Anda di halaman 1dari 10

Pembelajaran batuan metamorf bagian 1

BATUAN METAMORF ( MALIHAN )


Merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang sudah ada (Beku,
sedimen maupun metamorf) akibat pengaruh Tekanan dan Panas
sehingga merubah stuktur ,tekstur dan komposisi mineral tanpa
penambahan/pengurangan unsur dan tanpa peleburan.

Berdasarkan cara terbentuknya batuan metamorf dapat di


kelompokkan menjadi tiga Yaitu :

a. Batuan Metamorf Kontak

Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu


yang sangat tinggi (sebagai akibat kontak dengan magma). Adanya
suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
maupun warna batuan. Contohnya batu kapur (gamping) menjadi
marmer.
Faktor yang mempengaruhi temperatur lebih dominan dari pada
Tekanan, sedangkan Volume dari batuan metamorf kontak sangat
tergantung pada :

1) Jenis magma yang menerobos (mengintrusi)

2) Volume magma yang mengintrusi

3) Jenis batuan yang di intrusi

Perubahan tingkat/ fasiaes metamorfosa akan bergradasi, makin


menjauh dari intrusi tingkatannya makin rendah (Zona yang paling
dekat dengan intrusi metamofosanya paling tinggi)

b. Batuan Metamorf Regional

• Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari


adanya tekanan dan temperatur yang tinggi (berasal dari tenaga
endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur
(mud stone) menjadi batu tulis (slate)

Tiga type utama , adalah:

– Orogenic metamorphism

– Burial metamorphism

– Ocean-floor metamorphism.

Faktor yang berpenaruh adalah temperatur dan tekanan yang relatif


sama besar, sedangkan volumenya sangat besar dengan pelamparan
yang sangat luas, yang dipengaruhi :

1) Ketebalan dan kedalaman lapisan batuan

2) Lama waktu terbentuknya.

c. Batuan Metamorf Kataklastik/Dislokasi

Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari tekanan


yang sangat tinggi pada zona patahan.
Faktor yang mempengaruhi adalah tekanan yang lebih besar dari pada
temperatur, sedangkan volume dan tingkat metamorfosanya
tergantung pada ;

1) Besar dan jenis sesar

2) Jenis batuan yang tersesarkan

TEMPERATUR : MERUPAKAN FAKTOR UTAMA DALAM


PROSES METAMORFOSA.

• Batas terendah terendah : Batas ini tidak pasti, Batas


metamorfosa berkisar 150-200o C. Sedangkan dibawah itu
belum terjadi perubahan yang jelas dan sering disebut dalam
proses diagenesa.

• Batas temperatur tinggi : setiap mineral mempunyai titik lebur ,


jadi batas atas atas dari metamorf dimulai dari adanya mineral
yang melebur/ liquid.

• Fungsi dari peningkatan temperatur adalah membuka


penghalang (kinetic barrier) dari dinding/ikatan mineral
sehingga terjadi rekristalisasi. Hal tersebut ditandai dengan
butiran kecil melebur kedalam butiran lebih besar.

• Temperatur juga berfungsi mendorong reaksi yang memakan


mineral tidak stabil dan menghasilkan mineral baru yang
lebih stabil

Dapat di simpulkan disini bahwa malihan yang terjadi karena adanya


perubahan temperatur akan menghasilakn muneral baru yang
berukuran lebih besar dan makin stabil.

Dengan adanya asosiasi mineral yang terbentuk pada temperatur


tertentu dan dengan bersamaan adanya pengaruh tekanan dapat di
ketahui tingkat metamofosa yang disebut sebagai Fasies (gambar no
1)
Gambar 1; Fasies metamorfosa
PROSES PEMBENTUKAN MINERAL.

1. Dalam keadaan padat

2. Dalam sistem tertutup

3. Terjadi hanya pertukaran unsur antar mineral yang bersentuhan.

Di dalam pembentukan mineral , reaksi yang umum terjadi


adalah :
1. SOLID – SOLId REACTION à POLIMORF (kyanite, sillimatnite, andalusite).

2. DEHIDRATION à Al2 Si4 O10 (OH)2 à Al2 Si O5 + 3 SiO2 + H2O.

3. DECARBONATION à CaCO3 + SiO2 à CaSiO3 + CO2 .

4. OXIDATION AND – REDUCTION à 6 Fe2O3 à 4 Fe3O4 + O2

Mineral paragenea dan Fasies Metamorfosa

Terbentuknya mineral penyusun batuan metamorf, ada beberapa ketentuan


sebagai berikut :

1) Untuk jenis batuan yang tidak sama bila dipengaruhi suhu dan
tekanan yang sama akan menghasilkan mineral penyusun yang tidak
sama.

