Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Agustami

2017410009
Unit 1 / Ekonomi Syari’ah
HUKUM PERBANKAN

1.) Aspek Hukum Para Pihak Dalam Transaksi Perbankan

A.  Pengertian Hukum Perbankan dan Jenis-Jenis Transaksi Perbankan

Hukum yang mengatur masalah perbankan disebut hukum perbankan (Banking


Law) yakni merupakan seperangkat kaedah hukum dalam bentuk peraturan
perundang undangan, yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum yang
mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya
sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku
petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab, para pihak
yang tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh bank, eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan dengan
dunia perbankan tersebut.

Ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan adalah sebagai berikut :

1. Asas-asas perbankan, seperti norma efisiensi, keefektifan, kesehatan bank,


profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan,
hubungan, hak dan kewajiban bank.

2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan


karyawan, maupun pihak terafiliasi. Mengenai bentuk badan hukum pengelola,
seperti PT. Persero, Perusahaan Daerah, koperasi atau perseroan terbatas.
Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah, swasta, patungan
dengan asing atau bank asing.

3. Kaedah-kaedah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur


perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan
persaingan yang tidak sehat, antitrust, perlindungan nasabah, dan lain-lain.
4. Yang menyangkut dengan struktur ogranisasi yang berhubungan dengan
bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral, dan
lain-lain.

5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh


bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, prudent banking,
dan lain-lain.

Dari defenisi tersebut jelaslah bahwa transaksi keuangan berkaitan dengan


produk dan jasa yang ditawarkan oleh pihak perbankan. Perlu dicatat bahwa
sistem transaksi dari berbagai bank di Indonesia berbeda-beda karakteristiknya.

Dalam dunia perbankan ada dua jenis transaksi keuangan, yaitu :

1. Transaksi Tunai

Yaitu suatu metode menjalankan transaksi finansial secara khusus melalui


penggunaan mata uang.

2. Transaksi Usaha

Yaitu suatu metode menjalankan transaksi yang menghasilkan catatan finansial,


yaitu cek, tanda terima, tagihan, akta, kwitansi, kontrak.

B.    Sumber-Sumber Hukum Perbankan

Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti
formal dan sumber hukum dalam arti materil.

Sumber hukum dalam arti materil adalah sumber hukum yang menentukan isi
hukum itu sendiri dan itu tergantung dari sudut mana dilakukan peninjauannya,
apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain
sebagainya.

Sumber hukum dalam arti formal adalah tempat ditemukannya ketentuan


hukum dan perundang-undangan, baik yang tertulis mupun tidak tertulis.

  C.    Asas- Asas Hukum Perbankan


Dalam melaksanakan kemitraan antara bank dengan nasabahnya, untuk
terciptanya sistem perbankan yang sehat, kegiatan perbankan perlu dilandasi
dengan beberapa asas hukum (khusus) yaitu :

1. Asas Demokrasi Ekonomi

Asas demokrasi ekonomi ditegaskan dalam Pasal 2 UU Perbankan yang diubah.


Pasal tersebut menyatakan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan
usahnya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Ini berarti fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksankan
prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang bedasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

2. Asas Kepercayaan

Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank
dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank
terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas
dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya
dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat
padanya.

3. Asas Kerahasiaan

Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank


merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain
dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib
dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena
bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.
Dalam Pasal 40 UU perbankan menyatakan bahwa bank wajib merahasiakan
informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.

4. Asas Kehati-hatian (Prudential Principle)

Asas Kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam
menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya.
2.) Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti
formal dan sumber hukum dalam arti material. Sumber hukum dalam arti material
adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri, dan itu tergantung
dari sudut mana dilakukan peninjauannya, apakah dari sudut mana dilakukan
peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
dan lain sebagainya. Seorang ahli perbankan akan cenderung menyatakan, bahwa
kebutuhan-kebutuhan terhadap lembaga perbankan dalam suatu masyarakat itulah
yang menimbulkan isi hukum yang bersangkutan. Sumber hukum dalam arti
material baru diperhatikan jika dianggap perlu untuk diketahui akan asal usul
hukum.

Sifat hukum perbankan kita bersifat hukum imperatif atau hukum memaksa artinya
bank dalam menjalankan usahanya harus tunduk dan patuh terhadap rambu-rambu
yang telahg diterapkan dalam undang-undang, apabila rambu perbankan dilarang,
Bank Indonesia berwenang menindak bank yang bersangkutan dengan
menjatuhkan sanksi administratiof seperti mencabut izin usahanya.

3.) Bank didirikan sebagai lembaga intermediasi yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan ke masyarakat pula. Bank merupakan perantara
antara orang-orang yang kelebihan dana dengan orang-orang yang kekurangan
dana. Tujuan dari kegiatan ini adalah dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Sesuai tujuan diatas maka bank menawarkan beberapa produknya seperti;
tabungan,giro dan deposito untuk menyerap dana dari masyarakat dan
menyalurkan dalam bentuk kredit. Sehingga dana yang ada dimasyarakat akan
berputar dan perekonomian akan semakin produktif. hal ini juga akan memicu
perkembangan perekonomian suatu daerah dan taraf hidup masyarakat.
            Bank merupakan sebuah lembaga penggerak roda perekonomian. Adanya
sebuah bank memudahkan masyarakat yang produktif mendapatkan dana untuk
suatu usaha. Sehingga masyarakat yang awalnya mengganggur bisa mendapatkan
pekerjaan dan mengurangi tingkat kemiskinan. Meskipun masih banyak lagi faktor
lain yang mempengaruhi perkembangan perekonomian, namun Bank merupakan
salah satu faktor penting dalam perekonomian.

4.) Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-


hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan
penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan
taraf hidup rakyat banyak. 
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank
umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah tidak dapat
menerima simpanan berupa giro dan tidak dapat turut serta dalam lalu lintas
pembayaran, tidak dapat melakukan kegiatan bisnis dalam valas dan jangkauan
kegiatan operasional yang terbatas.

Tujuan bank berdasarkan undang-undang


Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar tujuan perbankan
Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbungan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari tujuan tersebut maka perbankan (bank) di
Indonesia harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan atas
asas demokrasi ekonomi. Jadi jika Anda berpikir bahwa bank memiliki tujuan
untuk mencari keuntungan setinggi-tingginya berupa profit semata maka Anda
sangat salah besar.

5.) Tujuan pendirian Lembaga Perbankan :


1. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari orang / pihak yang memiliki
kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan.
2. Sebagai lembaga yang dapat menghimpun pendanaan. 
3. Sebagai penggerak pembangunan melalui pinjaman pinjaman pendanaan.
4. Sebagai tempat investasi bagi para nasabahnya. 
6.) ASAS
Perbankan Indonesia memiliki asas atau dasar dalam melakukan kegiatan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian
(prudential principal).
Dalam memerhatikan teori-teori dan prediksi ekonomi, bank mengharuskan
ketelitiannya dalam penghitungan keuangan. Perbankan membutuhkan kehati-
hatian karena terdapat banyak sekali risiko. Secara umum yang dimaksud risiko
adalah kemungkinan terdapatnya dampak yang tidak diharapkan dari kondisi yang
tidak pasti.

Risiko berarti peluang munculnya kejadian atau tindakan tertentu yang dapat
merugikan dan memberikan dampak negatif pada perbankan. Dalam operasional
bank, risiko dapat meningkat akibat adanya adanya gejolak pasar, semakin
terbukanya pasar, dan strategi bisnis bank itu sendiri. Untuk menghadapi berbagai
risiko, umumnya bank memiliki kebijakan internal yang disebut dengan
manajemen risiko.
Pembentukan manajemen risiko pada bank pada dasarnya untuk menerapkan asas
perbankan yang berkaitan dengan prinsip kehati-hatian. Lemahnya kemampuan
direksi maupun karyawan bank dalam menerapkan prinsip kehatihatian akan
berakibat buruk bagi bank tersebut.

Dalam pelaksanaan kemitraan antara bank dan nasabah untuk terciptanya sistem
perbankan yang sehat, maka kegiatan perbankan dilandasi dengan beberapa asas
hukum, yaitu:
a. Asas demokrasi ekonomi
Asas demokrasi ekonomi ditegaskan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 setelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan. Bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Ini
berarti fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
b. Asas kepercayaan (fiduciary principle)
Adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha Bank dilandasi oleh hubungan
ke.percayaan antara Bank dan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana
dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap
bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetapp mempertahankan
kepercayaannya.
c. Asas kerahasiaan (Confidential Principle)
Asas yang mengharuskan atau mewajibkan merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Dalam Pasal 40 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa bank wajib
merahasiakan informasi mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.

d. Asas kehati-hatian (Prudential Principle)


Adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan
kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka
melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa
perbankan Indoneia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan asas kehati-hatian. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-
hatian tidak lain adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat (Lukman Santoso,
2011: 36-38)

Anda mungkin juga menyukai