Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN SEJARAH MENGENAI KONSEP DASAR

DALAM PROSES KEPERAWATAN DI LUAR INDONESIA


Gracella Ajani Pakpahan / 181101056

gracella_ajani@yahoo.com

Abstrak

Proses keperawatan adalah metode atau teknik yang digunakan oleh seorang perawat untuk
melakukan pemecahan masalah dari respons klien terhadap penyakitnya. Tujuan dilakukan
penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan proses keperawatan di luar
Indonesia. Sehingga, jenis metode yang akan digunakan adalah literasi yang merupakan hasil
bacaan dari suatu buku. Dimana hasil dari literasi tersebut menandakan bahwa perkembangan
sejarah proses keperawatan di luar Indonesia semakin meningkat setiap zamannya. Perkembangan
sejarah proses keperawatan dimulai dari zaman purba, zaman keagamaan, permulaan abad XVII,
masa sebelum perang dunia II, masa selama perang dunia II, dan terakhir masa pasca perang dunia
II. Dengan adanya perkembangan tersebut, membuat masyarakat perlahan-lahan tidak mempercayai
kekuatan alam atau gaib.
Kata kunci : perkembangan, proses keperawatan, luar Indonesia

LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada


ilmu dan kiat keperawatan, dimana bentuk pelayananya adalah biopsikososial dan spiritual
yang komprehensif. Sehingga, proses keperawatan adalah metode atau teknik yang
digunakan oleh seorang perawat untuk melakukan pemecahan masalah dari respons klien
terhadap penyakitnya. Dengan menggunakan metode ini, maka kualitas praktik
keperawatan akan meningkat. Sehingga, tujuan dari proses keperawatan adalah
terpenuhinya kebutuhan klien, keluarga, dan masyarakat.

Pada tahun 1978, Yura dan Walsh mengatakan bahwa proses keperawatan
merupakan langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk mengkaji, merencanakan,
mengimplementasi, dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi pada klien, sehingga
dapat diketahui bahwa rencana yang telah dibuat sudah efektif atau belum.

1
Menurut Depkes RI dan JICA (1982), mengatakan bahwa proses keperawatan
adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau
memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk
mengenal dan membantu pemenuhan kebutuhan khusus klien.

Pada awal tahun 1950-an, Lydia Hall merupakan orang yang pertama kali
menggunakan proses keperawatan dengan menggunakan tiga tahap yakni pengkajian,
perencanaan, dan evaluasi sehingga metode yang digunakan adalah metode ilmiah yaitu
mengamati, mengukur, mengumpulkan data, dan menganalisis. Namun seiring
perkembangan zaman, American Nurses Association (ANA) membuat proses keperawatan
menjadi lima tahapan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Selain itu, perkembangan keperawatan di luar Indonesia mencakup pada zaman purba,
zaman keagamaan, permulaan masehi, permulaan abad XVII, masa sebelum perang dunia
II, masa selama perang dunia II, dan masa pasca perang dunia II sejak tahun 1950.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan proses keperawatan di Luar Indonesia.

METODE

Jenis metode penelitian yang akan dilakukan adalah literasi. Literasi merupakan
hasil bacaan penulis terhadap suatu buku yang dilakukan dengan cara memahami informasi
yang terdapat di buku tersebut.

HASIL

Berdasarkan hasil bacaan, perkembangan proses keperawatan pada zaman


purbakala masih mempercayai ilmu gaib sehingga peran perawat belum berkembang.
Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan proses keperawatan semakin lama
semakin meningkat sehingga membuat kualitas dalam praktik keperawatan juga meningkat
karena pendidikan keperawatan yang telah berkembang dan peran perawat juga telah
berkembang dalam menolong seseorang yang sehat-sakit dengan melakukan tindakan yang
tenang.

2
Selain itu, perkembangan dalam tahapan proses keperawatan juga meningkat, yang
awal mula hanya memiliki 4 tahap lalu berubah menjadi 5 tahap, yaitu pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap pengkajian adalah proses
keperawatan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mengatur data, dan
mendokumentasikan data. Tahap diagnosa adalah proses keperawatan yang dilakukan
dengan cara mengidentifikasi intervensi keperawatan. Tahap perencanaan adalah proses
keperawatan yang dilakukan dengan cara harus menguasai konsep sehingga dapat
merumuskan tujuan dalam melakukan rencana tindakan keperawatan. Tahap implementasi
adalah proses keperawatan yang dilakukan dengan cara pemberian asuhan keperawatan.
Tahap evaluasi adalah proses keperawatan yang dilakukan dengan cara menilai apakah
rencana keperawatan yang telah dibuat sudah sesuai atau tidak.

PEMBAHASAN

Pada awal tahun 1950-an, Lydia Hall merupakan orang yang pertama kali
menggunakan proses keperawatan dengan menggunakan tiga tahap yakni pengkajian,
perencanaan, dan evaluasi sehingga metode yang digunakan adalah metode ilmiah yaitu
mengamati, mengukur, mengumpulkan data, dan menganalisis. Pada tahun 1967, Yura dan
Walsh membuat proses keperawatan menjadi empat tahap yakni pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Pada pertengahan tahun 1970-an, proses keperawatan menjadi
lima tahap, dimana menambahkan diagnosis sehingga tahapannya menjadi pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pada tahun 1973, American Nurses Association (ANA) membuat proses


keperawatan menjadi lima tahapan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi. Tahapan pada proses keperawatan tersebut, digunakan sebagai pedoman
dalam praktik keperawatan dan sebagai kerangka konsep kurikulum.

Selain itu, adapun sejarah perkembangan proses keperawatan di luar Indonesia,


yaitu:

1. Zaman Purba

3
Pada masa ini, masih mempercayai animisme. Jika seseorang sedang sakit,
maka kekuatan untuk menyembuhkannya adalah dengan kekuatan alam atau gaib,
sehingga peran perawat belum berkembang. Hal ini terlihat pada sejarah Mesir dan
Cina.
2. Zaman Keagamaan
Pada zaman ini, sudah berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di jazirah
Arab, sehingga membuat keperawatan juga berkembang salah satunya adalah
prinsip dasar keperawatan, personal higiene, bahkan kebersihan akan makanan, air,
dan juga lingkungan juga berkembang.
3. Permulaan Abad XVII
Pada masa ini, pandangan masyarakat berubah, seperti pandangan mengenai
keagamaan dan juga pandangan kekuasaan. Oleh sebab itu, gereja dan tempat
ibadah ditutup, sehingga membuat perkembangan keperawatan berpengaruh. Pada
masa ini, untuk memenuhi kebutuhan perawat, maka yang diterima untuk menjadi
seorang perawat adalah seorang wanita yang telah bertobat akibat berbuat
kejahatan. Maka dari itu, pada masa ini reputasi keperawatan menurun yang
mengakibatkan rendahnya gaji seorang perawat, jam kerja yang meningkat, dan
kondisi yang memburuk.
4. Masa Sebelum Perang Dunia II
Pada masa ini, belum adanya pendidikan yang formal sehingga membuat
tenaga perawat masih sedikit namun ruang lingkup mengenai pelayanan
keperawatan sudah memiliki kemampuan untuk mengobati seseorang yang sedang
sakit dan kebutuhan dasar manusia terpenuhi.
5. Masa Selama Perang Dunia II
Pada masa ini, di Amerika sudah berkembang pesat mengenai bidang
keperawatan. Perkembangan tersebut dipengaruhi karena meningkatnya kesadaran
masyarakat mengenai kesehatan, jumlah penduduk yang sudah meningkat, dan
munculnya masalah baru dalam bidang kesehatan. Pada masa ini, pendidikan
keperawatan mulai dikembangkan menjadi keperawatan professional karena
memiliki upaya untuk menjadi lebih aktif dan kreatif.

4
6. Masa Pasca Perang Dunia II
Pada masa ini, sejak tahun 1950 pendidikan keperawatan telah berkembang
(Bachelor Master). Seiring waktu, pada tahun 1967 proses keperawatan memiliki 4
tahap, yakni pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pada tahun 1973,
pengertian keperawatan menurut International Council of Nurses (ICN) adalah
perawat memiliki peran untuk menolong seseorang yang sehat-sakit dengan
tindakan yang tenang.

PENUTUP

Proses keperawatan adalah teknik untuk memecahkan permasalahan dengan tujuan


untuk membantu klien dalam mencapai kesehatannya. Proses keperawatan memiliki lima
tahapan, yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Berdasarkan perkembangan zaman, proses keperawatan semakin meningkat dan


ilmu pengetahuan mengenai kesehatan juga meningkat, sehingga membuat masyarakat
semakin lama semakin tidak mempercayai kekuatan alam atau gaib.

REFERENSI

Allen, C. V. (1998). Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan. Jakarta:


EGC.
Effendy, N. (1995). Pengantar Proses Keperawatan. Cet I. Jakarta: EGC.
Haryanto. (2008). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep (Concept
Mapping). Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A. A. (2002). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hutahaean, S. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: TIM.
Hutasoit, E.S. (2019). Pentingnya Berpikir Kritis dan Percaya Diri Bagi Perawat dalam
Asuhan Keperawatan. Osf.io
Lismidar. (1990). Proses Keperawatan. Jakarta: UI-Press.
Nursalam. (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Ed. 1.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat Yang: CIH'HUY. Surakarta: Kekata Publisher.

5
TUENG, Y. (1993). Prinsip-prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wartonah, T. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Ed. 1. Jakarta:
Salemba Medika.
Wartonah, T. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Ed. 3. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai