Anda di halaman 1dari 118

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN,
BANYUDONO, BOYOLALI

SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :
LATHIFA MAYA DEWI
D1108511

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Judul Skripsi

MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP)

DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI

Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi


Jurusan Ilmu Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Tanggal : 12 Juli 2010

Pembimbing Skripsi

Drs. Sukadi, M.Si


NIP. 194708201976031001
commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Pada Hari : Senin


Tanggal : 2 Agustus 2010
Panitia Penguji :

1. Drs. H. Marsudi, M.S ( )


NIP. 195508231983031001

2. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( )


NIP. 196307301990032002

3. Drs. Sukadi, M.Si ( )


NIP. 194708201976031001

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Drs. Supriyadi, SN, SU


commit to user
NIP.195301281981031001

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan


harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah
hati dan amal kalian
(Al-Hadits)

Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita,


kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan
pernah lepas dari mata kamu
(5 cm)

Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai
sekarang juga
(Aa‟ Gym)

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya kecil ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya,


nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan
pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa
dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah cita-
cita terbesar dalam hidupku

Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua cita-


cita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin

Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer


Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi
warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg
atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita
tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^
Kapan touring lagi?????

Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada


lulus, terimaksih bimbingannya…

Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera”

Almamaterku Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya,
sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang
berjudul:
“MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA
DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”.
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan
hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan
terimaksih kepada:
1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis.
3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar
commit
telah memberikan pengarahan dantobimbingan.
user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku
penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah
memberi bekal ilmu kepada penulis.
6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah
memberikan ijin dalam penelitian
7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat
Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian.
8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang
memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis.
9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari,
selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan
waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan
skripsi.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut
menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan
yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima
dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.

Surakarta, Juli 2010


Penulis

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
ABSTRAK ....................................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9
F. Kerangka Berfikir........................................................................ 30
G. Metodologi Penelitian ................................................................. 31
BAB II DESKRIPSI LOKASI ........................................................................ 38
commit to user
A. Keadaan Wilayah ........................................................................ 38

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Keadaan Penduduk ...................................................................... 39


C. Kondisi Sosial – Budaya ............................................................ 43
D. Kondisi Sarana dan Prasarana ..................................................... 43
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di
Desa Denggungan.........................................................................47
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 57
A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri -
Perkotaan ..................................................................................... 57
a Perencanaan............................................................................ 57
b Pengorganisasian .................................................................... 72
c Penggerakan ........................................................................... 77
d Pengawasan ............................................................................ 84
B. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................ 89
1. Faktor Pendukung ................................................................. 89
2. Faktor Penghambat................................................................ 93
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 96
A. Kesimpulan .......................................................................... 96
B. Saran .......................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi lahan Desa Denggungan ......................................... 39

Tabel 2.2 Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa -

Denggungan .............................................................................. 40

Tabel 2.3 Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan

................................................................................................... 41

Tabel 2.4 Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ......................... 42

Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan ............................................. 45

Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan ................................ 46

Tabel 2.7 Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ........................... 49

Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ............... 53

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya

PNPM-MP Desa Denggunggan ................................................ 62

Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa
Denggungan .............................................................................. 78

Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa


Denggungan Tahun 2009 .......................................................... 85
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 30

Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif ....................................................... 36

Gambar 2.1 Bagan Keorganisasian BKM .................................................. 51

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional


Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa
Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta, 2010, 99 halaman.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan


mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana
manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
(PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan
penghambat dan upaya yang dilakukan.
Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan
dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi
manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan
masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah
manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah
tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman
dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam
pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak
sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran
dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,
sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai
dengan efisien dan efektif.
Sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, penulis
menggunakan metode penelitian jenis metode deskriptif kualitatif yaitu
menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi. Data yang diperoleh
commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang


meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen
dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui
kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya
masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran
angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat
dalam pembangunan fisik/lingkungan.

ABSTRACT

Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for


Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono,
Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and
Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages.

This research was conducted with the aim to find out and get a clear
description of the phenomenon under study is how the management of the
National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan
village and the factors that support and obstacles and the measures taken.
To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed
BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By
BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing
and evaluating the empowerment community activities, especially in managing
the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But
management problems be the cause of a lack of understanding from society so that
in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained
in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of
proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a
few other problems due to KSM is not working according to plan This research
describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and
contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s
proverty raising is can be reach efficiently and effectively.
Relation with problems and the goals of the research the writer uses
descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The
techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then,
the data is examined its validity by interactive analysis models that include data
reduction, data presentation and conclusion.
From the result of the research shows that the implementation of
management functions in planning activities has not been good, whereas in the
activities of organizing, actuating commit to user has been running well and could
and monitoring

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

improve the welfare of village society through activities Denggungan


environmental, economic and social. But its implementation there are still
obstacles like late payment of installments of the economy revolving fund neither
lacking of capital and civil society organization in physical or environmental
reconstruction.

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi

semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini

cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat

pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan

akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan

yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Tidak mudah untuk membangun pengertian kemiskinan karena

menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi

menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam

kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul

dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Dimensi Politik

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah

organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat

miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan

keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya masyarakat juga

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan

untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.

2. Dimensi Lingkungan

Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara

pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga

cenderung memutuskan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang kurang

memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.

3. Dimensi Sosial

Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke

dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat

perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.

4. Dimensi Ekonomi

Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan

sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas

yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal

guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.

5. Dimensi Aset

Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin

ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk asset
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan

dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau

perumahan, dan sebagainya.

(Buku Pedoman Umum P2KP)

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan

penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen

Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan

Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri

Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama

kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP

berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP).

Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya

penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses

pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama

masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai

obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan.

Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat

pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian

tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten

Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan

mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran

PNPM-MP dalam hal ini memiliki daya tarik tersendiri dimana kehadiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk

penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa

pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah

Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat,

kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa.

Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai

suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan

pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi

yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar

mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan

kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu

BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran

dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat,

sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai

dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa

Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk

memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di

tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi

dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa

Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan

siap dan menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna

mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya.

Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi

Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di

desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan

sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap

desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang

berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota

sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP.

Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan

ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam

FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa.

Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah,

dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu

membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp.

15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap.

Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu

Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri

dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit

Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan

membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak

kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanggulangan Kemiskinan.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan,

Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan

Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM

P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-.

Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan

beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA,

saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan

sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim,

beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita

serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan

dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir

dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin.

Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling

dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan

Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET,

yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- .

Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang

kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan

semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin

kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi

wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain.

Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua

kegiatan, yakni Semir jalan dan rehap Rumah Gakin, pembelajaran kemitraan ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana

masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan

Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik.

Pemanfaatan dana bantuan disesuaikan kebutuhan masyarakat

Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat

bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama

yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya

pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang

tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka

menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan

kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah

lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM

yang tidak bekerja sama sekali.

Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik

untuk merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengawasi

pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan

dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa

Denggungan dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih

lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang

dilakukan oleh BKM Ngudi Sejahtera.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. “Bagaimanakah Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan

Banyudono, Kabupaten Boyolali?”

2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa

Denggungan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena

yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan.

2. Tujuan Fungsional

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM

maupun masyarakat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada

Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori

Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah

perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan

ilmu administrasi pada khususnya.

2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan

Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.

E. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes

Yahya. 2006:1)

Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan &pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 )

John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the

process of directing and facilitating the work of people organized in formal

groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan

pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok

formal untuk mencapai tujuan.

Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto

(2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut:

“Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the


efforts of organization members and of using all other organizational resources
to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi
tercapainya tujuan organisasi).
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk
menjalankan suatu pekerjaan.

Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni

dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian,

pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan

menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen

sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling

berurutan. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

 Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk

memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan

atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk

pencapaian tujuan,

 Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu

rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang

memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa

yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada

bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal

untuk mencapai suatu tujuan.

2. Fungsi – Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang

harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya

fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun

sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi.

George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan

manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Penggerakan (Actuating)

4. Pengendalian (Controlling)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi:

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian,

dan pengawasan yaitu sebagai erikut:

“The management process comprises the following six function:” (Proses

manajemen terdiri dari enam fungsi):

1. Planning

2. Organizing

3. Staffing

4. Directing

5. Coordinating

6. Controlling

(Ibnu Syamsi, 1994:60)

Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa:

“The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB,

including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen,

yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut

menunjukkan tiap fungsi manajemen):

1. Planning

2. Organizing

3. Staffing

4. Directing

5. Coordinating

6. Reporting, and
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

7. Budgeting

Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen,

penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan

(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)

sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM

(Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada

tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari

masyarakat.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti

memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum

pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar

pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih

(overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap).

Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan

batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta

serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang,

menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap

penting untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan

sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan

sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural

resources), dan sumber daya lainnya(other resources).

Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa

perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah

diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa

depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat

disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah

diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang

perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan

penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan

pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan

pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat

diperoleh beberapa keuntungan, seperti:

1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan

untuk mencapai sasaran

2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan

datang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi

tindakan yang akan dijalankan

4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan

5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada

(Sumber: Buku Pedoman P2KP)

Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas,

agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat

mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan

keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian

sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya,

2006:33).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa:

“Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatan-


kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat
membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu
untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17)

Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian

sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan

mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota

organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan hal-

hal sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

 Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang

paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja

operasional.

 Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya

 Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan

 Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan

mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.

(Yohanes Yahya,2006:81)

Sedangkan menurut Siswanto (2006:75) mendefinisikan

pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk

diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar

pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan

fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana

tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan orang-

orang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian

rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu

kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses

pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta

tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan

dalam rangka pencapaian tujuan yang to


commit telah
userditetapkan.
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian

dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka

a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk

mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama

dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya.

b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-

masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan

mencari upaya pemecahan secara bersama

c) Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak, bukan hanya

tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu

d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak

mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan

publik.

(Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP)

3. Penggerakan (Actuating)

Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan

merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit

dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi

terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan,

tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia

merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang

mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut:

“Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau

bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan

sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu

S.P, 1984:176)

Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial,

hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan

berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113)

mengemukakan pengertian pergerakan adalah:

“Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan

sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya

tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.”

4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling)

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa

tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga

cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes

Yahya, 2006:133)

Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai

usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan

operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan sebelumnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai

pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto

(2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu:

“Management control is a systemic effort to set performance standards with


planning objectives, to design information feedback system, to compare actual
performance with these predetermined standards, to determine whether there
are any deviations and measure their significance, and to take any action
required to assure that all corporate resources are being used in the most
effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”.
(Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan
estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik
informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah
ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih
efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan).

Sedangkan pengertian pengawasan menurut Diemer, dalam Jurnal


internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut:
Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or
managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs
in accordance with the laws of the organization”
Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau
kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai
dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17
number 2, halaman 294).

Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut:

control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the


plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian
berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang
dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”.
(Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295).

Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari

pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa

semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan

berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan,

serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa

perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena

pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan

pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau

penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian, 2005:125-

126)

2. Program

Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang

membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut

petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini

dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu,

penggunaan alat-alat perlengkapan, dan ketentuan wewenang serta

tanggungjawab dari pelaksana program tersebut.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan

sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan,

perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702).

Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah

perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai

petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud

dari suatu rencana yang khusus.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

3. Pemberdayaan Masyarakat

Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah

paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau

titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini

menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan

dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya.

Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang

berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya

sendiri.

Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang

berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka

pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses

untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses

pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya

kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani,

2004:77).

Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah

sebagai berikut:

“Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa


pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak
mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk
pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136)

Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102)

menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk


commit
membuka jalan memasuki sumber to user manusia yang belum digunakan
kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan

dinamis seperti sekarang ini.

Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto,

dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan

yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut:

a Getting to know the local community

Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan,

termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah

satu dengan yang lain.

b Ghatering knowledge about the local community

Mengumpulkan pengetahuan yang menyakut informasi mengenai

masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual

tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan,

kondisi ekonomi, dan lain-lain

c Identifying the local leaders

Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari

pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local

leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh

yang kuat dalam masyarakat

d Stimulating the community to realice that it has problems

Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa

mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang

harus dipenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

e Helping people to discuss their problems

Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk

mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana

kebersamaan

f Helping people to identifying their most pressing problems

Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang

paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling

diutamakan.

g Fostering self-confidence

Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya

diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat

berswadaya

h Deciding on a program action

Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan

dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas,

yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang

didahulukan.

i Recognition of strengths and resources

Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya kekuatan-

kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan

masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan

sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan

memenuhi kebutuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

j Helping people to continue to work on solving their problems

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan,

karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan

masalahnya secara kontinyu.

Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat

pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui lembaga-

lembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga kemasyarakatan

dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud

memberdayakan mereka.

Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan

cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang

dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya

merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta

pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini

didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa

memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka

kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui

secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian

dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak

masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), pemberdayaan

sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah

perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri

umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan

sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas

lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan

persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset,

dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang

terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih

dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah

pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah

perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan

aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu

diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari

aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut,

model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian

persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya

yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka

panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih

baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun

menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di

perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri.

Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP

Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan.

Uraiannya sebagai berikut:

 Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan

berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif,

dan berkelanjutan.

 Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama

masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui

pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan

kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan

lokal lainnnya.

 Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi,

akuntabilitas, dan desentralisasi.

 Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus

dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua

pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya,

ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan

dalam keragaman.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:

 Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman

masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan

perumahannya.

 Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan

secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan,

baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya

menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan

sumber nafkah karena krisis ekonomi.

 Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan

kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel

yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan

dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.

 Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok

peduli) untuk membantu masyarakat miskin.

Strategi PNPM-MP

Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan

dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:

 Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat,

serta transparansi.

 Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di

commit
masyarakat, khususnya dalam to user akses bagi masyarakat miskin ke
membuka
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung

masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.

 Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat

melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.

 Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya

pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program

penanggulangan kemiskinan).

(Randy R&Ryant N, 2007:259)

Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin

ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka

penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke

masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada

organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan,

dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan

Masyarakat).

Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit

Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan

kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana

lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET,

sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran,

pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang

manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan

kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan (PNPM-MP)

Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for

humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian)

untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu

program. (http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-

manajemen.html).

Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui

pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di

perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar

perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan

atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya

peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat

miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang

pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang

kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi

masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif,

akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan

kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin

dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.

Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli)

untuk membantu masyarakat miskin.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan

berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua

pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik

dalam memampukan kemandirian masyarakat sebagai pelaku utama

pembangunan.

F. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa

(fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses

terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan

permasalahan penelitian.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikiran

Faktor Pendukung

Rendahnya pendapatan dan Manajemen PNPM-MP Peningkatan


kesejahteraan masyarakat 1. Perencanaan pendapatan dan
desa Denggungan 2. Pengorganisasian kesejahteraan
3. Penggerakan masyarakat
4. Pengawasan

Faktor Penghambat

Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat

perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan. Untuk memperlancar


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi

kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan

Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan

melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan

kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang

dipilih dari masyarakat.

Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor

yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa

upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga

memperlancar program pengentasan kemiskinan dan dapat tewujud

kesejahteraan masyarakat. Dan masyarakat diharapkan mampu untuk

memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.

G. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode

deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk kata-

kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004:6)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk

mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif

yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan

wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena:

a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP

b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan

manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada program-

program yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan.

c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi

penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang

berhubungan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi

serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data

yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar

(H.B.Sutopo, 2002:64).

Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu

peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan

masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan

mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses

interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan

persepsi.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya

jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti

untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam

waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang

berkaitan dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur

sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini

dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan

Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya:

a) Buku Pedoman P2KP


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

b) Standard Operating Prosedure P2KP

c) Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

d) Media dari internet tentang PNPM-MP

e) Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini

4. Sumber Data

Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu:

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan

dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung

dengan observasi.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer.

Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan

statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung

PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan

5. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam.

Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat

berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam

memperoleh data. (H.B. Sutopo, 1998:22)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan

PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah:

1) Aparat Desa Denggungan

2) Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan

3) Pengurus BKM Desa Denggungan

4) Manager UPK BKM Desa Denggungan

5) Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan

6) Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan

6. Teknik Analisa Data

Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman

dalam H.B Sutopo, 1988:34-36)

a) Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi

data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian

rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

b) Sajian Data

Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk

narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun

secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami

yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

c) Penarikan kesimpulan

Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data

terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang

dikumpulkan.

Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi

sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan

komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung.

Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih

jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 1.2

Analisis Model Interaktif

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

7. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini

digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini

memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal

ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali

dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79).

Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang temuan-

temuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga

dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui

wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang

sejenis bisa teruji kebenarannya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Keadaan Wilayah

Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono

Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini

mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah

sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Desa Ngargorejo

- Sebalah Selatan : Desa Ngasem

- Sebelah Barat : Desa Bangak

- Sebelah Timur : Desa Bolon

Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT

dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung

Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan,

Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun

Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh

seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md.

Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang

meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran,

Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 2.1

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1
Komposisi Lahan Desa Denggungan

No Jenis penggunaan lahan Luas Lahan (Ha)


1 Pemukiman Kampung 50.9875
2 Perkantoran 0.0001
3 Pertokoan 15
4 Sarana Pendidikan 7.300
5 Sarana Olah Raga 2.500
6 Lahan Sawah 587.3925
7 Kebun 41.5902
8 Tegalan 63.1803
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang

bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang

bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi,

cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan

air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.

B. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan

total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023

jiwa. Dari jumlah penduduk yang sebesar 3.835 jiwa tersebut terdiri dari 828 KK.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.2
Data Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Desa Denggungan
No Kelompok Umur ( Tahun ) Laki - laki Perempuan Jumlah
1. 0–4 113 129 242
2. 5-9 120 116 236
3. 10 - 14 185 244 429
4. 15 - 19 110 114 254
5. 20 - 24 102 198 300
6. 25 - 29 338 214 552
7. 30 - 39 349 204 553
8. 40 - 49 204 243 447
9. 50 – 59 198 238 436
10. 60 Keatas 94 162 256
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

SDM yang dimilliki desa Denggungan cukup berpotensi dalam hal

penanganan kegiatan lingkungan, sosial, ekonomi terbukti dengan kegiatan yang

ada di BKM ’Ngudi Sejahtera” dapat terlaksana dengan baik. Penduduk desa

Denggungan mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, dimana

sebagian besar bermata pencaharian sebagai Buruh industri, buruh tani, dan

petani. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.3
Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Denggungan
No Mata Pencaharian Jumlah ( jiwa ) %
1. Petani 244 16,70
2. Buruh Tani 360 24,64
3. Pengusaha 15 1,02
4. Buruh Industri 414 28,33
5. Buruh Bangunan 155 10,60
6. Pedagang 150 10,26
7. Pengangkutan 9 0,62
8. PNS 68 4,65
9. Pensiunan 43 2,94
10. Bidan 2 0,17
11. Perawat 1 0,07
Jumlah 1461 100
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat desa Denggungan bekerja sebagai buruh industri yaitu sebanyak 414

penduduk atau 28,33% sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai

buruh tani 360 penduduk atau sekitar 24,64% dan petani sebanyak 244 penduduk

atau 16,70% hal ini didukung dengan luas tanah persawahan beserta aliran irigasi

yang cukup memadai.

Berikut ini merupakan data warga miskin yang ada di Desa Denggungan

berdasarkan pemetaan swadaya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.4

Peta Sebaran KK Miskin Desa Denggungan

Wilayah Komposisi Penduduk Kategori Kemiskinan

RW RT Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kemiskinan Kemiskinan Kemiskinan


KK Jiwa Penduduk KK Jiwa Lingkungan Ekonomi Sosial
Dewasa Miskin Miskin (KK) (KK) (KK)
01 01 41 205 155 35 95 30 31 29

02 103 600 325 51 270 48 50 41

03 121 714 314 39 226 30 32 20

Jumlah 265 1592 794 145 585 108 113 90

02 04 80 350 210 76 170 65 74 52

05 75 216 140 68 90 55 68 33

06 70 340 270 62 210 41 60 48

07 42 155 95 37 45 30 34 18

08 45 205 183 30 165 20 30 24

Jumlah 312 1266 898 273 680 211 266 175

03 09 73 235 200 60 150 48 55 44

10 72 365 300 68 270 59 68 41

11 103 450 395 97 345 76 96 65

Jumlah 248 1050 895 225 765 183 219 150

Total : 825 3835 2587 623 2030 502 598 415

Sumber : Data hasil pemetaan swadaya PNPM-MP Desa Denggungan

Berdasarkan hasil pemetaan dari 825 KK, 75,5% diantaranya yaitu 623 KK

tergolong warga miskin sehingga Desa Denggungan menjadi salah satu daerah

sasaran PNPM-MP. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

C. Kondisi Sosial – Budaya

Desa Denggungan, yang masyarakatnya menganut dua perbedaan agama

yaitu agama Islam dan agama Kristen akan tetapi perbedaan agama yang ada

tidaklah menyurutkan semangat untuk membangun solidaritas antar umat

beragama. Hal itu terbukti dengan adanya saling hormat-menghormati, saling

tolong-menolong, bahkan saat adanya Program P2KP (yang sekarang PNPM-MP)

pertama kali masuk di Desa Denggungan tahun 2005, masyarakat menyambutnya

dengan gembira.

Program tersebut diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada

di Desa Denggungan, baik itu perekonomian, lingkungan dan sosial. Adanya

pinjaman bergulir yang ada di BKM memberi kesempatan pada warga masyarakat

miskin produktif yang kurang mampu untuk mengembangkan atau memulai

usaha. Tentu saja hal itu sangat berdampak positif terhadap warga masyarakat

miskin di Desa Denggungan.

D. Kondisi Sarana dan Prasarana

1. Sarana Pemerintah Desa

Untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah desa, di Desa

Denggungan didirikan Kantor Pemerintah Desa dan Balai Desa yang

mempunyai banyak fungsi. Disamping sebagai tempat menjalankan tugas

pemerintahan desa sehari-hari juga digunakan sebagai tempat penyuluhan-

penyuluhan, bimbingan-bimbingan, rapat atau musyawarah desa yang salah

satunya mengenai sosialisasi PNPM-MP. Ditempat ini juga terdapat layanan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

kesehatan berupa polindes, telah didirikan di desa Denggungan yang berguna

memberikan fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan masyarakat

Desa Denggungan dan beberapa posyandu. Selain itu juga terdapat sarana olah

raga seperti lapangan bulu tangkis, meja pingpong dan lapangan voli, juga

prasarana peribadatan seperti masjid/mushola dan gereja.

2. Sarana Perekonomian

Tanah sawah yang dimiliki oleh masyarakat dapat dikatakan lebih luas

dari tanah pemukiman penduduk, sehingga kondisi ini dapat diandalkan untuk

mata pencaharian masyarakat desa Denggungan sebagai petani.

Sedangkan di bidang perdagangan, industri yang berkembang di desa

Denggungan antara lain yaitu : industri tempe, industri tahu, industri keripik

tempe dan masih banyak lagi industri yang berkembang di Desa Denggungan.

Sumber Permodalan yang ada di Desa Denggungan :

1. BKM Ngudi Sejahtera, yaitu pinjaman bergulir bagi KSM-KSM Produktif

yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK)

2. Koperasi Kelompok Tani (KKT) “Tani Agung Mulia”

3. Koperasi Dana Dakwah

4. KSP “Mitra Mandiri”

5. Usaha Ekonomi Desa Simpan – Pinjam “Sri Katon”

6. Swamitra (Binaan Bukopin)

Home industri dan UKM yang ada di desa Denggungan memperoleh

modal usaha dari modal pribadi dan sumber lain yang di rasa masih kurang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

untuk peningkatan kuantitas produksi yang sangat berpengaruh erat kaitannya

dengan peningkatan pendapatan ekonomi.

Produk – produk yang di hasilkan UKM dan Home Industri di Desa

Denggungan selain di pasarkan di wilayah setempat juga wilayah luar Desa

Denggungan seperti terlihat pada tabel 2.5

Tabel 2.5
Home Industri Desa Denggungan
Keterangan
NO Produk Wilayah Pemasaran
Lokasi Usaha
1. Tempe Kedelai Bangak, Simo, Sambi, Banyudono, RW I
Kartasura, Solo
2. Tempe Kripik Banyudono, Kartasura, Solo RT04/II
3. Tempe Bongkrek ( Bangak, Kartasuro RT 03/I, RT 11/III
Gembus )
4. Tahu Banyudono, Kartosuro RT 03/I, RT 08/II
5. Kacang Sangrai Bangak, Banyudono, Kartasura RT 09/III
6. Roti Bangak, Banyudono, Kartasura, RT 11/III
Colomadu
7. Sabun Mandi Susu Boyolalali, Banyudono, Kartasura, Solo, RT 10/III
Karanganyar
8. Telur puyuh Colamadu, Solo, Kartasura RT 03/I, RT 06/II,
RT 11/III
9. Susu kedelai Bangak, Banyudono RT 05/II
10. Kripik Singkong Bangak, Banyudono RT 09/III
11. Beras Organik Banyudono, Solo, Sragen, Boyolali, RT 09/III
Jakarta
12. Pupuk Organik Banyudono, Boyolali RT 09/III
13. Telur Ayam Harco Banyudono, Solo, Colomadu, Kartasura RT 09/III, RT 11/III

14. Ayam Boiler Banyudono, Solo, Colomadu, Kartosura RT 01/I, RT 09/III,


RT 11/III
15. Sapi Kalioso, Sunggingan, Boyolali, Klaten, RW I, II, III
Kranggan - Kartasura
16. Kambing Pengging, Sunggingan, Sambi RW I, II, III
17. Lele Banyudono, Kartasura RT 04/II, RT 09/III
18. Itik Banyudono, Kartasura RW I, II
commit to user
Sumber : Data Hasil Survey Maret 2010
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

Kondisi Ekonomi yang telah tertangani :

1. Sebagian permodalan telah di salurkan kepada pelaku ekonomi ( Home

industri,UKM )

2. Pelatihan – pelatihan keahlian atau ketrampilan wirausaha

3. Sarana Perhubungan

Kondisi jalan yang ada di wilayah ini sebagian besar masih dalam

kondisi baik, tetapi ada sebagian yang perlu pemeliharaan dan perbaikan.

