Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Volume 4, Nomor 2, Halaman 232-241


ISSN: 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk

PEMBATASAN USIA PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DALAM


PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
THE LIMITATION OF CHILDREN'S CRIMINAL LIABILITY IN INDONESIAN LAW

I Ketut Arjuna Satya Prema, Masruchin Ruba’i, Nurini Aprilianda


Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Brawijaya
Jalan M.T. Haryono 169, Malang
email: arjuncandika88@gmail.com

Abstract: This article aims to discuss the age of criminal responsibility of


children according to statutory regulations in Indonesia and the legis ratio
of determining the age of child responsibility according to Law Number 11
of 2012 concerning the Criminal Justice System for Children. The study
uses normative legal research with a statutory approach. The results of the
study show that three regulations are governing the age limit for a child to
be held criminally responsible, namely the Criminal Code Act, Law Number
3 of 1997 concerning Juvenile Court, Law Number 11 of 2011 concerning
the Criminal Justice System for Children. These three regulations differ in
determining the minimum limit for a child to be held liable for criminal
liability. Psychological, sociological, and pedagogical aspects are the base
for the ratio of the legal determination of the minimum age of 12 years in
the Criminal Justice System for Children.
Keywords: child conflict, child crime, child criminal liability
Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk membahas tentang usia pertanggungjawaban
pidana anak menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia dan ratio legis
penetapan usia pertanggungjawaban anak menurut Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kajian menggunakan
penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan. Hasil
kajian menunjukkan terdapat tiga peraturan yang mengatur tentang batas usia
seorang anak dapat bertanggung jawab pidana, yaitu Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan
Anak, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. Ketiga peraturan tersebut berbeda dalam menentukan batas minimal
anak dapat diminta pertanggungjawaban pidana. Ratio legis penetapan usia
minimal 12 tahun pada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak
didasarkan pada aspek psikologis, sosiologis, dan pedagogis.
Kata Kunci: anak konflik, tindak pidana anak, pertanggungjawaban pidana
anak

PENDAHULUAN pada Pancasila dan UUD NRI 1945 yang


Indonesia merupakan negara hukum berdasar pada nilai ketuhanan, kemanusiaan,
(rechtsstaat) sebagaimana dinyatakan persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang sosial. Dengan ditetapkannya Indonesia
Dasar Negara Republik Indonesia tahun sebagai negara hukum maka Indonesia
1945 (UUD NRI 1945). Pasal tersebut mempunyai kewajiban untuk dapat menjamin
menyatakan secara tegas bahwa Indonesia dan melaksanakan unsur-unsur keadilan,
adalah negara yang berdasarkan hukum, kemanfaatan, dan kepastian hukum, sesuai
bukan berdasarkan kekuasaan (machsstaat). dengan tujuan hukum yang diungkapkan
Gagasan sebagai negara hukum didasarkan oleh Gustav Radburch (Mas, 2011).
232
Pembatasan usia pertanggungjawaban pidana ... 233

