Anda di halaman 1dari 14

KUTIPAN, CATATAN KAKI, BIBLIOGRAFI

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Sri Wahyuningsih, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Muh. Fahrul Husni (1840510060)


2. Putri Octavia ( 1840510063)
3. Sandi Rokhmawati (1840510064)

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM /PPI-C

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakangan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempenyuai struktur yang baik,
hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-
unsur yang terkait tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa
Indonesia itu sendiri. Pengalaman berbahasa yang amat berharga dalam pengembangan
kepribadian ini kemudian dikukuhkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang
yang terkenal baik yang terdapat pada buku, majalah, surat kabar, wawancara,
ensiklopedia, al-Quran dan Hadis dan internet itu sendiri. Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber
penulisan. Catatan kaki adalah keterangan tentang pengarang dari teks yang di kutip dan
di letakkan dikaki halaman. Bibliografi adalah daftar yang berisi judul buku dan bahan-
bahan–bahan penerbitan lainnya dari suatu karangan untuk memperjelas sumber dari
karangan itu sendiri.
Dengan demikian, makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami dan mengetahui
bagaimana cara penulisan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi yang baik dan benar
sesuai dengan standar yang ditetapkan Institut Agama Islam Negeri Kudus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kutipan?
2. Bagaimana cara penulisan catatan kaki?
3. Bagaimana cara penulisan bibliografi?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kutipan
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari sesesorang pengarang
atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal,
maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat
pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan disertai catatan kaki
digunakan saat penulisan skripsi, thesis, disertasi, dan makalah ilmiah yang memiliki
lebih dari 10 halaman. Dan untuk artikel dan makalah pendek yang memiliki kurang dari
10 halaman dapat menggunakan data pustaka dalam teks.1
Ada dua macam jenis kutipan:
a. “Kutipan langsung yaitu keterangan, pendirian, gagasan ataupun hasil pemikiran
orang lain secara langsung, lisan, atau tertulis kata demi kata. Kutipan ini disebut
kuotasi (direct quotations) yang merupakan salinan yang persis sama dengan
sumbernya tanpa perubahan.”
Dalam hal ini terdapat dua model pengutipan secara langsung yaitu:
 Kutipan langsung pendek adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak
lebih dari tiga baris ketikan. Kutipan ini cukup dimasukkan kedalam teks
dengan memberikan tanda petik diantara kutipan tersebut. Contoh, “Kata
kunci dalam strategi manajemen jaringan adalah bagaimana membuat para
aktor melakukan kerja sama untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan”
(Pratikno, 2007: 11).
 Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang panjangnya melebihi tiga
baris ketikan dan kutipan harus diberi tempat tersendiri dalam alinea baru.
Contoh, Dalam pidatonya dihadapan sidang BPUPKI tahun1945, Presiden
Soekarno mengobarkan semangat kemerdekaan dengan menyatakan bahwa,
“apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalisnya merajalela,
ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan,

1
Widjono HS., Bahasa Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2005, hlm. 62-66

3
cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh ibu pertiwi
yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?”.2
b. “Kutipan tidak langsung (indirect quotation) yaitu, keterangan, gagasan, pendirian
ataupun hasil pemikiran orang lain secara lisan atau tertulis yang dikutip secara
tidak langsung, artinya diungkapkan dengan susunan bahasa penulis sendiri.”
Ada dua macam jenis kutipan tidak langsung yaitu:
 Ringkasan (summary), digunakan untuk mengemukakan pokok gagasan
yang dikutip dengan menggunakan kalimat penulis sendiri.
Contoh, “Mengingat kondisi remaja pada masa kini yang mudah berubah-
ubah, ditambah rasa ingi tahu yang besar sehingga mendorong mereka
untuk melakukan tindakan coba-coba, tugas orangtua secara khusus dan
masyarakat pada umumnyalah untuk mengawasi remaja. Pengawasan ini
dimaksudkan untuk menghindarkan remaja dari pengaruh pergaulan buruk
yang akan menjerumuskan mereka kedalam perilaku-perilau negative yang
mengarah pada kenakalan remaja.” (Prajarto, 2010:34). Dari teks tersebut,
rumusan ringkasannya dapat menjadi seperti berikut, “Oleh karena remaja
berada pada fase labil, orangtua dan masyarakat harus turut mengawasi
agar remaja tidak terjerumus pada hal-hal negative” (Prajarto, 2010).
Langkah-langkah merumuskan ringkasan:
a. Baca dan pahami materi yang hendak dikutip
b. Tutup buku/artikel asli
c. Tuliskan beberapa kata kunci dari paragraf/halaman yang hendak
diringkas
d. Kembangkan kata kunci menjadi kalimat dengan menggunakan
bahasa anda sendiri
e. Baca ringkasan yang telah anda buat. Pastikan gagasan pokok yang
hendak anda kutip tersampaikan dengan baik pada kalimat
f. Cantumkan sumber kutipan sesuai dengan kaidah yang digunakan.

Jangan cantumkan kutipan langsung dalam ringkasan. Ringkasan akan


lebih bermanfaat apabila dirumuskan dalam bahasa anda sendiri.
2
Achmad Fawaid, Pengantar Pengulisan Akademik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2016, hlm. 241-242

4
 Parafrasa (Paraphrase) adalah penggabungan gagasan orang lain kedalam
suatu karyadengan kalimat sendiri tanpa harus mengidentifikasi kata kunci.
Dalam parafrasa yang terpenting adalah memahami gagasan yang hendak
disampaikan oleh penutur asli lalu menyampaikannya kembali dengan
kalimat yang disusun sendiri.
Langkah-langkah melakukan parafrasa:
Parafrasa merupakan salah satu metode pengutipan tidak langsung yang
kerap membuat penulis secara tidak sadar telah melakukan plagiasi. Untuk
menghindari hal tersebut, berikut dijelaskan langkah-langkah praktis
dalam melakukan parafrasa.
a. Baca dan pahami paragraf asli yang hendak anda parafrasa
b. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, anda bisa
membacanya berkali-kali, tetapi bukan untuk menghafalkannya
c. Setelah anda merasa paham dengan ide pokok paragraf tersebut,
singkirkan referensi yang tadi and abaca
d. Jelaskan pada diri anda sendiri maksud dari paragraph asli yang
hendak anda parafrasakan
e. Tuliskan penjelasan tersebut dalam bahasa anda sendiri
f. Alihkan sejenak pikiran dan perhatian anda dengan hal lain
g. Ketika kembali, mungkin sebagian ingatan anda akan kata demi kata
dalam paragraf asli akan hilang. Namun, hal ini justru membantu anda
menemukan kalimat anda sendiri
h. Baca dan perbaiki lagi draf yang tadi anda tulis
i. Bandingkan dengan naskah asli. Apakah kalimat yang anda susun
sudah mampu mewakiligagasan yang hendak disampaikan dalam
kalimat asli? Apakah tidak ada unsur plagiasi didalamnya?
j. Cantumkan sumber dengan kaidah parafrasa yang berlaku. 3
B. Catatan kaki (Foot Note)
Fungsi catatan kaki
1. Catatan kaki yang berupa referensi:

3
Ibid hlm. 244-247

5
a. Pengakuan akan sumber informasi
b. Memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian
c. Pembuktian kutipan naskah
d. Memperluas makna bahasan dalam naskah
e. Penunjukan bagian lain dalam naskah bagi pembaca
f. Peningkatan kualitas karangan
g. Menunjukan kejujuran intelektual, bukan plagiasi, dan mempertinggi estetika.
2. Catatan kaki yang berupa keterangan tambahan:
a. Memberikan penjelasan tambahan
b. Memperjelas konsep, istilah, definisi, dalam bentuk komentar, atau uraian
tambahan sehingga menjadi uraian yang utuh
c. Tidak menggangu fokus analisis atau pembahasan
d. Meningkatkan kualitas tambahan
e. Mempertinggi estetika.4

Bentuk-bentuk footnote untuk berbagai macam sumber:

1. Dari buku
a. Nomor footnote
b. Nama pengarang diikuti koma, dan ditulis nama alinya, pangkat atau gelar tidak
perlu dicantumkan
c. Judul buku senantiasa digaris bawah atau dicetak miring dan diikuti koma
d. Nama penerbit diikuti koma
e. Kota penerbit diikuti koma
f. Catatan atau terbitan diikuti koma
g. Tahun penerbitan
h. Nomor halaman buku yang dikutip, ditulis halaman dan diikuti nomor halaman.
Dalam footnote buku ada beberapa kemungkina diantaranya:
 Pengarangnya hanya satu orang. Contoh, E. Mulyasa, Standar Kompetensi
dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 10.

