Anda di halaman 1dari 29

Kecerdasan Majemuk |1

KECERDASAN MAJEMUK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina Oleh Bapak Djoko Budi Santoso

OLEH
Sicilia Paramadita
Satriyo Wicaksosno
Saiful Anwar
Novia Sri Wijayanti
Febriana Dinda
Elsa Wahyudani
Aisah Rahmawati

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUTANSI
MARET 2013
Kecerdasan Majemuk |2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kecerdasan memiliki peranan penting dalam kehidupan suatu generasi muda di
dalam lingkungan sosial. Kecerdasan juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.
Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa film yang telah kita
saksikan bersama, yakni I’m not stupid dan The Freedom Writer. Pada film tersebut
kita dapat mengetahui kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki oleh beberapa pemeran
yang merupakan sebagai bukti bahwa manusia memiliki beberapa kecerdasan atau
kecerdasan majemuk dan kecerdasan inilah yang mempengaruhi karakteristik
individu.

B. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui pengertian kecerdasan majemuk
2. Untuk Mengetahui kecerdasan majemuk dan kesulitan belajar
3. Untuk Mengetahui Aplikasi Kecerdasan Majemuk Dalam Pembelajaran
Kecerdasan Majemuk |3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Majemuk

Dalam kehidupan semua orang dituntut untuk dapat menguasai sejumlah


kompetensi secara mudah. Mereka begitu mahir menyanyikan lagu, mengayuh
sepeda, melakukan gerak tarian, dan sejumlah keterampilan lainnya. Anak-anak
usia muda cepat menguasai isi sistem simbol seperti bahasa dan bentuk seni seperti
musik, anak yang sama mengembangkan teori yang kompleks mengenai teori
berpikir, namun seringkali mengalami kesulitan ketika masuk ke sekolah. Bahasa
percakapan dan pemahaman bukan merupakan masalah, tetapi setelah masuk pada
bahasa membaca dan menulis semuanya merupakan tantangan. Permainan angka
merupakan hal yang menyenangkan, tetapi operasi-operasi matematika merupakan
hal yang sulit. Barangkali memang belajar natural, universal, dan intuitif yang
dipergunakan di rumah dan di sekitarnya pada tahun-tahun pertama hidup
merupakan hal yang berbeda dari belajar di sekolah.

Oleh karena itu, Gardner mencoba menjawab mengapa seringkali terjadi


persoalan-persoalan dalam pendidikan anak di sekolah. Bagaimana agar anak
belajar dengan hasil diperolehnya pemahaman yang mendalam dimana mereka
mampu mengaplikasikan apa yang dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Gardner
mengakui bahwa sekurang-kurangnya manusia memiliki tujuh cara mengetahui
dunia yang dilabelkan dalam tujuh inteligensi manusia yaitu melalui bahasa,
analisis logika-matematika, representasi spasial, berpikir musik, menggunakan bodi
untuk memecahkan masalah atau membuat sesuatu, memahami individu lain, dan
memahami diri sendiri.

Perbedaan individual ada pada kekuatan inteligensi ini dan disebut sebagai
profil inteligensi. Kombinasi intelegensi digunakan untuk menyelesaikan berbagai
tugas, memecahkan berbagai masalah, dan maju dalam berbagai domain. Sistem
pendidikan lama hanya menekankan pada penguasaan bahasa dan logika
Kecerdasan Majemuk |4

matematika. Walaupun telah dipelajari tentang hakekat perbedaan individu, namun


sistem pendidikan tetap berasumsi bahwa setiap orang dapat mempelajari material
yang sama dengan cara yang sama, serta diketahui hasilnya melalui cara
pengukuran yang sama. Oleh karena itu seringkali terjadi bisa penilaian, sebab anak
tidak diukur atas dasar potensi dasarnya, tetapi atas dasar kemampuan sekolah.

Sistem pendidikan sekarang (kontemporer) yang diharapkan adalah yang


merupakan pendidikan untuk memperoleh pemahaman. Salah satu konsep psikologi
yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan saat ini adalah konsep intelegensi
(kecerdasan). Konsep tersebut telah dikenal sejak Alfred Binet (1904)
mengembangkan alat untuk mendeteksi siswa sekolah dasar yang diperkirakan akan
gagal dalam belajar sehingga diperlukan perhatian kepada para paserta didik.

Pengetesan intelegensi dan pemahaman bahwa intelegensi dapat diukur


secara objektif meluas. Demikian pula meluaslah pengertian bahwa intelegensi
sama dengan skor tunggal IQ (intelligence quotient) sebagai hasil tes intelegensi
(Amstrong, 1994). Howard Gardner (1983) tidak sependapat dengan pemahaman
sempit tentang inteligensi di atas. Ia mengemukakan bahwa tes inteligensi tersebut
hanya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan verbal-linguistik dan logis-
matematis sehingga tidak memadai untuk menentukan cerdas tidaknya seseorang
dengan menggunakan skor tunggal IQ.

Kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah dan membuat suatu


produk yang bermanfaat bagi kehidupan (Amstrong, 1994; McGrath & Nobel,
1996). Kebanyakan orang mengenalnya sebagai prediksi kesuksesan di sekolah –
bakat bersekolah. Sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai keterampilan
yang lebih luas pada semua segi kehidupan – kecerdasan majemuk/ganda.
Kecerdasan majemuk adalah teori kecerdasan yang dikembangkan Gardner
18 tahun silam yang mengemukakan bahwa paling tidak ada 8 jenis kecerdasan,
yaitu kecerdasan verbal-inguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik,
musik, intra pribadi, antarpribadi, dan naturalis. Namun ssat ini kecerdasan
majemuk memilik 10 jenis kecerdasan.
Kecerdasan Majemuk |5

Tabel 1.1 : Aspek-Aspek Kecerdasan

NO. KECERDASAN KEMAMPUAN INTI

1. Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragaman fungsi bahasa.

2. Logical mathematic Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numeric serta kemampuan untuk berpikir

rasional/logis.

