Anda di halaman 1dari 12

FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No.

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI


SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *)

ABSTRAK

Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir, flowline network
lapangan minyak dan lapangan gas. Dengan Pemodelan terintegrasi antara model
reservoir, model network lapangan minyak dan model network lapangan gas akan dapat
diketahui kondisi produksi terhadap waktu mulai diperlukannya gas lift. Selanjutnya
dilakukan pengoptimalan kebutuhan gas dan diverifikasi dengan kondisi potensi
lapangan gas. Tujuan dari tulisan ini adalah analisa beberapa skenario produksi dan
injeksi sehingga diperoleh kombinasi rate produksi natural 4 sumur minyak dan
maksimal 4 sumur gas yang menghasilkan recovery maksimum dengan jumlah sumur
gas paling minimum. Hasil simulasi menunjukkan dengan menggunakan gas lift dapat
meningkatkan recovery hingga 7% dari recovery produksi natural flowing. Dengan
penambahan sumur gas minimum 2 sumur gas.

Kata kunci : Pemodelan Terintegrasi, Recovery

I. PENDAHULUAN yang paling besar dengan jumlah sumur


Pada sumur-sumur minyak yang gas yang minimal.
diproduksikan dengan sistem gas lift Dalam penelitian ini, penulis
ketersediaan gas sebagai injeksi adalah membuat beberapa batasan masalah
faktor utama tercapainya recovery factor sebagai berikut: tidak dilakukan optimasi
(RF) yang maksimal. Gas dalam jumlah pada tubing, flowline, dan fasilitas
yang mencukupi kebutuhan gas injeksi permukaan lainya, waktu periode arfificial
optimum merupakan kondisi ideal, namun lift diperkirakan selama 10 tahun, tekanan
dalam kenyataannya sumber gas yang gas injeksi yang diperlukan selalu dapat
tersedia seringkali tidak dapat memenuhi disediakan sehingga dapat dilakukan
kebutuhan optimum injeksi, sehingga injeksi pada titik terdalam.
diperlukan alokasi gas untuk tiap-tiap Metode yang digunakan dalam
sumur. Dalam penelitian ini disajikan penelitian ini adalah Simulasi dengan
skenario-skenario produksi dan injeksi menggunakan software simulasi reservoir
gas yang bertujuan mengoptimalkan (Petrel dan Eclipse) dan software
produksi sumur-sumur gas sebagai simulasi fasilitas permukaan (PipeSim)
supply gas injeksi sehingga pada akhir kedua Sofware simulasi tersebut
periode artificial lift akan diperoleh profil diintegrasikan dengan software Field
produksi dengan recovery factor (RF) Planning Tool (FPT) untuk memberikan
simulasi secara terintegrasi.

35
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Dalam melakukan simulasi ada tergantung kebutuhan gas injeksi. Sumur


beberapa tahap yang dilakukan adalah: minyak pada awal periode diproduksikan
• Tahap pembuatan model yaitu model secara alami, setelah periode waktu
reserovoir, model jaringan lapangan tertentu semua sumur minyak
minyak dan jaringan lapangan gas. berproduksi dengan menggunakan gas
• Simulasi produksi secara natural lift. gas injeksi berasal dari gas yang di
flow. Dibuat tiga skenario produksi produksikan dari lapisan gas yang ada di
yang dapat mewakili penurunan laju model lapangan.
produksi yang relatif cepat dan yang Produksi dimulai tanggal 1 januari
relatif lambat. Sehingga dapat 2012, semua sumur minyak di model
ditentukan waktu diperlukannya lapangan berproduksi natural flow
dilakukan artificial lift. dengan tiga skenario produksi rata-rata
• Menghitung kebutuhan gas injeksi yaitu: 600 stb/d, 1000 stb/d dan 1500
optimum seluruh sumur lapangan stb/d, dari profil produksi hasil simulasi
minyak dan rate optimumnya. dapat dilihat kapan terjadi penurunan rate
• Verifikasi apakah kebutuhan gas produksi. untuk meningkatkan kembali
dapat dipenuhi dari sumur gas rate produksi minyak dilakukan gas lift.
dengan skenario injeksi yang telah Jumah sumur gas yang direncanakan
ditetapkan, verifikasi dilakukan harus mampu mencukupi kebutuhan gas
hingga mendapatkan profil produksi injeksi sampai akhir periode gas lift yang
sumur gas yang dapat memenuhi direncanakan selama 10 tahun dihitung
kebutuhan gas injeksi sumur minyak dari awal produksi natural.
dengan jumlah sumur gas seminimal Model batuan reservoir bersifat
mungkin. heterogen. reservoir dianggap multi fasa
sebagai black oil and gas. Gambar II.1
II. TINJAUAN UMUM MODEL memperlihatkan geometri model
PENELITIAN reservoir.
Model lapangan terdiri dari 4
sumur minyak dan maksimal 4 sumur gas

Gambar II.1 Geometri Model Reservoir

36
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Gambar II.2 Model Sumur Gas dan Minyak

Dari hasil analisa petrel diketahui original oil in place (OOIP):

Original Oil in Place (OOIP)


Oil 20.563.482 STB
Water 28.032.399 STB
Gas 34.627.221 MSCF

Sistem sumur produksi dari dasar meliputi Watercut, GOR, Spesific Gravity
sumur dengan pengangkatan buatan gas, minyak, dan air, yang akan
(Gas Lift) dan juga sumur gas beserta digunakan untuk memperkirakan sifat-
sistem perpipaan di permukaan sampai sifat fisik minyak, gas dan air.
dengan separator. Data yang diperlukan

Gambar II.3 Input Untuk Sifat Fisik pada Black Oil

37
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Gambar II.4 Network Sumur minyak

Gambar II.5 Network Sumur Gas

III. PROSES SIMULASI OPTIMASI • Skenario 2: Produksi natural flow


Skenario untuk produksi natural rate produksi masing masing
flowing ada tiga yaitu: sumur minyak 1000 stb/d
• Skenario 1: Produksi natural flow • Skenario 3: Produksi natural flow
rate produksi masing masing rate produksi masing masing
sumur minyak 600 stb/d sumur minyak 1500 stb/d

Gambar III.1 hasil FPT Natural Flowing

Pemodelan sistem sumur gas lift well test masing-masing sumur minyak
dilakukan menggunakan simulator menggunakan Petrel dan Eclipe. Model
PIPESIM, sebelum memasukkan injeksi IPR sumur minyak yang digunakan
gas diperlukan data Inflow Performance adalah Vogel equation karena sumur
Relationship (IPR) yang diperoleh dari minyak merupakan model saturated oil

38
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

wells. Dari persamaan


ersamaan Vogel dan data
well test
est akan dapat dihitung Absolute
Open Flow Potential (AOFP) sebagai
Qmax.

Gambar III.4 Gas Lift Performance Curve

Dari GLPC akan diperoleh data


Injeksi gas Optimum yang akan
menghasilkan rate produksi liquid yang
maksimum. Data injeksi gas optimum ini
Gambar III.2 Data Input Sumur
kemudian menjadi input dari parameter
pada sumur gas lift berikut:
Perhitungan kebutuhan gas
optimum juga dilakukan dengan
PIPESIM: data isian outlet pressure
ressure dan
water cut berasal dari running FPT
masing-masing
masing sumur pada saat
dilakukannya gas lift.

Gambar III.5 input injeksi gas optimum

Selanjutnya dilakukan
pengintegrasian sistem gas lift dengan
kondisi reservoir pada saat tertentu
dengan menggunakan Field Planning
Gambar III.3 input data Optimasi gas Injeksi
Tool (FPT), sehingga diperoleh data
berikut:
Selanjutnya dari input data
optimasi akan diperoleh
peroleh plot Gas Lift
Performance Curve (GLPC) berikut:

39
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Gambar III.6 Output FPT setelah dilakukan Gas Lift

Dari profil produksi diatas dapat Selanjutnya dilakukan simulasi


ditentukan waktu kapan akan dilakukan untuk melihat dampak dari diberikannya
gas lift untuk semua sumur. Setelah injeksi gas terhadap flowrate. Proses
semua sumur produksi minyak simulasi diulangi sampai semua sumur
mendapatkan alokasi gas lift maka telah memperoleh jatah injeksi gas lift.
diperoleh data kebutuhan gas optimum
beserta rate maksimum yang diharapkan.

Gambar III.7 semua Sumur minyak telah menerima alokasi gas lift

Setelah simulasi semua sumur mengoptimalkan potensi produksi sumur


dilakukan gas lift dihitung produksi gas. Benarkah kebutuhan gas optimal
kumulatif pada akhir perioda gas lift dapat dipenuhi dari produksi sumur gas?
sehingga akan diketahui Recovery Factor Langkah pertama adalah well test
(RF) setelah dilakukanya gas lift. gas mendekati saat diperlukanya gas lift,
Setelah jumlah kebutuhan gas dan berikut adalah isian data hasil well test di
rate yang diharapkan dari seluruh sumur Pipesim dengan menggunakan model
didapatkan, dilakukan verifikasi sekaligus IPR BackPressure Equation.

