Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPUTUSASAAN

Dosen Pengampu :
Ns. Muliantika, M.Kep., Sp.Kep.J

Nama : Widia Cyntia Bela


NIM : I1032191016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
A. MASALAH UTAMA
Keputusasaan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata
keputusasaan adalah perihal putus asa. Contoh: tindakam itu merupakan
bentuk keputusasaannya dalam menyelami hidup. Keputusasaan berasal dari
kata dasar putus. Keputusasaan berasal dari kata dasar putus.asa.
Keputusasaan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga
keputusasaan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan.
Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya alternatis pemecahan pada masalah yang dihadapi (SDKI, 2017).
Keputusasaan merupakan kondisi subyektif yang ditandai dengan
individu memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau
pilihan pribadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingannya
sendiri (Nanda, 2011).
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang
melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia
dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).

2. Tanda dan Gejala


Berikut tanda dan gejala menurut, Kiliant (2005):
a. Rasa tidak memiliki harapan dan begitu hampa yang di ungkapkan
klien(“saya tidak dapat melakukan”)
b. Seringmengeluh dan terlihat murung.
c. Terlihat sedikit bicara bahkan tidak mau berbicara sama sekali
d. Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
e. Menarik diri dari lingkungan.
f. Kontak mata kurang.
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
h. Nampak selalu murung atau blue mood.
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
j. Menurunatau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur.
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
m. Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

3. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

 Harapan  Putus harapan


 Yakin  Tidak berdaya
 Percaya  Putus asa
 Inspirasi  Apatis
 Tetap hati  Gagal dalam kehidupan
 Ragu-ragu
 Sedih
 Depresi
 Bunuh diri

4. Faktor Presdisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:
a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam
keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan
sikap optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya
sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami
keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian
e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.
5. Faktor Presipitasi
Berikut beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan
adalah:
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman

6. Teori Para Ahli


a. Kondisisubjektif ketika individu melihat keterbatasan atau ketiadaan
alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energi untuk kepentingan individu (Wilkinson & Ahern, 2011).
b. Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton
dan Range, 2004)
c. Keputusasaab ialah kondisi yang dapat menguras energy (Pharris,
Resnick ,dan ABlum, 1997).

C. POHON DIAGNOSA

Efek: Prilaku kekerasan “Risiko


Bunuh Diri”

Core Problem: Keputusasaan

Etiologi: Harga Diri Rendah


D. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Harga diri rendah kronis dan situasional
2. Ketidakberdayaan
3. Risiko bunuh diri

E. DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri
2. Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
3. Pantau nutrisi: Asupan dan berat badan

Data yang perlu dikaji lainnya ialah data Subjektif dan Objektif klien:

 Data subyektif : persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya orang lain dan
lingkungan , klien mengeluh pusing dan sakit kepala
 Data obyektif : kurang terlibat dalam asuhan keperawatan, pasif, kurang nafsu
makan, badan terlihat lesu penurunan berat badan atau peningkatan berat
badan

Data yang perlu dikaji yang lain ialah:

1. Biologis,adanya penyakit infeksi yang kronis .


2. Faktor psikologis antara lain perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan pada
kegiatan spiritual (Towsend, 2019)
3. Faktor Psikologis. Stres jangka panjang, Retardasi mental, kemampuan
komunikasi verbal kurang, pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan
konsep diri kurang baik.
4. Faktor sosial dan budaya adalah pembatasan aktivitas jangka panjang .
Adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial, kehilangan kepercayaan pada
kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai penting, kurang
dukungan sosial, putus sekolah dan pemutusan hubungan kerja

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Keputusasaan (D.0088) berhubungan dengan pengasingan ditandai dengan
mengungkapkan keputusasaan (SDKI, Psikologis; Integritas Ego; Hal 196)
G. RENCANA TINDAK KEPERAWATAN
a. Tindakan untuk pasien
1. Tujuan Umum: Klien mampu mengekspresikan harapan positif tentang
masadepan, mengekspresikan tujuan dan arti kehidupan.
2. Tujuan Khusus:
 Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan
 Verbalisasi keputusan meningkat
 Keterlibatan dalam aktivitas perawatan meningkat
 Minat komunikasi verbal meningkat
 Perilaku pasif menurun

Intervensi Rasional
Promosi Harapan Meningkatkan kepercayaan
 Identifikasi harapan pasien dalam pencapaian pada kemampuan untuk
hidup memulai dan
 Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki mempertahankan tindakan
nilai penting
 Berikan kesempatan pasien dan keluarga terlibat
dengan dukungan kelompok
 Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap
kondisi dengan realistis
 Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik
dengan orang lain
Promosi Koping Meningkatkan upaya
 Identifikasi kemampuan yang dimiliki kognitif dan prilaku untuk
 Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap menilai dan merespon
dukungan sosial stressor dana tau
 Diskusi perubahan peran yang dialami kemampuan menggunakan

 Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek sumber-sumber yang ada.


tertentu dalam perawatan Pasien nantinya dapat

 Motivasi untuk menentukan harapan yang menyelesaikan masalahnya


realistis
 Ajarkan cara memecahkan masalah secara
konstruktif
Manajemen Prilaku Pasien dapat menghindari
 Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku yang negative serta
perilaku dapat mengelolanya dalam
 Jadwalkan kegiatan terstruktur baik
 Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
 Bicara dengan nada rendah dan tenang
 Hindari sikap mengancam dan berdebat
 Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber
agitasi
Promosi Dukungan Sosial Pasien mampu untuk
 Identifikasi kelemahan dalam menjalini berinteraksi denga orang
hubungan lain.
 Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas
yang dilakukan
 Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan individu,
kelompok dan sosial
 Motivasi untuk mempertahankan komunikasi
verbal
 Anjurkan interaksi dengan orang lain yang
memiliki kepentingan dan tujuan yang sama
 Anjurkan berbagi maslah dengan orang lain
 Latih permainan peran dalam keterampilan
komunikasi

b. Tindakan untuk keluarga

Intervensi Rasional
Promosi Dukungan Keluarga Keluarga berpartisipasi
 Identifikasi sumber daya fisik, emosional dan dalam perawatan emosional
pendidikan keluarga dan fisik keluarga serta
 Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu selalu mendukung pasien
kejadian, perasaan dan perilaku pasien
 Sediakan lingkungan yang aman
 Diskusikan anggota keluarga yang akan
dilibatkan dalam perawatan
 Diskusikan jenis perawatan di rumah
 Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam
perawatan
 Jelaskan pada keluarga tentang perawatan dan
pengobatan yang dijalani pasien
 Anjurkan keluaarga bersikap asertif
 Anjurkan meningkatkan aspek positif dari situasi
yang dijalini pasien

H. Referensi
Carpenito, Lynda. (2014). Nursing care plans: Transitional patient and family

centered care. 6thEd. USA : Lippincott Williams and Wilkins.

SDKI. (2017). Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia,Edisi 1, Cetakan III. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia. Jakarta Selatan

SIKI. (2018). Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia, Edisi 1, Cetakan II. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia. Jakarta Selatan

SLKI.(2019). Tim Pokja SLKI DPP PPNI. Standar Luaran Keperawatan

Indonesia, Edisi 1, Cetakan II. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Indonesia. Jakarta Selatan

Wilkinson, J.M & Ahern, N.R. (2011). Prentice Hall Nursing Diagnosis

Handbook: NANDA Diagnosis, NIC Interventions, NOC Outcome.

Terj Esti Wahyuningsih & Dwi Widiarti. Jakarta : EGC.


Keliat, B. A., & Akemat. (2010). Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai