Anda di halaman 1dari 3

TUGAS !!!

1. Silahkan kalian kerjakan soal-soal dibawah dengan benar, cari di berbagai sumber baik
buku, LKS maupun internet.

2. Kalian boleh mengerjakan dengan tulis tangan maupun diketik.

Terima kasih..

Selamat mengerjakan..

SOAL !!!

1. Siapakah yang memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama kali? Jelaskan dasar
hukumnya!

Pada 18 Agustus 1945, untuk pertama kalinya, presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.
Dalam masa peralihan ini kekuasaan presiden sangat besar karena seluruh kekuasaan MPR,
DPR, dan DPA, sebelum lembaga itu terbentuk, dijalankan oleh presiden dengan bantuan
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

2. Ada istilah “Maklumat Wakil Presiden No. X”, apa isi dari maklumat itu serta untuk apa
adanya maklumat tersebut?

MAKLUMAT 3 NOVEMBER 1945

Minggu, 01 Januari 2017 00:00 WIB

Pengumuman pemerintah RI yang memuat anjuran pembentukan partai-partai politik dengan


ketentuan bahwa partai-partai tersebut harus turut serta memperhebat perjuangan RI.
Maklumat dikeluarkan sebagai tanggapan atas usul Badan Pekerja KNIP kepada pemerintah.
Diumumkan di Jakarta oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Maklumat 3 November 1945 atau Maklumat No. X ini dikeluarkan pada tanggal 3 November
1945 oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta di Jakarta. Karena daftar urutan maklumat wakil
presiden tidak dibawa ole Mr. Gafar (sekretaris negara), untuk sementara nomor urut itu tidak
diisi, dan hanya ditulis Maklumat Wakil Presiden No.X untuk kemudian diganti dengan
urutan yang sebenarnya. Tetapi pihak sekretaris negara tidak mengganti nomor urutnya,
sehingga maklumat tersebut dapat disebut juga Maklumat No. X.

Dengan dikeluarkannya maklumat ini, pemerintah menginginkan timbulnya partai-partai


politik akan dapat dipimpin kerjasama yang teratur dengan segala aliran yang ada dalam
masyarakat. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik telah dapat tersusun sebelum
dilangsungkannya pemilihan anggota badan-badan perwakilan rakyat pada bulan Januari
1946. Dengan dasar ini kemudian berdiri berbagai partai politik, baik yang meneruskan partai
politik yang telah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan jaman pendudukan Jepang,
maupun partai politik yang baru akan berdiri.

3. Pada masa pembentukan pemerintahan pertama Indonesia juga mengesahkan Pembukaan


UUD 1945, jelaskan apa saja yang berubah pada pengesahan UUD 1945!

Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan UUD
1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau selanjutnya
lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas
sistem pemerintahan presidensial.

4. Jelaskan peranan Bung Hatta dan Ki Bagus Hadikusumo dalam proses perubahan
Pembukaan UUD 1945 alinea 4 terutama tentang sila pertama!

Ki Bagus Hadikusumo berperan dalam mempertahankan konsep Islam dalam dasar negara
meskipun mengalami kegagalan karena harus mengalah kepada keputusan untuk
menghapuskan 7 kata "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa"

Bung Hatta memiliki peranan sebagai pengambil keputusan untuk menghapuskan 7 kata di
poin pertama Piagam Jakarta sehingga menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang lebih
bersifat umum.

5. Mengapa Sukarno yang menginginkan hanya ada satu partai PNI saja, masih ditolak oleh
para tokoh lain?

Sjahrir mencurigai gagasan partai tunggal sebagai warisan fasisme Jepang. Ide yang ia tuduh
sedang tumbuh subur di kalangan elite nasionalis. Sebelumnya memang banyak kaum
pergerakan yang bekerja sama dengan pemerintahan balatentara Jepang. Ia sendiri memilih
jalur berbeda dengan Sukarno-Hatta dengan cara bergerak secara klandestin di luar kerangka
Jepang.

Karena itu ia dianggap “bersih" dari noda fasisme Jepang dan lebih bisa diterima oleh Sekutu
dan Belanda. Selain itu ia juga punya kecerdasan politik tersendiri yang membuatnya mudah
diterima pihak lawan.

Ide Sjahrir yang menolak partai tunggal sebenarnya berasal jauh dari masa mudanya. Beda
Sjahrir dengan Sukarno terletak pada pengalaman masa lalunya sebagai intelektual
berpendidikan Belanda.

Sedangkan Sukarno tidak pernah mengenyam pendidikan di luar negeri. Ia tak pernah melihat
sendiri bagaimana realitas sistem multipartai dalam kerangka demokrasi parlementer
dijalankan.

Penolakan Sjahrir terhadap gagasan nasionalisme ala Sukarno juga mencerminkan pokok
perbedaan di antara kedua bapak bangsa ini. Sjahrir menolak gaya nasionalisme menggebu-
gebu yang baginya sangat berbahaya karena bisa mengarah kepada fasisme. Gagasan-gagasan
Sjahrir yang sangat Barat ini jelas tidak sesuai dengan ide-ide Sukarno yang cenderung
sinkretis dan percaya kepada sistem negara integralistik.

Tetap Semangat Belajar !!!

Anda mungkin juga menyukai