Keadilan merupakan salah satu unsur SPPA). Anak menurut UU SPPA adalah
yang harus dicapai dalam pelaksanaan anak yang berkonflik, yaitu anak yang telah
hukum, keadilan merupakan hal penting yang berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18
harus dilindungi oleh negara sebagaimana tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
amanat dari sila kelima Pancasila. Keadilan Penjatuhan sanksi kepada anak dipengaruhi
merupakan fondasi awal untuk menciptakan oleh usia pada saat anak melakukan tindak
suatu kenyamanan dalam kehidupan di pidana (tempus delicti). Ketentuan Pasal 21
masyarakat karena hukum akan berjalan UU SPPA, anak yang melakukan kejahatan
dengan baik apabila sesuai dengan nilai- sebelum berusia 12 tahun dapat dibebaskan
nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat dari segala macam bentuk tuduhan tindak
karena keadilan merupakan tujuan utamanya. pidana. Berdasarkan latar belakang di atas,
Hukum harus disesuaikan dengan nilai-nilai permasalahan yang akan dibahas dalam
yang berlaku dalam suatu bangsa. tulisan ini adalah pertanggungjawaban pidana
Anak merupakan generasi penerus bagi anak berdasarkan peraturan perundang-
cita-cita perjuangan bangsa sehingga sudah undangan dan ratio legis pembatasan usia
seharusnya mendapatkan perhatian dengan pertanggungjawaban pidana anak dalam
cara mendidik, merawat, membina, dan Pasal 21 ayat (1) UU SPPA.
memberikan kesejahteraan. Karakteristik
anak sangat berbeda dengan orang dewasa. METODE
Anak perlu mendapatkan perhatian khusus Kajian tentang ratio legis pembatasan
karena kondisi fisik dan mental anak belum usia ini menggunakan metode penelitian
sepenuhnya matang. Anak memiliki peran hukum normatif. Pendekatan yang digunakan
penting dalam keberlangsungan suatu adalah pendekatan perundang-undangan. Jenis
negara karena anak merupakan generasi dan sumber bahan hukum yang digunakan
penerus bangsa. adalah bahan hukum primer, bahan hukum
Perilaku anak sering mengarah pada sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik
hal-hal yang negatif. Faktor negatif yang pengumpulan bahan hukum yang digunakan
dimaksud adalah dampak negatif dari adalah teknik studi literatur. Analisis bahan
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan hukum menggunakan analisis gramatikal
dan teknologi serta perubahan gaya hidup dan analisis sistematis.
yang telah membawa perubahan sosial dalam
kehidupan masyarakat. Selain hal tersebut, HASIL DAN PEMBAHASAN
ada faktor penting lain yang mendorong
anak untuk melakukan kejahatan yaitu Pertanggungjawaban Pidana bagi Anak
tingkat kemiskinan. Kemisikinan mampu Berdasarkan Peraturan Perundang-
menyebabkan masyarakat serta anak-anak Undangan di Indonesia
melakukan tindakan-tindakan pidana agar Suatu perbuatan yang melanggar
dapat bertahan hidup. Tindak pidana yang peraturan perundang-undangan dapat
dilakukan oleh anak perlu mendapatkan mendapatkan sanksi atau pidana sebagaimana
perhatian dari pemerintah karena berakibat diatur dalam berbagai peraturan perundang-
buruk bagi masyarakat secara umum dan undangan. Namun, terdapat pengecualian
juga terhadap perkembangan anak itu sendiri yang dapat menyebabkan hilangnya suatu
pada khususnya (Atmasasmita, 1983). pertanggungjawaban pidana, salah satunya
Instrumen hukum yang mengatur adalah karena usia yang dianggap belum
tentang peradilan terhadap anak adalah cukup atau masih anak-anak.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Kondisi tersebut sedikit berbeda dengan
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU kasus usia yang menjadi salah satu faktor yang
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 234

mendasari munculnya diskriminasi dalam mencapai usia 16 tahun, (c) adanya paksaan,
beberapa bidang kehidupan, khususnya bidang (d) pembelaan terpaksa yang melampaui
ketenagakerjaan (Awaliyah, Suhariningsih, batas, (e) perintah undang-undang, dan
Budiono, & Safa'at, 2017). Anak yang karena (f) melaksanakan perintah jabatan.
usianya belum dianggap dewasa tidak dapat Pertanggungjawaban pidana yang
dikenai sanksi pidana sedangkan orang dapat dimintai kepada anak diatur dalam
dewasa yang karena usianya dianggap tua Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 KUHP.
tidak dapat memilih/mendapatkan pekerjaan Pasal 45 KUHP mengatur anak di bawah
sesuai bakat dan minatnya. Berkaitan dengan 16 tahun yang melakukan perbuatan pidana
hal tersebut terdapat tiga peraturan yang akan dikembalikan kepada orang tua, wali,
mengatur tentang batas usia minimal atau atau yang merawatnya tanpa mendapatkan
rentang usia seorang anak dapat dikenai sanksi apapun. Jika tindak pidana yang
sanksi pidana, yaitu Undang-Undang Nomor dilakukan merupakan pelanggaran dari
1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Pasal 489, 490, 492, 496, 497, 503-505,
Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 3 514, 517-519, 526, 531, 532, 536, dan
Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, dan 540 dan belum lewat dua tahun maka
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 anak yang melakukan perbuatan melawan
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. hukum diserahkan kepada pemerintah.
Anak akan dimasukkan ke dalam rumah
Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana pendidikan negara atau ditempatkan pada
bagi Anak Menurut Undang-Undang seseorang yang bertempat di Indonesia,
Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab badan hukum, yayasan atau lembaga amal
Undang-Undang Hukum Pidana yang berkedudukan di Indonesia untuk
Hukum pidana telah mengatur secara mendapatkan pendidikan paling lama
menyeluruh hukum publik untuk mencapai sampai anak tersebut berusia 18 tahun
kesejahteraan masyarakat. Penerapan hukum (KUHP Pasal 1 ayat (1)). Pidana terhadap
pidana harus berlandaskan asas-asas hukum anak dapat diberikan dengan mengurangi
pidana yang berlaku. Salah satu asasnya 1/3 dari maksimum pidana pokok (KUHP
adalah asas legalitas, yaitu “Tidak ada Pasal 47 ayat (1)). Apabila perbuatan pidana
suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas merupakan perbuatan yang dapat diancam
kekuatan aturan pidana dalam perundang- dengan pidana mati atau penjara seumur
undangan yang telah ada, sebelum perbuatan hidup maka pidana yang dapat dijatuhkan
dilakukan” (KUHP Pasal 1 ayat (1)). paling lama 15 tahun. Pidana yang dapat
Perbuatan pidana yang dapat dikenakan diberikan kepada anak terbatas pada pidana
sanksi menurut KUHP adalah perbuatan pokok, sedangkan pidana tambahan tidak
yang mengandung sifat melawan hukum dapat dijatuhkan kepada anak.
(Prasetyo, 2012). Karenanya tidak mungkin Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
seseorang akan dijatuhi pidana tanpa adanya Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 menunjukkan
unsur melawan hukum (Ali, 2011). Seseorang secara jelas bahwa anak yang belum berusia
yang memenuhi unsur melawan hukum 16 tahun tidak dikenai pidana kecuali
akan diminta pertanggungjawaban pidana melanggar pasal-pasal yang telah ditentukan
atas tindakan yang telah diperbuat. KUHP dalam pasal 45 KUHP. Menurut Wirjono
mengatur tentang pertanggungjawaban Prodjodikoro (2003) hakim dapat menjatuhkan
pidana yang tidak dapat dijatuhkan kepada putusan yang berisi memerintahkan kepada
seseorang yang melakukan perbuatan anak yang melakukan tindak pidana untuk
melawan hukum, yaitu apabila: (a) tidak dikembalikan kepada orang tua atau wali
mampu bertanggung jawab, (b) belum tanpa menjatuhkan hukuman pidana apapun
Pembatasan usia pertanggungjawaban pidana ... 235