4
Widjono HS., Bahasa Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2005, hlm. 67-68

6
 Pengarangnya memakai nama samara, maka diantara kurung besar harus
dicantumkan nama yang sebenarnya. Contoh, Hamka (Haji Abdul Malik
Karim Amrullah), Perkembangan Tasawuf dari Abad ke Abad, Pustaka
Islam, Jakarta, 1926, hlm. 46.
 Pengarang terdiri dari 2 atau 3 orang, nama-nama pengarang tersebut harus
di cantumkan semuanya. Contoh, Ernest W. Burgess dan Harvey J. Locks,
The Family, American Book Company New York, vol 2, hlm. 18.
 Tidak ada nama pengarangnya. Yang dianggap sebagai nama pengarangnya
adalah badan, lembaga, perkumpulan, dan sebagainya yang
menerbitkannnya. Contoh, Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta,
Badan Amil Zakat, Infaq dan Sedeqah (Bazis), pokok-pokok
pendayagunaan Zakat Fitrah Produktif, Jakarta, 1972, hlm. 20.
 Merupakan kumpulan karangan dari seorang editor. Yang dicantumkan
adalah nama editornya, cara penulisannnya dibelakang nama editor
dicantumkan kata “ed.,” didalam kurung (edit) dan sesudah kata “ed”
tersebut ditempatkan (.) menjadi (ed.). Contoh, Alifan (ed.), Segi-Segi
Sosisal Masyarakat Aceh, LP3ES, Jakarta, 1977, hlm. 129.
 Merupakan buku terjemahan. Yang dicantumkan tetap nama pengarang
aslinya dan dibelakang dicantumkan nama penerjemahnya. Contoh, Sir
Muhammad Iqbal, Membangun Kembali Pemikiran Agama Dalam Islam,
Terj. Ali Audah, Taufiq Ismail, Gunawan Muhammad, Tinta Mas, Jakarta,
1966, hlm. 67.
 Tidak ada tahun penerbitan. Maka pada unsur tahun ditulis t.th (tanpa
tahun). Contoh, Abdurrahman Wahid, Muslim Ditengah Pergumulan,
Lembaga Penunjang Pembangunan Nasional (LEPPENAS), Jakarta, t.th.,
hlm 10.
2. Dari majalah
Majalah yang bertuliskan latin maupun arab pada prinsipnya sama dengan kutipan
yang berasal dari buku. Bedanya, kalau dari majalah nama judul artikel dituliskan
diantara tanda petik rangkap dan nama majalah tersebut dicetak miring atau bergaris
bawah, diikuti volume,koma, bulan koma, tahun koma, nomor halaman dan titik.

7
“Contoh:
Dedi Humaedi, “Kiat Perusahaan Hidup untuk Hidup Terus”, Swa Sembada,
16/XX/5, 18 Agustus 2005, hlm. 107-109.
3. Dari surat kabar
Catatan kaki dari surat kabar yaitu dengan menuliskan judul tulisan atau rubrik,
nama surat kabar diberi garis bawah atau dicetak miring, tempat terbit, tanggal,
bulan, dan tahun terbitnya dan diakhiri dengan nomor halamannya dan titik.
“Contoh:
Pemerintah Baru dan Konflik Agraria, Kompas, 24 Desember 2004, hlm. 4-5.”
4. Dari wawancara
Penulisan hasil wawancara yaitu dengan menyebutkan orang yang diwawancarai
dan tanggal wawancara ditutup dengan titik.
“Contoh:
Bedjo Sugianto, 15 Agustus 2004.”
5. Dari ensiklopedia
Catatan kaki dari ensiklopedia yaitu dengan menyebutkan nama editornya yang
disingkat dengan ed., nama entrinya dituliskan diantara tanda petik rangkap, nama
ensiklopedia dengan garis bawah atau cetak miring, tulisan, nama penerbit, tempat
terbit, koma dan tahun penerbitan koma, serta nomor halamannya yang ditutup
dengan titik.
“Contoh:
Alifan (ed.), Segi-Segi Sosisal Masyarakat Aceh, LP3ES, Jakarta, 1977, hlm. 129.”
6. Dari karangan yang tidak diterbitkan
(Skripsi, tesis, disertasi, dll), bentuk footnote dengan jenis karangan ini terdiri
atas: nama penyusun, judul karangan diantara tanda petik, jenis karya tulis, lembaga
(fakultas/jurusan, universitas/institute/sekolah tinggi), tahun, halaman yang
bersangkutan.
“Contoh:
Keraf Gregorius, (Morfologi Dialek Lamalera, Disertasi UI, 1978, hlm. 12."
7. Dari al-Quran dan Hadis