Tabel 2.6
Prasarana Transportasi Desa Denggungan
No Prasarana Transportasi Panjang (km)
1 Jalan Aspal 8
2 Jalan Beton 6
3 Jalan Tanah 8
4 Jembatan 1.5
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009

Sarana perhubungan berupa jalan yang telah di aspal ataupun di

betonisasi oleh masyarakat serta jembatan dimanfaatkan untuk menghubungkan

wilayah di sekitar desa Denggungan dengan desa lain serta untuk memperlancar

transportasi dan perekonomian warga. Betonisasi jalan dilakukan melalui

swadaya masyarakat ditambah dengan bantuan dari dana PNPM-MP yang

termasuk dalam pembangunan bidang fisik.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa

Denggungan

1. Proses Pembentukan BKM

BKM ”Ngudi Sejahtera” terbentuk dari hasil rembug masyarakat, dengan

beberapa pertimbangan, antara lain:

1. Pembentukan lembaga/organisasi baru dikarenakan lembaga-lembaga desa

yang sudah ada (Pemerintah Desa, BPD, LKMD, PKK) mempunyai

hierarki organisasi sendiri dan pola kepemimpinan yang sentralis, selain

BPD. Apalagi dari kesemua lembaga/organisasi diatas sudah mampunyai

rutinitas kegiatan/kerja sendiri, sehingga dikhawatirkan akan memecah

konsentrasi terhadap pelaksanaan program PNPM-MP di desa

Denggungan. Sehingga dalam Rembug Warga Masyarakat Desa

Denggungan disepakati untuk membentuk organisasi baru.

2. Bahwa Organisasi masyarakat Warga yang harus dibentuk haruslah

mencerminkan nilai-nilai kepedulian, konsisten, transparansi,

akuntabilitas, responsible, jujur dan lain-lain yang mampu memenuhi

harapan masyarakat dalam iklim demokrasi sekarang ini.

3. Bahwa Organisasi Masyarakat Warga yang akan dibentuk haruslah

beranggotakan orang-orang yang benar-benar dipercaya dan dipilih oleh

masyarakat dari tingkat RT dan kemudian dilanjutkan di tingkat desa,

tanpa memandang strata sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, keyakinan

politik, profesi dan lain-lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

Dari hasil rembug warga juga disepakati untuk membentuk Panitia

Pemilihan BKM tingkat RT dan tingkat desa. Panitia Pemilihan tingkat RT

bertugas untuk menjaring orang-orang yang dipercaya oleh warga masyarakat

dan akan mewakili untuk melakukan pemilihan (memilih dan dipilih) anggota

BKM di tingkat desa. Pemilihan tingkat RT tidak bisa dilaksanakan serentak

dalam 1 hari mengingat kesiapan panitia dan warga tiap-tiap RT.

Setelah terpilih utusan RT, masing-masing RT 3 orang, kemudian

dilakukan pemilihan anggota BKM di tingkat desa. Sebanyak 13 orang yang

mendapatkan urutan suara terbanyak, terpilih menjadi anggota BKM. Sementara

untuk urutan ke- 14 dan seterusnya akan menjadi pengganti apabila ada anggota

BKM yang mengundurkan diri atau keluar dari BKM.

2. Lokasi dan Status BKM/Paguyuban

Nama BKM : Ngudi Sejahtera

Alamat Sekretariat :Kantor Desa Denggungan, Desa Denggungan

Kec. Banyudono, Kab. Boyolali

Bentuk : Paguyuban

Status : Pencatatan di Notaris Adang Tri Sunoko, SH,

Pada tanggal 29 September 2005 No. 50

Jumlah Anggota : 13 orang, Laki-laki : 8 orang, Perempuan : 5 orang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.7
Nama-Nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera

Usia Alamat
No Nama P/L Pendidikan Jabatan
(Thn) (RT/RW)
1 Dra. Choiriyah P 47 10/03 S1 Koordinator

2 Sunarto, BA L 58 06/02 D2 Anggota


Drs. Wasul
3 L 45 03/01 S1 Anggota
Hidayat
W. Budiharto,
4 L 45 02/01 S1 Anggota
S.Ag
5 Mutholib, S.Ag L 45 03/01 S1 Anggota

6 Darmini, Spd. P 44 11/03 S1 Anggota

7 Luluk Y P 38 05/02 SMA Anggota

8 Karno S L 30 02/01 SLTP Anggota

9 Jumiyo, S.Pt. L 45 04/02 S1 Anggota

10 Ngatini, A.Ma.Pd P 39 01/03 D2 Anggota

11 Joko P L 28 08/02 SMA Anggota

12 Sri Utami P 43 07/02 SLTA Anggota

13 Hartanto L 41 01/01 SMA Anggota


Sumber: Profil BKM Ngudi Sejahtera

3. Visi, Misi, Tujuan dan Keorganisasian BKM

Visi BKM Ngudi Sejahtera

Masyarakat Desa Denggungan dengan dukungan semua lapisan masyarakat,

pemerintah, serta kelompok peduli menjadi sejahtera dan mandiri.

Misi BKM Ngudi Sejahtera

 Meningkatkan pendapatan masyarakat miskin melalui penyediaan


commit to user
permodalan dan pelatihan ketrampilan berusaha.
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

 Menyediakan sarana dan prasarana dasar pendukung kegiatan ekonomi,

sosial dan budaya.

 Meningkatkan ikatan dan kepedulian sosial masyarakat terhadap anggota

masyarakat lainnya yang sangat membutuhkan.

Tujuan BKM Ngudi Sejahtera

a) Tersedianya tambahan modal kerja bagi warga miskin yang membutuhkan

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

b) Terlaksananya pelatihan dan meningkatkan ketrampilan produksi

c) Tersalurkannya santunan bagi warga jompo yang telah disepakati

d) Tersalurkannya beasiswa bagi anak warga miskin dan kembalinya anak

putus sekolah mengikuti pendidikan

e) Terbangunnya kesadaran tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan

kaum perempuan

f) Berkurangnya angka balita yang mengalami gizi buruk maupun kematian

balita serta peningkatan kesehatan ibu hamil

g) Terciptanya kemitraan dengan lembaga atau dinas serta kelompok peduli

dalam penanggulangan kemiskinan.

Tanggung jawab anggota BKM adalah sebagai berikut:

1. Menyetujui dan menetapkan sistem, prosedur dan manajemen keuangan

2. Menyetujui dan menetapkan anggaran tahunan

3. Memonitoring penerimaan dan pengeluaran keuangan

4. Menyetujui honorarium atau insentif, pos-pos baru dan perjanjian-

perjanjian yang telah disepakati


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

5. Melakukan otorisasi dan menandatangani semua rekening Bank.

Bagan 2.1
Bagan Keorganisasian BKM

BKM

SEKRETARIAT

UPL UPS UPK

KSM KSM KSM

Proses Pembentukan Unit Pengelola

UPK (Unit Pengelola Keuangan)

BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam

membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat

RT. Selanjutnya calon UPK mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi

Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,

calon UPK mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM

Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang

diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPK tersebut menjadii

commit todiuser
UPK lewat pengumuman yang ditempel Papan Pengumuman Kelurahan.
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

UPL (Unit Pengelola Lingkungan)

BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam

membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat

RT. Selanjutnya calon UPL mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudii

Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,

calon UPL mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM

Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang

diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPL tersebut menjadi

UPL lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan.

UPS (Unit Pengelola Sosial)

BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam

membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat

RT. Selanjutnya calon UPS mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi

Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM,

calon UPS mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM

Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang

diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPS tersebut menjadi

UPS lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan.

Tanggung jawab Unit Pengelola (UP) adalah sebagai berikut:

1. Menjamin semua sistem keuangan dan prosedur dalam kebijakan BKM

ditaati dan dijalankan

2. Melaksanakan operasional keuangan organisasi setiap hari (day to day

basis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

Sekretariat

Bila dianggap perlu disamping unsur pengelola keuangan untuk

mengadministrasikan kegiatan sehari-hari BKM dapat membentuk sekretariat

sebagai unsur pelaksana harian, yang bekerja purna waktu.

Tanggung jawab sekretariat:

1. Mencatat semua penerimaan kas dan memastikan pengamanannya sampai

dengan sektor Bank

2. Memelihara semua asset selalu up to date dan melakukan pengecekan

secara reguler untuk memastikan pengamananya

3. Menyiapkan dokumen pengeluaran untuk diotoritaskan oleh pihak yang

berwenang

4. Mengelola kas, bertanggung jawab atas perhitungan dan pengecekan kas

apabila diperlukan dan pengisian kembali oleh BKM

5. Menyiapkan catatan semua kegiatan dan pengelolaan dana di BKM.

Dengan adanya pembagian tanggung jawab yang telah ditetapkan bertujuan agar

pelaksanaan PNPM-MP dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Tabel 2.8
Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris
USIA ALAMAT
NO NAMA P/W PENDIDIKAN JABATAN
(TAHUN) (RT/RW)
1 Wiwin Aryani SE P 27 02/01 S1 Manajer UPK
2 Rusmala Dwi. S P 23 03/01 SLTA Pembuku
3 Suroto L 30 11/03 STM Manajer UPL
4 Nanik Lestari P 18 10/03 SLTA Manajer UPS
5 Nanang Baidhowi L
commit
26
to user
03/01 SLTA Sekretaris BKM
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

Selain membentuk BKM sebagai wadah untuk masyarakat dalam

berpartisipasi dan sarana pemberdayaan masyarakat Denggungan maka dibentuk

KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). KSM merupakan suatu kelompok

swadaya masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat miskin yang

mempunyai keinginan untuk membentuk usaha di sektor kegiatan ekonomi

produktif untuk mengembangkan usaha yang telah ada. Usaha tersebut dapat

berupa usaha bersama maupun usaha sendiri-sendiri yang membentuk satu

kelompok.

Jenis usaha yang dikembangkan oleh KSM tersebut antara lain

distributor kedelai, sabun mandi susu, beras organik. Dalam pelaksanaan

PNPM-MP ini KSM juga mendapat beragam pelatihan yang difasilitasi oleh

BKM seperti pelatihan pembuatan sabun mandi, pelatihan manjahit, penanganan

wabah dan lain-lain.

4. Hubungan fungsional antara BKM dengan pemerintah desa

BKM Ngudi Sejahtera yang lahir dan berdiri dalam rangka membangun

modal sosial di masyarakat, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan

permasalahan kemiskinan yang ada. Dalam rangka merealisasi kegiatan-

kegiatan penanggulangan kemiskinan, BKM tidak dapat berjalan sendirian,

namun selalu berkerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada termasuk

dengan Pemerintah desa sebagai lembaga formal. Hal ini dapat dilihat dari

setiap pelaksanaan kegiatan, dimana BKM selalu melibatkan Pemerintah Desa

secara aktif, misalnya dalam rangka rembug warga tingkat desa, penyusunan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

perencanaan jangka menengah (PJM) Pronangkis tingkat desa, penyelesaian

permasalahan yang dihadapi oleh BKM dan masih banyak lagi bentuk-bentuk

kerjasama BKM dengan Pemerintah Desa.

Dan sebaliknya, pemerintah desa juga menaruh perhatian besar terhadap

keberadaan lembaga BKM. Hal ini dapat dilihat dengan pemberian fasilitas

berupa gedung/bangunan sebagai tempat sekretariat BKM. Selain itu juga

pemberian berupa sarana penunjang lainnya, berupa meja/kursi, dan almari. Itu

semua merupakan bentuk kerjasama yang saling mendukung dalam rangka

merealisasi kegaiatan-kegiatan Penanggulangan Kemiskinan.

5. Bentuk Kemitraan antara BKM, Pemerintah Desa, Dinas, Swasta, dan

kelompok peduli lainnya.

BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan merupakan salah satu BKM

yang berada di wilayah Boyolali yang telah mampu merealisasi kegiatan –

kegiatan yang bersifat kemitraan dengan pihak lain. Kegiatan tersebut

merupakan kegiatan yang telah di biayai oleh dana PAKET ( Program

Penanggulangan Kemiskinan Terpadu ) tahun 2007 dengan 2 kegiatan yaitu :

Rehab rumah gakin yang dilaksanakan oleh PAKEM ’RAPI” dan Perbaikan

jalan oleh PAKEM ”MARGI LANCAR”

Kegiatan tersebut dapat terrealisasi karena kerjasama antara BKM

dengan Stackholder lain (Pem-Des, Dinas, Swasta dan kelompok peduli

lainnya). Kegiatan tersebut dapat dikatakan cukup berhasil, hal ini terbukti

dengan dapat diraihnya swadaya yang cukup besar, akuntable, transparan dan

yang terpenting adalah tepat sasaran. Bukti yang cukup nyata adalah tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

diketemukannya temuan yang berarti pada saat dilakukan pemeriksaan

administrasi keuangan/audit, yang dilakukan oleh audit independent dari kantor

akuntan publik.

Adapun beberapa chanelling yang telah dirintis oleh BKM ”Ngudi Sejahtera”

antara lain yaitu Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA), PT. TELKOM

Surakarta, Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali dan Dinas Kesehatan

serta Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam analisis pelaksanaan manajemen PNPM-MP, peneliti akan

menganalisis satu persatu fungsi dalam manajemen untuk mempermudah dalam

proses analisa.

A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan

a. Perencanaan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaaan

(PNPM-MP) di desa Denggungan diawali dengan tahap perencanaan. Dalam

tahap perencanaan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang merupakan tahap

awal dalam memperkenalkan PNPM-MP kepada berbagai pihak yang terkait di

tingkat kelurahan agar masyarakat dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk

berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil

pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri. Sosialisasi berpengaruh sangat

besar dalam keberhasilan suatu program. Diharapkan diperoleh pemahaman

yang benar akan makna dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun

pemerintah desa, adanya dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan

kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan

kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sdr. Surahman Parlanto, SH

selaku faskel, sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

“sosialisasi awal ini sangat penting karena disini kami sebagai fasilitator
mengenalkan maksud dan tujuan program sehingga orang bisa tertarik dan
bergabung untuk mengikuti proses selanjutnya..” (wawancara tanggal 10
April 2010)

Sosialisasi ini dilakukan dengan sasaran utama yakni masyarakat yang

dalam kondisi kurang mampu/miskin namun memiliki usaha meskipun usaha

tersebut hanya merupakan usaha kecil-kecilan agar mempunyai persepsi dan

pandangan yang sama mengenai PNPM-MP, sehingga dana yang nantinya akan

digulirkan dipakai untuk modal usaha/meningkatkan produktivitas dari usaha

yang dilakukan. Serta dapat tepat sasaran sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan.

Sosialisasi mengenai PNPM-MP di desa Denggungan dilakukan fasilitator

kelurahan (faskel). Substansi muatan dan orientasi pengenalan PNPM-MP lebih

dititikberatkan pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat

terhadap posisi strategis PNPM-MP sebagai akses bagi masyarakat untuk

memperbaiki kesejahteraan mereka, dan tidak dipandang sebagai bantuan cuma-

cuma atau belas kasihan. PNPM-MP juga menuntut adanya ikhtiar sungguh-

sungguh dari masyarakat untuk memperkuat dirinya dengan memanfaatkan

segenap potensi yang ada sebelum dapat mengakses bantuan PNPM-MP.

Fasilitator harus menanamkan paradigma PNPM-MP bukan sekedar proyek

“Penyaluran Uang Bantuan”, melainkan sebagai proses pengokohan

kelembagaan masyarakat agar pada akhirnya masyarakat mampu lebih efektif

menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan

berkelanjutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

Pada tahap awal fasilitator melaksanakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh

masyarakat formal maupun informal di kelurahan dimaksud untuk

memperkenalkan diri, membangun hubungan kekeluargaan, mengenal tipologi

dan peta tokoh-tokoh berpengaruh di kelurahan tersebut serta menyampaikan

strategi fasilitator dalam pelaksanaan PNPM-MP dan lainnya.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Supardi selaku warga

masyarakat desa Dengungan, sebagai berikut:

“Saya pernah diundang ke pertemuan di Balai desa, katanya ada sosialisasi


program penanggulangan kemiskinan. Pada awalnya kami sempat
meragukan program ini, paling-paling seperti program lain yang tidak
semua masyarakat dapat menikmati hasilnya, atau mungkin seperti BLT
atau raskin yang kadang salah sasaran. Tapi setelah faskel menjelaskan
tentang strategi penanggulangan kemiskinan dalam program PNPM-MP
ini kok rasanya beda dengan program lain. Kami jadi tertarik dan ingin
mengikuti proses selanjutnya. Dan ternyata benar, kami semua dapat
merasakan manfaat program ini, seperti pembangunan jalan, MCK,
pelatihan-pelatihan untuk kemudahan berusaha dan lain sebagainya”.
(wawancara tanggal 10 April 2010)

Pernyataan tersebut diperkuat olah Bapak Nardiman selaku Pemerintah Desa,

sebagai berikut:

“Setelah tahap sosialisasi awal, masyarakat menerima program ini dan


menyatakan sanggup untuk bekerja demi meningkatkan kesejahteraan
hidup. Kemudian para relawan melakukan pendataan terhadap warga
miskin serta merefleksi masalah yang ada di wilayahnya”. (wawancara
tanggal 10 April 2010)

Setelah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, Fasilitator dapat

mengadakan orientasi awal untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP

secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan

Masyarakat) yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, tokoh

masyarakat, wakil dari RT dan RW untuk menggali aspirasi dan memutuskan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta

pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan

menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang

dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna

mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya dan terutama

menumbuhkan kesadaran kritis warga bahwa akar persoalan kemiskinan

berkaitan erat dengan lunturnya nilai-nilai universal kemanusiaan (Aspek

moral), prinsip kemasyarakatan (Aspek Good Governance), dan pembangunan

berkelanjutan (Aspek Tridaya).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga Masyarakat

Desa Denggungan, sebagai berikut:

“ Pada awalnya kami menganggap dana tersebut tidak perlu dikembalikan


karena itu uang Negara, tapi setelah kami mengikuti proses sosialisasi
yang dilakukan oleh faskel kami paham bahwa dana itu berupa pinjaman
yang harus digulirkan kepada masyarakat untuk membangun usaha. Waktu
itu uang pinjaman awal cuma 500 ribu, ada juga yang males karena
saratnya ribet. Tapi setelah tahap pertama cair banyak masyarakat yang
awalnya nggak tertarik jadi pengen ikut karena informasi dan juga melihat
langsung warga yang sudah ikut dan ternyata dana tersebut benar-benar
cair sehingga bisa digunakan untuk usaha”
(wawancara tanggal 22 Mei 2010)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,

sebagai berikut:

“Malah sekarang jumlah warga yang tergabung dalam KSM yang ngajuin
proposal pinjaman banyak sekali mbak, tapi kita yang kekurangan modal.
Untuk itu ya mereka harus sabar menunggu”. (wawancara tanggal 22 Mei
2010)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

Tahap selanjutnya adalah Pemetaan Swadaya oleh Tim Pemetaan Swadaya

yang merupakan relawan-relawan dari anggota masyarakat setempat, melalui

serangkaian kegiatan analisis sosial dan rembug-rembug warga masyarakat.

Dari hasil pemetaan swadaya disepakati bahwa kriteria dan ciri kemiskinan

Desa Denggungan tersebut antara lain:

1. Pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp.400.000,-

2. Tidak mampu berobat ke dokter, hanya ke puskesmas atau warung obat

3. Makan tidak lebih dari dua kali sehari

4. Hanya mampu beli pakaian sekali dalam setahun

5. Lebih banyak menganggur daripada bekerja

6. Belum punya aliran listrik sendiri (masih nyalur)

7. Kondisi atap, dinding, dan lantai rumah belum permanen

8. Hanya mampu menyekolahkan anak sampai SLTP

Kemudian dibentuklah lembaga masyarakat yang akan menangani

PNPM-MP sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Setelah terbentuk

BKM kemudian melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif untuk

menyusun dokumen strategi penanggulangan kemiskinan kelurahan dan

Program Jangka Menengah (PJM) serta program Tahunan Penanggulangan

Kemiskinan oleh Masyarakat setempat.

Berdasarkan aspirasi dari masyarakat maka pada tahap perencanaan ditetapkan

beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, yang tercantum seperti di bawah ini:

commit to user
62
56

Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan
Keg lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Thn
Jenis
Sumber pendanaan Sumber Pendanaan Sumber pendanaan
No usulan lokasi vol
kegiatan BLM PNPM-MP APB Swadaya BLM APBD Swadaya BLM APBD Swadaya
D PNPM-MP PNPM-MP
1 Betonisa RT 200m2 15.000.000 5.000.000 2009
si 01/1
RT 300m2 15.000.000 3.500.000 2009
02/1
RT 200m2 10.000.000 4.000.000 2010
02/1
RT 200m2 20.000.000 2.500.000 2009
03/1
RT 300m2 10.000.000 5.000.000 2010
10/3
RT 600m2 14.000.000 6.000.000 2009
11/3
2 Talud RT 300m3 15.000.000 5.000.000 2009
01/1
RT 300m3 15.000.000 2.000.000 2010
01/1
RT 250m3 15.000.000 3.500.000 2011
02/1
RT 200m3 10.000.000 2.000.000 2010
03/1
RT 400m3 6.000.000 3.000.000 2011
04/2
RT 300m3 4.000.000 2.000.000 2011
05/2
RT 200m3 6.000.000 2.500.000 2011
06/2
RT 21m3 4.000.000 2.000.000 2009
07/2
63
57

RT 72m3 25.000.000 1.000.000 2011


08/2
RT 30m3 5.000.000 300.000 2010
11/3
3 Jalan RT 2500m2 16.000.000 5.000.000 2010
Lingkun 01/1
gan
RT 600m2 15.000.000 3.500.000 2010
02/1
RT 100m2 3.000.000 1.000.000 2009
4/2
4 Penyemi RT 200m2 30.000.000 3.500.000 2010
ran jalan 02/1
RT 400m2 60.000.000 10.000.000 2010
03/1
RT 1050m2 20.000.000 10.000.000 2009
08/2
RT 1500m2 15.000.000 7.500.000 2009
10/3
5 Pemban RT 10m3 30.000.000 5.000.000 2009
gunan 03/1
Jembata
n
6 Berm RT 1500m2 7.000.000 2.000.000 2011
03/1
7. Perbaika RT 300m2 6.000.000 2.000.000 2010
n jalan 04/2
8. Pembuat RT 200m2 6.000.000 2.000.000 2011
an jalan 05/2
9. MCK RT 6 unit 7.000.000 1.500.000 2009
01/1
RT 5 unit 6.000.000 1.000.000 2011
02/1
64
58

RT 5 unit 5.000.000 500.000 2011


03/1
RT 7 unit 5.000.000 1.000.000 2009
04/2
RT 8 unit 7.500.000 1.500.000 2010
05/2
RT 4 unit 4.000.000 2.000.000 2011
06/2
RT 4 unit 4.000.000 2.380.000 2010
07/2
RT 3 unit 3.000.000 3.000.000 2011
08/2
RT 8 unit 6.000.000 6.000.000 2009
10/3
RT 10 unit 10.000.000 4.950.000 2011
11/3
10 Kalenisa RT 1500m2 12.000.000 2.500.000 2010
si 01/1
RT 300m3 15.000.000 3.500.000 2009
02/1
RT 400m2 20.000.000 2.500.000 2009
03/1
RT 30m3 6.000.000 3.000.000 2011
04/2
RT 350m3 20.000.000 1.500.000 2011
05/2
11 Bak RT 9m2 4.500.000 1.000.000 2011
Sampah 01/1
RT 9m2 4.000.000 1.000.000 2010
02/1
RT 9m3 5.000.000 500.000 2010
03/1
RT 9m3 4.000.000 2.000.000 2010
65
59

04/2
RT 1 unit 100.000 500.000 2010
05/2
12 Pembuat RT 60m2 3.000.000 1.000.000 2010
an 06/2
gorong-
gorong
13 Saluran RT 30m3 6.000.000 2.000.000 2010
Air 07/2
RT 36m3 9.000.000 5.000.000 2011
11/3
14 Rehab RT 3 unit 18.000.000 9.000.000 2009
Rumah 01/1
gakin
RT 3 unit 24.000.000 4.000.000 2009
02/1
RT 5 unit 40.000.000 5.000.000 2011
02/1 .
RT 3 unit 21.000.000 3.000.000 2009
03/1
RT 4 unit 20.000.000 8.000.000 2011
04/2
RT 3 unit 20.000.000 6.000.000 2010
05/2
RT 4 unit 24.000.000 10.000.000 2011
06/2
RT 2 unit 17.000.000 3.000.000 2011
07/2
RT 2 unit 9.000.000 11.000.000 2011
10/3
RT 10 unit 25.000.000 10.000.000 2009
11/3
15 Pemban RT 1 unit 7.000.000 2.000.000 2009
66
60

gunan 01/1
bak
air/tamp
ungan
RT 1 unit 7.000.000 2.000.000 2010
05/2
16 Pembuat RT 1 unit 600.000 200.000 2009
an sumur 02/1
RT 1 unit 700.000 200.000 2009
03/1
RT 5 unit 3.000.000 1.500.000 2010
04/2
RT 3 unit 1.500.000 1.500.000 2011
06/2
RT 2 unit 1.400.000 600.000 2009
08/2
RT 4 unit 2.000.000 1.000.000
11/3
Pinjama RW 350 100.000.000 50.000.000 2010
n 01 orang
bergulir
RW 250 100.000.000 50.000.000 2010
02 orang
RW 200 75.000.000 50.000.000 2010
03 orang
Pelatiha RT 15 4.500.000 2.000.000 1.000.000 2009
n 01/1 orang
Pertania
n
RT 20 8.000.000 500.000 1.500.000 2010
01/1 orang
RT 20 3.000.000 500.000 500.000 2009
02/1 orang
67
61

RT 20 4.000.000 500.000 500.000 2010


03/1 orang
Pelatiha RT 10 3.500.000 1.000.000 500.000 2009
n 01/1 orang
Peternak
an
RT 6 1.200.000 400.000 400.000 2010
02/1 orang
RT 20 4.000.000 500.000 500.000 2011
03/1 orang
Pelatiha RT 30 2.000.000 500.000 500.000 2009
n 03/1 orang
memasa
k
Pelatiha RT 4 orang 1.000.000 100.000 100.000 2009
n 04/2
menjahit
Pelatiha RT 4 orang 1.800.000 300.000 300.000 2010
n 04/2
bengkel
Pemerik RT 40 40.000.00 500.000 500.000 2010
saan 01/1 orang 0
kesehata
n balita
RT 6 orang 1.200.000 400.000 400.000 2010
02/1
RT 40 4.000.000 1.000.000 1.000.000 2010
03/1 orang
RT 37 4.000.000 500.000 500.000 2011
03/1 orang
RT 6 orang 400.000 100.00 100.000 2009
04/2
Peningk RT 20 3.000.000 500.000 500.000 2009
68
62

atan gizi 02/1 orang


balita
RT 6 orang 6.000.000 500.000 500.000 2009
03/1
RT 6 orang 400.000 100.000 100.000 2009
04/2

Sumber:Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM Ngudi Sejahtera tahun 2009-2011


perpustakaan.uns.ac.id 69
56
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan PNPM-MP

diawali dengan membuat rencana tahunan untuk memberikan kemudahan bagi

pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik UPL (Unit Pengelola Lingkungan),

UPK (Unit Pengelola Keuangan), maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai

dengan prioritas tugas mareka. Rencana tahunan tersebut disesuaikan dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang secara pasti lebih tahu mengenai

kebutuhan mereka. Namun tidak semua aspirasi yang disampaikan dapat

langsung dimasukkan dalam rencana tahunan, ada prioritas yang diutamakan

dan untuk aspirasi yang lain bisa ditampung oleh BKM baru untuk rencana

tahunan berikutnya bisa dilaksanakan.

Pembangunan tersebut tidak diselesaikan sekaligus tetapi secara

bertahap melalui 3 tahap dari tahun 2009-2011 yang digunakan untuk

memperbaiki sarana dan prasarana lingkungan. Perencanaan dalam bidang

lingkungan tersebut dibuat dengan melihat kondisi karena masih ada sebagian

masyarakat yang tempat tinggalnya tidak layak huni serta kualitas lingkungan

yang relative buruk. Banyak jalan kampung di beberapa RT yang rusak,

berlubang, belum di aspal/beton sehingga air hujan menggenang dan

menyebabkan jalan menjadi licin. Hal ini membuat sarana transportasi warga

menjadi tidak lancar dan mengganggu aktivitas ekonomi warga. Juga adanya

beberapa rumah warga miskin yang tidak dilengkapi dengan jamban keluarga.

Sedangkan dalam bidang ekonomi permasalahan dilatarbelakangi oleh

kurang tersedianya akses bagi warga miskin untuk manciptakan peluang usaha
commit to user
maupun mengembangkannya dikarenakan tidak mempunyai jaminan/agunan
perpustakaan.uns.ac.id 57
70
digilib.uns.ac.id

untuk mengajukan pinjaman modal usaha di Bank atau Koperasi. Untuk itu

PNPM-MP mengalokasikan pinjaman bergulir sebagai modal usaha. Untuk

kegiatan ekonomi dana dipinjamkan kepada masyarakat miskin yang

membutuhkan modal namun dengan sistem bergulir dan wajib

mengambalikannya. Sedangkan dana untuk kegiatan lingkungan dan sosial

diberikan sebagai stimulant dan masyarakat harus berswadaya. Sedangkan untuk

kegiatan pelatihan dana tersebut dihibahkan.

Pinjaman bergulir digunakan sebagi modal usaha masyarakat miskin.

Guna memperoleh dana bantuan terutama pinjaman bergulir masyarakat yang

termasuk dalam criteria diharuskan membentuk atau tergabung dalam KSM

(Kelompok Swadaya Masyarakat), pengajuan pinjaman secara individu tidak

diperbolehkan. Kriteria menjadi anggota KSM untuk memperoleh pinjaman

bergulir adalah sebagai berikut:

1) Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan criteria yang

dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat.

2) Memenuhi criteria kategori kelompok sasaran program pinjaman bergulir

PNPM-MP.

3) Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lainnya

4) Sanggup menabung secara teratur sesuai kemampuannya, tabungan

tersebut akan disimpan di Bank atau lembaga keuangan terdekat atas nama

KSM.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
71
digilib.uns.ac.id

5) Hadir dan berpartisipasi dalam pertemuan anggota KSM untuk

mencermati peluang usaha mikro dan kebutuhan pinjaman guna

mengembangkan usahanya.

6) Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja meningkatkan usaha

pendapatan dan kesejahteraan keluarganya

7) Memerlukan tambahan modal untuk pengembangan usaha atau ekonomi


rumah tangga untuk tahap I tidak lebih dari Rp.500.000,-.
(Standard Operating Procedure)
Pinjaman bergulir ini ternyata mendapat respon/ tanggapan yang cukup

baik dari masyarakat desa Denggungan terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi

yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan modal pinjaman

bergulir untuk membangun dan mengembangkan usaha produktif masyarakat.

Adapun usaha yang telah berjalan antara lain produksi sabun mandi susu oleh

KSM “Segar Arum”, distributor kedelai oleh KSM “BERKAH”, ketrampilan

menjahit oleh KSM “Ngudi Lestari”, dan lain sebagainya.

Alokasi dana dalam bidang sosial digunakan untuk pelatihan

ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin desa Denggungan

agar mempunyai keahlian tertentu untuk menjalankan usaha. Diantaranya adalah

pelatihan pertanian, pelatihan peternakan, pelatihan bengkel. Masih rendahnya

skill kaum perempuan di desa Denggungan menjadi salah satu sebab

diadakannya juga pelatihan memasak dan menjahit sebagai modal ketrampilan

untuk memulai usaha baru, santunan sosial, beasiswa. Selain itu juga ada

kegiatan pemeriksaan gizi balita karena kurang lengkapnya imunisasi yang

commit
dilakukan pada balita berpotensi to user stamina fisik yang lemah dan
menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id 57
72
digilib.uns.ac.id

mudah terserang penyakit. Serta peningkatan gizi balita melalui pelatihan kader

posyandu dan pemberian gizi tambahan.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan

sebuah sistem atau jaringan kerja dari tugas-tugas, komunikasi serta pelaporan.

Suatu struktur organisasi hendaknya dapat mendistribusikan pekerjaan melalui

sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja

sehingga sasaran organisasi dapat terselenggara dengan baik.

Salah satu manfaat utama dari keberadaan BKM Ngudi Sejahtera bagi

masyarakat desa Denggungan ialah sebagai sarana untuk memudahkan

masyarakat dalam mengorganisir dan mensinergikan segenap potensi serta

kekuatan yang dimiliki masyarakat, dan juga sekaligus menjamin kepercayaan

pihak luar masyarakat. Adanya kepercayaan pihak luar tersebut menjadi modal

utama yang dapat mempermudah masyarakat upaya mengakses berbagai

peluang sumberdaya yang dimiliki pihak luar, melalui kemitraan dan kerjasama

dalam pelaksanaan program-program di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan

(chanelling program).

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku manajer

UPK, sebagai berikut:

“BKM itu merupakan wadah organisasi yang terdiri dari kumpulan orang-
orang atau relawan yang dipilih secara langsung oleh masyarakat dan
dipercaya untuk mengelola program PNPM-MP di desa Denggungan ini
untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatan kesejahteraan. Ya bisa
dikatakan BKM itu sebagai wadah aspirasi masyarakat”.
(wawancara tanggal 22 Mei 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
73
digilib.uns.ac.id

Pernyataan di atas diperkuat oleh anggota BKM, Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag,

sebagai berikut:

“BKM itu ajang pembelajaran buat masyarakat untuk lebih aktif dalam
pembangunan terutama di lingkungan Denggungan, ya usulannya berasala
dari masyarakat yang kami tampung baru ditentukan prioritas yang harus
dilaksanakan terlebih dahulu” (wawancara tanggal 22 Mei 2010)

Tujuan utama BKM adalah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat miskin

agar mengerti dan paham mengenai berorganisasi dan mengubah pola pikir yang

apatis menjadi kritis dan kreatif sehingga bisa mendukung kebijakan yang

ditetapkan.

Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan

dalam pengambilan keputusan penanggulangan kemiskinan mulai dari proses

mengenali masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai

wujud partisipasi dan demokrasi. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses

tersebut maka:

1. Mamberikan hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk

mendapatkan pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama

dengan adanya transparansi.

2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalah-

masalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan

mencari pemecahan secara bersama.

3. Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak bukan hanya tanggung

jawab pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
74
digilib.uns.ac.id

4. Menentukan kelompok sasaran oleh masyarakat secara bersama-sama

(mandiri) sehingga semua pihak diperlukan secara adil untuk bisa

memperoleh dana bantuan.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan

yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPM-

MP maupun sumber dana lainnya (chanelling), BKM membentuk unit-unit

pengelola sesuai kebutuhan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Unit

Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit

Pengelola Sosial (UPS).

Unit Pengalola Keuangan (UPK) akan bertanggung jawab terhadap

pengelolaan pinjaman bergulir, akses chanelling ekonomi, dan akses kegiatan

yang berkaitan dengan pemupukan dana atau akses modal masyarakat. Unit

Pengelola Lingkungan (UPL) bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana

perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana lingkungan

perumahan dan pemukiman, Good Governance di bidang Pemukiman, dan lain-

lain. Sedangkan Unit Pengelola Sosial (UPS) didorong untuk mengelola

relawan-relawan dan hal-hal yang berkaitan dangan kerelawanan, mengelola

pusat informasi dan pengaduan masyarakat (termasuk media warga untuk saran

control social), penanganan kegiatan Good Governance, Penanganan Kegiatan

Sosial, dan lain-lain sesuai kesepakatan warga masyarakat setempat. Oleh

karena itu, Unit-Unit Pelaksana tersebut berkewajiban memberikan informasi

dan laporan perkembangan dari masing-masing kegiatan yang menjadi tugas

pokoknya, mengusulkan draft konsep pengembangan, serta memberikan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7560
digilib.uns.ac.id

pertanggung jawaban berkala maupun akhir kepada BKM setiap satu bulan

sekali, biasanya antara tanggal 5-10 pada awal bulan. Termasuk juga

memberikan saran-saran dan masukan-masukan secara profesional kepada BKM

untuk menjadi dasar pertimbangan BKM dalam mengambil kebijakan maupun

keputusan yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri. Nanik

Lestari selaku Manajer UPS, sebagai berikut:

“dalam organisasi BKM, UP-UP itu berperan sebagai bawahan BKM yang
tugasnya membantu kelancaran tugas BKM, jadi ya UP-UP tadi wajib
melaporkan perkembangan masing-masing kegiatannya dan bertanggung
jawab kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM,

sebagai berikut:

“Dalam melaksanakan tugas BKM tidak bisa berjalan sendiri, namun


membutuhkan unit pengelola (UP) sebagai tangan kanan dan
penanggungjawab dalam semua aktivitas pembangunan baik di bidang
lingkungan yang dilakukan oleh UPL, di bidang social oleh UPS, dan di
bidang ekonomi oleh UPK kemudian melaporkan perkembangannya
kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010)

Anggota BKM tidak diperkenankan merangkap menjadi pengelola dari

unit-unit tersebut. Unit –Unit pelaksana dipimpin oleh seorang manajer, atau

istilah lain, dan beberapa staf sesuai kebutuhan yang dipilih melalui Rapat

Anggota BKM, berdasarkan kriteria kemampuan di bidangnya masing-masing.

Sesuai dengan landasan keberadaannya, BKM dan Unit-unit pelaksana

(UPL,UPS, UPK) harus senantiasa berorientasi pada upaya-upaya untuk

melayani masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraannya. Selain UP,

juga dibentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan sarana

bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam PNPM-MP selain


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
76
digilib.uns.ac.id

itu juga sebagai penghubung langsung dengan masyarakat terutama anggotanya

masing-masing secara langsung. Melalui pembagian tanggung jawab tersebut

diharapkan semua kegiatan di masing-masing unit dapat berjalan beriringan dan

tercapai dangan hasil yang telah ditetapkan. Masing-masing Unit Pengelola dan

KSM berada dibawah pengaturan BKM sebagai Badan tertinggi yang mengatur

dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan PNPM-MP.

Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Suliyem selaku KSM, sebagai berikut:

“Dalam proses pengajuan dana pinjaman bergulir, kami selalu didampingi


oleh UPK yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ekonomi.
Masalah jenis usaha terserah kami, tapi kami juga berkonsultasi dengan
UPK”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010)

Hal senada juga disampaikan oleh Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manager

UPK, sebagai berikut:

“Dalam pinjaman bergulir masyarakat membentuk kelompok (KSM),


pemanfaatan dana mereka melakukan kesepakatan sendiri apakah
digunakan untuk usaha perorangan atau usaha kelompok bersama. Tugas
kami sebagai UPK hanya mendampingi serta membuat laporan
administrasi”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010)

BKM juga melakukan koordinasi eksternal dengan aparatur pemerintah

desa selaku pemilik kekuasaan dan penanggung jawab desa Denggungan. Dalam

hal ini diharapkan agar hubungan antara BKM dengan perangkat kelurahan/desa

dan lembaga formal lainnya tingkat kelurahan adalah hubungan yang bersifat

koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta

mendukung satu sama lain.

Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Junaidi, A.Md selaku

Kepala Desa Denggungan, sebagai berikut:


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
77
digilib.uns.ac.id

“ Peningkatan kesejahteraan Desa Denggungan adalah tugas kita bersama,


jadi kami harapkan selalu ada koordinasi dengan para pengurus BKM agar
kami juga bisa membantu apa yang BKM butuhkan”.
(Wawancara tanggal 15 April 2010).

c. Penggerakan

Kegiatan penggerakan dilakukan untuk memperkuat dan

mengembangkan kapasitas relawan-relawan masyarakat sebagai agen

pemberdayaan masyarakat. Penggerakan juga bertujuan mencapai semua tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak hanya menjadi rencana yang

berhenti tidak terealisasikan. Kegiatan penggerakan dapat dilihat dari proposal

kegiatan yang diusulkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam table 3.2

sebagai berikut:

commit to user
78
56

Tabel 3.2
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan

No Nama ksm Jenis lokasi vol Total Keg Lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Total Thn
usulan keg nilai Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Dana
PNPM
BLM A Swadaya BLM A Swadaya BLM A Swadaya
PNPM- P PNPM- P PNPM- P
MP B MP B MP B
D D D
Tahap I (30%)
1 KARYA REHAP RT10/3 1050M2 29313000 12000000 17313000 12000000 2009
BAKTI JALAN
ASPAL
2 USAHA PINJAMAN RT 6/2 7 11900000 6300000 5600000 6300000 2009
BARU BERGULIR ORANG
3 BAROKAH 5 PINJAMAN RT 5/2 7 17900000 8900000 9000000 8900000 2009
BERGULIR ORANG
4 BERKAH PENGADAA DESA 40 3300000 1300000 2000000 1300000 2009
N ALAT ORANG
DISTRIBUSI
KEDELAI
BIAYA 1500000
OPERASIONA
L
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 (30%)
1 ABADI TALUD RT 8/2 42.33M3 19069000 14300000 4769000 14300000 2009
JALAN
2 MANUNGGA RABAT RT 22.01M3 12388000 9200000 3188000 9200000 2009
L KARSA JALAN 01/1
3 TUNGGAL REHAB RT 300M2 8611000 4000000 4611000 4000000 2009
JAYA JALAN 03/1
ASPAL
BIAYA 2.500.000
OPERASIONA
L
JUMLAH 30.000000
(Sumber: Dokumen Pencairan Dana BLM PNPM-MP tahun 2010)
perpustakaan.uns.ac.id 79
56
digilib.uns.ac.id

Banyaknya usulan kegiatan dari setiap RT yang dihasilkan dari

Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa dengan nilai proyek

serta volume pekerjaan yang berbeda-beda, membuat belum semua usulan

kegiatan bisa terpenuhi. Hanya usulan kegiatan dengan nilai kegiatan yang

relative kecil saja yang baru bisa terealisasi dengan dana BLM PNPM-MP dan

swadaya masyarakat. Dana BLM tahun 2009-2010 cair dalam tiga tahap. Tahap

I dana turun pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 30.000.000,-. Tahap II dana

turun pada bulan Nopember 2009 telah dimanfaatkan untuk kegiatan

Lingkungan Rehap jalan di RT 10/3 dan RT 03/1, Talud Jalan RT 8/2 dan Rabat

Jalan RT 01/1. Kegiatan Ekonomi bergulir di RT 6/2 dan 5/2 dan Kegiatan

social pengadaan alat distribusi kedelai di Desa Denggungan. Jumlah dana yang

cair sampai dengan bulan mei 2010 adalah Rp.60.000.000. Sisa bantuan yang

belum dicairkan adalah sebesar Rp.20.000.000,- dari BLM PNPM MP dan Rp.

20.000.000 dari APBD

Kegiatan Betonisasi di RT 1/1, 2/1, 3/1, 11/3, rahap jalan di RT 4/2 tidak

jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon penerima manfaat dalam

berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta tidak terbentuknya panitia

penanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan kegiatan yang akan

dilaksanakan serta ketidaksiapan penerima manfaat terhadap rencana kegiatan

yang telah direncanakan. Setelah merumuskan skala prioritas masalah melalui

musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang lebih

membutuhkan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dilaksanakan

kegiatan infrastuktur jalan aspal yang sudah rusak parah dan jalan tanah. Maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
80
digilib.uns.ac.id

kegiatan rehap jalan dialihkan ke RT 10/3, talud jalan RT 8/2, rabat jalan RT 1/1

dan rehap jalan RT 3/1. Untuk kegiatan pembangunan jembatan sudah berjalan

namun pelaksanaannya tidak menggunakan dana BLM PNPM-MP melainkan

dari dana PAKET, karena jembatan tersebut berada di lintas kecamatan maka

yang mengusulkan adalah kecamatan Ngemplak. Kegiatan Rehap rumah gakin

beserta pembatan MCK juga dilaksanakan dengan dana PAKET, dengan

mengacu pada SK Bupati bahwa rumah sehat harus mempunyai MCK.

Pada dasarnya semua rencana kegiatan yang ada di PJM akan di danai

oleh PNPM-MP, namun karena keterbatasan dana tiap termin maka kegiatan

tersebut dianggarkan kembali di tahun berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Bapak Supardi selaku warga RT 1/1 yang belum mendapatkan dana

untuk pelaksanaan kegiatan betonisasi di lingkungannnya tahun ini karena

keterbatasan swadaya, sebagai berikut:

“Kalau dibilang kecewa ya iya, tapi kami juga menyadari karena sudah
ada skala prioritas yang diutamakan, dan ternyata ada daerah yang
kondisi jalannya sudah rusak berat dan harus segera diperbaiki, biar dana
kegiatan lingkungan pada termin ini dialihkan kesana dulu, lagipula
swadaya kami juga belum cukup untuk kegiatan ini, mungkin nunggu
termin berikutnya agar benar-benar siap untuk melaksanakan kegiatan
tersebut”. (wawancara tanggal 17 Agustus 2010)

Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Wahid Budiharto, S.Ag. selaku anggota

BKM sebagai berikut:

“Tujuan PNPM-MP itu adalah kemandirian masyarakat, jadi dana BLM


hanya sebagai stimulant, dan pada akhirnya swadaya yang utama, kalau
KSM belum siap berswadaya ya kita alihkan dulu ke daerah yang lebih
membutuhkan dan telah siap berswadaya, kegiatan dalam PJM yang
belum terlaksana akan tetap mendapat dana dari PNPM, cuma harus
nunggu giliran di termin berikutnya”. (wawancara tanggal 17 Agustus
2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8158
digilib.uns.ac.id

Salah satu kegiatan penggerakan yang dilakukan oleh BKM diantaranya

adalah pelaksanaan pembangunan kegiatan lingkungan oleh KSM “Karya

Bhakti” Dusun Brajan Rt 10/III yang diketuai oleh Bapak Suripto dengan

anggota 9 orang. Di lokasi ini terdapat masalah yaitu badan jalan aspal yang

sudah mulai rusak sehingga rawan adanya kecelakaan apalagi dimusim hujan

sering tertutup oleh air. Usulan kegiatan ini disusun oleh KSM Karya Bhakti

dengan mengajukan proposal yang didampingi oleh UPL.

Dalam proposal tersebut KSM Karya Bhakti mengusulkan kegiatan

perbaikan jalan dengan volume 1050m2. Berdasarkan Rembuk Kesepakatan

Swadaya dan hasil kesepakatan harga satuan upah/ bahan/ alat disepakati dana

usulan dan bantuan yang akan diajukan adalah sebesar Rp. 29.313.000,- dengan

rincian dana PNPM-MP RP. 12.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp.

17.313.000,-. Kemudian KSM menyerahkan usulan kegiatan tersebut kepada

BKM. BKM menyerahkannya kepada UPL untuk dinilai kelayakannya (teknis,

keuangan dan lingkungan). Proses penilaian kelayakan dilakukan UPL melalui

analisis proposal dan pengecekan langsung ke KSM Karya Bhakti beserta

anggota dan daerahnya. Fasilitator melakukan pendampingan terhadap UPL

agar proses penilaian kelayakan sesuai dengan prinsip, nilai dan ketentuan

PNPM-MP. Hasil penilaian kelayakan diserahkan UPL kepada BKM. BKM

memverifikasi usulan tersebut telah dinilai layak atau tidak.

Hasil verifikasi dan penilaian kelayakan usulan diajukan BKM kepada

KMW untuk diverifikasi apakah proses dan hasil penilaian kelayakan UPK serta

verifikasi BKM telah memenuhi prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. KMW
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
82
digilib.uns.ac.id

menyerahkan rekomendasi atas hasil verifikasinya kepada BKM dan PJOK.

Namun seringkali masyarakat/ KSM tidak paham tentang konsep perhitungan

bahan bangunan yang akan digunakan harus berdasarkan perhitungan SNI.

Mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga yang di pasaran pada

umumnya, karena itu proposal tersebut harus di revisi kembali.

Setelah proposal disetujui dan dana cair, KSM bersama-sama

masyarakat gotong royong dan mengumpulkan swadaya baik berupa uang,

peralatan maupun tenaga. Papan proyek segera dipasang sebelum pelaksanaan

dimulai, sebagai bentuk informasi kepada masyarakat. KSM juga harus

mencatat setiap harinya ketika material datang dan diukur volumenya supaya

panitia tidak dirugikan supleyer. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan

total biaya tersebut di atas. Kemudian KSM Karya Bhakti menyusun laporan

pertanggungjawaban (LPJ) yang akan diserahkan kepada BKM.

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Bapak Suripto selaku

Ketua KSM Karya Bhakti, sebagai berikut:

“Setelah kegiatan selesai kami membuat laporan pertanggungjawaban


kepada BKM yang didampingi oleh UPL” (Wawancara tanggal 16 Juni
2010).

Untuk kegiatan Ekonomi, sesuai kesepakatan pada musyawarah

persiapan dan pencairan oleh anggota BKM maka dari daftar usulan kegiatan

yang telah siap untuk menerima pencairan dana perguliran adalah KSM Usaha

baru RT 6/2 dan Barokah 5 RT 5/2 sebagai modal untuk usaha dagang.

Namun tidak semua KSM Ekonomi mengembalikan dana pinjaman

tersebut dengan tepat waktu. Terlambatnya nasabah atau ketua ketua kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
83
digilib.uns.ac.id

dalam melakukan angsuran atau sering disebut menunggak. Hal tersebut akan

memberi dampak tidak baik bagi semua KSM karena dana tersebut harus

digulirkan pada KSM lainnya.

Seperti disampaikan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK,

sebagai berikut:

“Biasanya kalau ada KSM yang nunggak maka diberi peringatan dan
pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM tersebut akan ditunda
sampai mereka melunasinya”.( Wawancara tanggal 16 Juni 2010)

Pencairan dana dilakukan lewat bendahara masing-masing KSM yang

kemudian dibagikan kepada masing-masing anggota. Pada tahap pelunasan

pinjaman dilakukan secara kolektif, cicilan dikumpulkan kepada KSM setelah

semua anggota lunas maka baru kemudian diserahkan kepada UPK. Pada saat

pengembalian dana pinjaman dikenai bunga sebesar 1,5% yang digunakan untuk

biaya operasional ATK UPK dan honor UPK.

Dalam kegiatan ekonomi pinjaman bergulir, ternyata mendapat respon/

tanggapan yang cukup baik dari masyarakat desa Denggungan,. Terlihat dari

banyaknya KSM Ekonomi yang di bentuk oleh masyarakat dalam rangka

memanfaatkan modal pinjaman bergulir untuk membangun dan

mengengembangkan usaha produktif masyarakat. KSM Ekonomi produktif

yang terbentuk saat ini mungkin hanya bisa dimanfaatkan oleh anggota

kelompoknya saja, tapi tidak tertutup kemungkinan KSM-KSM ini dikemudian

hari bisa menyerap tenaga kerja lokal sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan usahanya, mengingat kegiatan usaha ekonomi KSM yang juga

beragam antara lain: buruh tani, usaha warung, home industri, buruh bangunan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
84
digilib.uns.ac.id

Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Sosial, penulis mangambil

contoh KSM “BERKAH” yang terdiri dari 5 anggota diketuai oleh Bapak

Winarno. KSM BERKAH mengusulkan kegiatan pelatihan Distributor kedelai

yang bertujuan untuk memenuhi konsumen pembuat tempe (Home Industri

tempe). Mereka mengajukan dana usulan BLM PNPM-MP sebesar Rp.

1.300.000 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000,- yang akan digunakan untuk

pembelian timbangan dan peralatan usaha distribusi kedelai.

d. Pengawasan

Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu

dilakukan pengawasan (controlling) dan evaluasi yang dilakukan secara efektif

dan terpadu melalui penyelenggaraan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas.

Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk

membuat laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ untuk

mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan

kegiatan atau tidak. Berikut adalah tabel hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya

tahun 2009 yang sudah berjalan

commit to user
86
56

Tabel 3.3
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan PNPM-MP Desa Denggungan tahun 2009
No Nama ksm Jenis lokasi vol Total Keg Lingkungan Keg Ekonomi Keg Sosial Total Thn
usulan keg nilai Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Sumber Pendanaan Dana
PNPM
BLM A Swadaya BLM A Swadaya BLM A Swadaya
PNPM- P PNPM- P PNPM- P
MP B MP B MP B
D D D
Tahap I (30%)
1 KARYA REHAP RT10/3 1050M2 29313000 12000000 17313000 12000000 2009
BAKTI JALAN
ASPAL
2 USAHA PINJAMAN RT 6/2 7 11900000 6300000 5600000 6300000 2009
BARU BERGULIR ORANG
3 BAROKAH 5 PINJAMAN RT 5/2 7 17900000 8900000 9000000 8900000 2009
BERGULIR ORANG
4 BERKAH PENGADAA DESA 40 3300000 1300000 2000000 1300000 2009
N ALAT ORANG
DISTRIBUSI
KEDELAI
BIAYA 1500000
OPERASIONA
L
JUMLAH 30.000000
Tahap 2 (30%)
1 ABADI TALUD RT 8/2 42.33M3 19069000 14300000 4769000 14300000 2009
JALAN
2 MANUNGGA RABAT RT 22.01M3 12388000 9200000 3188000 9200000 2009
L KARSA JALAN 01/1
3 TUNGGAL REHAB RT 300M2 8611000 4000000 4611000 4000000 2009
JAYA JALAN 03/1
ASPAL
BIAYA 2.500.000
OPERASIONA
L
JUMLAH 30.000000

Sumber:LPJ Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009


perpustakaan.uns.ac.id 1
86
digilib.uns.ac.id

1.) Transparansi

Dalam konteks PNPM-MP, penanggung jawab pendampingan dan

pengawasan pelaksanaan adalah KMW/ Fasilitator serta PJOK dari unsur

pemerintah. Sedangkan di tingkat masyarakat, relawan bersama UP-UP dan

BKM diharapkan mampu berperan dalam pendampingan dan pengawasan

pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat.

Semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kebijakan dan

keuangan yang dikelola BKM, termasuk UP-UP nya, harus dipublikasikan dan

disebarluaskan kepada seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak lainnya secara

terbuka melalui papan-papan informasi, bulletin, surat, dan berbagai media yang

memungkinkan. Setidaknya BKM secara rutin dan berkala senantiasa

menginformasikan notulensi pertemuan, kebijakan, kondisi dan laporan

keuangan bulanan, hasil audit independent, nama serta jumlah pinjaman, jenis

kegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman dan lain-lain.

Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK menyatakan sebagai berikut:

“ pelaporan oleh UP-UP kepada BKM harus dilakukan secara rutin tiap
bulan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diperbaiki”. (Wawancara, 22 Mei 2010)

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM

sebagai berikut:

“dalam setiap pelaksanaan program kegiatan yang telah selesai UP-UP


yang ada memberikan laporan kepada BKM sebagai bentuk
pertanggungjawaban, hal ini untuk menghindarkan terjadinya
kesalahan”.(wawancara tanggal 22 Mei 2010)

Informasi-informasi tersebut selain harus disebarluaskan ke masyarakat


commit to
di wilayahnya, serta harus ditempelkan di user
papan-papan pengumuman di seluruh
perpustakaan.uns.ac.id 872
digilib.uns.ac.id

pelosok kelurahan, khususnya ditempat-tempat strategis, juga perlu

diinformasikan kepada perangkat pemerintah kelurahan/kecamatan hingga

kota/kabupaten setempat. Informasi-informasi pokok yang perlu terus menerus

disampaikan secara terbuka oleh BKM dan UP-UP kepada seluruh masyarakat

serta pihak terkait lainnya, antara lain adalah jumlah dana bantuan yang diterima

dan dikelola, keputusan-keputusan BKM yang telah ditetapkan, PJM dan Renta

Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKM/UP-UP, laporan posisi

keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, KSM bermasalah

dan penunggak, hasil audit independent ataupun hasil pemeriksaan dari berbagai

pihak serta informasi-informasi lain.

Transparansi informasi-informasi disampaikan BKM dengan cara, antara lain:

 Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yang strategis

secara rutin dan berkala

 Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia dan masyarakat

 Pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat

 Penyebarluasan informasi permasalahan dan perkembangan secara rutin

(bulanan) melalui surat kepada KSM-KSM, relawan, utusan warga,

perangkat kelurahan dan masyarakat lainnya.

 Pembuatan dan penyebarluasan media warga, leaflet atau bulletin,dll

 Melakukan audit tahunan BKM dan hasilnya disebarluaskan ke

masyarakat, melalui rembug warga, surat, rapat tahunan pertanggung-

jawaban BKM, dll

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 883
digilib.uns.ac.id

 BKM, UP-UP serta pelaku PNPM-MP di tingkat kelurahan harus bersifat

terbuka memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkat pemerintah, unsure

masyarakat dan atau pemantau independent yang dapat dilakukan setiap

saat serta audit independent yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali

dalam setahun.

2) Akuntabilitas

Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan

akses kepada semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan audit,

bertanya dan atau menggungat pertanggungjawaban para pengambil

keputusan(BKM), pelaksana kegiatan (UP-UP) dan penerima maanfaat.

Penerapan akuntabilitas oleh BKM, UPK, KSM dan masyarakat antara lain

dapat dilakukan melalui:

a Konsultasi Publik

b Rapat Koordinasi Triwulan BKM dengan Utusan-utusan Warga

c Rapat Bulanan Anggota BKM

d Rapat Tahunan BKM

e Rembug Para Pihak Terkait di Tingkat Kelurahan

f Komunitas Belajar Kelurahan

g Audit dan Pemeriksaan

Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk membuat

laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ untuk


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
89
digilib.uns.ac.id

mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan

kegiatan atau tidak. Tabel diatas adalah hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya

tahun 2009 yang sudah berjalan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LPJ kegiatan Tridaya PNPM-

MP Desa Denggungan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan proposal

kegiatan yang diajukan pada tahap sebelumnya. Dikarenakan dalam tahap

pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan serta pembuatan LPJ, KSM benar-

benar diawasi dan didampingi oleh UP-UP dan fasilitator sehingga kalau ada

permasalahan dapat segera ditangani.

B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1) Faktor Pendukung

Dalam pelaksanaan PNPM-MP khususnya dalam kegiatan Tridaya di

Desa Denggungan terdapat faktor pendukung yang mempengaruhi. Berbagai

faktor tersebut dapat mendukung dan memberi kemudahan pelaksanaan kegiatan

manajemen PNPM –MP desa Denggungan sehingga dapat terlaksana dengan

baik. Untuk lebih jelasnya tentang kemudahan dalam pelaksanaan

pemberdayaan dalam manajemen PNPM-MP masyarakat desa Denggungan

tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Dukungan dari masyarakat

Setelah tahap sosialisasi masuknya PNPM-MP di Desa Denggungan

dilaksanakan RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) yang bertujuan

memantapkan kesiapan dari masyarakat dalam pelaksanaan PNPM-MP

nantinya. Setelah ada kesepakatan dari masyarakat dalam menerima PNPM-MP


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 90 5
digilib.uns.ac.id

tersebut dalam kegiatan selanjutnya yaitu tahap pembentukan BKM dan KSM

yang telah di singgung dalam pertemuan sebelumnya sehingga dalam proses

pembentukannya dapat terlaksana dengan mudah. Melalui pembentukan BKM

diharapkan dapat memperlancar kegiatan-kegiatan pemberdayaan karena

merupakan perwakilan masyarakat yang dipilih secara langsung sehingga

diharapkan dapat lebih tepat sasaran dalam penggunaan dana bantuan serta

memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan

maupun pemeliharaan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri.

Melalui sosialisasi diharapkan diperoleh pemahaman yang benar akan makna

dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah desa, adanya

dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan kesadaran masyarakat mengenai

pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat

untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP. Hal ini sesuai yang diungkapkan

oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris sebagai berikut:

“ dulu setelah tahap sosialisasi awal masyarakat langsung menerima


program ini, malah mereka ingi tahu lebih banyak karena PNPM-MP ini
dirasa berbeda dengan program lain. Soalnya selama ini, sebelum ada
program PNPM-MP biasanya bantuan itu lewat jalur pemerintah, paling
rendah lewat desa baru kemudian ke masyarakat, jadinya ya lama sekali.
Nah, kalau di PNPM-MP ini bantuan langsung di terima oleh
masyarakat,meskipun lewat BKM tapi BKM kan juga masyarakat. Dan
kalau menurut saya bantuan tersebut lebih tepat sasaran karena ada proses
refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya”.
(Wawancara tanggal 22 Mei 2010)

b. Dukungan dari Faskel (Fasilitator Kelurahan)

Tahap awal yang dilakukan faskel dalam mensosialisaikan PNPM-MP

berpengaruh besar terhadap penerimaan masyarakat terhadap program yang


commit to userserta pelatihan dasar kelembagaan
akan dilaksanakan. Kegiatan pendampingan
perpustakaan.uns.ac.id 6
91
digilib.uns.ac.id

bagi BKM dilakukan oleh faskel. Faskel sangat berperan dan mempermudah

pelaksanaan dalam kegiatan PNPM-MP.

Selain membantu dan memudahkan pelaksanaan PNPM-MP di tingkat

BKM, faskel juga membantu pendampingan dan penyusunan rencana kegiatan

KSM meskipun hal tersebut menjadi tanggung jawab BKM.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sdr

Nanang Baidhowi selaku Sekretaris, sebagaimana berikut:

“wah besar sekali mbak manfaat pendampingan yang dilakukan faskel dan
UP kepada KSM, salah satunya ya KSM menjadi tau dan paham dalam
pembuatan proposal kegiatan ini”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010).

c. Dukungan dari aparatur pemerintah Desa Denggungan

Dalam pelaksanaan PNPM-MP aparatur pemerintah desa Denggungan

tidak terlibat secara langsung, namun hanya sebatas pada pemberian ijin

kegiatan dan penempatan kantor sekretariat BKM Ngudi Sejahtera di desa

Denggungan. Namun dalam setiap kegiatan seperti pencairan dana PNPM-MP,

pembahasan proposal kegiatan dan monitoring dari kabupaten, aparat

pemerintah desa tetap dilibatkan sebagai bentuk dukungan selaku penguasa

wilayah administrasi desa Denggungan. Sesuai dengan penjelasan Bpk Junaidi,

A.Md selaku Kepala Desa Denggungan

“selalu ada koordinasi antara pegurus BKM dan pemerintah desa misalnya
mengenai informasi monografi masyarakat desa Denggungan yang
dibutuhkan pengurus BKM buat menentukan kriterian warga yang berhak
memperoleh bantuan dan kami akan selalu siap membantu melakukan apa
yang bisa kami Bantu untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP. Kami
mendukung secara penuh agar semuanya dapat berjalan dengan baik
sehingga dapat tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat
Denggungan.” (Wawancara tanggal 15 April 2010)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 927
digilib.uns.ac.id

Hal senada juga dikemukakan oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku Sekretaris,
sebagai berikut:

“BKM selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setiap


merencanakan suatu kegiatan. Dulu pada saat sosialisasi awal belum
terbentuk BKM, dana operasional yang digunakan untuk rapat ya dari
bantuan pemerintah desa. Jadi bisa dibilang hubungan antara BKM dan
pemerintah desa cukup baik, karena program-program BKM dan juga
pemerintah desa sama. BKM membuat PJM sedangkan pemerintah desa
membuat RPJMDes yang berlaku untuk 3 tahun. Semuanya bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga bisa berjalan
lancar”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)

Dengan dukungan tersebut diharapkan terjalin hubungan yang baik

antara pemerintahan desa Denggungan dengan BKM Ngudi Sejahtera sehingga

dapat memberikan kemudahan dalam setiap kegiatan pemberdayaan yang

dilakukan.

d. Kepedulian para pengurus BKM dan KSM

Sebagai relawan yang tidak mendapatkan imbalan para pengurus

melaksanakan banyak tugas yang menyita banyak waktu. Namun adanya

kesadaran mendukung pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Denggungan membuat para pengurus BKM dan KSM yang telah dipilih dan

dipercaya oleh masyarakat berusaha menjalankan tugas mereka dengan baik

meskipun belum dapat berjalan dengan lancar di sebabkan karena kesibukan

kerja masing-masing sehingga sulit mempertemukan mereka dalam satu forum.

Untuk itu diadakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali setiap awal bulan,

guna membahas apabila ditemukan kendala-kendala sehingga dapat diperoleh

penyelesaian secara bersama-sama.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris,

sebagai berikut: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 938
digilib.uns.ac.id

“ kebanyakan dari anggota BKM itu berprofesi sebagai PNS, jadi karena
kesibukan kerja masing-masing mereka tidak selalu dapat hadir dalam
rapat rutin. Tapi kalau ada yang tidak bisa mengikuti rapat gitu biasanya
mereka bertanya hal-hal yang dibahas dalam rapat serta
perkembangannya”.
(Wawancara tanggal 22 Mei 2010)

2. Faktor Penghambat

a. Kegiatan Lingkungan

Dalam PNPM-MP, dana yang diberikan hanyalah sebagai stimulant.

Untuk itu masyarakat dituntut untuk berswadaya secara gotong royong.

Kurangnya swadaya dana dari masyarakat menjadi salah satu faktor penghambat

dalam kegiatan ini. Selain itu juga adanya kesalahpahaman dari warga, bahwa

bentuk swadaya masyarakat bukan hanya sekedar uang tapi juga tenaga relawan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK,

sebagai berikut:

“ Banyak yang merasa tidak punya uang untuk nomboki bareng-bareng,


padahal swadaya itu tidak harus berupa uang, bisa juga berupa tenaga atau
peralatan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)

Selain itu masyarakat juga tidak paham dalam pembuatan proposal dan

LPJ kegiatan. Dalam konsep PNPM-MP, bahan bangunan yang akan digunakan

dalam kegiatan lingkungan harus berdasarkan perhitungan Standard Nasional

Indonesia (SNI), namun mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga

dipasaran pada umumnya, karena itulah sering terjadi kesalahan dalam

pembuatan proposal dan LPJ dan memerlukan revisi yang lama sehingga proses

pencairan dana tidak segera terealisasi. Untuk itu diadakan sosialisasi lebih

lanjut serta pendampingan agar masyarakat menjadi paham.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 949
digilib.uns.ac.id

b. Kegiatan Ekonomi

Dalam kegiatan pinjaman bergulir masalah yang dihadapai adalah

adanya keterlambatan/tunggakan nasabah atau ketua kelompok dalam

melakukan angsuran. Hal tersebut akan memberikan dampak tidak baik bagi

semua anggota KSM karena dalam pinjaman bergulir PNPM-MP tidak ada

agunan maka diganti dengan sistem tanggung renteng dimana kalau salah satu

atau beberapa anggota KSM ada yang menunggak maka pinjaman dana

selanjutnya bagi satu kelompok KSM akan ditunda. Maka dari itu diharapkan

kepada setiap anggota KSM untuk saling mengingatkan. Selain itu terdapat

kendala lain yaitu kurangnya modal BKM untuk pinjaman. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK, sebagai

berikut:

“ Salah satu kendalanya ya kita kekurangan modal untuk dipinjamkan


kepada KSM, proposal yang ngantri sudah banyak tapi modal kurang.
Masalahnya kalau kita mau mengadakan chanelling dengan bank juga kita
nggak punya agunan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)

c. Kegiatan Sosial

Kegiatan sosial yang dilakukan antara lain pelatihan ketrampilan usaha

dalam rangka pemberdayaan warga miskin. Memberikan bantuan gizi balita, ibu

hamil dan lansia serta pelayanan kesehatan dan santunan kepada jompo,

pemberian beasiswa sekolah gakin.

Namun bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan seperti tersebut diatas, tidak

mampu berkelanjutan, sebab dana yang dialokasikan kemudian habis pada

kegiatan tersebut. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id 10
95
digilib.uns.ac.id

Manajemen yang dilakukan BKM merupakan bentuk pengembangan

institusi lokal untuk mengembangkan sumber daya dan potensi desa

Denggungan. Sedangkan peran masyarakat merupakan bagian terpenting dalam

kegiatan PNPM-MP dengan memberdayakan/melibatkan masyarakat

Denggungan melalui berbagai kegiatan baik yang menyangkut pembangunan

lingkungan, sosial maupun ekonomi. BKM, KSM maupun fasilitator berperan

sebagai pendamping dalam kegiatan pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan peran

institusi lokal tersebut baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan maupun pengawasan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
96
digilib.uns.ac.id

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah serta hasil penelitian dan pembahasan,

peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan PNPM-MP Desa Denggungan diawali dengan tahap

sosialisasi kepada masyarakat agar mereka dapat mengerti dan memiliki

kesadaran untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun

pemeliharaan hasil pembangunan yang dilaksanakan. Dari sosialisasi ini

masyarakat memperoleh pemahaman yang benar sehingga mereka dapat

memanfaatkan segenap potensi untuk mengakses dana PNPM-MP dengan

tepat sasaran. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tahunan untuk

memberikan kemudahan bagi pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik

UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPK (Unit Pengelola Keuangan),

maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai dengan prioritas tugas

mereka. Namun dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak

kegiatan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya

mengacu pada data yang ada dan belum di cek sungguh-sungguh ke lokasi

atau lapangan

2. Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan dalam

pengambilan keputusan mulai dari proses mengenali masalah,

perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai wujud

partisipasi dan demokrasi melalui BKM sebagai wadah aspirasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
97
digilib.uns.ac.id

masyarakat. Dalam operasionalnya BKM dibantu oleh UP-UP sesuai

dengan bidangnya masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatannya, BKM

serta UP-UP tersebut sudah bekerja dengan baik dengan didampingi oleh

fasilitator.

3. Kegiatan penggerakan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan

rencana kegiatan yang telah disusun sesuai dengan hasil musyawarah

prioritas usulan kegiatan dengan melibatkan relawan-relawan masyarakat

yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), yang

didampingi oleh UP-UP dan fasilitator. Namun ada beberapa usulan yang

ditunda pelaksanaanya karena setelah merumuskan skala prioritas masalah

melalui musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang

lebih membutuhkan, maka pelaksanaan kegiatan dialihkan ke daerah

tersebut. Kegiatan penggerakan dimulai dengan penyusunan proposal

kegiatan, pelaksanaan hingga penyusunan LPJ. Dalam tahap penggerakan

ini sudah berjalan dengan baik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam

kegiatan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.

4. Kegiatan pengawasan serta pendampingan yang dilakukan oleh BKM dan

UP-UP terhadap KSM dituangkan dalam bentuk LPJ kegiatan. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa pengawasan dan pendampingan yang

dilakukan BKM dan UP-UP terhadap KSM mengenai pelaksanaan

kegiatan serta pemanfaatan dana BLM sudah berjalan dengan baik,

terbukti dari hasil LPJ yang sesuai dengan proposal kegiatan yang telah

dilaksanakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
98
digilib.uns.ac.id

5. Adapun dukungan dari masyarakat, fasilitator, aparat pemerintah desa

serta kepedulian BKM dan KSM sangat membantu pelaksanaan program

ini. Namun dalam pelaksanaannya juga tak lepas dari faktor penghambat

antara lain: Kurangnya swadaya dari masyarakat, kesalahpahaman dalam

pembuatan proposal maupun LPJ, adanya keterlambatan/tunggakan

nasabah atau ketua kelompok dalam melakukan angsuran, untuk itu harus

diadakan pendampingan lebih lanjut.

B. Saran

1. Dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak kegiatan yang tidak

sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya mengacu pada data

yang ada. Untuk itu sebaiknya dalam tahap perencanaan kegiatan yang akan

dilaksanakan di cek atau di survey dengan benar sesuai fakta yang ada,

sehingga antara perencanaan dan pelaksanaan dimungkinkan tidak ada

perbedaan yang mencolok lagi.

2. Seringkali suatu kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon

penerima manfaat dalam berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta

tidak terbentuknya panitia penanggungjawab pengoperasian dan

pemeliharaan kegiatan atau ketidaksiapan terhadap rencana kegiatan yang

telah direncanakan. Untuk itu pastikan bahwa penerima manfaat benar-benar

telah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat baik KSM

Lingkungan, Ekonomi maupun Sosial. Dan pastikan kesiapan KSM untuk

melaksanakan kegiatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
99
digilib.uns.ac.id

3. Untuk mengatasi kendala dalam kegiatan ekonomi bergulir, yaitu kurangnya

modal untuk dipinjamkan kepada KSM, sebaiknya BKM menjalin

kerjasama dengan lembaga-lembaga simpan pinjam yang ada di desa atau

dengan kata lain, lembaga simpan pinjam yang ada di desa Denggungan

menjadi satu dengan UPK untuk tambahan modal pinjaman bergulir.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Ambar Teguh Sulistiyani. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. 2004.


Yogyakarta: Gramedia
Anggito Abimanyu,dkk. Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan
Masyarakat.1999. Yogyakarta: PAU SE UGM dan BP.FE
Dwi Tiyanto,dkk. 2006. Mengubah Dari yang Kecil (Perspektif, Konsep dan
Metode Membangun Komunitas). 2006. Surakarta : Lindu Pustaka dan
CIRCUM
Gunawan Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, 1999 Bandung:
Gramedia.
H.B. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2006. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Drs. H. Malayu S.P Hasibuan. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah.


1984. Jakarta: PT. Gunung Agung
H. B Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar Teori dan Terapannya
Dalam Penelitian. 2002. Surakarta: UNS Press
Ibnu Syamsi. Pokok-pokok Fungsi Manajemen. 1994. Jakarta: Bina Aksara
Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung :PT. Remaja
Rosdakarya
Pariatra Westra. “Ensiklopedia Administrasi”. 1982. Jakarta: Gunung Agung
Randy R. Wrihatnolo& Riant Nugroho.Manajemen Pemberdayaan. 2007. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo
Tadjuddin Noer Effendi. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan.
1995.Yogyakarta : PT Tiara Wacana
T. Hani Handoko. 2001. Manajemen. Yogyakarta: PT BPFC.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta, 1998.
Tri Cahyo Atmojo. Pemberdayaan Masyarakat Dalam P2KP di Desa Dlimas
Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten TA 2002. Skripsi, FISIP UNS. 2006
Yohanes Yahya. Pengantar Manajemen. 2006 Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Sumber-sumber lain:
Buku Pedoman Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, 2004
Standard Operating Prosedure Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)
Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM “Ngudi Sejahtera” Desa
Denggungan, Banyudono, Boyolali, tahun 2009-2011
Dokumen Pencairan Dana BLM tahun 2009
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan tahun 2009
Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkambangan Desa Denggungan,
Banyudono, Boyolali.
Profil BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali

Geovanni B. Giglioni, Missisipi State University. Arthur G. Bedeian (Boston


University), Academy of Management Journal, A Conceptus of Management
Control Theory:1900-1972. Volume 17 Number 2
http://www.bus.lsu.edu/management/faculty/abedeian/articles/ConspectusControl
Theory-AMJ1974.pdf

Science for humanity, tanggal 21 pebruari 2007.


http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-pada-
manajemen.html.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara mengenai Manajemen Program Nasional Pemberdayaan


Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali :
A. Manajemen PNPM-MP
1. Perencanaan
1) Apakah tujuan dari proses sosialisasi masyarakat?
2) Siapa saja yang teribat dalam proses perencanaan PNPM-MP Desa
Denggungan?
3) Kendala apa yang dihadapai dalam melakukan perencanaan PNPM-MP?

2. Pengorganisasian
1) Apakah BKM itu?
2) Apakah tugas dan fungsi dari BKM?
3) Bagaimana koordinasi antara UP-UP dalam organisasi BKM?
4) bagaimanakah koordinasi antara BKM dengan pemerintah desa?

3. Penggerakan
a. Upaya apa yang dilakukan faskel dan BKM untuk menggerakkan UP dan
KSM?
b. Bagaimana langkah BKM menggerakkan KSM dalam pembuatan proposal?
c. Seberapa besar manfaat pendampingan yang dilakukan?
d. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan penggerakan?
4. Pengawasan
a. Bagaimana pengawasan yang dilakukan?
b. Bagaimana jika terjadi penyelewengan dalam pengawasan?
c. Kendala apa yang dihadapi dalam pengawasan dan bagaimana cara
mengatasinya?

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

B. Faktor Pendukung dan Penghambat


1. Faktor pendukung
a. Bagaimanakah tanggapan masyarakat desa Denggungan terhadap sosialisasi
PNPM-MP?
b. Bagaimanakah peran faskel dalam kegiatan PNPM-MP?
c. Bagaimanakah hubungan antara aparatur pemerintah desa dengan BKM dalam
hal PNPM-MP?bagaimana keterlibatan pemerintah desa?
d. Meskipun tidak mendapatkan imbalan namun para pengurus mau melaksanakan
banyak tugas yang menyita waktu.apakah alasannya?
e. Apakah semua anggota selalu hadir dalam setiap rapat bulanan?

2. Faktor Penghambat
a. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan lingkungan?dan bagaimana
solusinya?
b. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan pinjaman bergulir?dan bagaimana
solusinya?
c. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan sosial?dan bagaimana solusinya?
d. Pernahkah terjadi salah sasaran dalam penyaluran dana?bagaimana solusinya?

commit to user

Anda mungkin juga menyukai