0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut merupakan tugas hukum dan masyarakat yang membahas tentang nikah siri dan resmi, perbedaan keduanya, serta konsekuensi hukum masing-masing. Dokumen juga membahas peran dan konsekuensi hukum notaris dan PPAT dalam proses jual beli tanah.
Dokumen tersebut merupakan tugas hukum dan masyarakat yang membahas tentang nikah siri dan resmi, perbedaan keduanya, serta konsekuensi hukum masing-masing. Dokumen juga membahas peran dan konsekuensi hukum notaris dan PPAT dalam proses jual beli tanah.
Dokumen tersebut merupakan tugas hukum dan masyarakat yang membahas tentang nikah siri dan resmi, perbedaan keduanya, serta konsekuensi hukum masing-masing. Dokumen juga membahas peran dan konsekuensi hukum notaris dan PPAT dalam proses jual beli tanah.
1. Apa yang dimaksud dengan nikah sirih? Jawaban : Nikah didefinisikan sebagai bentuk pernikahan yang dilakukan hanya berdasarkan aturan agama dan adat istiadat. Pernikahan ini tidak diumumkan kepada khalayak umum dan dapat tercatat resmi di KUA atau kantor catatan sipil. 2. Apa perbedaan antara nikah siri dan nikah resmi? Jawaban : Nikah sirih adalah bentuk pernikahan yang dilakukan di bwah tangan berdasarkan agama atau adat istiadat dan tanpa pengakuan resmi dari hukum Negara memang tidak tercatat di lembaga miliki Negara. Nikah siri di katakana sah-sah saja secara norma agama,tetapi beda halnya bagi norma hukum. 3. Apa konsekuensi hukum nikah siri dan nikah resmi? Jawaban : Akibat tidak adanya legalitas ini, dampak hukum lain dari status anak dari siri. Berdasarkan artikel,menurut pasal 43 ayat (1) UU perkawinan jo.putusan Mahkamah konsitusi No. 46 / PUU-VII/2010 tanggal 17 Februari 2012 tentang pasal 43 ayat (1) UU perkawinan, anak yang lahir dari perkawinan siri disamakan statusnya dengan anak diluar kawin. Dan kalau nikah resmi akan diakui keturunan nya oleh Negara. 4. Apa tugas notaris/ppat dalam jual beli tanah? Jawban: Jasa Notaris dan PPAT(pejabat pembuatan akta tanah) sangat dibutuhkan dalam proses jual beli properti. Bantuan mereka hukumnya wajib karena keduanya memiliki kewenangan mengurus beberapa dokumen dan legalitas transaksi. Anda bisa melihat contohnya pada sejumlah syarat pengurus sertifikat hingga transaksi. 5. Apa konsekuensi hukum peran notaris/ppat dalam jual beli tanah? Jawaban : Notaris memiliki kewenangan di bidang pertanahan sesuai dengan pasal 15 ayat(2) huruf F Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang jabatan notaris, tetapi tidak memiliki wewenang untuk menahan/menyimpan sertifikat. Akibat hukum berkaitan dengan kewenangan notaris menahan atau menyimpan setifikat notaris dapat dikenakan sanksi antara lain berupa sanksi teguran lisan maupun tertulis dari majelis pengawasan wilayah.