Sejarah ini dimulai pada tahun 1971 saat FIP-IKIP Malang mengadakan seminar tentang
etika jabatan guru. Seminar tersebut diikuti oleh Kepala Perwakilan Departemen P & K
Provinsi Jawa Timur, Kepala Kabin se-Madya dan Kabupaten Malang, guru se-kota Madya,
dan para dosen FIP-IKIP Malang.
Lanjut pada tahun 1973, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) mengadakan Kongres
PGRI ke XIII. Pada kongres itu, PGRI berhasil merumuskan secara yuridis kode etik guru
Indonesia.
Pihak yang bertanggung jawab untuk merumuskan isinya, merupakan para ahli di bidang
pendidikan. Adapun tahap perumusan sampai pengesahannya adalah sebagai berikut.
Pengertian
Kode etik guru adalah norma atau asas yang harus dijalankan oleh guru di Indonesia sebagai
pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai
pendidik, anggota masyarakat, dan warga negara.
Pedoman tersebut diharapkan nantinya bisa membedakan perilaku baik atau buruk seorang
guru, memilah-milah mana saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Keberadaan kode etik ini bertujuan untuk
menempatkan sosok guru sebagai pribadi yang terhormat, mulia, dan bermartabat.
Fungsi
Fungsi utama dari kode etik guru adalah menjadi seperangkat prinsip dan norma moral yang
mendasari pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam kaitannya dengan peserta
didik, orang tua/wali murid, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah
berdasarkan nilai agama, pendidikan sosial, etika, dan kemanusiaan.
Sumber Kode Etik Guru
Namun demikian, guru, pemerintah, dan pihak terkait harus tetap optimis dan tetap semangat
untuk bekerja sama menciptakan upaya dalam proses pelaksanaannya.
Pelanggaran ini bisa didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap norma moral yang
terkandung di dalam kode etik berkaitan dengan profesi gurunya. Pelanggaran bisa berupa
pelanggaran ringan, sedang, sampai berat. Setiap guru yang melanggar kode etik akan
mendapatkan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pihak yang berwenang untuk merekomendasikan sanksi pada pelanggaran kode etik adalah
Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi harus bersifat objektif, tidak
diskriminasi, dan tidak bertentangan dengan dasar organisasi profesi dan perundang-
undangan. Jika seorang guru melakukan pelanggaran kode etik, artinya guru tersebut telah
melanggar sumpah/janji guru yang pernah diucapkan.
Pengertian Kode Etik Guru
Secara harfia, kode etik berarti sumber etik.Etik berasal dari perkataan etos, yang
berarti watak.Istilah etik (ethica) mengandung makna nilai – nilai yang mendasari perilaku
manusia.Etik berasal dari bahasa filsafat, bahkan menjadi salah satu cabangnya.Etik juga di
pandang dengan istilah adab, moral, ataaupun akhlak.Etik artinya tata susila (Etika) atau hal-
hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Kode etik adalah pola aturan, tatacara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan
atau pekerjaan. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai daan norma yang di anut oleh
sekelompok orang atau masyarakat tertentu. Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode
etik merupakan tata cara atau aturan sebagai standar kegiatan anggota suatu profesi atau
dengan kata lain Kode etik merupakan aturan atau tata cara etis sebagai pedoman dalam
berprilaku.
1. Guru dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan kode etik guru
indonesia
2 Guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan kode etik guru Indonesia pada
rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah