Bahan Bakar
Bahan Bakar
Analisa titik didih dilakukan untuk memperoleh suatu analisa pendidihan maka
sejumlah cairan tertentu (biasanya 100 cm3) dipanaskan dalam suatu tabung (kolf) gelas
dengan perlahan-lahan. Uap – uap yang terjadi disalurkan melalui suatu tabung yang
dikelilingi air es dan karenanya akan mengkondensasi. Kondesat (embun)nya ditampung
dalam suatu gelas – takar. Dengan memakai thermometer dapat dilihat pada saat mana uap
cairannya dalam tabung (kolf) telah mencapai suatu suhu tertentu dan mencatat pada saat
tersebut.
Dari minyak – minyak encer dikatakan viskositasnya rendah, sebaliknya dari yang
kental dikatakan viskositasnya tinggi. Untuk menyelidiki viskositas bagi sesuatu tujuan
praktis, maka dipergunakan apa yang disebut viscosimeter yang semuanya didasarkan atas
prinsip yang sama. Suatu bejana dengan ukuran – ukuran yang telah ditentukan diisi dengan
minyak yang ingin diselidiki hingga suatu tanda tertentu. Pada alas bejana tersebut terdapat
satu lubang kecil yang penampangnya ditentukan dengan cermat, lewat mana minyak keluar.
Kemudian diukur waktunya yang diperlukan untuk keluarnya sejumlah minyak tertentu.
Jelaslah bahwa waktu yang diperlukan minyak untuk mengalir keluar itu akan
tergantung, selain dari viskositas, juga dari ukuran – ukuran dari bentuk lubang pengaliran
keluarnya, tingginya cairan dalam bejana, jadi umumnya dari sifat –sifat khususnya alat yang
dipergunakan. Sayangnya, penentuan – penentuan viskositas di seluruh dunia tidak terjadi
dengan alat yang sama, sehingga hasil – hasilnya dinyatakan dalam berbagai satuan.
n.g
Vk = b. j
Di mana :
Hubungan yang satu dengan yang lainnya antara hasil-hasil dari berbagai meter-meter
viskositas itu telah ditetapkan secara pengalaman –pengalaman percobaan.
Bagi viskositas – viskositas yang lebih rendah dari 100 centistokes = 13,2 derajat Engler =
408 sec. Redwood I = 463 sec.
E = derajat Englar
cS E RI SU cS E RI SU
2 1,12 30,95 32,66 25 3,46 104,7 119,1
3 1,22 33,45 36,07 30 4,07 124,4 141,2
4 1,31 35,95 39,17 35 4,70 144,2 163,5
5 1,39 38,45 42,38 40 5,33 164,3 186,0
6 1,48 41,05 45,59 45 5,48 184,5 208,8
8 1,65 46,05 52,10 50 6,67 204,7 231,8
10 1,83 52,00 58,91 60 7,93 245,3 277,9
15 2,32 67,95 77,35 80 10,54 326,6 307,3
20 2,87 85,75 97,69 100 13,17 408,2 462,9
Ketidakpastian mengenai viskositas terjadi pada campuran – campuran minyak –
minyak karena viskositasnya tidak dapat ditentukan dengan cara yang paling mudah dari
viskositas – viskositas komponen – komponennya
Viskositas itu tergantung dari tekanan yang dialami oleh minyaknya. tetapi pada
tekanan-tekanan yang lebih rendah, umpamanya di bawah 100 kgf/cm2, pengaruhnya itu tidak
besar.
Lebih penting adalah sifat bahwa seperti yang telah kita katakan lebih dulu, viskositas
sesuatu minyak turun dengan cepat pada suhu yang naik, maka pada pemanasan minyak
menjadi lebih cair.
Karena alasan inilah maka sebenarnya tidak cukup untuk menyebut viskositas pada
satu suhu saja. dalam keadaan-keadaan di mana dianggap bahwa hal itu merupakan petunjuk
bagi sifat pemakaiannya. yng lebih baik (umpamanya pada minyak-minyak lumas), oleh
sebabn itu biasanya disebut viskositasnya pada tiga atau empat suhu-suhu yang berlain-
lainan. untuk minyak-minyak bahan bakar kini biasanya viskositasnya dinyatakan pada suhu
100° F = 37,8° C
Suatu pengertian baik mengenai mudah berubahnya viskositas kerena suhu, diperoleh
dengan menggambarkan kurva-kurva (lengkungan) suhu viskositas dalam grafik-grafik di
mana suhu dituliskan pada sumbu datar, dan viskositasnya ke arah vertical.
Bagi penentuan titik beku maka suatu jumlah contoh minyak dimasukkan ke dalam
suatu gelas piala, yang ditutup dia atasnya dengan gabus yang ada lubang embus, melalui
lubang itu dimasukkan suatu thermometer ke dalam cairannya.
Kemudian gelas piala ersebut dimasukkan dalam larutan yang mendinginkan
(umpamanya salju dan garam dapur, atau es yang ditumbuk dengan kalsiumklorida) dan
penurunan suhu pada thermometer yang diamati. setelah tiap penurunan suhu sebesar sebesar
2°C, maka gelas piala tersebut dikeluarkan dari campuran diambil dan kemudian dimiringkan
sedikit dengan hati-hati, untuk memeriksa ke cairan minyak tersebut.
Begitu terjadi pembentukan kristal-kristal, maka haruslah dijaga dengan hati-hati agar
jaringannya tidak tergannggu oleh suatu gerakan dari minyak yang masih car atau dari
thermometer. Bila dilihat bahwa pada saat dimiringkan cairannya tidak bergerak lagi pada
thermometer atau sepanjang tepian-tepian dari gelas piala, maka cairan tersebut diletakkan
dalam kedudukan datar sama sekali selama 5 detik, dan bila pada itu tidak terjadi lagi gerakan
cairan maka titik bekunya telah dicapai.