8
Catatan kaki dari sumber al-Quran tidak boleh menulis nama pengarang tetapi
cukup dengan nama surat dan nomor ayatnya serta penerjemahannya.
Contoh: al-Quran surah al-Ahzab ayat 21, al-Quran dan terjemahannya
Departemen Agama RI, Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Quran, Jakarta, 1982, hlm.
670.
Sedangkan catatan kaki dari sumber Hadis tidak boleh menulis nama
pengarangnya, tetapi cukup denagan nama kitab dan identitasnya. Contoh: al hadis,
sahih muslim, nama penerbit, jilid, hlm.
Teknik penulisan ayat al-Quran dan penerjemahnya, yaitu:
a. Ayat al-Quran yang ditulis sedapat mungkin sempurna dan disebut nama surah
dan nomor ayatnya
b. Antara ayat dan penerjemahannya supaya diberi tulisan artinya
c. Terjemahan supaya mengambil dari terjemahan al-Quran Kementrian Agama RI
d. Jarak tulisan terjemahan antara baris awal denagan baris yang lain satu spasi
e. Tulisan arab dibuat denagan tulisan windows arab dan apabila memakai tulisan
tangan memakai tinta hitam (bukan bolpoint)

Teknik penulisan hadis dan penerjemahnya, yaitu harus dicantumkan rawi hadisnya
misalnya, rawahul bukhori, rawahul muslim. Dikutip semuanya dan jangan dipotong.

8. Dari Internet
a. Karya perorangan, cara penulisannya: Pengarang/Penyunting, (tahun), judul
(edisi), (jenis medium), alamat di internet, tanggal akses. Contoh, Thomsom, A.
(1998). The Adult and The Curriculum. (online).
Tersedia: http://www.ed.uiuc.edu/SPS/FES-Yearbook/1998/thomson.hotmail
(18 Maret 2010)
b. Bagian dari karya kolektif, cara penulisannya: Penyunting, (tahun), judul (edisi),
(jenis medium), alamat di internet, tanggal akses. Contoh, Daniel, R.T. peny
(1998). The History of Western Music. (online).
Tersedia: http//www.eb.com.180/cgibin/g:doc.f=marco/5004/45/o.html
(03 Juli 2010)

9
Bila pesan dari E-mail, cara penulisannya: pengirim (alamat E-mail pengirim),
(tahun, tanggal, bulan), judul pesan, E-mail kepada penerima (alamat E-mail
penerima). Contoh, M. Iqbal (miqbal@yahoo.com), (2010, 18, Maret). Bab V
Laporan Penelitian. E-mail kepada M. Abduh (mabduh@yahoo.co.id).5
Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc.Cit.:
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam
catatn kaki. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.
1. Ibid (ibidem)
“Istilah ibid (ibidem) digunakan pada tempat yang sama, untuk menyatakan
sumber kutipan dari sumber (buku yang sama, yang langsung mendahului dan belum
disela oleh sumber lain).”
Ciri-ciri ibid:
a. Ibid singkatan kata ibidum berarti di tempat yang sama dengan yang diatasnya
b. Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya
c. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya
d. Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan
diakhiri titik
e. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan
penulisan: Ibid, koma, jilid, halaman.

“Contoh:
1
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007, hlm. 10.
2
Ibid, 53-62”

2. Op.Cit. (Opere Citato)


“Op.Cit artinya dalam karya yang sama, untuk menyatakan suatu referensi dari
buku yang sama dan urutannya berdekatan satu sama lain tetapi sudah diselingi
sumber yang lain.”
Ciri-ciri Op.cit:
a. Op.Cit. singkatan kata Opere Citato berarti dalam karya yang telah disebut

5
STAIN KUDUS, Pedoman Penulisan Skripsi, Kudus, 2010, hlm. 28-33

10
b. Merujuk buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain
c. Ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata, dicetak miring, setiap suku
diikuti titik dan
d. Urutan penulisan: nama pengarang, nama panggilan, nama family, Op.Cit. nama
buku, halaman.