dan tidak diminta pertanggungjawaban pengadilan. Hal tersebut merupakan langkah


pidananya karena anak tersebut belum terakhir (ultimum remedium).
mencapai usia 16 tahun. Ide tentang lahirnya peradilan anak di
Pengaturan tentang tindak pidana anak Indonesia sudah ada sejak tahun 1970 dan
dalam KUHP masih sangat minim, hanya untuk merealisasikan lahirnya Undang-
terdapat dalam tiga pasal. Kekurangan dalam Undang Peradilan Anak di Indonesia, maka
penjatuhan pidana terhadap anak adalah: (a) pada tanggal 10 November 1995 pemerintah
tidak memiliki batas bawah usia yang boleh dengan Amanat Presiden Nomor R.12/
diminta pertanggungjawaban pidananya, PU/XII/1995 mengusulkan Rancangan
sedangkan dalam The Beijing Rules, memakai Undang-Undang Peradilan Anak kepada
konsep batas usia pertanggungjawaban Dewan Perwakilan Daerah untuk mendapat
pidana untuk remaja, (b) tidak mengenal persetujuannya (Prinst, 2003). Akhirnya
lembaga yang melindungi hak-hak anak, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
(c) aturan-aturan yang terkait dengan anak tentang Pengadilan Anak diundangkan
sangat sederhana sehingga tidak lagi sesuai pada Lembaran Negara Republik Indonesia
dengan perkembangan masyarakat Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran
(Hidaya, 2010). Negara Republik Indonesia Nomor 3668.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Berdasarkan ketentuan Pasal 67 Undang-
yang sudah diundangkan sejak tahun 1946 Undang Pengadilan Anak maka ketentuan
terlihat sederhana serta menganut tujuan Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 47 tidak berlaku,
pemidanaan secara absolut, yang bermakna sedangkan peraturan-peraturan lain yang
bahwa penjatuhan pidana bertujuan untuk berkaitan dengan anak tetap berlaku sepanjang
memberikan pembalasan. Hal tersebut tidak tidak bertentangan dengan Undang-Undang
cocok untuk diterapkan pada sanksi-sanksi Pengadilan Anak (Mulyadi, 2005). Lahirnya
yang terkait dengan anak karena anak belum Undang-Undang Pengadilan Anak menjadi
memiliki emosi yang stabil dan masih cerminan pertama peradilan terhadap anak,
dalam tahap berkembang sehingga dalam selain itu Undang-Undang Pengadilan anak
pemberian sanksi harus lebih mengarah memiliki tujuan untuk memperbaiki hukum
pada pemberian edukasi yang menunjang pidana anak di Indonesia.
perkembangan anak. Definisi anak menurut Pasal 1 angka 1
Undang-Undang Pengadilan Anak adalah
Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana seseorang yang dalam perkara anak nakal
Bagi Anak Menurut Undang-Undang telah mencapai umur delapan tahun tetapi
Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan belum mencapai umur 18 tahun dan belum
Anak pernah kawin. Undang-undang tersebut juga
Undang-Undang Pengadilan Anak menyebutkan bahwa anak yang melakukan
mulai dibentuk berdasarkan Surat Edaran tindak pidana disebut sebagai anak nakal.
Kejaksaan Agung Nomor P.1/20 tanggal 30 Penetapan batas usia pertanggungjawaban
Maret 1951 yang memberikan penjelasan pidana dalam Undang-Undang Pengadilan
bahwa yang dimaksud dengan anak nakal Anak (Gultom, 2006) didasarkan pada:
adalah mereka yang menurut hukum pidana (a) secara psikologis, dalam rentang usia
melakukan perbuatan yang dilarang oleh tersebut anak dianggap sudah memiliki rasa
hukum pidana dan seseorang tersebut belum tanggung jawab, (b) alasan pemaaf apabila
mencapai usia 16 tahun. Jaksa Agung juga anak tersebut belum mencapai usia delapan
memberikan penekanan terhadap masalah tahun, (c) peningkatan perlindungan hukum
yang berkaitan dengan anak agar tidak bagi anak, (d) pandangan legislatif, anak
langsung menghadapkan anak ke depan yang berumur delapan tahun sudah dapat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 236