2) Untuk jenis batuan yang tidak sama bila dipengaruhi suhu dan
tekanan yang tidak sama akan menghasilkan mineral penyusun yang
berdeda

3) Untuk jenis batuan yang sama bila dipengaruhi suhu dan tekanan
yang beda akan menghasikan mineral penyusun yang berbeda.

Kumpulan/asosiasi mimeral dalam suatu batuan metamorf yang terbentuk


dalam kondisi yang sama disebut sebagai mineral paragenesa)

Mineral paragenesa tersebut dapat untuk menentukan fasies / tingkat


metamorfosa
A. Struktur Batuan Metamorf

Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit
poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). 

Macam –macam struktur:

1. Foliasi

2. Non foliasi

1. Struktur Foliasi

Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini


dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi
lapisan-lapisan (), orientasi butiran (), permukaan belahan planar
(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).

Macam- macam struktur foliasi .

1) 1a. Slaty Cleavage

Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat


halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang
belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya
disebut slate (batusabak).

2) Phylitic

Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi


terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat
pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya
disebut phyllite (filit)

3) Schistosic

Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih,


prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang
berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist
(sekis).

4) .Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral
yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-
mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral
tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran
mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus.
Batuannya disebut gneiss.

Skema tingkatan regional metamorfosa.


Low grade ---- Intermediate ------ High grade

Greenschi ------ Amphibolite -------- Granulite

Slate -- Phyllite -- Schist ---- Gneiss ------Migmatite(partial melting)


>>>melt

Chlorite zone Biotite zone Garnet zone Staurolite zone Kyanite zone
Sillimanite zone

2. Struktur Non Foliasi

Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri


dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum
dijumpai antara lain:
1) Hornfelsic/granulose

Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan


equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya
disebut hornfels (batutanduk)

2) Kataklastik

Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran


kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi.
Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik.
Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).

B. Tekstur Batuan Metamorf

Merupakan kenampakan hasil proses genesa batuan yang


terrefleksikan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral dan
individual penyusun batuan metamorf.

Untuk tekstur batuan metamorf , memakai istilah yang digunakan


dalam tekstur batuan beku. Hal tersebut di sebabkan karena batuan
mmetamorf merupakan batuan kristalin dan febriknya interlocking
( hasil dari rekristalisasi).

Untuk mendiskripsi tekstur batuan metamorf, adalah sebagai berikut:

a. Ukuran butir:

1) Fanerik

2) Afanitik

3) Fanero-afanitik

b. Bentuk butir:

1) Euhedral

2)Subhedral
3)Anhedral

c. Febrik/kenas

1) Idiomorfik

2) Hypidiomorfik

3) Xenomorfik

d. Keseragaman ukuran butit

1) Isogranulair/Equigranular

2) Anequigranulair

Tingkat Pengkristalan

Di dalam pengelokpokan tekstur batuan metamof dapat berdasarkan


tingkat kesempurnaan rekristalisasi, dan menurut (Jacson,1997)
dibagimenjadi dua ,yaitu:

Ditambah dengan akhiran Blastik; Blastik untuk batuan metamorf


yang sudah tidak ada sisa tekstur dari batuan asalnya, antara lain:

• Lepidoblastik ; Tekstur batuan metamorf yang tersusun dari


mineral pipih

• Nematoblastik: tekstur batuan metamurf yang tersusun dari


mineral prismatik

• Granoblastik : tekstur batuan metamorf yang tersusun dari


mineral granulair

• Xenoblastik ; tekstur batuan metamorf yang tersusun dari


mineral anhedral

• Porfiroblastik : tekstur batuan metamorf yang tersusun dari


mineral besar diantara mineral yang kecil/halus
Ditambah dengan awalan Blasto ; digunakan bila tekstur batuan
asalnya masih dapat teramatiatau masih terdapat testur sisa (relick).
Antara lain

• Blastoargilit ; merupakan tektur batuan metamorf yang masih


terlihat sisa tekstur dari batuan sedimen berukuran lempung

• Blastopofititik: merupakan tektur batuan metamorf yang masih


terlihat sisa tekstur dari batuan porfiritik

• Blastopsamitik ; merupakan tektur batuan metamorf yang masih


terlihat sisa tekstur dari batuan sedimen berukuran pasir

Tugas:

1. Pelajari dan dimengerti pembelajaran batuan metamorf


bagian 1, Bagi yang sudah menerima dan membaca
pembelajaran batuan metamorf 1, agar mengisi absensi
( ditunggu hari ini Kamis 4 Juni 2020, sampai dengan jam
13.00)

2. Buatlah gambar dengan tangan :struktur dan tekstur


batuan metamorf.

3. Pengumpulan tugas dilaksanakan hari Senin tanggal 8 Juni


2020 jam 20.00, ke Sdri Novina.

4. Selamat belajar untuk memcapai kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai