Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal
dari Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda- tanda atau tingkah laku”. Hovland, Janis & Kelley Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Dalam perspektif sejarah studi Sosial Komunikasi manusia merupakan perkembangan relatif baru yang muncul pada tahun-tahun pasca Perang Dunia Kedua (Bryan&Prabanic-Smicht, Bab 2, Edisi ini; Delia 1987), Saat itu , terdapat optimisme menyangkut masa depan ilmu sosial secara umumu, terutama yang berhubungan dengan relevansinya untuk memperbaiki kondisi masyarakat (lewin, 1945). Penyuluhan merupakan keterlibatan seorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya. Bila pernyataan dan definisi tersebut diambil inti sarinya.maka penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai suatu sistempendidikan non-formal untuk masyarakat pedesaan dengan implikasi Pendidikan adalah proses yang karena kegiatan seseorang menimbulkan perubahan dalam perilakunya. “ETIKA PENYULUHAN” Etika tidak sama dengan peraturan tetapi etika menyangkut nilai-nilai moral untuk membangkitkan kesadaran beritikad baik. Etika yang baik dari penyuluh mendorong masyarakat (petani) kearah yang baik dan juga menyebabkan munculnya kepercayaan masyarakat (petani). Agen penyuluh berkembang karena pemanfaatan teknologi, komunikasi dan ilmu-ilmu sosial. Apabila penyuluh beretika baik itu dapat menjadi motivasi, membangkitkan kesadaran masyarakat agar melakukan apa yang dikatakan penyuluh untuk kepentingan pertanian berkelanjutan. Padmanegara (1987) mengemukakan beberapa perilaku yang perlu ditunjukkan oleh setiap penyuluh (pertanian), yang meliputi: 1. Perilaku sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia yang ber-iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, jujur, dan disiplin. 2. Perilaku sebagai anggota masyarakat, yaitu mau menghormati adat/kebiasaan masyarakatnya, menghormati petani dan keluarganya (apapun keadaan dan status sosial ekonominya), dan menghormati sesama penyuluh. 3. Perilaku yang menunjukkan penampilannyaa sebagai penyuluh yang andal, yaitu: berkeyakinan kuat atas manfaat tugasnya, memiliki tanggungjawab yang besar untuk melaksanakan peker-jaannya, memiliki jiwa kerjasama yang tinggi, dan berkemam-puan untuk bekerja teratur. 4. Perilaku yang mencerminkan dinamika, yaitu semangat kerja yang tinggi, selalu berusaha mencerdaskaan diri, dan selalu berusaha meningkatkan kemampuannya. Aspek etika yang harus diperhatikan oleh penyuluh: 1. Citra ideal manusia dan masyarakat, yaitu nilai-nilai (berkaitan dengan masing-masing individu), sedangkan norma (berkaitan dengan kesepakatan di tengah masyarakat). 2. Loyalitas, loyal terhadap organisasi, penyuluhan dan masyarakat sasaran. Organisasi penyuluhan: Pusat: Badan Penyuluhan Pertanian. Provensi: Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian. Kabupaten: Badan Pelaksana Penyuluhan. Kecamatan: Balai Penyuluhan Pertanian. Desa: Pos Penyuluh Desa. Organisasi penyuluhan dari masyarakat sasaran tidak dapat bertentangan karena apa yang dibuat/isi, yaitu terdiri dari penggambaran umum dan masalah masyarakat, serta strategi mengatasi masalah masyarakat.“Tidak mungkin seorang petani akan mengadopsi difusi teknologi pertanian kalau tanpa adanya bukti (hanya teori saja)”. Seorang penyuluh harus beretika, pandai berkomunikasi, menguasai teknologi, memiliki wawasan yang luas, serta dapat dipercaya. “LATAR BELAKANG PENGGUNAAN PENYULUHAN PERTANIAN” 1. Persepsi, proses menerima informasi atau stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologi. Prinsip umum persepsi antara lain relativitas, selektivitas, organisasi, arah dan perbedaan kognitif. 2. Unsur unsur proses komunikasi Model komunikasi terdiri dari symbol dan arti, menerima pesan yang tepat. Hubungan antar manusia terdiri dari interaksi seseorsng kepada yang lainnya 3. Belajar memperoleh atau memperbaiki kemampuan untuk melaksanakan sesuatu pola sikap melalui pengalaman dan praktek. Keandalan akan pengetahuan dan pengembangan merupakan aspek penting untuk menerima saran penyuluhan, karena semuanya merupakan bagian penting dari proses belajar. 4. Sikap, perasaan, pikiran dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek aspek tertentu dalam lingkungannya. 5. Pengambilan keputusan cara dari setiap individu mengambil keputusan. 6. Adopsi dan difusi inovasi
Lingkup dan Pelaku Penyuluhan Pertanian
Lingkup Penyuluhan Pertanian: 1. Sebagai kegiatan agribisnis 2. Sebagai kegiatan keluarga tani 3. Sebagai bagian dari pembangunan 4. Sebagai upaya berkelanjutan 5. Sebagai pengembangan SDM Proses difusi terdiri dari adopsi inovasi yang dipengaruhi oleh anggota kelompok sosial, bila sebagian kelompok tersebut telah mengadopsi inovasi maka yang selebihnya akan mengikuti. Implikasi penelitian adopsi pada penyuluhan, menganalisis terjadinya proses adopsi dalam waktu tertentu. Keterbatasan penelitian difusi, terdiri atas pengetahuan ilmiah, diinginkannya inofasi, keuntungan dan kerugian bagi pemakai, isi dan penafsiran pesan, penerapan inovasi, umpan balik, dampak sosial dari inovasi dan dampak sosial. “PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUANG LINGKUP ILMU KOMUNIKASI” Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan dasar sebuah kelompok kecil. Ketika sekelompok orang hendak memutuskan sesuatu, mereka membentuk kelompok sebagai satu kesatuan yang anggota-anggotanya dapat bertindak secara bersama-sama dan hati-hati. Sedangkan pengambilan keputusan kelompok (group dicision making) merupakan konsep yang rumit. Kemunikasi kelompok mendefenisikan pengambilan keputusan secara relative sempit sebagai proses mengevaluasi dan memilih diantara alternatif-alternatif (Beebe dan Masterson, 2006; Keytan, 2002). Teori komunikasi & pengambilan keputusan kelompok 1. Teori fungsi pengambilan keputusan kelompok, tujuan teori fungsi pengambilan keputusan kelompok ialah memahami penyebab sebagai kelompok lebih berhasil atau lebih efektif dari pada kelompok lainnya. Teori fungsi menunjukkan model masukan-proses-keluaran (input, process- output, IPO) yang berfokus pada fungsi-fungsi instrumental komunikasi dalam pengambilan keputusan. 2. Teori-teori perkembangan keputusan a. Model-model fase (menurut teori perkembangan keputusan, kelompok- kelompok mengalami serangkaian fase yang memuncak menjadi sebuah pilihan. Fase adalah periode aktivitas kohoren yang menjalankan suatu fungsi di dalam proses keputusan. Menurut model orisinal, satu set urusan fase menghasilkan suatu keputusan. b. Model ekuilibrium bersela (model ini menetapka lima peristiwa atau periode signifikan yang terjadi sepanjang sebuah proses keputusan, Kelompok yang baru terbentuk Yang diusul dengan fase pertama pekerjaan tugas Kelompok meniali kembali pendekatan mula-mula dan menghentikannya Yang mengatur pekerjaan dalam fase tersebut Anggota mendesak agar pekerjaan segera diselesaikan dan keputusan. Pertukaran informasi dalam pengambilan keputusan kelompok Stasser dan titus (1985) menunjukkan bahwa kelompok cenderung membahas dan mendasarkan keputusan pada informasi yang diketahui oleh semua atau sebagian besar anggota tanpa memedulikan informasi yang hanya diketahui oleh seorang anggota saja. Riset wittwnbaum et al. (2004) menunjukkan bahwa informasi yang ditahan cenderung dibeberkan juga belakangan didalam diskusi, bahwa informasi negative lebih sering didiskusikan dari pada informasi positif. Studi Henningsen (2007) menunjukkan bahwa kelompok sanggup mengatasi informasi yang hilang dengan mencoba menyimpulkan atau dengan menggunakan kumpulan informasi yang hanya sepotong-sepotong. Teori penjelasan keputusan Sunfwolf (2006) teori penyesalan keputusan didasarkan pada premis bahwa argumentasi di dalam kelompok mencerminkan upaya para nggota untuk mengurangi kecemasan perihal hasil-hasil yang tidak tentu. Teori penyesalan keputusan menghubungkan komuniaksi dengan kepustakaan tentang penyesalan dan pemikiran lawan fakta yang sedang tumbuh di dalam psikologi sosial. Teori tersebut menunjukkan tipe argumen yang selama ini umumnya diabaikan dan dalam prosesnya menegaskan kerumitan argumen dan pengaruh di dalam kelompok. Teori strukturisasi penganbilan keputusan kelompok Teori strukturisasi pengambilan keputusan kelompok berfokus pada pembentukan keputusan kelompok lewat tindakan tindakan anggota, memeriksa proses terjadinya produksi dan reproduksi keputusan kelompok, dan mengidentifikasi faktor faktor yang memengaruhi proses proses tersebut. Konsep utama dalam teori ini ialah strukturisasi, proses produksi dan reproduksi sistem melalui penggunaan aturan dan sumberdaya oleh anggota. Perspektif tentang deliberasi dan demokrasi dalam kelompok Pengambilan keputusan kelompok yang mngembalikan penekanan pada proses proses demokratis. Barge (2002) mengatakan bahwa kebanyakan teori dan riset pengambilan keputusan didasarkan pada sudut pandang yang berpusat kepada masalah, yang