Anda di halaman 1dari 11

NAMA : AIWON KHAIRUNNISA

NPM : 1843700341
KELAS : SORE A
TUGAS PROJECT IDL

1. Sebutkan dan jelaskan 5 terminologi medis yang berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium

a) Albumin
Nilai normal : 3,5 – 5,0 g% SI : 35 – 50 g/L
Albumin disintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam
tubuh (tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen darah.
Seperti : ion, bilirubin, hormone, enzim, obat.

Implikasi Klinis
 Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
 Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan,
gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema dan perdarahan.

b) Prothrombin Time
Untuk mengetahui kemampuan hati dalam mensintesa factor – factor koagulasi (factor
I,II,V,VII,IX,X) kecuali VIII

c) Alanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPT


Nilai normal : 5-35 U/L
Konsentrasi enzim ALT yang inggi terdapat pada hati. ALT juga terdapat pada jantung,
otot dan ginjal. ALT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan jaringan otot jantung
dan lebih spesifi k menunjukkan fungsi hati daripada AST. ALT berguna untuk diagnosa
penyakit hati dan memantau lamanya pengobatan penyakit hepatik, sirosis postneurotik
dan efek hepatotoksik obat.
Implikasi klinik:
• Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif,
obstruksi bilier dan hepatitis.
• Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT.
• Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua kali lipat dari nilai normal.
• Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute
lymphoblastic leukemia (ALL)
d) Aspartat Aminotransferase (AST) dahulu SGOT
Nilai normal : 5 – 35 U/L

AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi, ditemukan di
jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit yang
menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel pada jaringan tersebut akan
mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi.

Implikasi klinik:
• Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pancreatitis akut,
trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan
penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral
• Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan diabetes mellitus.
• Obat-obat yang meningkatkan serum transaminase :
– Asetominofen
– Co-amoksiklav
– HMGCoA reductase inhibitors
– INH
– Antiinfl amasi nonsteroid
– Fenitoin
– Valproat

e) Gamma Glutamil transferase (GGT)


Nilai normal :
Laki-laki ≤94 U/L SI : ≤1,5 μkat/L
Perempuan ≤70 U/L SI: <1,12 μkat/L

GGT terutama terdapat pada hati, ginjal; terdapat dalam jumlah yang lebih rendah pada
prostat, limfa, dan jantung. Hati dianggap sebagai sumber enzim GGT meskipun
kenyataannya kadar enzim tertinggi terdapat di ginjal.
Enzim ini merupakan marker (penanda) spesifi k untuk fungsi hati dan kerusakan
kolestatis dibandingkan ALP. GGT adalah enzim yang diproduksi di saluran
empedu sehingga meningkat nilainya pada gangguan empedu.
Enzim ini berfungsi dalam transfer asam amino dan peptida. Laki-laki memiliki kadar
yang lebih tinggi daripada perempuan karena juga ditemukan pada prostat. Monitoring
GGT berguna untuk mendeteksi pecandu alkohol akut atau kronik, obstruksi jaundice,
kolangitis dan kolesistitis.

Implikasi klinik:
• Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada kolesistitis, koletiasis, sirosis, pankreatitis,
atresia billier, obstruksi bilier, penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus, pengggunaan
barbiturat, obat-obat hepatotoksik (khususnya yang menginduksi sistem P450). GGT
sangat sensitif tetapi tidak spesifi k. Jika terjadi peningkatan hanya kadar GGT (bukan
AST, ALT) bukan menjadi indikasi kerusakan hati.
• Obat-obat yang menyebabkan peningkatan GGT antara lain karbamazepin,
barbiturat, fenitoin, serta obat yang menginduksi sistem sitokrom P450

2. Sebutkan dan jelaskan golongan obat – obat (beserta contohnya) yang digunakan sebagai :

a) Anti koagulan
 Heparin
Heparin memiliki efek antikoagulasi, hal ini disebabkan karena heparin
meningkatkan aktivitas anti thrombin, sebaliknya menurunkan aktivitas thrombin
dan faktor –faktor koagulasi.
 Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
Menghambat factor Xa, meingkat Tissue Factor Pathway Inhibitor (TFPI) dari
endotel. TFPI akan berikatan dengan factor Xa & menghambat Tissue Factor VIIa
complex, dan mengahmbat penggabungan factor Xa dengan platelet.
 Fondapariunx
 Enoxaparin
 Parnaparin
 Dalteparin
 Nadroparin

 Warfarin
Adalah antikoagulan oral. Obat ini menghambat koagulasi dengan jalan mencegah
reduksi vitamin K secara enzimatik didalam hati.
 Warfain Na