3. Musikal Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme, nada (warna nada), dan bentuk-bentuk ekspresi musik.

4. Spasial Kemampuan mempersepsikan dunia ruang visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut.

5. Bodily kinesthetic Kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek secara terampil.

6. Interpersonal Kemampuan untuk mengamati dan merespon suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain.

7. Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri.

8. Naturalis Kemampuan menggolongkan benda, tumbuhan.

9. Eksistensial Kemampuan manusia dalam menjawab berbagai macam persoalan terdalam tentang eksistensi atau keberadaan
manusia.

10. Spiritual Kemampuan manusia mengenal Tuhannya.

Berdasarkan tabel di atas, menjelaskan tentang aspek-aspek kecerdasan yang


meliputi beberapa jenis kecerdasan yaitu:
1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan berpikir dalam bentuk kata-
kata secara efektif baik secara lisan mau pun tulisan dan menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan dan mengapresiasikan makna. Dengan demikian ada
empat komponen dalam kecerdasan ini yaitu:
a. Fonologis (kepekaan bunyi)
b. Sintaksis (struktur dan susunan kalimat)
c. Semantic (pemahaman tentang makna)
d. Prakmatika (kemampuan berbahasa untuk mencapai sasaran praktis)
Seseorang yang berbakat dalam bahasa mempunyai kepekaan yang tajam
terhadap bunyi atau fonologi bahasa. Mereka sering menggunakan kata-kata,
tongue twister, aliterasi, onomatope, dan tiruan bunyi-bunyian seperti hal yang
memukau. Pemikir berciri linguistik biasanya mahir pula memanipuasi sintaksis
bahasa. Mungkin komponen kecerdasan linguistik yang paling penting adalah
kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis (prakmatika).
Dalam kategori kecerdasan Verbal-Linguistik ini meliputi beberapa karakteristik
yang dapat kita lihat, seperti senang mendengarkan cerita, senang bercerita,
bermain peran, permainan kata (seperti tebak kata), peka terhadap suara dan arti-
Kecerdasan Majemuk |6

arti kata, mampu dan gemar baca tulis, kaya perbendaharaan kata, dan
menyelesaikan tugas verbal lebih cepat.
 Daftar pemeriksaan kesulitan belajar verbal-linguistik:
a. Kesulitan memahami apa yang dibaca
b. Kesulitan menerjemahkan gagasan ke dalam kata-kata tertulis
c. Tidak mengucapkan kata-kata yang sebagaimana seharusnya
d. Merasa kesulitan mengeluarkan kata yang pas untuk menggambarkan
sebuah benda, situasi, atau gagasan
e. Cara membaca seperti anak tingkat sekolah dasar karena sulit
memecahkan kode kata-kata yang tercetak
f. Takut dikoreksi orang lain karena ungkapan yang menyalahi tata bahasa
dalam tulisan atau pembicaraan
 Cara mempelajari kecerdasan verbal-linguistik:
a. Bicaralah
b. Bacalah
c. Tulislah

2. Kecerdasan Logis-Matematis
Kemampuan menggunakan angka secara efektif dan penalaran secara baik.
 Kecerdasan logis matematis mencakup:
a. Perhitungan matematis
b. Berfikir logis
c. Pemecahan masalah
d. Pertimbangan deduktif dan induktif
e. Ketajaman akan pola-pola dan hubungan
 Karakteristik:
a. Gemar bereksperimen
b. Pandai mengkategorikan sesuatu
c. Melakukan pengukuran-pengukuran
d. Menganalisa
e. Menuntut bukti konkrit dan empiris
f. Memberi penjelasan logis (terkait linguistik)
Kecerdasan Majemuk |7

 Tanda-tanda kesulitan:
a. Sulit menguasai konsep yang bersifat kuantitatif dan hubungan sebab
akibat
b. Sulit menangkap simbol dan konsep abstrak
c. Kurang terampil memecahkan masalah secara logis
d. Sulit memahami pola-pola dan hubungan
e. Tidak mampu mengajukan dan menguji hipotesis
f. Tidak tertarik pada bahan informasi angka dan grafik
 Upaya menstimulasi:
a. Menyelesaikan puzzle sebagai cara melatih menyelesaikan masalah
b. Mengenalkan bentuk geometri
c. Memperkenalkan bilangan sajak berirama dan lagu
d. Eksplorasi
e. Menggambar dan membaca
 Cara-cara untuk mengembangkan kecerdasan logis-matematis:
a. Melakukan permainan logis-matematis (Go, Clue, Domino)
b. Mempelajari sempoa
c. Mengerjakan teka-teki/pengasah otak
d. Berlatih menghitung soal matematika sederhana luar kepala
e. Berdiskusi tentang penemuan ilmiah yang mutakhir
f. Melingkari konsep sains/matematika yang belum anda kenal dalam
bacaan
g. Ajarkan konsep matematika/sains kepada seseorang yang kurang
mengetahuinya
 Cara mempelajari kecerdasan:
a. Gagaskan
b. Kuantifikasikan
c. Renungkanlah secara kritis

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kemampuan Berpikir secara visual, imajinatif dan kreatif, khususnya
terhadap objek tiga dimensi. Dengan kecerdasan spasial melihat segala sesuatu
Kecerdasan Majemuk |8

entah dalam dunia “nyata” atau dalam pikirannya yang cenderung terlewatkan
oleh orang lain. Ia juga mempunyai kemampuan untuk mencetak dan
membentuk gambaran ini, entah melalui sarana jasmaniah atau melalui rotasi
dan transformasi mental dari gambaran subjektif.
Salah satu hasil visualisasi cerdas yang paling mendalam adalah
perangsangan profesi kreatif dan dipupuknya proses pemikiran tingkat tinggi.
Menurut Radolf Arnheim, profesor Emeritus psikologi seni di Harvard
University, praktik semua pemikiran bahkan pemikiran yang paling abstrak dan
teoritis bersifat visual.
Dengan membuat peta mental kita dapat mengetahui gambaran
pengetahuan dan gambaran tentang cara kerja pikiran kita.
 Karakteristik:
a) Peka dan cermat dalam mengamati suatu objek
b) Mampu berpikir dalam gambar
c) Menemukan pemecahan masalah tanpa melukiskan sesuatu
d) Mudah membayangkan bentuk-bentuk geometri atau bangun tiga
dimensi
e) Mampu memvisualisasikan sesuatu dalam grafik
f) Pandai mengarahkan diri dalam ruang secara tepat
 Kecenderungan lain:
a) Suka bermain puzzle, maze, balok
b) Menggambar
c) Mengamati lingkungan
d) Suka mencari kesalahan detail yang sering diabaikan orang lain
e) Kesadaran akan jarak dan orientasi tubuh mereka
f) Kemampuan visual-spasial ini biasanya meninjol pada anak tuna rungu

