Skripsi Ami
Skripsi Ami
Disusun Oleh :
AMI NURJANNAH
NIM : 02115006
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA
i
ABSTRACT
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………................................. i
MOTTO…………………………………………………………………..... ii
ABSTRAK……………………………………………………………….... iii
ABSTRACT……………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………...... v
BAB I……………………………………………………………………...... 1
PENDAHULUAN……………………………………………………......... 1
1.1. Latar
Belakang…………………………………………………..... 1
1.2. Rumusan
Masalah………………………………………………… 8
1.3. Tujuan
Penilitian………………………………………………….. 9
1.4. Manfaat
Penilitian………................................................................ 9
1.4.1. Manfaat Teoritis…………………………………………...... 9
1.4.2. Manfaat Praktis……………………………………………... 10
1.5. Tinjauan
pustaka…………………………………………………. 10
1.5.1. Konsep Peralihan Hak .....................……………………....... 10
1.6. Metode Penelitian.......
…………………………………………….. 11
1.6.1 Jenis Penelitian........................................................................ 11
1.6.2 Sumber dan Bahan Hukum .................................................... 12
1.6.3 Pendekatan Masalah................................................................ 12
iii
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................... 13
1.6.5 Analisa Data............................................................................ 13
1.7. Orisinalitas Penelitian………………….........................................
13
1.8. Sistematika Penelitian.....……………………................................
14
BAB II………………………………………………………………..... 16
BAB III…………………………………………………………….......
iv
Berkelanjutan52
3.3. Upaya Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non
Pertanian Pemerintah Kota
Tasikmalaya............................................................ 60
3.4. Hambatan Pemerintah dalam Pengendalian Alih Fungsi
Lahan... 62
BAB IV……………………………………………………........................ 68
PENUTUP……………………………………………………………….. 68
4.1. Kesimpulan………………………………………………………….. 68
4.2. Saran……………………………………………………………........ 70
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 71
v
BAB I
PENDAHULUAN
adalah tanah karena tanah telah memberikan banyak manfaat dan dapat
baik dari masyarakat kecil seperti petani maupun masyarakat pebisnis atau
lainnya sampai pada penguburan jasat manusia atau hewan ke liang lahat.
Sebuah tanah tidak akan pernah luput dari lahan pertanian sebab lahan
1
2
bumi ini, partikel tanah yang menjadi akumulasi tubuh alam yang dapat
pemerhati tumbuhan akan sangat sedih jika lahan tanah dialihkan tidak
pada fungsinya.
berkembang jauh lebih baik ketimbang kota-kota besar lainnya. Letak jalur
utama selain pulau Jawa di Provinsi Jawa Barat yaitu kota Tasikmalaya
Semarang ataupun kota besar lainnya Kota Tasikmalaya sebagai salah satu
memiliki banyak keindahan alam ini akan sangat berkembang pesat jika
kota itu sendiri. Saat ini Kota Tasikmalaya memliki Luas Wilayah 183, 8
pada bidang tanah dari beberapa kategori status tanah, Hak Milik sebanyak
92.185, sebanyak 10.483 Hak Guna Bangunan, 893 Hak Pakai, 303 Hak
Wakaf, sebanyak 3 Hak Guna Usaha, dan ada 3 Hak Pengelolaan Tanah.
data sementara terpantau dari jumlah Bidang Tanah yang terdaftar Badan
fakta dilapangan menyatakan kurang lebih 300 ribu tanah yang belum
gedung atau hotel ini bukan semakin memberdayakan para petani akan
produk para petani di Kota Tasikmalaya. Hal ini sesuai dengan asas dan
dan berkelanjutan.
dari kegiatan manusia pada suatu ruang atau tanah”. Sedangkan menurut
bahasa kita dapat dipakai dalam berbagai arti, maka dalam penggunaannya
perlu diberi batasan, agar diketahui dalam arti apa istilah tersebut
digunakan. Dalam Hukum Tanah kata sebutan “tanah” dipakai dalam arti
yuridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh
UUPA. Dalam pasal 4 dinyatakan, bahwa Atas dasar hak menguasai dari
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh
yuridis adalah permukaan bumi (ayat 1). Sedang hak atas tanah adalah
5
dua dengan ukuran panjang dan lebar. Tanah diberikan kepada dan
dipunyai orang dengan hak-hak yang disediakan oleh UUPA, adalah untuk
hanya pada tanah sebagai permukaan bumi saja. Untuk keperluan apapun
tidak bisa tidak, pasti diperlukan juga penggunaan sebagian tubuh bumi
1
yang ada dibawahnya dan air serta ruang yang ada di atasnya. Oleh
karena itu dalam ayat (2) dinyatakan bahwa hak-hak atas tanah bukan
tubuh bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada di
atasnya.2
sumber daya alam sebagai tempat tinggal hidup dan melakukan berbagai
2
Ibid
6
sebagai berikut :
antara sektor pertanian dan sektor non pertanian, dari itu diperlukan
teknologi yang sangat dibutuhkan untuk mengelola lahan secara tepat dan
bahwa penggunaan lahan juga dilihat pada lokasi dimana lahan tersebut
wisata.
sumber daya lahan yang berkualitas tinggi. Sementara itu pada sisi lain
marginal dengan kualitas yang kurang baik atau masih rendah. Hal seperti
alam yang sangat kaya raya baik dari sektor pertanian, perkebunan,
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “Bumi dan Air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalam nya dikuasai oleh Negara dan dipengaruhi
3
Suriansyah Murhaini, “Hukum Pertanahan Alih Fungsi Tanah dan Fungsi Sosial Hak
Atas Tanah”, LaksBang Justitia Surabaya, Yogyakarta, 2018, hlm. 158.
8
maka pertanian yang maju, efisien dan tangguh mempunyai peranan yang
Tanah merupakan tempat tinggal bagi manusia, disamping itu tanah juga
itu. 4
pertanian agar tetap stabil dan tidak menyempit, tidak mudah atau cepat
rusak tetap berfungsi dengan baik. Akibat ulah atau pemanfaatan para
4
Djoni Sumardi Gozali, 2017, Hukum Pengadaan Tanah, UII Press, Yogyakarta, hlm. 1
9
lainnya.
buruh tani yang kehilangan pekerjaan apabila peralihan fungsi ini tidak
akan sangat jelas lemahnya regulasi pengendalian fungsi lahan ini karena
sektor fungsi pada bidang lain. Dengan adanya peralihan fungsi tanah
dikemudian hari.
10
baru saja terjadi pada tahun 2019 lalu di Kota Tasikmalaya berdasarkan
Demikian pula dengan Bumi dan air serta kekayaan alam yang berada di
tanah pertanian yang penduduknya rata-rata ekonomi lemah hal ini akan
semakin sempit dan tidak ada lagi keindahan alam yang terlihat dari
undangan ?
potensi dan disiplin ilmu hukum dari tridarma Perguruan tinggi swasta
studi ilmu hukum dalam memperoleh gelar sarjana hukum dan untuk
akibat dari suatu Peralihan Tanah Pertanian penulis memiliki tujuan dari
dalam menangani persoalan yang timbul akibat dari alih fungsi tanah
Hukum Pertanahan.
fungsi tanah.
atas tanah ke subjek hak atas tanah yang lain dan dapat dialihkan melalui 2
1. Beralih Adalah proses berpindahnya hak milik atas tanah dari pemilik
dengan surat keterangan yang telah dibuat oleh pejabat PPAT ataupun
Adapun prosedur peralihan hak atas tanah diatur dalam pasal 37 ayat
Tanah.
pemilik kepada pihak lain karena adanya suatu peristiwa atau perbuatan
ada pembuktian akta yang dibuat oleh Notaris atau PPAT daerah
yang baru.