menekankan identifikasi dan perbaikan kekurangan atau gap pada situasi sekarang. Gastil (2007) aspek penting dan terabaikan dalam pengambilan keputusan kelompok ialah legitimasinya di mata anggota kelompok dan para pemangku kepentingan di luar kelompok. METODE PENYULUHAN Metode Penyuluhan Pertanian 1. Media massa (Pertanyaan untuk di dikusikan) 2. Metode Penyuluhan 3. Metode Kelompok 4. Penyuluh Individu 5. Gabungan berbagai media dan penggunaan alat bantu audio visual 6. Penggunaan media rakyat 7. Penggunaan teknologi informasi modrn Proses Penyuluhan Pertanian 1. Adopsi inovasi 2. Proses difusi dan adopsi inovasi 3. Model pengembangan inovasi 4. Hasil penelitian mutakhir penyuluhan pertanian Media Penyuluhan Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dari pengirim ke penrima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sasaran sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media Penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi. Syarat-syarat media yang baik: 1. Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal 2. Mengemukakan ide baru 3. Mengesankan ketelitian 4. Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti sasaran 5. Mengajak sasaran untuk memperhatikan, mengingat, mencoba dan menerima ide-ide yang dikemukakan. Peran Media Penyuluhan 1. Saluran komonikasi dalam penyuluhan pertanian 2. Media belajar dalam penyuluhan pertanian 3. Peragaan dalam penyuluhan pertanian Proses Difusi dan Adopsi Inovasi Informasi yang dapat petani terima melalui dua proses, yakni melalui proses difusi dan proses adopsi inovasi. Inovasi merupakan suatu gagasan, benda ataupun cara yang baru. Difusi inovasi merupakan proses masuknya suatu inovasi melalui proses adaptif terlebih dahulu. Difusi adalah proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran- saluran tertentu dari waktu ke waktu diantara anggota sistem sosial (Van Den Ban dan Hawkins, 2000; Cruz, 1987 dalam Valera, 1987). Sedangkan Adopsi adalah suatu keputusan individu untuk menggunakan inovasi sebagai sarana tindakan. Keputusan untuk mengadopsi suatu teknologi terjadi dalam diri individu. Masuknya inovasi ada dua yaitu: 1. Penyuluh pertanian Penyuluh pertanian tidak serta merta diterima oleh masyarakat, harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Tahapan inovasi dalam proses adaptasi: Kesadran, karena penyuluh memberikan informasi agar terbangunnya kesadaran petani; Minat, muncul setelah menadapat informasi dari penyuluh; Menilai, merupakan tahap ketika petani mulai mempertimbangkan untung rugi inovasi tersebut; Mencoba, mempraktekkan inovasi tersebut secara kecil-kecilan; Konfirmasi, membandingkan hasilnya dengan petani lain. Dalam tahapan inovasi, terutama pada tahapan mencoba inovasi petani pendampingan terhadap petani sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan. Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh petani dibagi menjadi: Inovator Cepat melewati adopsi (elit-elit desa), cukup aktif menerima informasi, dan jumlah juga sangat sedikit. Early adapter Cirinya dia katif mencari informasi, dia juga aktif menyebar informasi tersebut, sosial ekonomi tinggi, serta jumlahnya sekitar 13% di desa. Early mayoriti Kondisi sosalnya rata-rata, jumlanya banyak di desa, cepat menerima, mencari, dan meyebar informasi. Jumlahnya sekitar 34% di desa. Late mayoriti Takut menanggung resiko, menerima informasi tapi lambat. Menerima iformasi ketika sudah ada yang berhasil. Kondisi ekonomi late mayoriti merupakan orang-orang atau petani yang ekonominya dibawah rata-rata. Jumlahnya sekitaran 34% didesa. Penolak Golongan yang sudah pesimis, berdasarkan kebiasaan. Jumlahnya sekitaran 13-16% di desa. Proses adopsi dapat dipercepat dengan cara: Peniruan : demonstrasi; Edukasi : pendidikan secara pengulangan untuk materi; Persuasi : bujukan; Paksaan : jangan berlangsung lama dan untuk kebaikan orang yang dipaksa (ala bisa karena terbiasa).
Faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi:
Semakin mudah informasi yang diberikan maka semakin cepat pula adopsi/penerimaan informasi begitupun sebaliknya. Biaya yang diperlukan (teknologi yang membutuhkan biaya) tergantung kemampuan ekonomi petani. Kesesuaian suatu inovasi dengan lingkungan yang ada. Kesesuaian inovasi terseut dengan budaya. Penting untuk menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh petani/komunikasi yang baik dan tidak dengan bahasa yang menggurui saat menyampaikan informasi pada petani.