Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA,MORAL DAN NILAI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


‘ETIKA UMUM ’

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
YULIANTI AULIA
PUTRI PAMILA
MEIKA ANGGRAINI LESTARI
TIARA WIDYA SARI
ADILLAH GUSTINI
ADESTIA ALYANISA

TINGKAT: 1.B
DOSEN PEMBIMBING : HENI SUMASTRI ,S.Pd M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya
sehingga kelompok 3 ini bisa menyelesaikan Makalah ini. Shalawat dan salam atas Nabi
Muhammad saw. Semoga kia termasuk umatnya yang mendapat syafaat-Nya di hari
kemudian kelak. Amiin.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah dengan judul
ETIKA,NILAI DAN MORAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN dalam mata kuliah
ETIKA UMUM. Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin dan semampu
kelompok 5 yang masih belajar ini. Untuk itu mohon maaf jika di dalam Makalah ini
terdapat kalimat yang salah atau kurang tepat.

Terimakasih banyak kepada dosen yang telah membimbing, sehingga kelompok


ini bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Akhir kata kelompok ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita semua dan
memberikan manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan.
Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Muara Enim, 10 Maret 2021

Hormat Kami
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani etos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan  tingkah laku manusia; adat; akhlak; watak; perasaan;
sikap; dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurur
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti : ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah
(Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan
hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan
peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawabmenolong persalinan. Dalam hal ini bidan
mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang
memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan
dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dunia, juga
mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu
pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat
dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan
etik Mungkin saja akan terjadi juga dalam  praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri,
tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi Kesehatan lainnya, mempertanggung
jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang praktek mandiri menjadi
pekerja yang bebas. Mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan pada bidan terhadap masyarakat

C. Tujuan Penulisan
Untuk mendapatkan bagaimana penyerapan dan pembentukan nilai etika kebidanan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

BAB 2
PEMBAHASAN
Pengertian etika
Berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan
dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Istilah Etika digunakan untuk menyebut ilmu dan
prinsip dasar penilaian baik buruknya perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap
ajaran moral.
Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik atau buruk
manusia dalam mencapai kebahagiaan.
Modal dasar dalam etika adalah perilaku,,sedang perilaku manusia dipengaruhi oleh
pikiran dan hati (perasaan).

c. Pengertian Nilai
Nilai pada hakikatnya suatu sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, namun
bukan objek itu sendiri. Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia, yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan
berperilaku baik disadari maupuin tidak disadari. Nilai merupakan harga untuk manusia sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran, kemanusiaan (Kamus Bahasa Indonesia, 2000). Nilai
akan lebih bermanfaat dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka harus lebih di
kongkritkan lagi secara objektif, sehingga memudahkannya dalam menjabarkannya dalam
tingkah laku, misalnya kepatuhan dalam norma hukum,
norma agama, norma adat istiadat dll.

d. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata mos (mores) yang artinya kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah
ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia.
Seorang yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam
masyarakatnya ,dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya, terjadi
sesuatu yang melanggar, pribadi itu dianggap tidak bermoral. 
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji,
dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma, moral pun dapat
dibedakan seperti moral keTuhanan atau agama, moral, filsafat, moral etika, moral hukum, moral
ilmu, dan sebagainya.
Nilai, norma dan moral secara bersama mengatur kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspeknya.

Pengenalan Etika Umum


1.      Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan
tingkah laku nyata kita. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti kita menghancurkan integritas
kepribadian kita dan mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan
kenyataan bahwa manusia mempunyai esadaran. Berikut ini ada beberapa contoh-contoh
pengalaman hati nurani sesuai lingkup pemgalaman tugas sebagai bidan
2.      Hati Nurani
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung jawab, sehingga pengertian
manusia bebas dengan sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab tanpa
kebebasan.

Batas-batas kebebasan meliputi :


a.       Faktor internal
b.      Lingkungan
c.       Kebebasan orang lain
d.      Generasi penerus yang akan datang
3.      Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik , sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang
menyenangkan, sesuatu yang disukai, sesuatu yang diinginkan.
4.      Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan degan kewjiban yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum objek.
5.      Amoral dan Immoral
Menurut Oxford Dictionary kata amoral dijelaskan sebagai unconcerned with, out of spere of
moral, non moral, diluar etis,Non moral. Sedabgkan Immoral berarti opposed to morality,
morally evil, yang berarti tertengtang dengan moralitas yang baik, secara moral butuk, tidak etis.
6.      Moral dan Agama
Agama mempunyai hubungan erat dengan moral. Dasar terpenting drai tingkah lak moral
dalh agama. Mengapa perbuatan itu boleh atau tidak boleh dilakukan, dasarna adalah agama
melarang untuk melakukannya. Agama mengatur bagaimana cara kita hdup. Setiap agama
mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi setiap penganutnya. Dalam agama
kesalahan moral adalah dosa, tetapi dari sudut filsafat moral , kesalahan moral adalah
pelanggaran prinsip etis,. Bagi penganut agama, Tuhan adalah jaminanberlakunya tatanan moral.

C.    Kode Etik Bidan Indonesia


Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/ Mengkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia. Deskripsi Kode
Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal
dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Berikut ini
merupakan kode etik Bidan Indonesia.
1.      Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan yang luhur demi
tercapainya :
a.       Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
b.      Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
c.       Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia.
Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah
persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia Mensiptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang
disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap
bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan Kesehatan Keluarga
pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada
saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas
sentral dari para bidan.

D.    Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan


Kemajuan ilmu pngetahuan dan tehnologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan. Menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan
berkualitas.
Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman tentang
etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam memberikan asuhan
kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien.
Etika merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau salah,
kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan
konsep yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-
nilai yang dianutnya.

E.  Ciri-ciri Profesional Bidan


1.      Menurut T. Raka Joni, 1990 adalah sebagai berikut
-          Menguasai visi yang mendasari ketrampilan
-          Mempunyai wawasan filosofi
-          Mempunyai pertimbangan rasional
-          Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
2.      Menurut CV. Good
-          Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku
-          Memiliki kecakapan profesional sesuai persyaratan yang telah dibakukan (organisasi
profesi, pemerintah)
-          Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah
3.      Menurut Scein EH
-          Terikat degan pekerjaan seumur hidup
-          Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan pemilihan kariernya
dan mempunyai komitmen seumur hidup
-          Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus melalui pendidikan
dan pelatihan
-          Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip dan teori
-          Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan klien
-          Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan objektif klien
-          Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otonomi dalam
mempertahankan tindakannya
-          Membentuk perkumpulan profesi peraturan untuk profesi
-          Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya, pengetahuan mereka dianggap
khusus
-          Tidak diperolehkan mengadakan advertensi klien

 Perilaku Etis Profesional Bidan


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan kebidanan yang
berkualatas berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan kebidanan.
Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada
forum atau kegiatan ilmiah baik formal atau non formal dengan teman, sejawat, profesi
lain maupun masyarakat. Salah satu perilaku etis adalah bila bidan menampilkan prilaku
pengambilan keputusan yang etis dalam membantu memecahkan masalah klien. Dalam
membantu memecahkan masalah ini bidan menggunakan dua pedekatan dalam asuhan
kebidanan, yaitu :
1.      Pendekatan berdasarkan prinsip
Pendekatan berdasarkan prinsip sering dilakukan dalam etika kedokteran atau kesehatan
untuk menawarkan bimbingan tindakan khusus.
2.      Pendekatan berdasarkan asuhan atau pelayanan
Bidan memandang care atau asuhan sebagai dasar dan kewajiban moral. Hubungan bidan
dengan pasien merupakan pusat pedekataan berdasarkan asuhan, dimana memberikan
perhatian khusus kepada pasien.

G.    Hak dan Kewajiban Pasien


1.      Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :
·         Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan Peraturan yang berlaku
di Rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
·         Pasien berhajk atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur
·         Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi
·         Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tan
diskriminasi
·         Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai dengan keinginannya
·         Pasien berhak mendapat informasi yang melipiti kehamilan persalinan, nifas dan
bayinya yang baru dilahirkan
·         Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses persalinan berlangsung
·         Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit,dll
2.      Kewajiban pasien
·         Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
·         Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya
·         Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat
·         Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

H.    Hak dan Kewajiban Bidan


1.      Hak bidan
·         Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya
·         Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang
pelayanan kesehatan
·         Bidan berhak menolak keinginan pasien /klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan, dan kode etik profesi
·         Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
·         Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang
sesuai
·         Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan
·         Bidan berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai
2.      Kewajiban bidan
·         Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
bidan tersebut dengan rumah bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
·         Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien
·         Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
·         Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga
·         Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga
·         Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga
·         Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga
·         Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuia
dengan keyakinan
·         Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien
·         Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan
serta resiko yang mungkin dapat timbul
·         Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang akan dilakukan
·         Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
·         Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal
·         Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan

I.       Etika Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh layanan kesehatan.
Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan
termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain : perbaikan status gizi
bayi, cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka kematian Ibu, menurunnya angka
kelahiran bayi, cakupan penanganan kasus beresiko, meningkatkan cakupa pemeriksaan
antenatal.
Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi
perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan. Keadilan dalam sumber
daya pelayanan dimulai dari : pemenuahan kebutuhan klien sesuai, sumber daya
pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan pelayan kebidanan, dan keterjangkauan
tempat pelayanan. Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama untuk terlaksananya
pelayan kebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai kebutuhan klien,
tidak  membedakan pelayanan siapapun.

J.      Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap institusi
pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari
beberapa praktisi atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya
satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas
wewenangnya. Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran
bidan diatur dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.
1.      Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami dan telah
menetapkan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk
memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien
belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang
kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang
kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan memberikan informasi yang lengkap
mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai
dengan pengetahuan dan keyakinannya.
2.      Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan
pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan
dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan makin
tinggi, karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi, dimana akses
informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik di ruang kuliah maupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum yang
sering digunakan, termasuk diluar kalangan cendekiawan. Dalam profesi bidan “etika” lebih
dimengerti sebagai filsafat moral. Berdasarkan pembahasan diatas kita telah mengetahui
etika serta nilai dalam profesi kebidanan. Dengan kita mengetahui nilai etika kebidanan maka
dalam penyerapan dan pembentukan nilai oleh tenaga bidan dapat dilakukan dengan tepat
dan tidak melenceng dari nilai serta kode etik kebidanan.

B.            Saran
Diharapkan tenaga bidan memhami tentang apa itu etika kebidanan sehingga dengan mudah
menyerap dan membetuk nilai etika kebidanan. Sehingga pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat tidak mengecewakan dan tidak ada pihak yang dirugikan

Anda mungkin juga menyukai