Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH ETIK DAN HUKUM

Dosen Pengampu : drg. IGAA CHANDRA ISWARI DEWI

JUDUL PAPER :

”KEPASTIAN HUKUM APOTEK RAKYAT DAN PEKERJAAN KEFARMASIAN”

OLEH :

1. Lucy Sefanya Ezra Abong (46)


2. Ni Made Yulianti Dwi Laskmi (78)
3. Ni Putu Nadia Pradnya Sari Dewi (51)
4. I Putu Dika Diwangga Putra (20)
5. I Dewa Putu Dhiyo Krishnanda (19)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang berjudul “Kepastian Hukum Apotek Rakyat
Dan Pekerjaan Kefarmasian”. Tugas Makalah ini berisi tentang hukum Kesehatan mengenai
apotek rakyat dan pekerjaan kefarmasian. Penulisan Tugas ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Dosen yang sudah memberikan Wawasan dan Ilmunya kepada kami

3. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan kepada kami

4. Teman-teman yang sudah membantu kami mencari materi yang akan ditulis dalam tugas
paper ini.

Kami menyadari bahwa penulisan tugas ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami sangat membutuhkan saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami bisa
membuat tugas paper yang lebih baik lagi. Semoga tugas paper ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Denpasar, 04 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PEMBAHASAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2

2.1 Regulasi Yang Mengatur Tentang Pekerjaan Kefarmasian ............................................... 2

2.2 Hubungan Hukum Kepastian Apotek Rakyat Dengan Pekerjaan Kefarmasian ................. 2

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 4

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 4

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apotek merupakan tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan
farmasi dan perbekalan Kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian
meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter
(meliputi peracikan, pelayanan obat keras, psikotropika dan narkotika, sampai pemberian
etiket dan label), pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Apotek Rakyat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.
284/MENKES/PER/III/2007 adalah sarana kesehatan tempat dilaksanakannya pelayanan
kefarmasian dimana dilakukannya penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dan tidak
melakukan peracikan serta tidak boleh menyimpan dan menyerahkan narkotika dan
psikotropika. Sehubungan terdapatnya beberapa ketentuan Apotek Rakyat berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 284/MENKES/PER/III/2007 yang bertentangan dan
tidak sesuai dengan ketentuan apotek berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka pada tesis ini akan dibahas mengenai hubungan antara kepastian hukum
Apotek Rakyat dengan Pekerjaan Kefarmasian. Permenkes No. 53 Tahun 2016 resmi
mencabut keberadaan apotek rakyat. PMK No. 53 menimbang bahwa dalam rangka
menjamin perlindungan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian, perlu penataan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kefarmasian. Selain itu,
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284/Menkes/Per/lll/2007 tentang Apotek Rakyat
perlu disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hkum. Dengan pertimbangan
tersebut maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencabutan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja regulasi yang mengatur tentang pekerjaan kefarmasiaan ?


2. Apa hubungan kepastian hukum apotek rakyat dengan pekerjaan kefarmasian?
1.2 Tujuan
1. Mengetahui regulasi yang mengatur tentang pekerjaan kefarmasian
2. Mengetahui hubungan antara kepastian hukum apotek rakyat dengan
pekerjaan kefarmasian

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Regulasi Yang Mengatur Tentang Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan


Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Regulasi yang mengatur tentang
pekerjaan kefarmasian diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia,
menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemeritah tentang Pekerjaan
Kefarmasiaan. Mengingat yang pertama Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (Lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahkan Lembaran Negara
Nomor 3495) memutuskan untuk menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pekerjaan
Kefarmasian.

2.2 Hubungan Kepastian Hukum Apotek Rakyat Dengan Pekerjaan Kefarmasian

Hubungan antara Apotek Rakyat dengan Pekerjaan Kefarmasian dulu sempat ada,
namun sekarang sudah tidak ada lagi. Berdasarkan PMK No. 284/Menkes/Per/III/2007 bahwa
apotek rakyat tidak memberikan kepastian hukum bagi Apoteker dalam melaksanakan
pekerjaan kerfarmasian di apotek rakyat karena di permenkes tersebut tidak dapat memberikan
perlindungan hukum, keadilan dan ketertiban bagi subjek hukum yang dalam hal ini adalah
masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat profesi (apoteker) atas pekerjaan
kefarmasian sehingga permenkes tersebut dicabut. Pelaksanaan untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian berupa apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik, toko obat atau praktek Bersama. Dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian
pada fasilitas pelayanan kefarmasian, apoteker dapat dibantu oleh apoteker pendamping dan/
atau tenaga teknis kefarmasian. Setiap tenaga kefarmasian dalam menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib menyimpan rahasia kedokteran dan rahasia kefarmasian. Rahasia
kedokteran dan rahasia kefarmasian hanya dapat dibuka untuk kepentingan pasien, memenuhi
permintaan hakim dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri dan/ atau
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap tenaga kefarmasian yang

2
melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi yang
diperuntukkan bagi, Apoteker berupa STRA dan Tenaga teknis kefarmasian berupa STRTTK.

3
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pekerjaan kefarmasian meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan


farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resep dokter (meliputi peracikan, pelayanan obat keras, psikotropika dan narkotika, sampai
pemberian etiket dan label), pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional. PMK No. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Regulasi
yang mengatur tentang pekerjaan kefarmasian diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009. Hubungan antara Apotek Rakyat dengan Pekerjaan
Kefarmasian dulu sempat ada, namun sekarang sudah tidak ada lagi. . Berdasarkan PMK No.
284/Menkes/Per/III/2007 bahwa apotek rakyat tidak memberikan kepastian hukum bagi
Apoteker dalam melaksanakan pekerjaan kerfarmasian di apotek rakyat karena di permenkes
tersebut tidak dapat memberikan perlindungan hukum, keadilan dan ketertiban bagi subjek
hukum yang dalam hal ini adalah masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat
profesi (apoteker) atas pekerjaan kefarmasian sehingga permenkes tersebut dicabut.

4
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unika.ac.id/index.php/shk/article/viewFile/693/782

https://id.scribd.com/doc/168270622/MAKALAH-APOTEK-RAKYAT

https://www.semanticscholar.org/paper/KEPASTIAN-HUKUM-APOTEK-RAKYAT-
DAN-PEKERJAAN-Restiasari-Bekti/3fafe6047faea335871b4ab9f3d247ff1d099a29

https://farmasetika.com/2016/12/21/permenkes-no-53-tahun-2016-resmi-mencabut-
keberadaan-apotek-rakyat/amp/

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/51tahun2009pp.htm

Anda mungkin juga menyukai