RENDAH SITUASIONAL”
Oleh :
KELOMPOK 8
Puji Syukur atas kehadiran Allah SWT, atas segala karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL”. Sholawat serta salam penulis panjatkan
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya.
Dalam kesempatan ini, Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada semua
pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Penghargaan setinggi-tingginya kami
ucapkankepada yang terhormat Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak guna perbaikan dan
kelengkapan penyusunan makalah ini. Harapan Kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 8
1
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang............................................................................. 3
1.3 Tujuan........................................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah........................................................................ 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................. 15
4.2 Saran........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa
kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan sosial,
pengangguran, masalah dalam pernikahan, kesulitan ekonomi, tekanan di pekerjaan dan deskriminasi
meningkatkan resiko penderita gangguan jiwa akan terus menjadi masalah dan tantangan bagi tenaga
kesehatan (suliswati dkk, 2005).
Harga diri merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan harga diri rendah atau harga diri yang
tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. (Abdul Muhith, 2015)
WHO 2009 memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar
10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan mengalami
gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Berdasarkan data hasil riskesdas tahun 2013
menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat, termasuk skizofrenia, mencapai 1,7 per mil atau 1-2 orang dari
1.000 warga di Indonesia.
Berdasarkan data dari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang- Malang pada tahun 2016
didapatkandata dari bulan maret-mei tercatat jumlah pasien mencapai 105 orang yang menderita harga diri
rendah.Spiritualitasadalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
(Achir Yani H, 2008).
Spiritualitas meliputi aspek berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan, menemukan arti dan tujuan hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber
dan kekuatan dalam diri sendiri, mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang
Maha Tinggi.Bimbingan spiritual terstruktur dapat meningkatkan harga diri seseorang, melalui bimbingan
spiritual terstruktur seseorang diajak untuk berfikir positif dan memaknai arti kehidupan.(Kusuma, 2015).
Menurut Dadang H (2005) pakar dan praktisi konseling dan psikoterapi Islam, menyatakan bahwa
doa dapat memberikan rasa optimis, semangat hidup dan menghilangkan perasaan putus asa ketika seorang
menghadapi keadaan atau masalah-masalah yang kurang menyenangkan baginya
Sumber dan kekuatan dalam diri sendiri, mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan
dengan Yang Maha Tinggi.(Bachtiar, 2012).
3
1.2 TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Kriteria yang diambil pada partisipan
adalah klien yang didiagnosa harga diri rendah,jumlah partisipan 2 orang.Pengumpulan data menggunakan
dokumentasi, wawancara dan observasi.
Analisa data dilakukan dengan cara pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perasasaan negatif terahdap diri sendiri atau
kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak beradaya yang berlangsung dalam waktu lama
dan terus menerus. (Buku SDKI)
Harga diri rendah situasional adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
Harga diri (self esteem) adalah penilaian tentang individu dengan menganalisa kesesuaian prilaku
dengan ideal diri.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif,yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.Individuyang mempunyai harga
diri rendah cenderung untuk menilainya negatif dan merasa dirinya lebih rendah dari orang lain.(Stuart dan
sundeen,1991).
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi
diri yang negatif tentang kemampuan atau diri.(Carpenito, Lynda Juall-Moyet, 2007)
2.2 PENYEBAB
1. Perubahan pada citra tubuh
2. Perubahan peran sosial
3. Ketidakadekuatan pemahaman
4. Perilaku tidak konsisten dengan nilai
5. Kegagalan hidup berulang
6. Riwayat kehilangan
7. Riwayat penolakan
8. Transisi perkemabngan
Subjektif :
3. Berjalan menunduk
BAB III
PEMBAHASAN
6
3.1 ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasar manusia (KDM), dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan berpedoman
pada standart keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. (DPP PPNI,1999).
1. Pengkajian
1. Klien 1 : Klien tidak berguna karena tidak bisa menjadi tukang punggung keluarga, karena
yang menjadi tulang punggung adalah istrinya.
2. Klien 2 : mengatakan dirinya tidak berguna karena tidak bisa membanggakan ibunya, dan bisa
tidak menyenangkan ibunya.
Pada klien harga diri rendah tanda dan gejala meliputi perasaan malu terhadap diri sendiri
akibat penyakit, rasa bersalah terhadap diri sendiri, merendahkan martabat.(Abdul Muhith,
2015).
Berdasarkan fakta yang ada saat pengkajian, sebagian sudah sesuai dengan teori yaitu malu, perasaan
yang tidak berguna, rasa bersalah.
2. Diagnosa keperawatan
Klien 1 dan 2 yaitu merasa tidak berguna, merasa bersalah terhadap diri sendiri, ingin bunuh diri.
Masalah keperawatan yang muncul pada :
1. Klien 1: Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan peran ditandai dengan
menilai diri negatif.
2. Klien 2: harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan peran sosial ditandai
dengan perubahan pada citra tubuh.
Menurut Abdul Muhith (2015), masalah keperawatan yang muncul pada harga diri rendah adalah
gangguan konsep diri: harga diri rendah, keputusasaan, isolasi sosial, resiko perilaku kekerasan.
3. Intervensi
Intervensi yang dibuat untuk masalah klien harga diri rendah yaitu membina hubungan saling
percaya, mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, memberi pujian kepada klien,
membuat jadwal kegiatan klien. Adapun terapi farmakologi:
klien 1: resperidone 2 mg
4. Implementasi
Implementasi klien yang sudah diberikan selama 3 hari perawatan kemarin, yaitu: melakukan
tindakan terapi bimbingan spiritual, memperkenalkan nama dan alamat klien, meminta klien menceritakan
pengalamannya, menanyakan ke masing-masing klien apa kekurangannya dan apa kelebihannya serta
memberi pujian meminta klien menulis hal-hal yang positif tentang dirinya, memberi pujian pada setiap
peran serta klien.
Menurut teori kelliat (2005) jenis terapi bimbingan spiritual dibagi menjadi empat, yaitu dzikir,
sholat, membaca do’a dan membaca shalawat.Dari empat jenis terapi bimbingan spiritual diatas yang
paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep harga diri rendah adalah terapi bimbingan
spiritua terstruktur.Terapi bimbingan spiritual terstruktur adalah terapi yang menggunakan materi atau
ceramah yang terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok, hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
Berdasarkan implementasi 3 hari perawatan yang sudah di rencanakan sesuai teori, terdapat
kesesuaian antara fakta dilapangan dan teori yang ada, karena semua intervensi yang ada pada teori sangat
mendukung untuk terapi bimbingan spiritual pada klien gangguan jiwa harga diri rendah dan klien
mengikuti terapi bimbingan spiritual.
5. Evaluasi
Evaluasi dari hasil implementasi 3 hari perawatan yang sudah diberikan pada klien harga diri rendah,
didapatkan hasil yaitu:
klien 1: ada kontak mata dan merasa senang,
klien2: mau berjabat tangan, merasa senang.
Menurut Lilik ma’rifatul (2011) evaluasi yang harus dicapai adalah klien ada kontak mata,
menunjukkan rasa senang, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau mengutarakan masalah
yang dihadapi dalam melakukan terapi bimbingan spiritual. Berdasarkan teori dan fakta terdapat
kesesuaian pada klien harga diri rendah setelah klien dilakukan terapi bimbingan spiritual yaitu klien ada
kontak mata, merasa senang, mau berjabat tangan, mau menjawab salam.
8
3.2 GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISA DATA
Nama : Pasien 1
Usia :-
2
Data mayor :Klien 2: mengatakan dirinya Harga diri Faktor predisposisi
tidak berguna karena tidak bisa rendah
membanggakan ibunya, dan bisa situasional Ideal diri tidak realistis
tidak menyenangkan ibunya.
9
No Tanggal Diagnosis keperawatan Tgl teratasi Tanda
tangan
1 12 September 2020 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan
08.00 WIB perubahan peran ditandai dengan menilai diri negatif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
10
Diagnosis : Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan peran ditandai dengan menilai
diri negatif.
Harga diri
Definisi :
Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan sebagai respon terhadap situasi saat ini.
Ekspektasi : Meningkat
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan intervensi selama 6 jam, maka Harapan meningkat dengan hasil
11
3. perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
4. meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun
RENCANA TINDAKAN
Observasi :
- Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan ketidakberdayaan
- Identifikasi pandangan tentang hubungan antara spiritual dan kesehatan
- Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
- Identifikasi kekuatan dalam beragama
Terapeutik :
- Berikan perasaan mengekspresikan perasaan tentang penyakit dan kematian
- Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan marah secara tepat
- Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama masa ketidak berdayaan
- Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktifitas spiritual
- Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
- Fasilitasi kegiatan ibadah
Edukasi :
- Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman dan atau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan imaginasi terbimbing
Kolaborasi :
- Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. Ustadz, pendeta, romo, biksu)
IMPLEMENTASI
Tanggal No. Jam Tindakan Keperawatan Respon Klien TTD
DX Nama terang
12
S : pasien mengatakan mampu dan mau
2. Anjurkan berinteraksi dengan
berinteraksi dengan keluarga
keluarga, teman dan atau
orang lain
O : pasien terlihat tenang
EVALUASI
P:
1. Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup, jika perlu
2. Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman dan atau orang lain
13
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pengkajian
Dari data hasil pengkajian dapat disimpulkan dengan klien harga diri rendah munculnya perasaan malu
terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan yang telah diperbuat, merasa bersalah terhadap diri
sendiri, kurang percaya diri.
2. Diagnosa
Dari pengkajian diatas muncul diagnosa keperawatan yaitu harga diri rendah situasional.
3. Intervensi
Intervensi yang dilakukan sama dengan teori yaitu membina hubungan saling percaya, mendiskusikan
aspek positif yang dimiliki, memberi pujian pada klien, membuat jadwal kepada klien.
14
4. Implementasi
Implementasi yang diberikan pada klien sesuai dengan intervensi yang direncanakan yaitu terapi
bimbingan spiritual peningkatan harga diri rendah.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi yang didapatkan pngkajian hingga implementasi yaitu klien ada kontak mata, merasa
senang, mau berjabat tangan, mau menjawab salam.
SARAN
Bagi klien yang dilakukan asuhan keperawatan harus melakukan kegiatan yang sudah
dijadwalkan.Untuk pembaca asuhan keperawatan terapi bimbingan spiritual peningkatan harga diri rendah
dapat melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan.Bagi penulis selanjutnya dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien harga diri rendah disarankan melakukan asuhan keperawatan lebih lanjut untuk
mempertimbangkan terapi bimbingan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ml. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Carpenito, L.J. Buku Saku Keperawatan. Alih Bahasa: Yasmin. Edisi 10. Jakarta: EGC
Fitria, Nita. 2007. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Salemba
15