerajaan Allah bukan
menyangkut wilayah atau rakyat, tetapi pemerintahan Allah.

Kerajaan Allah adalah kekuasaan, pemerintahan Allah, dan untuk memasukinya kita harus percaya
dan menyerahkan diri pada Allah.

Yesus mengatakan bahwa kita harus "menyambut Kerajaan Allah" seperti anak kecil (Markus 10:15).
Apakah yang disambut? Gereja? Surga? Yang disambut adalah pemerintahan Allah. Untuk masuk ke
wilayah Kerajaan masa mendatang itu orang harus menyerahkan dirinya dengan percaya
sepenuhnya pada pemerintahan Allah sekarang ini. Kita harus mencari "dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya" (Mat 6:33) . Kita harus mencari kebenaran Allah – kekuasaan-Nya, pemerintahan-
Nya, kedaulatan-Nya dalam kehidupan kita.

Pemerintahan Allah terwujud dalam tahap yang berbeda-beda sepanjang sejarah, masa lalu, masa
kini dan masa yang akan datang.

Kerajaan Allah adalah pemerintahan tertinggi Allah, namun pemerintahan Allah terwujud dalam
tahap yang berbeda-beda sepanjang sejarah penebusan. Oleh karena itu, manusia dapat masuk ke
dalam wilayah pemerintahan Allah dalam beberapa tahap perwujudannya dan mengalami berkat-
berkat pemerintahan-Nya itu dalam kadar yang berbeda-beda. Kerajaan Allah adalah zaman yang
Akan Datang, yang lazim disebut surga. Akan tetapi Kerajaan itu ada di sini saat ini. Ada wilayah
berkat rohani yang dapat kita masuki saat ini dan dapat kita nikmati sebagian dari berkat-berkat
pemerintahan Allah itu secara nyata.

Istilah Kerajaan Allah dan Kerajaan Sorga


Kedua istilah itu dipakai secara bergantian. Dalam Injil sinoptik, hanya Matius yang
menggunakan istilah Kerajaan Sorga, dan dalam Matius 12:28; 19:24; 21:31,43, Matius memakai
istilah Kerajaan Allah. Markus, Lukas, dan Yohanes selalu memakai istilah Kerajaan Allah. Namun
secara umum tidak ada perbedaan arti dari kedua istilah ini.

Perbedaan kedua ungkapan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan ilmu bahasa. Kerajaan Sorga
dipakai dalam bahasa Semit, sedangkan Kerajaan Allah dipakai dalam bahasa Yunani untuk
menyatakan ungkapan yang sama. Yesus mengajar dalam bahasa Aram, bahasa yang sangat mirip
bahasa Ibrani, sedangkan PB ditulis dalam bahasa Yunani. Yesus ketika mengajar orang-orang Yahudi
mungkin memakai istilah "Kerajaan Surga" yang akan merupakan bentuk ungkapan khas Yahudi.

Ungkapan ini kemudian oleh bangsa Yunani diterjemahkan menjadi Kerajaan Allah. Dalam
Injil Matius, yang mungkin ditulis oleh orang-orang percaya berbangsa Yahudi, ungkapan asli
"Kerajaan Surga" biasanya dipertahankan. Istilah Kerajaan Allah, Kerajaan Surga, kehidupan kekal,
keselamatan, adalah istilah-istilah yang dalam pemakaiannya dapat dipertukar-tempatkan.

- Definisi Kerajaan Allah menurut Ladd (Kerajaan Allah..) adalah sebagai berikut :

Kerajaan Allah pada dasarnya adalah pemerintahan Allah; kekuasaan Allah, kedaulatan ilahi yang
sedang bekerja. Namun kekuasaan Allah ini diwujudkan dalam beberapa ruang lingkup. Injil
mengungkapkan bahwa orang dapat masuk Kerajaan Allah pada masa kini maupun masa
mendatang. Kekuasaan Allah pada masa kini dan masa mendatang, karena itu tercipta Kerajaan pada
masa kini dan masa mendatang yang di dalamnya manusia dapat menikmati berkat-berkat
pemerintahan-Nya.

Kerajaan Allah Masa Mendatang


Kerajaan Allah juga mencakup masa mendatang. Kerajaan itu belum sempurna diwujudkan pada
masa sekarang. Dan itu akan mewujudkan suatu tatanan dunia yang baru sama sekali dari masa
sekarang ini.