5
Arifin, Ratih Putriani, Ethesis:”Hak Kepemilikan Atas Tanah Kosong:Komparasi
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 dan Hukum Islam”(Malang:UIN
Maulana Malik Ibrahim), Hal.30.
14
Pertanian.
atas bahwa dalam penelitian ini masalah yang sedang diangkat adalah
atau karya tulis ilmiah lainnya agar mampu memberikan perbaruan dan
pangan dan pengaruh akibat dari alih fungsi lahan pertanian dengan
BAB I : PENDAHULUAN
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
Alih Fungsi Lahan Pertanian tidak sesuai dengan sebagaimana yang telah
Pada bab III penulis akan membahas tentang Upaya Pemerintah dalam
BAB IV : PENUTUP
ini.
BAB II
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN
bumi. Tanah yang subur menjadikan hidup manusia menjadi lebih baik
alam yang telah ada untuk sarana hidup manusia yang lebih layak dan
mewah. Selain itu, alih fungsi tanah juga banyak difungsikan untuk
18
19
tanaman ataupun hewan ternak. Lahan Pertanian ada dua jenis berdasarkan
fungsinya yaitu :
Nasional.
Merupakan jenis tanah pertanian yang tidak termasuk dalam rencana tata
yaitu :
pada beberapa lokasi dari perkotaan hingga pinggir kota ataupun pedesaan.
suatu barang dan jasa serta untuk membuka lapangan kerja, menigkatkan
daya alam, juga termasuk sumber daya manusia yang ada. Pembangunan
ibadah, tempat hiburan, pos, kantor polisi, markas tentara, tempat wisata,
kebun binatang, atau gedung olahraga. Baik dari tanah pemerintah ataupun
tanah swasta.
lahan dari fungsinya semula menjadi fungsi lain karena pengadaan tanah
hukum alih fungsi lahan yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut :
21
a. Ps. 28 H ayat (1) dan pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang
tentang kekuasaan dan hak asasi manusia dan juga konsep ekonomi.
Kedaulatan berada ditangan rakyat yang tercermin pada konsep hak asasi
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
“Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalam dikuasai oleh
bencana, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber
6
Pasal 33 ayat (3-4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
22
pengaturan dasar yang mengatakan secara spesifik bahwa alih fungsi lahan
tahun 2016 hingga tahun 2036 mendatang. Jadi alih fungsi lahan pertanian
krisis petani dan juga rendahnya harga jual produksi pangan pertanian
lahan sawah dan pertanian menjadi industri dan perhotelan. Lihat tabel
Sementara
72
Tidak Diusahakan (Ha)
Lainnya (Tambak,Kolam,
890
Empang, Dll) (Ha)
Total Bukan Sawah (Ha) 6.372
25
Sumber : data.tasikmalayakota.go.id
diantaranya :
1. Faktor Eksternal
akan terjadi peluasan daerah pinggiran kota atau belakang kota. Daerah
kota yang semakin padat. Sehingga tanah tanah di desa banyak dialihkan
produksi tani, padi, jagung, dan lain lain. Ketiga, Faktor Ekonomi adalah
fungsi pada lahan pertanian, banyak dari petani yang menjual tanah dan
2. Faktor Internal
Faktor dari dalam yang disebabkan oleh suatu kondisi sosial dan ekonomi
perkantoran dari pada disawah. Hal ini yang dapat mempengaruhi daerah
memilih untuk pergi ke kota mencari pekerjaan yang lebih praktis. Selain
pertanian. 8
7
Risna Diani, Skripsi:”Alih Fungsi Tanah Pertanian menjadi Non Pertanian di
Kabupaten Sidoarjo” (Surabaya:UNNAR,2016),Hal .34
8
Ibid, hal 35
27
4. Faktor Kependudukan
usaha, industri dan fasilitas umum lainnya. Dibuktikan dengan tabel yang
sipil.
5. Faktor Ekonomi
insentif petani karena tingginya biaya hidup dan biaya produksi, sementara
itu harga hasil tani relatif rendah, kebutuhan keluarga petani yang terdesak
10
Ibid, hal. 36
11
Suriansyah Murhaini, Hukum Pertanahan Alih Fungsi Tanah dan Fungsi Sosial Hak
atas Tanah, LaksBang Justitia Surabaya, Yogyakarta, 2018, hlm.162
29
Untuk mengolah sawah atau lahan pertanian dari lapisan tanah agar
bahan bakar minyak, maka harganya bisa melambung menjadi dua kali
lipat. Kenaikan harga pupuk, benih pertanian, biaya irigasi, hingga harga
12
Risna Diani, Op.,cit, hal 37
13
Suriansyah Murhaini, Op.,cit, hal .163
14
Ibid, hal.163
30
tidak laku dipasaran. Jika hal ini terjadi maka para petani akan menderita
pertanian sehingga tidak ada batas minimum skala ekonomi usaha yang
15
Ibid, hal 164
16
Ibid, hal 165
17
Risna Diani, Op.,cit, hal 37
31
meninjau kembali pada peraturan dan dasar hukum yang berlaku untuk
a. Paling sedikit tiga kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan
lahan beririgasi
b. Paling sedikit dua kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan
lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak) dan
32
c. Paling sedikit satu kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan
Tahun 2009 yang berkaitan dengan pengaturan alih fungsi lahan pertanian
yang dilindungi :
dengan syarat :
dan
dialihfungsikan
Pasal 45 Selain ganti rugi kepada pemilik, pihak yang
investasi infrastruktur.
Pasal 46 ayat (1) Penyediaan lahan pengganti terhadap Lahan
Pangan Berkelanjutan
Pasal 48 Dalam hal terjadi keadaan memaksa yang
ditetapkan dengan :
provinsi
lebih
Pasal 50 ayat (1) Segala bentuk perizinan yang mengakibatkan
kepentingan umum
Pasal 50 ayat (2) Setiap orang yang melakukan alih fungsi tanah
rehabilitasi
pertanian apabila setiap orang yang melakukan alih fungsi tanah lahan
rakyat”.
2.4 Akibat Hukum Yang Timbul dari Peralihan Hak Atas Tanah Lahan
Tentang Irigasi.
menyepelekan karena menurutnya itu adalah tanah milik pribadi jadi untuk
dari masyarakat pemohon tentang fungsi sebenarnya dari pada fatwa tata
diperolehnya fatwa tata guna tanah, sehingga setelah diperoleh maka tanah
Nomor 41 Tahun 2009 tidak berlaku atau tidak dapat terlaksana dan
Akibat Hukum yang timbul jika alih fungsi penggunaan lahan yang
kepentingan umum.
Berkelanjutan.
bukti ayat 1 bahwa segala bentuk perizinan mengenai alih fungsi Lahan
menyatakan bahwa :
miliar rupiah).
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
Ayat (1) pada pasal ini mengatur mengenai sanksi pidana dan denda
Ayat (2) mengenai sanksi bagi tiap orang yang tidak melaksanakan
pejabat pemerintah yang melanggar ketentuan peraturan pada ayat (1) dan
ayat (2). 18
18
Leni Puji Lestari, Tesis:”Kepastian Hukum Perolehan Hak Atas Tanah pada Lahan
Pertnian Pangan Berkelanjutan” (Surabaya:UNNAR,2018), Hal .63
41
pada pasal 44 yat (1) dipidana penjara paling sedikit 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan / atau denda paling sedikit Rp.
Dalam pasal 50 cukup jelas dikatakan bahwa akibat yang timbul jika
dalam pelaksanaan proses alih fungsi lahan pertanian maka batal demi
untuk kepentingan umum. Akibat dari alih fungsi lahan juga akan
Indonesia masih akan tergantung pada sektor daya alam, dalam situasi
pelanggaran yang terjadi dibidang sumber daya alam maka akan cepat
sudah pasti membutuhkan lahan dalam jumlah yang sangat besar, sehingga
42
Selain akibat hukum yang timbul karena alih alih fungsi lahan
untuk investasi dan spekulasi bagi para pemilik modal dan akibatnya tanah
menjadi terlantar dalam jangka waktu tidak tertentu. Dan sampai saat ini
pemukiman.
19
Suriansyah Murhaini, Op., Cit,. hal 97
BAB III
BERKELANJUTAN
gangguan yang datang baik dari luar maupun dari dalam.20 Hal tersebut
Sedang pengendalin itu sendiri yaitu merupakan proses, cara dan tindakan
20
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
42
43
berprestasi.
1. Ketersediaan Pangan
pertukaran21
2. Akses Pangan
membeli dan dari besarnya alokasi bahan pangan, dan juga faktor selera
3. Pemanfaatan Pangan
21
Zaki Manggala Putra, Skripsi “Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Jumlah
Penduduk terhadap Ketahanan Pangan Beras Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2017”
(Tasikmalaya:Unsil,2019), hal 9
22
Ibid, hal 10
44
Dan ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor juga
4. Stabilitas Pangan
Untuk hal ini stabilitas pangan juga mengacu pada kemampuan suatu
menjadi fokus dari arus utamanya yaitu pembangunan nasional dan global.
Karena pada saat ini kondisi lahan pertanian dan juga termasuk
atau beralihnya fungsi tanah lahan pertanian menjadi non pertanian, seperti
tenaga kerja. Yang bisa melahirkan lebih banyak lagi angka pengangguran
sangat penting dan bisa jadi strategis sebagai penegasan dari upaya
23
Ibid
45
Indonesia tahun 1945, ketentuan tersebut terdapat dalam Pasal 28A dan
28C ayat (1) berbunyi : “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berbunyi : “Bumi dan air
pasal diatas menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam
pangan tani merupakan bagian dari hasil bumi sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-
24
Pasal 28C UUD 1945
46
dalam jual beli tanah atau lahan dan juga penyempurnaan land tenure.
dalam hal ini pengawasan yang diterapkan adalan pengawasan yang sesuai
b. Pengembangan
c. Pemanfaatan
d. Pembinaan
e. Pengendalian
lapangan.
48
a. Fisik alamiah
b. Fisik buatan
itu berupa pemberian jaminan yaitu, harga komoditas pangan pokok yang
kabupaten/kota. Dan dapat diperoleh dari dana tanggung jawab sosial dan
Alih fungsi lahan pertanian dapat dilihat dari dua sisi pertama adalah
diberikan berupa insentif kepada pemilik tanah atau sawah yang memiliki
lahan yang terlantar serta mengembangkan prinsip hemat lahan yang bisa
pangan mandiri.
daerah setempat.
pertanian pangan dilakukan terhadap tanah yang terlantar dan tanah bekas
kawasan hutan yang belum diberikan hak atas tanah sesuai dengan
dengan izin atau keputusan ataupun surat dari yang berwenang dan tidak
di tindak lanjuti dengan permohonan hak atas tanah. Dan selama 1 (satu)
tahun ataupun lebih tidak dimanfaatkan sesuai dengan izin atau keputusan
ataupun surat dari yang berwenang. Hal tersebut diatur dengan peraturan
pemerintah.
1. Koordinasi perlindungan
masyarakat.
25
untuk menetapkan kawasan dari lahan pertanian dalam rencana tata ruang
25
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
26
Zaki Manggala Putra, Skripsi “Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Jumlah
Penduduk terhadap Ketahanan Pangan Beras Kota Tasikmalaya Tahun 2012-2017”
(Tasikmalaya:Unsil,2019), hal 20.
