Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
6. Pasca Panen
Proses pascapanen meliputi pengumpulan, pengeringan, penyortiran dan
penggolongan, serta penyimpanan biji/benih. Setelah pengumpulan selesai,
seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur di atas tikar, anyaman bambu
atau di lantai selama 3 hari. Setelah kering sempurna dan merata, polong kedelai
akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Biji kedelai yang akan
digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji yang terpisah kemudian
ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya
9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan
atau disimpan. Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka
waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung.
Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak
langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu
lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar
9-11 % (Adisarwanto, 2006).
2.3 Macam-Macam Varietas Tanaman Kedelai
Varietas merupakan sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies
yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah,
biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat
membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu
sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan
(Handoko, 2015). Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi
penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani kedelai.
Berbagai varietas unggul yang tersedia dapat dipilih sesuai dengan kondisi
wilayah dan keinginan pasar. Penggunaan benih yang bermutu menjamin
keberhasilan usahatani (Nugrahaeni, 2014).Dasar-dasar penentuan varietas
kedelai adalah menurut umur, warna biji, dan tipe batang. Varietas kedelai yang
dianjurkan yaitu Otan 27 dan 29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti
945, Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba
1343, Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu,
Muria dan Tidar (Gani, 2000). Varietas unggul lainnya yang dapat digunakan
untuk meningkatkan produktivitas kedelai yaitu varietas anjasmoro dengan
tingkat daya hasil 2,03-2,25 t/ha, varietas detam 1 dengan potensi hasil dapat
mencapai 2,51 t/ha, serta varietas dega dengan potensi hasilnya 3,82 t/ha.
2.4 Sistem Tanam Pada Tanaman Kedelai
Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi
ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam
akan mempengaruhi kepadatan dan efesiensi penggunaan cahaya, persaingan
diantara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan
mempengaruhi produksi tanaman. Pada kerapatan rendah, tanaman kurang
berkompetisi dengan tanaman lain, sehingga penampilan individu tanaman lebih
baik. Sebaliknya pada kerapatan tinggi, tingkat kompetisi diantara tanaman
terhadap cahaya, air dan unsur hara semakin ketat sehingga tanaman dapat
terhambat pertumbuhannya (Hidayat, 2008). Jarak tanam menentukan efesiensi
pemanfaatan ruang tumbuh, mempermudah tindakan budidaya lainnya, tingkat
dan jenis teknologi yang digunakan yang dapat ditentukan oleh jenis tanaman,
kesuburan tanah, dan kelembaban tanah. Teknologi yang digunakan manual
atau mesin. Mahdi (2011) menyatakan bahwa pengaturan jarak tanam yaitu baris
tunggal (single row) dan baris rangkap (double row).
Sistem tanam kedelai umumnya adalah baris tunggal (single row), dengan
pengaturan jarak tanam berturut-turut 40 cm x 15 cm dan 40 cm x 10 cm, atau
20-25 cm x 20-25 cm, dan ditanam dua tanaman per lubang sehingga populasi
tanaman berkisar antara 350.000-500.000 per hektar. Sistem tanam kedelai yang
lain adalah baris ganda (double row) dengan ukuran jarak antar baris ganda x
antar baris x jarak tanaman dalam baris ganda 40 cm x (20 - 25 cm) x (10 -15
cm), dengan 2-3 biji/lubang (Litbang, 2014). Sistem tanam kedelai yang
diterapkan petani ialah model tanam satu barisan (single row). Namun, menurut
BBP2TP LITBANG (2015), Sistem pengaturan jarak tanam yang efektif
meningkatkan produksi tanaman yaitu sistem tanam baris rangkap (double row).
Sistem tanam double raw dirancang untuk memperbaiki lingkungan tumbuh
tanaman kedelai sehingga mampu berproduksi optimal. Sistem tanam double
row dalam pembuatan baris ganda pada pertanaman kedelai, yakni jarak antara
tanaman 160 cm dan 80 cm dan jarak didalam barisan sama yakni 80 cm.
Diantara barisan yang berukur 160 cm dapat ditanami komoditas lain seperti
umbi kayu untuk meningkatkan pendapatan petani. Penjarangan barisan ini
ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses
fotosistesis sehingga meningkatkan produktivitas tanaman (BBP2TP LITBANG,
2015).