 Direct Trombin Inhibitor


 Dabigatran etexilate
 Ximelagatran

 Anti koagulan lainnya


 Hirudin
 Danaparoid
 Drotrecogin alfa

b) Anti Dislipidemia
 Golongan HMG-CoA Reduktase Inhibitor/Statin
Efek terapi : Menurunkan LDL, dan TG, menaikan HDL
Efek samping: utamanya miopati/miositis (radang otot). Meningkatkan enzim
transmiase (SGOT, SGPT), gangguan pencernaan.
 dimatebolisme oleh CYP 3A4 (Simvastain, Atorvastatin Serivastatin
Lovastatin )
 dimetabolisme oleh CYP 2C9 (Rosuvastatin , Fluvastatin )
 hanya sebagian yang termetabolisme (Pravastatin)

 Resin Asam Empedu


Efek terapi : menurunkan LDL dan menaikan HDL
Efek samping : GI upset, konstipasi, penuruan abrobsi obat
 kolestiramin
 kolestipol
 kolestesol
 koleselvam

 Asam nikotinat/Niasin
Efek terapi : menurunkan LDL dan TG, menaikan HDL
Efek samping : muka merah, hipoglikemik, hiperurisemia, hepatotoksis
GI upset
 Niasin

 Asam fibrat
Efek terapi : menurunkan LDL dan TG, menaikan HDL
Efek samping : dyspepsia, batu empedu, Miopati
 Gemfibrozil
 Fenofibrat
 Klofibrat
 Benzafibrat
 Fish oil
Efek terapi : menurunkan TG dan LDL
 Ezetimibe
 Golongan probukol
 Probukol
c) Anti diabetic oral
 Golongan Sulfonilurea
Efek utama untuk meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas.
Efek samping : hipoglikemia dan peningkatan BB.
 Glibenclamide
 Glimepiride
 Glipizide
 Gliquidone
 Gliclazie
 Golongan Glinid (meingkatkan sekresi insulin)
 Repaglinide
 Nateglinide
 Penambah sensivitas terhadap insulin (Biguanide)
 Metformin
 Tiazolidinedione (Penambah sensivitas terhadap insulin)
 Pioglitazone
 Penghambat Afa Glukosidase (Penghambat absorbs glukosa)
 Acarbose
 Penghambat DPP-IV (meningkatkan sekresi insulin, menghambat skresi
glucagon)
 Sitagliptin
 Penghambat SGLT-2 (menghambat penyerapan kembali glukosa diubuli
distal ginjal )

3. Buat skenario peran seorang apoteker dalam pemberian antibiotic di apotek swasta beserta
penjelasannya.

Pada suatu hari seorang ibu bersama anaknya yang bernama Bayu datang ke apotik “
SEHAT FARMA”. Beliau datang menebus resep yang diberikan oleh dokter.
(Percakapan Apoteker dengan Ibu pasien)
Ada seorang ibu datang ke apotek SEHAT FARMA dengan membawa resep.
APOTEKER: Selamat siang ibu, saya Erni apoteker di apotek ini ada yang bisa saya bantu?
IBU PASIEN : Iya mbak, saya mau menebus resep (Sambil menyerahkan resepnya).
APOTEKER : Baik resepnya atas nama anak Bayu umur 9 tahun, apakah ini resepuntuk anak
ibu?
IBU PASIEN : Iya mbak, untuk anak saya.
APOTEKER : Mohon maaf kalau boleh alamat dan nomer Hpnya ibu?
IBU PASIEN : jl. Martapura no 14. Mojoenem. 087898888888.
APOTEKER : Saya cek terlebih dahulu obatnya ya ibu, nanti saya panggil kembali. Oh iya ibu,
silahkan tunggu sebentar ya bu di ruang tunggu.
IBU PASIEN : Iya mbak
(Apoteker menyerahkan obat)
APOTEKER : Pasien atas nam aanak Bayu.
IBU PASIEN : Iya mbak (Ibu tersebut menghampiri apoteker).
APOTEKER : Ibu, ini obatnya sudah saya siapkan, apakah ibu ada waktu sebentar buat saya
menjelaskan aturan pakainya?
IBU PASIEN : Kira-kira berapa lama ya mbak?
APOTEKER : ± 10 menit bu, bagaimana? Apakah ibu bisa?
IBU PASIEN : Iya mbak saya bisa.
APOTEKER : Baik bu mari ikut saya keruang konseling.
IBU PASIEN : Iya mbak, sebentar saya panggil anak saya dulu.