53
2. Pengembangan
meliputi :
e. Pengembangan Irigasi
h. Penyuluhan Pertanian
27
Lisa Novita Akadir, Desember 2019. “Tanggung Jawab Pemerintah Daerah dalam
Perlindungan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan”.
Vol 7 No.3, Jurnal Hukum.
28
Ibid
54
Berkelanjutan
Pangan Berkelanjutan
3. Pemanfaatan
konservasi tanah dan air, dalam kontek pemanfaatan ada dua pelaku yang
melindungi, melestarikan, dan mengelola sumber daya lahan dan air, dan
pemerintah daerah.
pangan lainnya, akan tetapi pada saat kondisi tertentu ketika pemilik lahan
pertanian tidak memiliki modal untuk usaha maupun hal yang lainnya,
atau hak bagi waris bagi keluarganya, maka kondisi pemanfaatn lahan
adanya alih fungsi menjadi non pertanian. Dalam hal pemanfaatan titik
fokus dilakukan dengan upaya agar tercapainya konservasi pada tanah dan
air.
melestarikan, dan mengelola sumber daya dari lahan dan juga air, dan
4. Koordinasi Perlindungan
lahan pertanian, agar dapat mencegah terjadinya alih fungsi lahan yang
6. Pemberian Bimbingan
ini diharap agar terbentuk pola pikir para petani yang akan melindungi
Berkelanjutan
ini dilakukan sebagai bentuk wujud dari adanya pencegahan alih fungsi
a. Insentif
b. Disinsentif
c. Mekanisme perizinan
d. Proteksi, serta;
e. Penyuluhan 29
29
Pasal 37 Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
59
praktik usaha tani ramah lingkungan. Selain itu insentif lainnya diberikan
rencana tata ruang, untuk mencegah dampak dari pembangunan yang akan
2016 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Zonasi Kota Tasikmalaya
zonasi
pertanian.
kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu zona.
fungsinya.
- Koordinasi
- Sosialisasi
- Penyebaran informasi
masyarakat.
3. Melakukan Pengawasan
- Pemantauan
- Evaluasi
- Pelaporan
yang jelas serta harus meninjau secara rutin agar tidak terjadi
adalah :
lahan pertanian, hal seperti ini banyak juga dipengaruhi oleh informasi dan
bahayanya alih fungsi lahan pertanian jika tidak sesuai dengan prosedur
yang dilakukan masih kurang tepat mencapai sasaran pada seluruh lapisan
masyarakat.
karena dari tingkat penghasilan yang lebih menjaanjikan dan lebih besar
30
Dwi Retnowati, “Upaya Pemerintah Mempertahankan Fungsi Lahan Tanah
Pertanian
diKabupaten Sragen dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan”, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, hal 10-11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
terutama pada bidang sosial dan ekonomi. Dapat terlihat dari salah
timbul akibat alih fungsi lahan dalam jangka yang sangat pendek
64
65
4.2 Saran
Berkelanjutan.
dan saling koordinasi antara dinas terkait dalam perkara alih fungsi
usaha agar tidak terjadi proses alih fungsi yang kurang tepat atau
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Djoni Sumardi Gozali, Hukum Pengadaan Tanah, UII Press, Yogyakarta, 2017.
Yogyakarta, 2018.
Jakarta, 2012.
KARYA ILMIAH
Jurnal yang berjudul Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Di Kota
Tasikmalaya.
Masyarakat, dan Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB, Jurnal
yang berjudul Faktor yang mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan di
Kabupaten Pandeglang.
67
Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan Hukum Islam”, UIN
Leni Puji Lestari, “Kepastian Hukum Perolehan Hak Atas Tanah pada
Zaki Manggala Putra, “Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Jumlah
MEDIA ELEKTRONIK
https://tasikmalayakota.bps.go.id/
68
https://data.tasikmalayakota.go.id/
https://www.atrbpn.go.id/
UNDANG- UNDANG
Administratip Tasikmalaya.
Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
(UUPA)
Pangan Berkelanjutan