“Contoh:
1
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007, hlm. 10.
2
Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 2001,
hlm.161.
3
Mulyasa, Op.Cit., 12”

3. Loc.Cit. (Loco Citato)


“Loc.Cit. artinya pada tempat yang telah disebut untuk menyatakan suatu
referensi dari buku yang sama dan pada halaman yang sama. Disisni nama halaman
tetap disebutkan, tetapi nomor halaman tidak dicantumkan.”
Ciri-ciri Loc.cit:
a. Loc.Cit. singkatan loco citato, berarti di tempat yang telah disebutkan
b. Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai,
jurnal ensikopedi, atau majalah, dan telah diselingi sumber lain
c. Jika halaman sama kata loc tidak diikuti nomor halaman, jika halaman berbeda
kata loc.cit diikuti nomor
d. Menyebutkan nama family (keluarga) pengarang

“Contoh:
1
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007, hlm. 10.
2
Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 2001,
hlm.161.
3
Mulyasa, Loc.cit.”6
C. Bibliografi (Daftar Pustaka)
6
Widjono HS., Bahasa Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2005, hlm. 67-68

11
Penulisan sumber dengan menggunakan catatan kaki (footnote), yaitu sumber kutipan
ditulis dikaki halaman, maka penulisan daftar pustaka sebagai berikut: “Nama pengarang
disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan dalam buku, judul bukudicetak miring
atau digaris bawah, nama penerbit, nama kota, dan tahun penerbitan .”
Contoh:
Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007.
Quraish, Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i atas Berbagai Persoalan Umat,
Mizan, Bandung, 1996.7

BAB III
PENUTUP
7
Achmad Fawaid, Pengantar Pengulisan Akademik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2016, hlm. 241-242

12
A. SIMPULAN
Kutipan adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari sesesorang pengarang
atau ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku, jurnal,
maupun terbitan lain. Kutipan ditulis untuk menegaskan isi uraian, memperkuat
pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber penulisan. Kutipan disertai catatan kaki
digunakan saat penulisan skripsi, thesis, disertasi, dan makalah ilmiah yang memiliki
lebih dari 10 halaman. Dan untuk artikel dan makalah pendek yang memiliki kurang dari
10 halaman dapat menggunakan data pustaka dalam teks.
Keterangan sumber kutipan hendaknya memuat unsur-unsur utama perlu dicantumkan
yakni siapa pengarang dan penyusunnya, apa tulisannya, dimana diterbitkan, kapan
diterbitkan, dan pada halaman berapa kutipan itu diambil. Catatan kaki ditempatkan
dibagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks sebanyak dengan sebuah garis
horizontal sepanjang 10 ketukan dimulai dari margin sebelah kiri. Setiap catatan kaki
diberi nomor urut tersendiri, nomor-nomor tersebut harus sama dengan teks kutipan dan
catatan kaki ini dimulai dari angka satu dan seterusnya untuk masing-masing bab. Nama
buku dicetak miring, halaman boleh disingkat “hlm”. Dan nama pengarang ditulis sesuai
dengan nama yang tercantum dalam buku karangannya.
Penulisan daftar pustaka dengan catatan kaki sebenarnya tidak teralau beda jauh,
hanya ada sedikit perbedaan dibagian nama pengarang dan halaman. Nama pengarang
dalam daftar pustaka disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan dalam buku,
dalam catatan kaki nama pengarang ditulis tanpa urutannya atau sama dengan nama
pengarang yang ditulis dibuku. Sedangkan pada halaman, hanya catatan kaki yang
menggunakan keterangan pada halaman sumber yang dikutip tetapi tidak digunakan pada
daftar pustaka.
B. KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah ini dibuat, apabila ada kesalahan, hendaknya supaya memberi
masukan, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik, dan diharapkan
dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami dan mengetahui bagaimana cara
penulisan KUTIPAN, CATATAN KAKI, BIBLIOGRAFI.
DAFTAR PUSTAKA

Fawaid Achmad, Pengantar Pengulisan Akademik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2016.

13
HS. Widjono, Bahasa Indonesia, PT Grasindo, Jakarta, 2005.

Pedoman Penulisan Skripsi, STAIN Kudus, Kudus, 2010.

14

Anda mungkin juga menyukai