mempertanggungjawabkan perbuatannya, hal agar dapat memberikan perlindungan


tersebut didasarkan pada aspek sosiologis, terhadap hak konstitusional anak,
psikologis, dan pedagogis, (e) ciri dan sifat terutama hak terhadap perlindungan
yang khas dari anak memerlukan pembedaan (protection right) dan hak untuk
perlakuan yang bertujuan untuk memberikan tumbuh dan berkembang (development
pembinaan serta perlindungan yang tepat right), Mahkamah juga berpendapat
bagi anak. Usaha pemerintah pada tahun bahwa konvensi internasional seperti
1957 dengan mengirim beberapa ahli dari hak-hak anak yang diatur oleh PBB,
beberapa departemen ke luar negeri yang dan instrumen hukum internasional
menghasilkan agreement secara lisan antar lainnya yang berhubungan dengan
instansi untuk memberikan perlakuan khusus anak, merekomendasikan batas usia
bagi anak-anak yang melakukan tindak pertanggungjawaban anak adalah 12
pidana, serta gagasan-gagasan tersebut tahun. Hal tersebut dapat dijadikan
menjadi ide historis dalam menentukan tolok ukur dalam menentukan batas usia
batas usia pertanggungjawaban pidana anak. minimal bagi anak yang dapat dimintai
Undang-Undang Pengadilan Anak pertanggungjawaban pidananya.
diujikan ke Mahkamah Konstitusi (MK) Namun, Mahkamah berpendapat
dengan Putusan Nomor 1/PUU-VIII/2010 bahwa instrumen hukum internasional
tertanggal 24 Februari 2011 dengan amar yang berkaitan dengan anak dan
putusan bahwa batasan rentang 8-16 tahun rekomendasi batas usia dari PBB
yang terdapat dalam UU Peradilan Anak tidak dapat dijadikan sebagai batu
bertentangan dengan UUD NRI 1945 secara uji dalam menilai konstitusionalitas
bersyarat, kecuali dimaknai 12 tahun. Dasar batas usia pertanggungjawaban hukum
pertimbangan hakim Mahkamah Konstitusi bagi anak”;
adalah: 2. "Bahwa penetapan usia minimal 12
1. “Bahwa Mahkamah berpendapat, tahun sebagai ambang batas usia
batas umur delapan tahun bagi anak pertanggungjawaban hukum bagi anak
untuk diajukan ke sidang dan belum telah diterima oleh sebagian negara-
mencapai umur delapan tahun dapat negara lainnya dan juga sebagaimana
dilakukan pemeriksaan oleh penyidik, Hak Anak yang diatur oleh PBB dalam
secara faktual benar, umur a quo General Comment, 10 Februari 2007.
relatif rendah. Penjelasan undang- Dengan ambang batas usia 12 tahun
undang a quo menentukan batas maka telah sesuai dengan ketentuan
umur delapan tahun secara sosiologis, tentang pidana yang dapat dijatuhkan
psikologis, pedagogis anak dapat kepada anak dalam Pasal 26 ayat (3)
dianggap sudah mempunyai rasa dan ayat (4) UU Pengadilan Anak.
tanggung jawab. Meskipun dalam Penetapan batas usia tersebut juga
UU Pengadilan Anak memakai asas mempertimbangkan bahwa anak pada
praduga tak bersalah, tetapi menurut umur tersebut secara relatif sudah
Mahkamah, fakta hukum menunjukkan memiliki rasa emosional, mental
adanya beberapa permasalahan dalam dan kondisi psikologis yang stabil
proses penyidikan, penahanan, dan serta sesuai dengan budaya bangsa
persidangan, sehingga menciderai hak Indonesia, sehingga dapat kiranya
konstitusional anak yang dijamin dalam memberikan pertanggungjawaban
UUD NRI Tahun 1945. Oleh karena secara hukum karena telah mengetahui
hal tersebut, perlu kiranya Mahkamah hak dan kewajibannya. Selain itu,
menetapkan batas umur bagi anak penetapan batas pertanggungjawaban
Pembatasan usia pertanggungjawaban pidana ... 237

hukum anak dalam usia tersebut konflik hukum (Pangemanan, 2015). UU


sudah sesuai dengan semangat revisi Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA)
KUHP yang akan menetapkan batasan yang menggantikan UU Pengadilan Anak
usia pertanggungjawaban anak yang memberikan definisi dari anak yang berkonflik
lebih tinggi, sehingga dapat terhindar dengan hukum adalah anak yang sudah berusia
dari pelanggaran konstitusional anak 12 tahun tetapi belum mencapai usia 18
sebagaimana dimohonkan oleh para tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
Pemohon yang sama dengan RUU Dari definisi tersebut terlihat jelas bahwa
Pengadilan Anak yang menetapkan batas legislatif telah menyepakati usia delapan
usia pertanggungjawaban adalah 12 tahun adalah usia yang belum cocok untuk
tahun. Berdasarkan pandangan hukum dapat diminta pertanggungjawaban atas
di atas, Mahkamah berpendapat bahwa perbuatan yang telah dilakukannya, karena
batasan usia minimal 12 tahun lebih anak yang berusia delapan tahun masih
memberikan jaminan terhadap hak belum mengerti apa yang dilakukannya.
anak untuk tumbuh dan berkembang Sedangkan anak yang berusia 12 tahun tetapi
serta mendapatkan perlindungan belum mencapai usia 18 tahun yang diduga
sebagaimana dicita-citakan dalam Pasal melakukan tindak pidana akan tetap dapat
28B ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. diadili di persidangan anak. Lebih jelas dalam
Dengan demikian, frasa sekurang- Pasal 20 UU SPPA menyebutkan bahwa:
kurangnya delapan tahun dalam UU “Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh
Pengadilan Anak adalah inkonstitusional anak sebelum genap berumur 18 tahun dan
bersyarat, artinya inkonstitusional diajukan ke sidang pengadilan anak setelah
kecuali harus dimaknai telah mencapai anak yang bersangkutan melampaui batas
usia 12 tahun sebagai ambang batas umur 18 tahun, tetapi belum mencapai
minimum seorang anak dapat diminta umur 21 tahun, anak tetap diajukan ke
pertanggungjawaban pidananya.” sidang anak”.
Setelah adanya putusan MK tersebut Penggolongan usia anak yang dapat
maka usia pertanggungjawaban pidana diminta pertanggungjawaban menurut UU
anak yang awalnya delapan tahun berubah SPPA dibagi menjadi tiga, yaitu anak di bawah
menjadi 12 tahun. usia 12 tahun, usia antara 12-14 tahun, dan
usia antara 14-18 tahun. Anak yang berusia di
Pengaturan Pertanggungjawaban Pidana bawah 12 tahun dan diduga atau melakukan
bagi Anak dalam Perspektif Undang- tindak pidana, maka anak tersebut tidak
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang dapat diminta pertanggungjawaban secara
Sistem Peradilan Pidana Anak hukum dan anak tersebut dikembalikan
Permasalahan anak yang berkonflik kepada orang tua atau walinya. Pasal 21 UU
dengan hukum, baik sebagai korban (victim) SPPA menyatakan bahwa seorang penyidik,
maupun anak sebagai pelaku (subjek) tindak pembimbing kemasyarakatan, dan pekerja
pidana, merupakan permasalahan yang sosial profesional mengambil keputusan
sering dihadapi oleh hampir semua negara. untuk menyerahkan kembali kepada orang
Peradilan anak adalah suatu bentuk peradilan tua/wali atau mengikutsertakannya dalam
secara khusus menangani perkara pidana program pendidikan, pembinaan, dan
anak yang tergabung dalam suatu sistem, pembimbingan di instansi pemerintahan
dikenal dengan sistem peradilan pidana atau Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan
anak yang bertujuan untuk menanggulangi Sosial di instansi yang menangani bidang
anak agar tidak berkonflik dengan hukum kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat
dan melindungi anak yang mengalami maupun daerah, paling lama enam bulan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 238

Anak yang berusia di antara 12-14 Peradilan Pidana Anak sebagai pengganti
tahun yang melakukan tindak pidana dapat undang-undang sebelumnya dibagi menjadi
diminta pertanggungjawaban pidana. Anak tiga, yaitu dasar filosofis, sosiologis, yuridis,
dalam rentang kategori ini hanya dapat dan psikopolitik masyarakat. Dasar filosofis
diberikan tindakan sebagaimana bunyi adalah fondasi kehidupan negara Indonesia
dalam pasal 69 UU SPPA yaitu anak yang dalam berbangsa dan bernegara, yaitu
belum berusia 14 tahun hanya dapat dikenai Pancasila. Penerapan nilai-nilai Pancasila
tindakan. Anak yang sudah berusia 14-18 di dalam suatu hukum mencerminkan suatu
tahun dianggap telah dapat memberikan keadilan, ketertiban, dan kesejahteraan yang
pertanggungjawaban atas tindak pidana dicita-citakan oleh masyarakat Indonesia.
yang telah dilakukannya. Anak yang masuk Dasar sosiologis penyelenggaraan
dalam kategori ini sudah dapat divonis lembaga peradilan pidana anak tidak hanya
berupa hukuman penjara. dapat menguntungkan tetapi juga dapat
merugikan kondisi mental, fisik, sosial anak.
Ratio Legis Pembatasan Usia Pertanggung Tindak pidana anak, saat ini cenderung
jawaban Pidana Anak Usia di Bawah 12 meningkat dibandingkan dengan tindak
Tahun yang Melakukan Tindak Pidana pidana lainnya. Hampir semua tindak
Menurut Undang-Undang Nomor 11 pidana yang dilakukan oleh orang dewasa
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan juga dilakukan oleh anak-anak. Adapun
Pidana Anak faktor penyebabnya adalah keadaan sosial
Seorang anak tidak dapat melindungi ekonomi yang kurang kondusif, pengaruh
dirinya sendiri dari berbagai ancaman perkembangan dalam bidang komunikasi
kekerasan yang menimbulkan kerugian dan informasi, hiburan, perkembangan ilmu
mental, fisik, sosial dalam berbagai bidang pengetahuan, dan perubahan gaya hidup.
kehidupan dan penghidupan. Anak harus Selain itu, pengaruh dari situasi keluarga
dibantu oleh orang lain dalam melindungi juga menjadi faktor yang penting misalnya
dirinya, mengingat situasi kondisi dan anak kurang mendapatkan kasih sayang dan
kondisinya, khususnya dalam pelaksanaan perhatian dari keluarganya sehingga anak
peradilan pidana anak yang asing bagi dirinya. tersebut dengan mudah terpengaruh oleh
Anak perlu mendapatkan perlindungan dari hal-hal negatif yang ada dalam lingkungan
kesalahan penerapan peraturan perundang- masyarakat.
undangan yang berpotensi merugikan Dasar yuridisnya, hukum harus dapat
kondisi fisik, mental, dan sosial anak. membantu perkembangan manusia ke arah
Perlindungan anak dalam hal ini disebut positif dan bersifat adil serta adanya jaminan
dengan perlindungan hukum yuridis (legal persamaan. Pasal 28 ayat (2) UUD NRI
protection). Undang-undang pertama yang Tahun 1945 ayat (2) menyatakan bahwa
mengatur secara khusus terkait dengan “Setiap anak berhak atas kelangsungan
anak diduga melakukan tindak pidana hidup, tumbuh, dan berkembang serta
adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
1997 tentang Pengadilan Anak. Namun diskriminasi.” Hal yang dicita-citakan oleh
undang-undang tersebut belum mampu Pasal 28 ayat (2) diimplementasikan dalam
untuk mengatasi permasalahan berkaitan UU HAM dan UU Perlindungan Anak.
dengan anak sehingga dibentuk undang- Dasar psikopolitik masyarakat adalah
undang baru yang dianggap mampu untuk suatu kondisi masyarakat tentang tingkat
mengatasi permasalahan terkait dengan anak. penerimaan (acceptance) atau tingkat
Dasar pemikiran dibentuknya Undang- penolakan (resistance) terhadap suatu undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem undang. Tindak pidana yang dilakukan oleh
Pembatasan usia pertanggungjawaban pidana ... 239