 Upaya Menstimulasi:
a) Menggambar / melukis
b) Menyanyi
c) Membuat prakarya
d) Mengunjungi dan mengamati berbagai tempat
Kecerdasan Majemuk |9

e) Mengatur dan merancang seperti tata ruang


f) Cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Spasial
g) Memainkan permainan berpikir visual
h) Pelajari forografi dan kamera untuk desain grafis dan ciptakan rancangan
lukisan dan gambar dengan computer
i) Beli camcorder dan ciptakan presentasi video
j) Mendekorasi ulang interior atau taman rumah
 Daftar Pemeriksaan Kesulitan Belajar:
a. Sulit melihat gambar yang jelas dengan mata pikiran saya.
b. Kadang-kadang tidak mengenali wajah orang yang seharusnya sudah
akrab.
c. Kesulitan menemukan jalan di kota atau gedung yang kurang kenal.
d. Menghadapi masalah untuk mengutarakan mana kiri atau kanan.
e. Masih menggambar bentuk orang menggunakan batang korek api.
f. Buta warna atau mempunyai kesulitan lain dalam membedakan gradasi
warna.
g. Kesulitan meniru bentuk dan desain sederhana pada sehelai kertas.
 Cara Mempelajari Kecerdasan:
a. Lukislah
b. Bayangkanlah

4. Kecerdasan Kinestik
Kemampuan menggunakan badan untuk mengekspresikan gagasan,
perasaan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan untuk menggerakkan objek
dan mengembangkan keterampilan motorik yang halus. Kecerdasan ini
mencakup : keseimbangan; kelenturan; kegesitan; ketangkasan; control;
keanggunan; dan ketahanan dalam gerak tubuh.
 Karakteristik:
a. Cenderung bertubuh atletis
b. Menguasai berbagai keterampilan fisik
c. Memiliki keterampilan motorik yang baik
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 10

d. Merasakan dan mampu melakukan bagaimana seharusnya tubuh


membentuk
e. Menggunakan tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan
 Kecenderungan lain:
a. Senang bergerak
b. Sulit diminta duduk diam
c. Senang menyentuh sesuatu
d. Koordianasi gerak tubuh yang baik
e. Tangkas dan cepat
f. Senang dengan kerajinan tangan
 Upaya menstimulasi:
a. Menari
b. Bermain peran
c. Senam otak
d. Melatih gesture fisik
e. Drama
f. Pantonim
g. Latihan fisik dan berbagai bentuk olah raga
 Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik-Jasmani:
a. Bergabung dengan regu olahraga (softbol, basket, sepak bola)
b. Belajar berenang, main ski, golf, tenis, atau senam yang semuanya
adalah olah raga perorangan
c. Pelajari seni bela diri
d. Pelajari keterampilan (bertukang, menenun, mengukir, merenda)
e. Bermain video game atau permainan yang membutuhkan reflek cepat
f. Jangan lewatkan bayangan kinestetik yang muncul dalam mimpi dan
lamunan di siang hari.
g. Ikuti pelajaran acting atau pantomime atau bergabunglah dengan
kelompok drama setempat.
h. Pelajari suatu kegiatan praktis yang membutuhkan keluwesan jasmani
 Daftar pemeriksaan kesulitan belajar kinestik:
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 11

a. Jari jempol saya semua” jika menyangkut melakukan sesuatu yang


membutuhkan koordinasi motor yang amat halus (misalnya jahit-
menjahit dan pekerjaan tangan)
b. Tidak mampu melakukan koordinasi di lapangan atletik
c. Mempunyai kesulitan besar mempelajari langkah tarian baru
d. Enggan menyentuh benda di sekeliling
e. Mempunyai kesulitan besar dalam mengungkapkan gagasan lewat gerak
tubuh
f. Relatif tidak menyadari tubuh diri sendiri
 Cara mempelajari kecerdasan kinestik:
a. Menarilah
b. Buat modelnya
c. Temukan kegiatan pekerjaan tangan lainnya

5. Kecerdasan Musikal
Kemampuan memahami dan menyusun pola titik nada, irama dan
melodi. Stimulasi kecerdasan ini berpengaruh besar terhadap aspek kecerdasan
lainnya, terutama logis, linguistik dan spasial (khusus dari musik klasik).
 Karakteristik:
a. Mudah mengenali dan mengingat nada-nada
b. Cakap mentransformasikan kata-kata menjadi lagu
c. Pintar melantunkan beat lagu dengan bagus
d. Suka menggunakan kosa kata musikal
e. Peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara pada sebuah
potongan komposisi musik.
 Kecenderungan lain:
a. Suka menyanyi dan memutar lagu-lagu
b. Suka melakukan gerak berirama,
c. Suka melakukan kegiatan diiringi musik
d. Menggambar dengan musik
e. Suka memanipulasi komposisi musik
f. Mencoba-coba membuat alat musik
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 12

 Upaya menstimulasi:
a. Menyanyikan atau memutarkan lagu-lagu
b. Latihan mengenal ritme, belajar bersenandung
c. Melakukan gerak berirama, latihan lagu dan aksi (operet)
d. Mendengarkan musik bersama
e. Menggambar dengan musik, aplikasi teknologi musik
f. Membuat alat musik
 Cara-cara untuk mengembangkan kecerdasan musikal:
a. Bernyanyilah di kamar mandi atau pergi ke tempay kerja
b. Mainkan permainan musikal bersama teman-teman
c. Kunjungilah konser atau pertunjukan musik
d. Buatlah koleksi rekaman musik favorit dan dengarkan secara teratur
e. Bergabunglah dengan paduan suara sekolah/kampus atau lingkungan
f. Ikuti pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu
g. Bekerjalah dengan ahli terapi musik
h. Luangkan waktu selama satu jam setiap minggu untuk mendengarkan
gaya musik yang tidak dikenal
i. Tentukan waktu bernyanyi bersama keluarga
j. Bacalah kritik musik di surat kabar dan majalah
 Daftar pemeriksaan kesulitan belajar musik:
a. Menghadapi kesulitan menyanyikan sebuah lagu
b. Menghadapi kesulitan mengikuti irama musik
c. Mempunyai kesulitan mengenali bagian musik yang tampaknya akrab
bagi keluarga dan teman
d. Merasa sulit menikmati musik
e. Hanya sedikit lagu yang betul-betul diingat
f. Akan menghadapi kesulitan besar menyebut nama alat musik yang
sedang dimainkan dalam sebuah lagu
g. Akan menghadapi kesulitan mencocokkan suara sendiri dengan suara
nada piano
 Cara mempelajari kecerdasan musikal:
a. Nyanyikan
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 13

b. Senandungkan
c. Putar musik latar belakang ketika anda mempelajarinya

6. Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan untuk mamahami dan berinteraksi dengn orang lain secara
efektif.
 Karakteristik:
a. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain
b. Pandai menjalin hubungan sosial
c. Mampu mengetahui dan menggunakan berbagai cara saat berinteraksi
d. Mampu merasakan perasaan, pikiran dan tingkah laku serta harapan
orang lain
e. Mampu bekerjasama dengan orang lain
f. Pandai mempengaruhi orang lain
g. Mampu menerima dan memanfaatkan balikan orang lain
 Kecenderungan lain:
a. Biasanya lebih menonjol dan terpilih menjadi pemimpin kelompok
b. Menikmati suasana kebersamaan
c. Tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan sosial
d. Gemar humor saat berkomunikasi
 Upaya menstimulasi:
a. Mengembangkan dukungan kelompok
b. Menetapkan aturan tingkah laku yang mendukung
c. Memberikan kesempatan bertanggung jawab
d. Menyelesaikan konflik
e. Melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar
f. Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya dan adat
istiadat, mengajak bermain talking stick
Robert Balton membagi komunikasi antar pribadi dalam empat hal
yakni, ketrampilan mendengarkan, menegaskan, menyelesaikan konflik, dan
bekerjasama untuk menyelesaikan konflik.
 Cara meningkatkan kemampuan mendengar secara aktif:
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 14

a. Menghadapi orang lain dengan perhatian


b. Mempertahankan sikap terbuka
c. Menghindari gerakan yang mengganggu
d. Menjalin kontak mata yang baik
e. Menggunakan kalimat pembuka yang cocok untuk berkomunikasi
f. Memberikan isyarat sederhana selama berkomuniksi untuk mendorong
orang menyampaikan kisahnya
g. Mempertahankan sikap dia, yang penuh perhatian ketika orang lain
berbicra
h. Merumuskan kembali pokok pembicaraan orang lain
i. Tunjukkan empati kepada orang lain
j. Menyariakan inti percakapan
 Pedoman pokok menurut efektifitas antarpribadi:
a) Jangan mengkritik, menghakimi atau mengeluh
b) Beri penghargaan yang tulus dan jujur
c) Tunjukkan minat yang tulud terhadap orang lain
d) Tersenyumlah
e) Buatlah orang lain merasa penting
f) Ajukan perintah. Jangan memberi perintah langsung
 Cara untuk Mengembangkan kecerdasan Antarpribadi:
a. Tetaplah untuk mengenal teman baru setiap hari
b. Bergabunglah dengan kelompok relawan atau kelompok yang
berorientasi pemberian layanan
c. Hadirilah sebuah sesi psikoterapi kelompok
d. Ambil peran kepemimpinan dalam kelompok
e. Bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek
berdasarkan kesamaan minat
f. Adakan sesi sumbang saran secara berkelompok di tempat kerja
g. Kuasai seni perilaku sosial yang wajar dengan membaca buku tentang
sopan santun
h. Bergabunglah dengan kelompok yang bertujuan membantu bertemu
dengan orang-orang baru
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 15

i. Tawarkan diri untuk mengajar, membimbing orang lain melalui


organisasi sukarela
j. Pelajarilah kehidupan orang yang terkenal yang mahir bersosialisasi
melalui riwayat hidup, film, dan media lain
 Cara mempelajari kecerdasan interpersonal:
a. Latihlah bersama orang atau kelompok orang lain

7. Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri
dan menggunakannya dalam mengarahkan kehidupan sendiri.
 Karakteristik:
a. Memiliki kepekaan perasaan dan situasi yang tengah berlangsung
b. Memahami diri dan memiliki citra diri yang positif
c. Mampu berintropeksi
d. Mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik
e. Mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam lingkungan sosial
f. Tahu kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
 Ciri-ciri lain:
a. Umumnya memiliki etika yang baik, terkadang tampak pemalu dan
pendiam di lingkungan sosial.
b. Mampu menemukan cara untuk mengekspresikan perasaan dan
pemikiranya secara tepat.
c. Mampu mengungkapkan diri dengan baik, memiliki motivasi untuk
mencapai yang diinginkan.
d. Kerap penasaran akan makna hidup, relevansi dan tujuan sesuatu, sering
membuat catatan dan gambar mengenai perasaannya, mencari dan
berusaha memahami pengalaman batinnya.
e. Memiliki tanggung jawab kemanusiaan, kadang lebih suka bekerja
sendiri, merasa beban untuk berkreasi.
 Upaya menstimulasi:
a. Menciptakan citra diri yang positif
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 16

