Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENGANTAR

SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Kaldera Yugi Perdana Febryanto / 151911913151
Putri Ayu Dwi Lestari / 151911913145
Adenin Putri / 151911913147
Adji Prabowo / 151911913149

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Pengantar Teknologi dan Informasi
dalam Kesehatan dan Keperawatan” dalam mata kuliah Pemanfaatan Teknologi dalam
Keperawatan ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dapat diselesaikan berkat bantuan,
doa dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengajar mata kuliah Pemanfaatan Teknologi dalam Keperawatan, serta teman-teman
yang telah bekerja sama dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak untuk memperbaiki kualitas makalah ini. Harapan kami semoga
makalah yang kami selesaikan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................................................1

1.4 Manfaat..................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2

2.1 Pengertian...............................................................................................................................2

2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan...............................................4

2.3 Contoh Teknologi dan Sistem Informasi...............................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12

3.2 Saran.....................................................................................................................................12

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang,
khususnya dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Seperti yang telah diketahui, pengelolaan
data dalam pendokumentasian data pasien masih ada beberapa rumah sakit yang melakukan
secara manual. Dalam penanganan beberapa penyakitpun terkadang juga mengalami
permasalahan atau kesulitan yang menjadi tantangan di masa sekarang. Dalam dunia kesehatan,
teknologi dan sistem informasi yang canggih sangat diperlukan untuk mempermudah
dokumentasi, penanganan dari perawat atau dokter kepada pasien, dan dapat mempermudah saat
kunjungan kepada klien, serta alat untuk penanganan pada penyakit tertentu. Teknologi dan
sistem informasi modern sangat diperlukan dalam berbagai bidang demi mempermudah
aktivitas, pekerjaan, serta dibutuhkan juga dalam dunia kesehatan dan keperawatan, khususnya di
Indonesia. Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi kesehatan yang
terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang), dan di luar sektor
kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di
pusat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep pengembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan?

2. Apasaja teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mempelajari perkembangan teknologi dan sistem informasi kesehatan dan
keperawatan.
2. Untuk mengetahui teknologi dan sistem informasi yang telah diterapkan.

1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis: Menambah wawasan pengetahuan mengenai teknologi dan sistem
informasi dalam kesehatan dan keperawatan.
2. Bagi Pembaca: Memberikan wawasan tentang teknologi dan sistem informasi dalam
kesehatan dan keperawatan.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Sistem informasi kesehatan Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola
informasi di seluruh tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem
informasi kesehatan dalah Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan
strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932 /Menkes /SK/ VIII/ 2002
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem informasi kesehatan dari sudut pandang
menejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak
berkaitan dengan sistem informasi nasional. Teknologi informasi dan komunikasi juga belum
dijabarkan secara detail sehingga data yang disajikan tidak tepat. Perkembangan Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System)
di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Salah satu rumah sakit pada waktu itu telah
memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.
Departemen Kesehatan dengan proyek bantuan dari luar negeri, juga berusaha mengembangkan
Sistem Informasi Rumah Sakit pada beberapa rumah sakit pemerintah dengan dibantu oleh
tenaga ahli dari UGM. Namun, tampaknya komputerisasi dalam bidang pe-rumah sakit-an,
kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak Ketidakberhasilan dalam
pengembangan sistem nformasi tersebut, lebih disebabkan dalam segi perencanaan yang kurang
baik, dimana identifikasi faktor-fakor penetu keberhasilan (critical succes factors) dalam
implementasi sistem informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh. Perkembangan dan
perubahan yang cepat dalam segala haljuga terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-
mata karena sektor pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam
masyarakat dan pemerintahan dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih
global. Perubahan-perrubahan di negara lain dalamberbagai sektor mempunyai dampak terhadap
sistem pelayanan kesehatan. Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan yang
tidak terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer, terkhusus pada bidang-
bidang dan lingkup pekerjaan. Semakin hari, kemajuan teknologi komputer dibidang piranti
lunak maupun perangkat keras berkembang dengan sangat pesat, disisi lain juga berkembang
kearah yang sangat mudah dari segi pengaplikasian dan murah dalam biaya. Solusi untuk bidang
kerja apapun akan ada cara untuk dilakukan melalui media komputer, dengan catatan bahwa