Namun demikian Allah telah mewujudkan pemerintahan-Nya, kehendak-Nya, dan kerajaan-Nya


pada waktu Kristus datang sebagai manusia. Karena itu kita dapat mengalami kehidupan kerajaan
Allah itu sekarang. Kristus datang dua kali, kedatangan pertama adalah penjelmaan, kedatangan
yang kedua dalam kemuliaan adalah disebut Parousia. Jadi ada dua perwujudan Kerajaan Allah. Yang
satu sudah ada sekarang karena Anak Allah sudah datang di antara manusia. Yang lain adalah
Kerajaan Allah dalam kuasa dan kemuliaan ketika Kristus datang kembali kelak.
Alkitab berbicara tentang "Zaman ini" dan "Zaman Yang Akan Datang." Dalam Matius 12:32, istilah
Yunani yang digunakan adalah aion yang berarti zaman. Dua zaman ini terpisah oleh Kedatangan
Yesus kedua kali dan kebangkitan orang mati. Zaman ini akan berakhir pada parousia, kemudian
menyusul zaman yang akan datang (Lukas 20:34-36, Matius 24:3).

Apa perbedaan masa sekarang dan masa yang akan datang?


Zaman ini dikuasai oleh kejahatan, dan pemberontakan terhadap kehendak Allah, sementara
zaman yang akan datang adalah Zaman Kerajaan Allah (Galatia 1:4 menyebutkan bahwa dunia
sekarang adalah jahat, dan manusia membutuhkan kelepasan oleh kematian Yesus Kristus).

Zaman dunia ini mengandung tanda penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sedang
bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef 2:1-2). Jika kita hidup menurut zaman ini maka itu berarti
kita adalah mengikuti keinginan daging, dan harus dimurkai (Galatia 5:19-21). Matius 13:22
menceritakan tentang perumpamaan penabur, dimana ciri khas zaman ini nampak dalam seluruh
bidang kehidupan (…kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak
berbuah..). Kekuatiran tentang kehidupan jasmaniah, tekanan dan ambisi untuk menjadi kaya,
sukses, makmur, dan berkuasa. II Korintus 4:3-4 menerangkan tentang ilah zaman ini, yaitu Iblis. Ilah
zaman ini membutakan orang–orang sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan
Kristus. Inilah ciri zaman ini : kegelapan.

Alkitab mengatakan bahwa zaman sekarang merupakan zaman yang jahat, tetapi Kerajaan
Allah termasuk dalam Zaman Yang Akan Datang. Kerajaan Allah baik sebagai perwujudan sempurna
pemerintahan Allah maupun sebagai wilayah yang penuh dengan berkat-berkat, merupakan bagian
dari Zaman yang Akan Datang.

Kerajaan Allah termasuk Zaman yang Akan datang, dan akan terjadi setelah kebangkitan
orang mati. Dalam I Korintus 15:50 Paulus berkata bahwa "daging dan darah tidak mendapat bagian
dalam Kerajaan Allah." Paulus berbicara tentang kebangkitan. Daging dan darah tidak dapat
mewarisi Kerajaan Allah. Tubuh kita harus diubah supaya tidak lagi terdiri atas daging dan darah
yang dapat binasa, tetapi terdiri atas tubuh "rohaniah" yang tidak dapat binasa, penuh kemuliaan
dan kekuatan (ayat 42-44). Dengan tubuh kebangkitan yang sudah diubah ini kita akan memasuki
Kerajaan Allah. Kerajaan Allah akan datang setelah kebangkitan.

Kerajaan Allah akan diperkenalkan pada hari penghakiman. Perumpamaan lalang dan
gandum (Matius 13) memberitahukan bahwa sepanjang Zaman ini orang baik dan jahat akan hidup
berdampingan seperti gandum dan lalang tumbuh bersama. Pada waktu menuai yaitu pada akhir
zaman akan terjadi pemisahan, yaitu pada saat penghakiman. Penghakiman akan mengakhiri Zaman
ini dan membawa anak-anak Kerajaan ke dalam kegembiraan yang penuh karena berkat-berkat
Kerajaan. Dalam perumpamaan tentang pukat (Mat 13:49-50) kita menemukan susunan cerita yang
sama "Demikianlah juga pada akhir zaman, malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat
dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api" (Mat 13:49-50).

 
Ringkasan Konsep Kerajaan Allah menurut Yesus
Yesus tidak pernah memberikan suatu definisi yang jelas tentang Kerajaan Allah. Namun demikian
mungkin bisa disimpulkan sebagai berikut :

1. Kerajaan Yesus itu tidak merupakan kelanjutan tahta Daud atau kerajaan jasmaniah di bumi,
tetapi lebih merupakan suatu kerajaan rohaniah (Lukas 17:20-21, Yoh 18:36, Roma 14:17)

2. Kerajaan Allah berhubungan dengan pemerintahan Allah dalam hati manusia (Lukas 11:20, 17:21,
Mat 6:33).

3. Kerajaan itu dipimpin oleh Raja, yang lebih tepat disebut Bapa (lihat doa Bapa Kami, Mat 6:10).

4, Kerajaan itu sudah diserahkan Bapa kepada Anak. Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada
Yesus (Lihat Mat 5:10-11; 7:21-22; 10:32-40; 11:27; Markus 12:6; 13:26; Luk 10:22; Yoh 10:27-30;
17:1-2).

5. Kerajaan itu bersifat persaudaraan sesama anak Tuhan atau murid Yesus (Luk 11:20, 17:21)

6. Kerajaan Allah itu harta yang sangat berharga (Mat 13:44-46; Luk 12:31). Yesus menghimbau
pengikutnya agar bersedia menderita dan mengorbankan segala sesuatu termasuk hidup merekla
demi menjadi anggota yang sungguh dalam Kerajaan Allah (Mrk 8:34-38; Luk 9:23-26; 12-4-9; Mat
16:24-27; Yoh 15:18-21; 16:33; 21: 18-19).

7. Kerajaan itu mencakup masa kini. Ajaran Yesus bahwa pemerintahan rajawi Allah telah menjadi
fakta nyata dalam diri Yesus sendiri dan dalam pelayananNya (Mrk 1:15; Mat 11:27; 12:28; Luk 4:21;
10:17-24)

8. Kerajaan itu juga mencakup masa depan, kepenuhan kemuliaan pemerintahan Allah di muka
bumi. Yesus mengajarkan dengan tandas bahwa penggenapan seutuhnya Kerajaan Allah itu masih
akan datang (Mrk 13:24-27; Mat 13:40-43, 49-50; Luk 11:29-32; 21:25-31; 22:18; Yoh 5:27-29; 14:2-3
dll).

9. Agar masuk Kerajaan itu, manusia harus bertobat dan percaya, maka ia akan beroleh bagian
dalam berkat-berkat kemenangan yang menyertai Kerajaan itu (Mrk 1:15; 2:9-12; Mat 11:28; 22:10;
Yoh 10:9-10; Luk 5:32; 7:48-50; 15:1-32, dan lain-lain).

Dari perumpamaan tentang bahwa Kerajaan Allah itu seumpama benih (biji sesawi) dan ragi
(Mat 13:31, Mrk 4:31, Luk 13:19, Luk 13:21) nampaknya ada suatu proses perkembangan bertahap.
Kerajaan itu dimulai dari pemerintahan Allah dalam hati manusia secara pribadi, kemudian
diwujudkan dalam persaudaraan sesama anak Tuhan, kemudian meluas sehingga mencakup
segenap aspek kehidupan bumi, dan akhirnya suatu langit dan bumi yang baru dan sempurna. Ini
adalah suatu kabar yang luar biasa baik, suatu Injil Kerajaan yang harus dikabarkan.

Ungkapan Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga pada dasarnya berarti pemerintahan yang
berdaulat, kuasa rajani Allah, yang secara khas dimanifestasikan dalam pelayanan Yesus, yang
ditentukan akan ditegakkan genap seutuhnya pada saat Anak Manusia dinyatakan dalam
kemuliaanNya. Keselamatan ditawarkan kepada semua orang yang betobat dari dosa-dosa mereka
dan yang percaya pada Yesus Kristus. Yeuss memulai pelayanannya dimuka umum dengan
memberitahukan ini sebagai kabar baik (Mrk 1:14-15; Mat 4:17-23).

Ajaran Yesus bahwa kerajaan Allah yang sebenarnya adalah dimulai dari pemerintahan Allah
dalam hati manusia, yang kemudian menjelma menjadi persaudaraan sesama manusia, dan meluas
dalam segenap umat manusia. Dengan demikian bentuk sosial politik dan hukum bisa beraneka
ragam dan berkembang sesuai zaman, tetapi Allah tetap mengendalikan manusia secara pribadi
(individual) dan dengan demikian Allah akhirnya akan mengendalikan segenap kehidupan di muka
bumi.

Anda mungkin juga menyukai