b. Pengembangan suasana lingkungan belajar yang mendukung


c. Penuangan isi hati dalam buku harian
d. Mengajak berbincang tentang kelebihan
e. Kelemahan dan minat anak, mendorong anak untuk menggambar diri
menurut sudut pandangnya
f. Mengajak membayangkan diri di masa depan, berimajinasi akan satu
tokoh dalam suatu cerita, memberi kesempatan anak ajukan pertanyaan,
membuat puisi dan lagu, menulis surat pada kawan
 Cara mengembangkan Kecerdasan Interpersonal:
a. Datangi bimbingan individu atau psikoterapi
b. Pelajari peta diri dalam sosiologi
c. Belajarlah bermeditasi
d. Dengarkan kaset atau video tentang motivasi
e. Tuliskan otobiografi anda
f. Ciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup
g. Rekam dan tafsirkan mimpi secara teratur
h. Tentukan tempat yang tenang di rumah untuk melakukan intropeksi
i. Kembangkan minat atau hobi yang membuat berbeda dengan orang lain
j. Lakukan sesuatu yang menyenangkan diri sekurangnya satu kali sehari
 Cara mempelajari kecerdasan intrapersonal:
a. Hubungkan informasi itu dengan perasaan pribadi atau pengalaman
batin.

8. Kecerdasan Naturalis
Kemampuan mengenali dan mengklasifikasikan tanaman batu- batuan,
binatang dan artefak atau simbol-simbol budaya. Kecerdasaan ini berkenaan
dengan kemampuan mengamati dan merasakan bentuk- bentuk dan
menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.
 Karakteristik:
a. Memiliki ketertarikan yang besar pada dunia luar
b. Sangat berminat pada lingkungan, bumi dan spesies
c. Gemar mengumulkan benda – benda alam
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 17

d. Pandai menandai kesamaan dan perbedan yang ada di sekitar, mengingat


dan menandai kekhasan suatu benda, tumbuhan atau binatang, selalu
ingin mengetahui detail benda dan makhluk di sekitar
 Cara-cara untuk Mengembangkan Kecerdasan Naturalis, sebagaimana yang
disarankan oleh Amstrong (1999) :
a. Kenali benda alam yang ada di belakang rumah
b. Mintalah anak Anda atau anak tetangga untuk menceritakan apa yang
diketahuinya tentang alam
c. Selidiki situs internet yang berkaitan dengan dunia alam
d. Lihatlah daftar acara televisi minggu ini dan catatlah tayangan yang
berkaitan dengan segi alam yang ingin Anda pelajari lebih lanjut
e. Libatkan diri dalam kehidupan politik atau sosial yang berhubungan
dengan pelestarian alam
f. Cari suatu tempat di perkampungan Anda di mana dunia alami dijaga dan
dipelajari. Pergilah kesana secara teratur untuk menghadiri ceramah dan
mempelajari pamerannya
g. Pilih jenis binatang atau tumbuh-tumbuhan tertentu dan pelajari sebanyak
mungkin sagala sesuatu yang berhubungan dengan makhluk itu melalui
buku, internet, wawancara dengan para pakar, dan dari pengamatan
langsung
h. Pergilah berkemah atau lakukan perjalanan dengan membawa tas
punggung atau luangkan waktu dalam setiap hari untuk mengamati alam

9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri
dalam jagat raya yang luas, jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan
kehidupan selanjutnya (kematian). Kecerdasan ini melibatkan kemampuan
manusia dalam menjawab berbagai macam persoalan terdalam tentang eksistensi
atau keberadaan manusia. Para ahli filsafat (Filosof) merupakan salah satu bukti
kecerdasan ini, diantaranya adalah Plato, Sokrates, Immanuel Kant, Ibnu Sina,
Ibnu Rusyd. Mereka berpikir dan memikirkan tentang eksistensi manusia dan
alam.
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 18

 Karakteristik:
a. Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material
b. Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak
c. Kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari
d. Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat
menyelesaikan masalah
e. Kemampuan untuk berbuat baik
 Cara mengembangkan kecerdasan eksistensial:
a. Mendampingi anak dalam menekuni cara-cara ilmuwan dan berbagai
profesi lainnya dalam mewujudkan matra eksistensial dalam hidup
mereka, dengan cara silaturahim pada para ilmuwan yang soleh dan
memberikan kesempatan pada anak untuk melihat kerja keras mereka
serta bercaka-cakap dengan mereka
b. Menyediakan buku-buku biografi atau Sirah tokoh-tokoh muslim dengan
gambar yang menarik, dan secara berkala dibacakan di depan anak-anak
dilanjutkan dengan diskusi yang akrab. Biasanya, anak akan terkesan,
dan spontan menyatakan keinginannya, misalnya: “Ibu, aku ingin seperti
Umar nanti. Jadi presiden yang sayang sama rakyatnya.”.

10. Kecerdasan Spiritual


Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan
manusia mengenal Tuhannya, meyakini keberadaan dan keEsaan Tuhan, serta
melakukan segala apa yang diperintahkan dan menjauhi segala yang
dilarangNya. Dalam menjalani kehidupan ia tidak akan putus harapan, karena
ada Tuhan tempat bergantung segala sesuatu, dalam keadaan bahagia, ada Tuhan
tempat dia melantunkan puja dan puji syukur. Kecerdasan ini akan membentuk
jiwa dan pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,
masyarakat dan negaranya.
 Daftar pemeriksaan kesulitan belajar:
a. Banyaknya pengaruh yang berdampak negatif dari lingkungan sosial
b. Adanya rasa malas dan lebih mengutamakan duniawi
 Cara mengembangkan kecerdasan spiritual:
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 19

c. Merasakan dengan  kuat  bahwa saya  ingin berubah


b. Merenungkan diri sendiri dan apakah motivasi saya yang paling dalam
c. Menemukan dan mengatasi rintangan
d. Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju
e. Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan
f. Menikmati masalah yang ada