2
pengguna juga harus belajar untuk mengiringi kemajuan teknologinya. Sehingga pada akhirnya,
solusi apapun teknologi yang kita pakai, sangatlah ditentukan oleh sumber daya manusia yang
menggunakannya. Rumah sakit, sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan masyarakat
akan melayani transaksi pasien dalam kesehariannya. Pemberian layanan dan tindakan dalam
banyak hal akan mempengaruhi kondisi dan rasa nyaman dari pasien. Semakin cepat akan
semakin baik karena menyangkut nyawa pasien. Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit,
akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya
harus tetap dalam kondisi terpadu. Karena selain memberikan layanan rumah sakit juga harus
mengelola dana untuk membiayai operasionalnya. Melihat situasi tersebuat, sudah sangatlah
tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik perangkat lunak maupun
perangkat kerasnya dalam upaya membantu penanganan manajemen yang sebelumnya dilakukan
secara manual. Departemen Kesehatan telah menetapkan visi Indonesia Sehat 2010 yang ditandai
dengan penduduknya yang hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, dan
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat sendiri, serta ditandai adanya peran serta masyarakat dan berbagai sektor
pemerintah dalam upaya kesehatan. Dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah dibangun sedemikian rupa mulai dari tingkat
nasional, propinsi, kabupaten dan seterusnya sampai ke pelosok. Setiap unit infrastruktur
pelayanan kesehatan tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian
visi dan misi Depkes tersebut. Setiap jenjang tersebut memiliki sistem kesehatan yang yang
saling terkait mulai dari pelayanan kesehatan dasar di desa dan kecamatan sampai ke tingkat
nasional. Jaringan sistem pelayanan kesehatn tersebut memerlukan sistem informasi yang saling
mendukung dan terkait, sehingga setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan
dirasakan oleh masyarakat dapat diketahui, difahami, diantisipasi dan dikelola dengan sebaik-
baiknya. Departemen Kesehatan telah membangun sistem informasi kesehatan yang disebut
SIKNAS yang melingkupi sistem jaringan informasi kesehatan mulai dari kabupaten sampai ke
pusat. Namun demikian dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, SIKNAS belum berjalan
sebagaimana mestinya. Dengan demikian sangat dibutuhkan dibangunnya sistem informasi
kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan (antar program dan antar jenjang),
dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem jaringan informasi pemerintah daerah dan
jaringan informasi di pusat.

3
Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri yang belum


terintegrasi, Sehingga bila diperlukan informasi yang menyeluruh diperlukan
waktu yang cukup lama.
2) Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) di
berbagai jenjang, padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai.
3) Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola
dan mengembangkan sistem informasi
4) Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/
informasi.
5) Belum adanya sistem pengembangan karir bagi pengelola sistem informasi,
sehingga seringkali timbul keengganan bagi petugas untuk memasuki atau
dipromosikan menjadi pengelola sistem informasi.

2.2 Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan harus dibangun untuk mengatasi kekurangan maupun
ketidakkompakan antar badan kesehatan. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi
secara umum, ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh 5 para pengembang atau
pembuat rancang bangun sistem informasi (designer).

Konsep-konsep tersebut antara lain:

1) Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi Pada dasarnya sistem
informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem
informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya
disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based
Information System). Pada pembahasan selanjutnya, yang dimaksudkan dengan
sistem informasi adalah sistem informasi yang berbasis komputer. Isu penting
yang mendorong pemanfaatan teknologi komputer atau teknologi informasi dalam
sistem informasi suatu organisasi adalah :
a. Pengambilan keputusan yang tidak dilandasi dengan informasi.

4
b. Informasi yang tersedia, tidak relevan.Informasi yang ada, tidak
dimanfaatkan oleh manajemen.
c. Informasi yang ada, tidak tepat waktu.
d. Terlalu banyak informasi.
e. Informasi yang tersedia, tidak akurat.
f. Adanya duplikasi data (data redundancy).
g. Adanya data yang cara pemanfaatannya tidak fleksibel.
2) Sistem informasi organisasi adalah suatu sitem yang dinamis Dinamika sistem
informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan
organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem
informasi tidak pernah berhenti.
3) Sistem informasisebagi suatu sistem harus mengikuti siklus hidup sistem Seperti
lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah menjadi sistem yang
baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur layak guna. Panjang
pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
a. Perkembangan organisasi tersebut
b. Perkembangan teknologi informasi
c. Perkembangan tingkat kemampuan pengguna (user) sistem informasi
4) Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem
informasi itu sendiri. 6 Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai
daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang
terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu
organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan
biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Sinkronisasi antar sistem yang ada dalam sistem informasi itu, merupakan
prasyarat yang mutlak untuk dapat mendapatkan sistem informasi yang terpadu.
Sistem informasi, pada dasarnya terdiri dari minimal 2 aspek yang harus berjalan
secara selaras, yaitu aspek manual dan aspek yang terotomatisasi (aspek
komputer). Pengembangan sistem informasi yang berhasil apabila dilakukan
dengan mengembangkan kedua aspek tersebut. Sering kali pengembang sistem

5
informasi hanya memfokuskan diri pada pengembangan aspek komputernya saja,
tanpa memperhatikan aspek manualnya. Hal ini di akibatkan adanya asumsi
bahwa aspek manual lebih mudah diatasi dari pada aspek komputernya. Padahal
salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan sistem informasi adalah
dukungan perilaku dari para pengguna sistem informasi tersebut dimana, para
pengguna sangat terkait dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada
aspek manual.
5) Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi
yang dipilih untuk pengembangan sistem tersebut. Strategi yang dipilih untuk
melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya
cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem
informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan
tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan,
Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan
Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor
seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi
siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi
perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam
melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab
kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
6) Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan pendekatan
fungsi dan dilakukan secara menyeluruh. (holistic) Pada banyak kasus,
pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan
struktur organisasi dan pada umumnya mereka mengalami kegagalan, karena
struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada
didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung
jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam
organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu. Pemetaan fungsi-
fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi
tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut.
Penyusunan rancang bangun/desain sistem informasi seharusnya dilakukan secara

6
menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral
atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem
yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi
yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi
sistem.
7) Informasi telah menjadi aset organisasi Dalam konsep manajemen modern,
informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM,
sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi
merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena
keberadaan informasi tersebut: a. Menentukan kelancaran dan kualitas proses
kerja b. ,Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan, c. Menjadi acuan yang
pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam
persaingan lokal maupun global.
8) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya
dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam
melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cangkupannya. Oleh
karena itu, dalampenjabaran sering digunakan istilah sebagai berikut:
a. Sistem
b. Subsistem
c. Modul
d. Submodul
e. Aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masingmasing modul dapat
terdiri dari beberapa submodul dan masingmasing submodul dapat terdiri dari beberapa aplikasi
sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini sangat memudahkan dari segi pemahaman
maupun penamaan. Pada beberapa kondisi tidak perlukan penjabaran sampai 5 tingkat, misalnya
sebuah modul tidak perlu lagi dijabarkan dalam sub-sub modul, karena jabaran berikutnya sudah
sampai tingkatan aplikasi.

7
2.3 Contoh Teknologi dan Sistem Informasi
1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Perlu adanya analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, sebelum
melakukan perancangan sistem, dengan tujuan untuk mengevaluasi permasalahan,
hambatan- hambatan yang terjadi, dan kebutuhan- kebutuhan yang diharapkan,
sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Tujuan dari analisis dan evaluasi sistem
adalah untuk menganalisa terhadap sistem pengolahan data pelayanan kesehatan
kunjungan pasien mulai dari pendaftaran pasien baru, pendaftaran pasien lama
(registrasi), pencatatan, pemeriksaan, pengambilan obat sampai pembuatan
laporan pada sistem yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil temuan Analisa
terhadap sistem yang sedang berjalan terdapat beberapa masalah yang Timbul
terutama prosedur pelayanan kesehatan Kunjungan Pasien Yang berobat,
diantaranya:
1) Pencatatan kunjungan pasien mulai dari pendaftaran, pencatatan hasil
temuan pemeriksaan, pencatatan obat dan pencatatan data lainnya, tetapi
penyimpanan data masih tidak teratur.
2) Pencarian data berupa data lama yang sulit, menimbulkan masalah
pencarian untuk review kunjungan pasien lama. Apabila kartu pasien tidak
dibawa atau hilang, maka pasien dianggap sebagai pasien baru selain itu,
dokter dan perawat mengalami kesulitan dalam penanganan selanjutnya
karena datanya tidak ada.
3) Pencatatan penerimaan pengeluaran obat yang tidak teratur, sehingga tidak
dapat mengontrol stok yang ada.
4) Pembuatan laporan kunjungan pasien, laporan penyakit Pasien, laporan
penerimaan dan pengeluaran ada obat sering terlambat dan tidak akurat
karena mengalami kesulitan dari data yang direkap pada tumpukan berkas
sehingga banyak watu yang akan terbuang dalam pembuatan laporan.

8
5) Kepala puskesmas mengalami kesulitan dalam mengontrol aktivitas
pelayanan kunjungan pasien, karena sangat rumit dalam pengelolaan
datanya. Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk
menggambarkan hubungan antar tabel dengan memperjelas tujuan, untuk
review hubungan antar tabel penyimpanan. ERD terdiri dari sekumpulan
objek dasar, yaitu entitas dan hubungan antar entitas- entitas yang saling
berhubungan dalam sistem informasi pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Dalam hal ini rumah sakit tersebut dapat menggunakan Sistem Operasi
Windows dan Microsoft SQL Server 2000 dengan melakukan pengujian
pada program tersebut terlebih dahulu.
2. Telehealth
Contoh alat kesehatan yang yang terintegrasi pada teknologi yang baru-
baru saat ini adalah Telehealth. Jenisnya ada dua, yaitu store forward dan real
time teknologi.
1) Teknologi simpan dan sampaikan (store forward), gambar yang
didapatkan dari elektronik seperti x ray, dapat dikirimkan sebagai spesialis
untuk diinterpretasi. Radiologi, dermatologi, patologi adalah contoh
spesialisasi yang sangat kelihatan menggunakan teknologi ini.
2) Teknologi real time, adalah teknologi yang membuat pasien dan provider
berinteraksi dalam waktu yang sama. Banyak alat telekomunikasi yang
memfasilitasi komunikasi dua arah menggunakan teknologi real time
dalam telehealth. Teknologi realtime memfasilitasi komunikassi dua arah
baik audio maupun video, yang bbisa digunakan dalam telehealth. Salah
satu bentuk telehealth adalah homecare, yaitu melangsungkan perawatan
menggunakan audio dan video interaktif antara pasien dan perawat tanpa
harus bertemu secara langsung. Telenursing adalah bagian dari telehealth,
telenursing menawarkan program kolaboratif dan mengurangi biaya
pasien.
3) Augmented Reality Salah satu bentuk teknologi lainnya dalam pelayanan
kesehatan adalah teknologi augmented reality, yaitu teknologi yang baru-
baru ini merupakan terobosan baru di bidang interaksi. Augmented reality

9
adalah teknologi interaksi yang menggabungkan dunia nyata dengan dunia
maya.
Tujuan penggunaan augmented reality ini menambahkan pengertian dan informasi
pada dunia nyata dimana sistem augmented reality mengambil dunia nyata
sebagai dasar dan menggabungkkan beberapa teknologi dengan menambahkan
data konsektual agar pemahaman seseorang menjadi jelas. Di dalam bidang
kesehatan, teknolohgi augmented reality dapat diterapkan adalah simulasi bedah
jantung. Dengan teknologi ini calon dokter ataupun petugas kesehatan dapat
belajar sebelumnya atau mengembangkan ilmunya dengan menggunakan
perangkat simulasi yang diintegrasikan dengan teknologi augmented reality.
Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan augmented reality adalah:
1. Komputer
3. Head Mounted Display (HMD)
Marker Komputer digunakan untuk mengendalikan semua proses yang akan
terjadi dalam sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan dengan
aplikasi yang ingin digunakan. Head Mounted Display (HMD) merupakan
perangkat keras yang digunakan sebagai display atau monitor yang akan
menampilkan obyek 3D atau informasi yang ingin disampaikan oleh sistem.
Marker merupakan gambar dengan warna hitam dan putih berbentuk persegi.
Implementasi teknologi augmented reality ini telah berkembang dengan pesat.
Beberapa bidang yang telah menggunakan teknologi augmented reality adalah
bidang militer, kesehatan, pendidikan dan dunia industri. Selain itu teknologi
augmented reality implementasinya di bidang kedokteran atau bidang medik
adalah membuat sebuah sistem operasi virtual. Operasi atau bedah virtual ini
bertujuan untuk membantu para tenaga medik untuk belajar sebelum
melaksanakan operasi secara nyata. Informasi yang terpasang dalam sistem
augmented reality akan membantu dokter maupun tenaga medis dalam bertindak.
Dengan menggunakan augmented reality ini maka seorang dokter dapat
mensimulasikan terlebih dahulu sebelum melakukan proses operasi. Sehingga
diharapkan hasil dari operasi akan berjalan lancar dan dapat mengurangi
kesalahan. Penggunaan teknologi augmented reality dapat membantu manusia

10
dalam memecahkan suatu permasalah dalam mengunakan atau mempelajari
sesuatu. Dengan menggunakan teknologi ini diharapkan pengguna dapat
berinteraksi secara nyata dengan benda virtual yang telah di gabungkan dengan
kondisi atau keadaan di dunia nyata. Dengan demikian pengguna akan
mendapatkan pengalaman baru dalam berinteraksi dengan sistem yang dibuat.
Proses interaksi yang dimaksud adalah user akan merasakan langsung obyek yang
akan di pelajari.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelola informasi di seluruh
tingkat pemerintahan secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan sangat diperlukan
untuk mengembangkan kualitas kesehatan dan keperawatan. Teknologi dan sistem
informasi yang canggih mampu menunjang pendokumentasian data klien dan
penyembuhan pasien pada penyakit tertentu, juga dapat membantu meringankan beban
pekerjaan tenaga kesehatan. Dengan adanya teknologi dan sistem informasi yang canggih
ini juga mampu meminimalisir adanya kesalahan- kesalahan. Sehingga sangat dibutuhkan
dibangunnya sistem informasi kesehatan yang terintegrasi baik di dalam sektor kesehatan
(antar program dan antar jenjang), dan di luar sektor kesehatan, yaitu dengan sistem
jaringan informasi pemerintah daerah dan jaringan informasi di pusat.

3.2 Saran
Teknologi dan sistem informasi sangat membantu dalam melakukan pekerjaan,
tetapi sebaiknya teknologi tersebut tidak disalahgunakan, sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan.

12

Anda mungkin juga menyukai