40
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Gambar III.8 Data isian IPR BackPressure

Gambar III.9 Hasil output parameter IPR BackPressure

Setelah semua data well test simulasi injeksi gas optimum. Seperti
dimasukkan
imasukkan sumur gas diproduksikan contoh berikut:
dengan rate sesuai yang diberikan pada

Gambar III.10 Profil Produksi Sumur Gas sesuai kebutuhan Injeksi Gas Optimum sampai akhir
perioda artificial lift.

41
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Skenario injeksi gas dilakukan lift dengan rate produksi rata rata dari
dengan
gan 4 skenario yaitu kenaikan jumlah tiga sumur gas mengikuti ikuti kebutuhan
sumur gas yang harus diproduksikan gas.
untuk memenuhi kebutuhan injeksi gas. • Skenario D = jumlah sumur gas 4
• Skenario A = jumlah sumur gas 1 buah sampai akhir periode artificial
buah sampai akhir periode artificial lift lift dengan rate produksi rata rata dari
dengan rate produksi mengikuti empat sumur gas mengikuti
kebutuhan gas. kebutuhan gas.
• Skenario B = jumlah sumursumu gas 2 Setelah keempat skenario injeksi
buah sampai akhir periode artificial gas dilakukan, akan didapat dua
lift dengan rate produksi rata rata dari keadaan, yaitu profil
fil produksi gas dengan
dua sumur gas mengikuti kebutuhan skenario yang dapat memenuhi
gas. kebutuhan gas injeksi optimum sampai
• Skenario C = jumlah sumur gas 3 akhir perioda atau tidak dapat memenuhi
buah sampai akhir periode artificial kebutuhan gas injeksi optimum.

Gambar II.17 Skenario injeksi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan gas injeksi

Jika kebutuhan injeksi optimum IV. HASIL SIMULASI DAN


tidak dipenuhi maka perlu pengkoreksian PEMBAHASAN
terhadap recovery factor yang telah Setelah data skenario
kenario produksi
dilakukan sebelumnya yaitu dengan minyak 1 sampai 3 dikombinasikan
injeksi gas yang dikurangi pada saat rate dengan skenario
nario produksi gas injeksi A
produksi gas mengalami penurunan. sampai D terkumpul dilakukan analisa
Dari simulasi skenario injeksi gas akan data. Dari analisa masing
masing-masing
didapatkan jumlah sumur gas yang dapat skenario produksi dan injeksi
memenuhi kebutuhan gas sampai akhir dibandingkan hasil recovery factor (RF)
perioda artificial lift. yang paling besar pada akhir periode.
Dari data hasil simulasi dapat
dibuat rangkuman sebagai berikut:

42
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

Tabel IV.1 Rangkuman Analisa Skenario


Skenario Recovery Jumlah Recovery Jumlah Recover
Produksi Factor Sumur Factor Sumur Gas Kebutuha y Akhir
Natural Natural minyak dengan (maks 4) n gas
Flowing (Q Flowing dengan gas Gas Lift injeksi
sumur 1-4) lift optimum
1. 600 26.31% 1 Sumur 28.50% A. 1 Sumur Tidak 33.84%
stb/d Gas lift Gas mencuku
pi
2 Sumur 30.7 % B. 2 Sumur Tidak
Gas lift Gas mencuku
pi
3 Sumur 32.14 % C. 3 Sumur Tidak
Gas lift Gas mencuku
pi
4 Sumur 33.35 % D. 4 Sumur Tidak
Gas lift Gas mencuku
pi
2. 1000 28.41% 1 Sumur 31.38% A. 1 Sumur Tidak 35.41%
stb/d Gas lift Gas mencuku
pi
2 Sumur 31.85% B. 2 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi
3 Sumur 34.01 % C. 3 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi
4 Sumur 35.41% D. 4 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi
3. 1500 29.78% 1 Sumur 30.59% A. 1 Sumur Tidak 35.65%
stb/d Gas lift Gas Mencuku
pi
2 Sumur 33.74% B. 2 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi
3 Sumur 33.75% C. 3 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi
4 Sumur 35.65% D. 4 Sumur Mencuku
Gas lift Gas pi

Dari rangkuman hasil simulasi dapat terhadap recovery factor, namun


dinyatakan: sangat berpengaruh terhadap
• Skenario Rate Produksi Natural banyaknya sumur gas yang harus
Flowing tidak berpengaruh signifikan dibuat. Hal ini terlihat dengan rate
natural 600 stb/d dengan 4 sumur
43
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

gas masih belum mencukupi untuk dengan dua sumur gas sudah dapat
menjamin pasokan gas injeksi yang mencukupi kebutuhan injeksi gas
mencukupi, sedangkan untuk rate optimum. Untuk periode yang lebih
produksi natural yang lebih besar lama hal ini akan lebih jelas terlihat.