B. Kecerdasan Majemuk dan Kesulitan Belajar


Di jaman global sekarang tidak mustahil kita temukan seseorang mengalami
kelemahan pada kecerdasan majemuk utamanya ditemukan di dunia persekolahan.
Kelemahan itu berhubungan dengan masalah belajar, sering ditemukan sekelompok
siswa yang memiliki kelemahan seperti tidak memiliki keterampilan-keterampilan
terrtentu.
Pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai
dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai suatu tujuan, sehingga
memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk mengatasinya. Ada beberapa jenis
kesulitan belajar, yaitu: Learning Disorder, Learnig Disfunction, dan
Underachiever.
Learning Disorder adalah keadaan dimana proses belajar seseorang
terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan (Ross, 1947). Learning
Disfunction mengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan
baik, meskipun sebenarnya anak tidak menunjukkan adanya abnormalitas mental,
gangguan alat indra, atau gangguan-gangguan psikologis lainnya. Underachiever
mengacu pada siswa-siswa yang memiliki potensi intelektual yang tergolong di atas
normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Sedangkan Slow Learner
adalah siswa-siswa yang lambat dalam proses belajarnya.
Teori kecerdasan majemuk menyajikan suatu model yang memaknai semua
ketidakmampuan belajar yang dialami seseorang. Teori tersebut mengatakan bahwa
ada ketidakmampuan belajar tertentu pada setiap kecerdasan. Karena kebudayaan
Amerika sangat berorientasi pada kecerdasan linguistik dan logis-matematis, maka
sebagian besar ketidakmampuan belajar yang menjadi pusat perhatian masyarakat
cenderung berkisar pada ketermpilan nalar dan verbal: disleksia (kesulitan
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 20

membaca), disgrafia (kesulitan menulis), diskalkulia (kesulitan berhitung), dan


masalah-masalah akademis, kinestetik-jasmani, dan spasial, bahkan
ketidakmampuan dalam kecerdasan antarpribadi.
Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan
belajar ialah:
1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah dibawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan.
6. Menunjukkan gejala yang kurang wajar.
Menurut Burton, mahasiswa dapat dianggap mengalami kesulitan belajar bila
menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajarnya. Definisi
kegagalan menurut Burton:
1. Tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
materi (mastery leveI) yang telah ditetapkan guru (criterion referenced).
Siswa-siswa ini dapat dikategorikan kedalam lower group.
2. Tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
(berdasarkan tingkat kemampuannya, intelegensi, bakat). Siswa kategori ini
dapat dikategorikan Under-achiever.
3. Tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian
sosial, sesuai pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu.
Kelompok jenis ini dikategorikan kelompok slow-learner.
4. Tidak dapat mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat
bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran selanjutnya. Siswa ini dapat
digolongkan kepada slow-learner atau belum matang (immature) sehingga
harus jadi pengulang (repeater).

Dari empat pengertian tersebut dapat disimpulkan siswa dapat diduga


mengalami kesulitan belajar bila siswa tersebut tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi tertentu.
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 21

1. Patokan Gejala Kesulitan Belajar


Kemajuan belajar seseorang dapat dilihat dari segi pengalaman belajar yang
harus dicapai setiap kompetensi dasar. Dalam hal ini kriteria kesulitan
belajar dapat ditetapkan berdasarkan empat hal, yaitu: tujuan pendidikan,
kedudukan dalam kelompok, perbandingan antara potensi dan prestasi, dan
keperibadian.
a. Tujuan Pendidikan
Dalam keseluruhan program pendidikan, tujuan pendidikan merupakan
komponen yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan
pendidikan. Adapun standar perolehan standar belajar bilamana siswa
siswa menunjukkan masrety learning (ketuntasan belajar yang
ditetapkan SKM).
b. Kedudukan Dalam Kelompok
Kedudukan dalam kelompok akan merupakan suatu ukuran dalam
pencapaian hasil belajar. Nilai yang dicapai seseorang baru dapat
memberikan arti yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi
orang lain dalam kelompoknya.
c. Perbandingan Antara Potensi dan Prestasi
Prestasi yang dicapai belajar siswa bergantung pada potensi yang
dimilikinya. Siswa yang mempunyai potensi yang tinggi cenderung
mempunyai prestasi yang tinggi, dan sebaliknya.
d. Kepribadian
Hasil belajar yang dicapai siswa akan nampak dalam keseluruhan
kepribadian siswa. Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahan
dalam aspek-aspek kepribadian.
Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola
kepribadian tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan
sebaliknya.

2. Kesulitan Belajar Sebagai Masalah Psikologis


Kesulitan belajar merupakan salah satu masalah dalam proses
pendidikan yang menuntut pemecahan dengan segera dan cermat. Gejala
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 22

kesulitan belajar mempunyai pengaruh yang langsung maupun tidak


langsung terhadap proses pendidikan secara keseluruhan.
Karena adanya kesulitan belajar, siswa yang megalaminya tidak
berhasil mencapai tujuan, prestasi belajarnya rendah dibandingkan dengan
kelompoknya, prestasi yang tidak sesuai dengan potensinya menunjukkan
beberapa tingkah laku yang salah. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan
putus sekolah atau tidak lulus. Hal-hal tersebut juga dapat mempengaruhi
psikologi siswa. Siswa yang mengalami kesulitan akan cenderung
mengalami kecemasan, frustasi, mengalami gangguan emosi, masalah
penyesuaian diri, dan gangguan psikologis lainnya.
Ciri-ciri kepribadian dengan prestasi belajar adalah sebagai berikut:
a. Lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu
mengontrolnya.
b. Kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang kepercayaan kepada
diri sendiri.
c. Kurang mampu mengikuti otoritas.
d. Kurang mampu dalam penerimaan sosial.
e. Lebih banyak mengalami konflik dan ketergantungan.
f. Kegiatannya kurang berorientasi akademis dan sosial.
g. Hasil-hasil belajar lain menunjukkan bahwa mereka yang tergolong
underachiever ditandai dengan sikap negatif terhadap sekolah,
kurang berminat dalam membaca, menghindari persaingan, rendah
tanggung jawab, dan seterusnya.
Motivasi akademisinya, kurang mampu menggunakan uang, kurang mampu
membaca dan menghitung, menunjukan gejala-gejala psikotis dan neurotis, tidak
mempunyai tujuan, kuarng serius, merasa kurang disenangi orang lain, kurang percaya
diri dan aktivitasnya kurang berorientasi pada kehidupan.
Dari uraian diatas, jelaslah bahwa uraian belajar bersifat kompleks baik dalam
gejala, latar belakang maupun akibat-akibat yang ditimbulkan. Latar belakang
kesulitan belajar bersifat psikologis, sosio kultural, dan fisiologis, baik secara
eksternal maupun internal. Gejala yang timbul tidak hanya semata-mata pada prestai
belajar tetapi juga pada aspek kepribadian dan penyesuaian diri. Demikian halnya
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 23

dengan kesulitan belajar, tidak hanya menimbulkan hambatan pedagogis tapi juga
psikologis. Disebut demikian karena kesulitan belajar berakar pada masalah psikologis
terutama gangguan kepribadian diri dan penyesuaian diri. Karena merupakan masalah
psikologis jadi penanganannya juga harus menggunakan pendekatan psikologis pula.
Penanganan yang diberikan tidak hanya bersifat pembelajaran pedagogis saja,
melainkan penanganan dengan psikologis yang bersifat teraputik. Bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar perlu bantuan untuk memahami dirinya dan mengarahkan
agar perkembangannya tercapai secara optimal. Oleh karena itu untuk mengatasi
masalah psikologis tersebut lebih efektif melalui bimbingan dan konseling.

C. Aplikasi Kecerdasan Majemuk Dalam Pembelajaran


Teori kecerdasan majemuk memiliki implikasi bagi guru dalam pembelajaran.
Teori tersebut menjelaskan bahwa kesepuluh kecerdasan tersebut diperlukan bagi
individu agar dapat produktif dalam masyarakat. Oleh karena itu guru hendaknya
memandang semua kecerdasan itu penting dalam kehidupan. Tetapi dalam pendidikan
tradisonal tidak dimikian, dalam pendidikan tradisonal lebih mementingkan
pengembangan dan penggunaan kecerdasan linguistik dan matematis. Dengan
demikian, dari adanya teori kecerdasan majemuk memiliki implikasi bahwa
seharusnya guru mengajar dalam perspektif yang lebih luas dibandingkan
pembelajaran selama ini.
Kecerdasan majemuk dapat diaplikasikan dalam berbagai cara dan pada
berbagai aspek pembelajaran. Berikut beberapa aplikasi kecerdasan majemuk yang
akan dikemukakan dengan perencanaan pembelajaran, penngembangan strategi
pembelajaran, dan pengembangan penilaian, yakni:
1. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk.
Adalah kegiatan perencanaan pembelajaran dengan memperhatikan dan
menggunakan kedelapan jenis kecerdasan yang dikemukakan Gardner. Untuk
merancang pembelajaran yang memuat kecerdasan majemuk dapat mengikuti
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Penetapan Suatu Sasaran Belajar atau Topik yang Spesifik
Sasaran belajar atau topik dalam kegiatan pembelajaran hendaknya
ditetapkan secara spesifik dan jelas.
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 24

b. Pengajuan Pertanyaan-pertanyaan Pokok Berkaitan dengan Kecerdasan


Majemuk
Berdasarkan topik yang telah ditetapkan tersebut kemudian guru
membuat pertanyaan yang mengarah dan memasukan kedelapan
kecerdasan tersebut untuk mengkaji topik.
c. Pembuatan Pertimbangan Berbagai Kemungkinan
Guru mempelajari teknik dan materi belajaryang layak untuk mengkaji
topik dari berbagai jenis kecerdasan siswa. Serta mempertimbangkan
kemungkinan lain yang efektif bagi kegiatan pembelajaran.
d. Curah Pendapat
Guru mulai mendaftar strategi belajar-mengajar yang cocok untuk setiap
kecerdasan dalam mempelajari topik yang telah ditentukan. Curah
pendapat ini akan lebih baik jika dilakukan dengan kolega sehingga guru
dapat terstimulasi pemikiran tersebut.
e. Pemilihan Aktivitas Yang Layak
Dari curah pendapat tentang strategi pembelajaran sebelumnya kemudian
dipilih strategi pembelajaran yang paling efektif bagi tujuan
pembelajaran.
f. Penetapan Rencana Pembelajaran
Berdasarkan strategi pembelajaran yang dipilih kemudian ditetapkan
rencana pembelajaran di sekitar topik atau sasaran belajar yang telah
dipilih.
g. Impelmentasi Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajar tersebut dimodifikasi dan dilaksanakan sesuai
dengan keperluan untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama
pelaksanaan pembelajaran.

2. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk.


Teori kecerdasan Majemuk memberikan kesempatan bagi strategi
pembelajaran dengan mudah diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam hal ini strategi yang dimaksud adalah strategi yang digunakan oleh guru
yang baik. Disisi lain teori kecerdasan majemuk memberikan kesempatan bagi
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 25

guru untuk mengembangkan strategi yang baru dalam pembelajaran. Diantara


strategi pembelajaran pokok untuk setiap kecerdasan adalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran bagi kecerdasan verbal-linguistik.
Bercerita, curah pendapat, perekaman, penulisan jurnal, dan penerbitan
b. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan logis-matematis.
kuantifikasi dan kalkulasi, pertanyaan sokrates, Heuristik, dan berpikir
ilmiah
c. Strategi pembelajaran kecerdasan visual-spasial.
Visualisasi, isyarat warna, metapora, sketsa ide, dan symbol grafis
d. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan kinestetik.
Jawaban dengan menggunakan isyarat tubuh, teater kelas, konsep-konsep
kinestetik, manipulasi objek, dan peta tubuh.
e. Strategi pembelajaran untuk intelegensi musik.
Irama dan lagu, diskografis, musik supermemori, konsep-konsep musik,
dan musik layak suasana
f. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan antarpribadi.
Berbagi dengan teman sebaya, simulasi, kelompok koorperatif, dan
tutorial silang usia
g. Strategi pembelajaran untuk kecerdasan intrapribadi.
Kegiatan satu menit refleksi, koneksi pribadi, pilihan waktu, saat-saat
ekspresi emosi dan belajar mandiri,
h. Strategi pembelajaran kecerdasan naturalis.
obervasi, klasifikasi dan organisasi, komparasi, pajan tumbuhan dan
binatang, dan wisata alam.
i. Strategi pembelajaran kecerdasan eksistensi.
Mengalami tingkat kesadaran yang memuncak dan mampuan untuk
menempatkan diri sendiri
j. Strategi pembelajaran kecerdasan spiritual.
Tidak akan putus harapan, melantunkan puja dan puji syukur

3. Pengembangan Penilaian Berbasis Kecerdasan Majemuk


Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk adalah kegiatan
pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 26

mengembangkan setiap jenis kecerdasan yang dimiliki berdasarkan kelemahan


dan kekuatan yang dimiliki siswa. Cara belajar siswa beragam tergantung
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki siswa. Karena itu menilai kemajuan
siswa dengan hanya cara yang sama untuk setiap siswa tidak memcerminkan
kekuatan dan kelemahan siswa.
Untuk itu perlu ada cara menilai kemajuan siswa yang cocok dengan cara
belajar setiap siswa. Karena itu teknik pembelajaran otentik adalah teknik
pembelajaran yang tepat untuk mengetahui kemajuan siswa dalam konteks ini.
Teknik ini lebih disesuainkan dengan kondisi siswa. Dalam teknik ini
memberikan siswa untuk menunjukkan performa belajar sesuai dengan cara
mereka sendiri dengan menggunakan kecerdasan mereka yang berbeda-beda.
Beberapa teknik otentik anatra lain partofolio, proyek mandiri, jurnal siswa,
penyelesian tugas kreratif, catatan anekdot, observasi, dan wawancara.

Pada film I’m Not Stupid Tom berbakat dalam bidang Teknologi Informasi, ini
menandakan bahwa Kecerdasan Matematis-Logis Tom yang menonjol dibandingkan
kecerdassan lainnya. Selain itu Tom juga pandai dalam menulis dalam blognya, ini
mengindikasikan bahwa Tom bukan hanya mempunyai kecerdasan Matematis-Logis
yang baik, tetapi juga Kecerdasan Linguistik yang baik pula.

Sedangkan adik Tom “Jerry” mempunyai kecerdasan Kinestetis-Jasmani yang


lebih mmenonjol dalam dirinya, ini dibuktikan dengan terpilihnya Jerry sebagai aktor
utama dalam pementasan drama di sekolahnya, selain mempunyai Kecerdasan
Kinestetis-Jasmani yang baik Jerry juga mempunyai kecerdasan Interpersonal yang
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 27

baik, sehingga dia dapat mengerti perasaan orang lain dan dapat menghibur parra
penonton. Demikian pula sahabat sekolah Tom dia seka berkelahi dan di sekolahnya ia
mewakili sekolahnya dalam kejuaraan bela diri, ini mengindikasikan bahwa teman Tom
tersebut lebih menonjol Kecerdasan Kinestetis-Jasmaninya daripada kecerdasan yang
lainnya.

Sedangkan dalam film Freedom Writen Ms. G menulis sebuah buku dari jurnal
harian murid-muridnya yang sebelumnya telah ditulis oleh mereka (editor), ini
mengindikasikan bahwa kecerdasan Linguistik Ms. G menonjol. Bukan hanya
Kecerdasan Linguistik saja, tetapi Ms. G juga mempunyai Kecerdasan Interpersonal
yang baik, ini dibuktikan dengan Mrs.Gmampu berinteraksi dengan muridnya
menggunakan berbagai cara. Dapat merasakan perasaan, pikiran, dan tingkah laku, serta
harapan murid-muridnya. Ms. G juga pandai mempengaruhi muridnya yang awalnya
acuh menjadi lebih patuh. Selain itu Ms. G tertarik pada perbedaan budaya dan kegiatan
sosial. Para siswa Ms. G di usia remaja mereka memiliki Kecerasan Intrapersonal yang
baik. Para siswa mampu merenung dan memehami diri sendiri dan bertindak
berdasarkan pengalaman tersebut. Tidak hanya itu, beberapa diantara mereka juga
pandai dalam beberapa hal lainnya, misalkan dalam bidang musik, dan lainnya.

Pada dasarnya setiap individu mempunyai kecerdasan yang menonjol dari


delapan jenis kecerdasan yang ada. Beberapa tokoh tersebut menunjukkan bahwa setiap
individu memungkinkan untuk mempunyai beberapa kecerdasan yang menonjol (tidak
hanya satu kecerdasan) atau bisa kita sebut Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelegency). Hal ini (kecerdasan majemuk) dapat diraih dengan berbagai cara sesuai
dengan minat dan bakat kemampuan masing-masing individu.
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 28

DAFTAR RUJUKAN

Amstrong,T. 1994. Multiple Intelligences in The Classroom. Alexandria, Virginia:


ASCD.
Amstrong, T. 1999. Seven Kinds of Smart. Alih Bahasa T. Hermaya (2002) Jakarta:
Gramedia.
Brualdi, A.c. 1996. Multiple Intelligences: Gadner’s theory. Wasington DC: ERIC
Clearing and Evaluation.
Christison, M.A. dan Kennedy, D. 1999. Multiple Intelligence: Theory in adult ESL.
Wahington DC: Nation Clearing House for ESL Literacy Education.
Gage, N.L. dan Berliner, D.C. 1991. Education Psychology. Boston: Hougton Mifflin.
K e c e r d a s a n M a j e m u k | 29

Gadner, H. 1983. Frames of Minds: The Theory of Multiple Intelligences. New York:
Basic Books.
Gadner, H. 1993. Multiple Intelligences: Theory in Practice. New York: Basic Book.
Hidayah, N. Dan Ramli. 2002. ”Kecerdasan Ganda dan Implikasinya Pada
Pembelajaran”. Materi Diklat Instruktur IPS dan PMP Nasional. Malang:
PPPG IPS dan PMP Malang.
Lazear, D.G. 1991. Seven Knowing: Teaching for Multiple Intelligences. Australia:
Hawker Brownlow Education.
McGrant, H. Dan Noble, T. 1996. Seven Way at Once. Melbourne: Addison Wesley
longman.

Anda mungkin juga menyukai