anak merupakan akibat dari perbuatan yang Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997
dilakukan oleh orang dewasa karena anak tentang Pengadilan Anak mengatur anak
selalu meniru dan belajar tentang apapun yang yang dapat diminta pertanggungjawaban
dilakukan oleh orang dewasa, padahal anak pidana adalah anak yang berusia antara 8-18
belum mengetahui antara baik dan buruk. tahun sedangkan dalam UU SPPA anak yang
Pandangan ini yang harus ditanamkan dalam dapat diminta pertanggungjawaban pidana
masyarakat dan aparatur penegak hukum adalah umur 12-18 tahun. Alasan terjadinya
dalam menangani kasus yang berkaitan perubahan batas usia tersebut karena dalam
dengan anak. Keikutsertaan masyarakat beberapa perundang-undangan, batas usia
dalam pembentukan suatu produk hukum maksimal untuk masuk dalam kategori anak
diharapkan mampu membentuk produk adalah 18 tahun, tetapi tidak ada batasan
hukum yang sesuai dengan masyarakat dan yang sama dalam mengatur minimum usia
juga diharapkan mampu menekan tingkat anak yang dapat diajukan ke persidangan.
penolakan terhadap produk hukum tersebut, Usia delapan tahun merupakan usia yang
sehingga produk hukum menjadi ideal bagi masih sangat muda dan belum layak untuk
masyarakat. Keikutsertaan masyarakat dimintai pertanggungjawaban pidana karena
dalam proses pembentukannya menjadi pada usia tersebut seorang anak belum
faktor penyeimbang dengan komponen menyelesaikan pendidikan dasarnya.
pembuat produk hukum lainnya. Beijing Rules menegaskan bahwa dalam
Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana sistem hukum yang mengakui konsepsi
Anak tidak lagi menyebut anak yang diduga mengenai umur untuk tanggung jawab
melakukan tindak pidana dengan sebutan anak pidana anak, mulainya umur tersebut tidak
nakal melainkan disebut dengan anak yang ditetapkan pada tingkatan yang terlalu rendah,
berkonflik dengan hukum. Menurut Pasal mengingat kenyataan mengenai kematangan
1 angka 3 UU SPPA, anak yang berkonflik emosional, mental, dan intelektual. Sebagai
dengan hukum adalah anak berusia 12 perbandingan, dapat dilihat aturan batas
tahun, tetapi belum berusia 18 tahun yang usia pertanggungjawaban pidana yang
diduga melakukan suatu tindak pidana. dapat diminta ke anak di negara-negara
Definisi tersebut menunjukkan bahwa anak lain (Sambas, 2013), yaitu: (a) di Inggris,
yang dapat diminta pertanggungjawaban batas usia pertanggungjawaban terendah
adalah anak berusia antara 12 tahun sampai adalah delapan tahun, (b) di Australia, batas
18 tahun. Pasal tersebut memberikan usia pertanggungjawaban terendah adalah
peningkatan usia yang dianggap sebagai delapan tahun, (c) di Swedia, batas usia
anak yang melakukan tindak pidana yang pertanggungjawaban terendah adalah 15 tahun,
awalnya dalam UU Pengadilan Anak (d) di Jepang, batas usia pertanggungjawaban
berusia delapan tahun menjadi 12 Tahun. terendah adalah 20 tahun, (e) di Colombia,
UU SPPA mengatur bahwa penahanan batas usia pertanggungjawaban terendah
terhadap anak-anak yang berkonflik dengan adalah 18 tahun, dan (f) di Korea, batas
hukum baru dapat dilakukan setelah anak usia pertanggungjawaban terendah adalah
berusia 14 tahun, sebagaimana ketentuan 14 tahun. Perbedaan batas usia anak yang
dari UNICEF yang menetapkan batas dapat diminta pertanggungjawaban pidana
usia pertanggungjawaban harus di atas 14 disebabkan oleh sejarah dan budaya dalam
tahun. Hal tersebut didasarkan pada fakta suatu negara. Pertanggungjawaban atas diri
di lapangan yang menunjukkan bahwa anak dapat dinilai dari kematangan moral
sebagian besar negara-negara internasional dan kejiwaan anak. Hal terpenting adalah
menetapkan batas usia yang dapat diminta batas usia pertanggungjawaban pidana anak
pertanggungjawaban adalah 14 tahun. tidak ditentukan terlalu rendah apalagi tidak
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 240

ditentukan sama sekali karena hal tersebut usia yang dapat diminta pertanggungajwaban
mengakibatkan gagasan mengenai tanggung pidana adalah usia antara 12-18 tahun.
jawab menjadi tidak berarti. Rasio legis pembentukan Undang-Undang
UU SPPA Pasal 21 menyatakan bahwa dalam menetapkan Pasal 21 ayat (1) UU
anak yang belum berumur 12 tahun tidak SPPA adalah bahwa anak yang masih belum
dapat diminta pertanggungjawaban pidana. berusia 12 tahun dianggap tidak mampu
Dalam penjelasan Pasal 21 dinyatakan untuk bertanggungjawab secara pidana
bahwa anak yang berusia di bawah 12 tahun yang didasarkan pada: (a) pertimbangan
belum dapat mempertanggungjawabkan sosiologis, psikologis dan pedagogis, (b)
perbuatannya didasarkan pada pertimbangan anak yang belum berusia 12 tahun dan
sosiologis, psikologis, dan pedagogis. dalam rentang usia 12-18 tahun masih
Risalah RUU SPPA menjelaskan beberapa memerlukan pembinaan orang tuanya, (c)
pendapat atau alasan yang mendasari anak usia yang cukup untuk anak dapat mengerti
di bawah usia 12 tahun tidak dapat diminta terhadap konsekuensi tindak pidana yang
pertanggungjawaban pidana, yaitu: (a) dilakukan, dan (d) rentang usia 12-18 tahun
dalam rentang usia tersebut anak masih belum memiliki kedewasaan emosional,
membutuhkan pembinaan dari kedua orang mental dan intelektual.
tuanya, (b) usia pertanggungjawaban harus
didapatkan pada usia yang cukup sehingga DAFTAR RUJUKAN
anak dapat mengerti konsekuensi tindak Ali, M. (2011). Dasar-Dasar Hukum Pidana.
pidana yang dilakukannya, (c) dalam rentang Jakarta: Raja Grafindo.
usia tersebut kedewasaan emosional, mental Atmasasmita, R. (1983). Problem Kenakalan
dan intelektual anak masih belum stabil, dan Anak-Anak Remaja. Bandung: Armico.
(d) menurut Konvensi Hak Anak, minimum Awaliyah, S., Suhariningsih., Budiono, A.R.
usia yang dapat diminta pertanggungjawaban & Safa'at, R. (2017). Law Review on
pidana adalah 14 tahun. Ketentuan Pasal 21 Age Discrimination for Job Seekers
UU SPPA sesuai dengan ketentuan Pasal 40 in Indonesia. Journal of Law, Policy
ayat (3) huruf a Konvensi Hak-Hak atas Anak and Globalization., 63, 109.
yang menyebutkan bahwa penetapan usia Gultom, M. (2006). Perlindungan Hukum
minimum anak-anak merupakan dasar anak Terhadap Anak. Bandung: Refika
tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban Aditama.
pidana. Anak di bawah usia minimum Hidaya, B. (2010). Pemidanaan Anak di
yang ditentukan tersebut dianggap tidak Bawah Umur. Bandung: Alumni.
memiliki kemampuan untuk melanggar Mas, M. (2011). Pengantar Ilmu Hukum.
suatu undang-undang. Bogor: Ghalia.
Mulyadi, L. (2005). Pengadilan Anak di
SIMPULAN Indonesia. Bandung: Mandar Maju.
Penetapan batas usia pertanggungjawaban Pangemanan, J. B. (2015). Pertanggungjawaban
pidana yang terdapat dalam tiga peraturan Pidana Anak Dalam Sistem Peradilan
yang berlaku di Indonesia berbeda-beda. Pidana Indonesia. Lex Et Societatis,
KUHP menetapkan batas minimal seorang III(1).
anak dapat diminta pertangungjawaban adalah Prasetyo, T. (2012). Hukum Pidana. Jakarta:
16 tahun. Undang-Undang Nomor 3 Tahun Raja Grafindo.
1997 tentang Pengadilan Anak menetapkan Prinst, D. (2003). Hukum Anak Indonesia.
usia antara 8-18 tahun. Undang-Undang Bandung: Citra Aditya Bakti.
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Prodjodikoro, W. (2003). Asas-Asas Hukum
Peradilan Pidana Anak menetapkan batas Pidana di Indonesia. Bandung: Refika
Pembatasan usia pertanggungjawaban pidana ... 241

Aditama. Sistem Peradilan Pidana Anak.


Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Risalah Rapat Kerja Panitia Khusus
Dasar Negera Republik Indonesia Rancangan Undang-Undang Peradilan
Tahun 1945. Anak. (1996).
Republik Indonesia. (1946). Undang-Undang Risalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Undang-Undang Hukum Pidana. Anak. (2012).
Republik Indonesia. (2012a). Naskah Sambas, N. (2013). Peradilan Pidana
Akademik Undang-Undang Nomor 11 Anak di Indonesia dan Instrument
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Internasional Perlindungan Anak
Pidana Anak. Serta Penerapannya. Yogyakarta:
Republik Indonesia. (2012b). Undang- Graha Ilmu.
Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang .

Anda mungkin juga menyukai