Skenario Rate Natural Flow Kebutuhan Sumur Gas untuk


memenuhi injeksi gas optimum
600 stb/d > 4 Sumur
1000 stb/d 2 Sumur
1500 stb/d 2 Sumur

• Rate Produksi Natural Flowing paling menghasilkan recovery factor pada


rendah yaitu 600 Stb/d justru akhir periode 10 tahun lebih tinggi,
menghasilkan kenaikan (selisih) namun bila periode diperpanjang
recovery yang paling besar yaitu 7.5 misal 15 tahun penulis pernah
% dan menurun seiring naiknya Rate mencoba dengan simulasi bahwa
Produksi Natural Flowing. Namun recovery factor antar skenario
secara keseluruhan Rate Natural produksi tidak jauh berbeda.
Flowing yang lebih tinggi

Skenario Rate Natural Flow Kenaikan Recovery Factor


600 stb/d 7.53 %
1000 stb/d 7%
1500 stb/d 5.87 %

44
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

• Jika skenario produksi dalam 3. Asumsi periode artificial lift yang


penelitian ini dibuat lebih banyak dipakai dalam studi ini yaitu 10
akan menghasilkan kesimpulan tahun masih kurang memberikan
optimasi yang lebih akurat. hasil kesimpulan optimasi yang
• Pemilihan periode yang lebih lama akurat.
(lebih dari 10 tahun) dimungkinkan 4. Skenario produksi yang dipakai
akan menghasilkan kesimpulan dalam simulasi ini yaitu 3 skenario
optimasi yang lebih akurat. produksi belum cukup memberi
gambaran
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5. Penggunaan teknologi informasi,
a. Kesimpulan khususnya software simulasi sangat
Dari hasil simulasi dan analisa berperan besar dalam melakukan
yang dilakukan dalam penelitian ini, analisa optimasi, karena dengan
dapat diambil beberapa kesimpulan: kecepatan perhitungan yang
1. Skenario Rate Produksi Natural dibantu sistem computer dapat
Flowing tidak berpengaruh mempersingkat skenario waktu
signifikan terhadap recovery factor, berpuluh-puluh tahun menjadi
namun sangat berpengaruh beberapa menit untuk sistem
terhadap banyaknya sumur gas computer dengan teknologi terkini.
yang harus dibuat, untuk periode
yang lebih lama hal ini akan jelas b. Saran
lebih terlihat. 1. Kesimpulan penelitian ini masih
2. Kenaikan atau selisih recovery harus diverifikasi dengan kondisi
factor akibat diaplikasikanya gas lift yang sebenarnya dalam
paling besar didapat dari Rate operasional di lapangan.
Produksi Natural Flowing rata-rata 2. Perlu penelitan lanjutan dengan
yang terkecil (600 stb/d), Rate memperbanyak skenario produksi
Produksi Natural Flowing yang lebih dengan rentang waktu yang lebih
besar akan memperbesar Recovery panjang.
meskipun untuk periode yang lebih 3. Akan lebih berarti jika penelitian
panjang Recovery Factor akhirnya ini juga memperhitungkan analisa
bila dibandingkan dengan Rate keekonomian.
Produksi Natural Flowing yang lebih
kecil tidak jauh berbeda.

45
[Type text]
FORUM TEKNOLOGI Vol. 02 No. 2

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Kermit, E.: The Technology of Artificial Lift Methods Volume 2B dan 4. USA
ECLIPSE Reservoir Simulation, Schlumberger ©2005
Field Planning Tool (FPT). Schlumberger 2002.
Guo, Boyun.; Lyons, W. C.;Ghalambor, A.: Petroleum Production Engineering. Elsevier
Science. 2007.
PIPESIM 2003 Edition I Service Pack 4. Schlumberger ©2003

*) Penulis adalah Widyaiswara Pusdiklat Migas

46

Anda mungkin juga menyukai