(Diruang konseling)
APOTEKER : Mari ibu adek, silahkan duduk.
IBU PASIEN : Iya mbak terimakasih.
APOTEKER : Mohon maaf ibu, apakah sebelumnya dokter sudah menjelaskan tentang  penyakit
dan pengobatannya ini?
IBU PASIEN : Dokter hanya bilang kalau anak saya terkena infeksi mata dan obat ini digunakan
untuk mengatasi sakit mata pada anak saya mbak.
APOTEKER : Apakah dokter sudah memberikan penjelasan cara pemakaian obatnya?
IBU PASIEN : Cara pakainya yang salep dioleskan dimata yang sakit 4x sehari. Dan yang tablet
diminum 3 x 1 hari.
APOTEKER : Baik ibu. Apakah yang diharapkan dokter setelah pemakaian obat tersebut?
IBU PASIEN : Untuk hal itu dokter tidak menyampaikan informasi apa-apa mbak.
APOTEKER : Baik bu. Kalau begitu saya akan menjelaskan sedikit tentang penyakit dan obat
yang dokter berikan ini. Jadi, dokter sudah memberitahu kalau adek Bayu terkena infeksi mata
ya bu? Infeksi mata yang dialami anak ibu ini disebabkan oleh kuman/bakteri. Dimana infeksi
mata yang disebabkan oleh bakteri ini memang lebih sering terjadi pada anak-anak dan biasanya
menghasilkan kotoran mata yang lebih kental dan berwarna kuning kehijauan. Biasanya juga
dapat terjadi bersamaan dengan flu atau dengan gejala pernafasan seperti sakit tenggorokan.
Kalau  boleh saya tau adek bayu mengeluhkan demam atau sakit tenggorokan tidak  bu?
IBU PASIEN : Anak saya tidak mengeluhkan demam atau sakit tenggorokan kok mbak.
APOTEKER : Oh iya bu. Adek Bayu mengeluhkan sakit matanya itu sejak kapan ya bu?
IBU PASIEN : Sejak kemarin mbak, tadi pagi bangun tidur matanya merah terus katanya gatal,
ada mengeluarkan kotoran juga. Saya kan khawatir jadi langsung saya  bawa kedokter.
APOTEKER : Iya ibu memang sebaiknya harus langsung diobati karena penyakit ini juga  bisa
menular, takutnya kalau ditunda-tunda malah mata yang sebelahnya juga ikut terkena.
IBU PASIEN : Cara penularannya itu bagaimana ya mbak?
APOTEKER : penyakit ini bisa menyebar secara langsung maupun tidak langsung setelah
bersentuhan dengan kotoran mata penderita bu.
IBU PASIEN : Oh gitu ya mbak.
APOTEKER : Iya ibu begitu, Nah, untuk obat yang diresepkan dokter ini. Adek Bayu mendapat
2 obat yaitu salep statrol dan tablet ciprofloxasin, salep statrol digunakan untuk mengatasi infeksi
mata yang disebabkan oleh kuman/bakteri. Salep ini digunakan 4 kali sehari 1 olesan. Kemudian
ini tablet ciprofloxacin yang merupakan antibiotik untuk mengatasi infeksi kuman dari dalam
tubuh. Obat ini diminum 3 kali sehari ½ tablet. Obat ini juga harus dihabiskan ya bu, diminum
dengan teratur. Misalkan minum pertama pada jam 7 pagi, kemudian diminum lagi pada jam 3
sore, lalu diminum lagi 11 malam. Selang waktu 8 jam. Agar penggunaan obatnya tepat. gunanya
untuk mengatasi tingkat kepekaan tubuh terhadap kuman yang menginfeksi tersebut. Jika ibu
lupa memimunakan kepada Bayu, minumkan pada waktu Ibu ingat, kemudian selangkan waktu
selama 8 jam.
IBU PASIEN : Iya mbak. Cara pakai salepnya bagaimana ya mbak?
APOTEKER : Oh iya bu maaf saya lupa menjelaskan cara pakainya. Jadi begini bu cara
pakainya: 1. Sebelum menggunakan salep, sebaiknya cuci tangan yang bersih dengan sabun dan
air. 2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya, dan
wadah harus tetap bersih. 3. Pegang tube salep dengan menggunakan tangan yang lainnya
sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. 4. Tarik kelopak bawah mata
menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantong 5. Miringkan kepala ke
depan sedikit. 6. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata menggunakan  jari
telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantong. 7. Oleskan salep ke dalam kantong mata
tersebut sepanjang kira-kira 1 cm. 8. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup selama 1-2
menit. 9. Bersihkan salep mata yang berlebih pada wajah dengan tisu atau handuk tunggal yang
bersih dan lembut. 10. Segera pasang kembali tutup tube untuk menghindari kontaminasi. 11.
Cucilah tangan dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
IBU PASIEN : Oh begitu mbak?
APOTEKER : Iya bu begitu. Perlu diingat juga bu nanti setelah penggunaan salep kalau adek
Bayu mengeluhkan penglihatannya kabur jangan khawatir itu tidak apa-apa itu hanya efek
samping dari salep tersebut dan hanya terjadi selama 20 menit setelah pemberiannya saja.
Setelah itu penglihatan akan kembali normal.
IBU PASIEN : Iya mbak akan saya ingat.
APOTEKER : Apakah ibu sudah jelas dengan penjelasan saya mengenai cara penggunaan
obatnya bu?
IBU PASIEN : Iya mbak sudah.
APOTEKER : Bisa minta tolong untuk diulang bu penjelasan saya mengenai cara  penggunaan
obat tadi?
IBU PASIEN : Iya mbak bisa. Salep ini digunakan 4 kali sehari 1 olesan. Kemudian ini tablet
ciprofloxacin diminum 3 kali sehari ½ tablet. Obat ini juga harus dihabiskan, diminum secara
teratur selang waktu 8 jam agar obat habis pada waktu yang tepat. Untuk cara pemakaian
salepnya: 1. Sebelum menggunakan salep, sebaiknya cuci tangan yang bersih dengan sabun dan
air. 2. Hindari kontak langsung ujung tube dengan mata, tangan atau permukaan lainnya, dan
wadah harus tetap bersih. 3. Pegang tube salep dengan menggunakan tangan yang lainnya
sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. 4. Tarik kelopak bawah mata
menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantong 5. Miringkan kepala ke
depan sedikit. 6. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata menggunakan  jari
telunjuk sehingga kelopak mata membentuk kantong. 7. Oleskan salep ke dalam kantong mata
tersebut sepanjang kira-kira 1 cm. 8. Kedipkan mata secara perlahan, kemudian tutup selama 1-2
menit. 9. Bersihkan salep mata yang berlebih pada wajah dengan tisu atau handuk tunggal yang
bersih dan lembut. 10. Segera pasang kembali tutup tube untuk menghindari kontaminasi. 11.
Cucilah tangan dengan air dan sabun untuk membersihkan sisa obat yang mungkin menempel.
Bagaimana mbak?
APOTEKER : Iya ibu betul sekali. Untuk mengurangi gejala juga bisa diberikan kompres
kepada mata dengan menggunakan kain yang bersih yang telah dibasahi dengan air bersih.
Tetapi jangan pergunakan kain itu untuk mengompres mata yang lain untuk menghindari resiko
penularan atau penyebaran mata merah. Kalau dalam jangka waktu 1 minggu belum sembuh
nanti tolong diperiksakan kembali ke dokter mata ya bu.
IBU PASIEN : Iya mbak terimakasih untuk informasinya.
APOTEKER : Apa ada yang ingin ditanyakan lagi ibu?
IBU PASIEN : Tidak mbak, sudah cukup jelas. Ini bayarnya langsung kekasir ya mbak?
APOTEKER : Iya bu langsung kekasir saja.
IBU PASIEN : Iya mbak kalau begitu saya permisi.
APOTEKER : Iya bu, semoga adek Bayu lekas sembuh.
IBU PASIEN : Iya mbak terimakasih.

Apoteker perlu mengontrol pemberian obat kepada masyarakat baik di klinik, rumah
sakit, maupun di apotek. Masalahnya, jika penggunaan antibiotik tidak dikontrol akan terjadi
resistensi antibiotik yang secara klinis membahayakan tubuh manusia. Antibiotik adalah obat
yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Resistensi antibiotik dipercepat
oleh penggunaan antibiotik secara berlebihan atau tidak rasional, serta pencegahan dan
pengendalian infeksi yang buruk.
Resistensi antibiotik terjadi saat bakteri penyebab infeksi mengalami kekebalan dalam
merespon antibiotik. Menurut WHO (2015), bakteri yang mengalami kekebalan (bakteri resisten)
yaitu kondisi dimana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Sehingga, antibiotik yang
awalnya efektif untuk pengobatan infeksi menjadi tidak efektif lagi. Selain berdampak secara
klinis, berdampak pula secara ekonomi. Resistensi antibiotik menyebabkan biaya pengobatan
lebih tinggi, dan meningkatkan angka kematian. Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang
berwenang dalam pemberian obat, perlu mengontrol dengan baik penyerahan antibiotik di apotek
maupun klinik dan rumah sakit. Masyarakat juga agar tidak menggunakan antibiotik tanpa
diagnosa dokter terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai