Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Dunia

Barat
Dosen Pengampu : Ahmad Muzakkil Anam, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Deden Rahayu S. 63020180011

Devia Nafissadduri A. 63020180072

Eko Wiji Nur R. 63020180088

Muhammad Syariful A. 63020180162

HALAMAN JUDUL

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan penulisan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Yunani........................3
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Abad Pertengahan..............9
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Modern.....................12
D. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Kontemporer............18
BAB II PENUTUP......................................................................................................21
A. Kesimpulan...................................................................................................21
B. Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala Puji dan Syukur selalu senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena setiap
curahan rahmat serta anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah Filsafat Ilmu ini
dengan judul “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Dunia Barat”. Kami berharap sekali
makalah ini bisa berguna pada tujuan untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait dengan judul tersebut.
Lewat makalah ini, beragam tantangan telah penulis rasakan, oleh sebab itu,
selesainya makalah ini tentu saja bukan hanya sekedar kerja keras dari penulis semata-
mata. Tetapi karena bantuan dan dukungan yang diberikan oleh segenap pihak yang
terlibat. Berkaitan dengan perihal ini, penulis disertai keikhlasan hati menghaturkan
ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk semua pihak yang telah membantu
penulis untuk penyelesaian makalah Filsafat Ilmu ini.

Terkait membuat makalah Filsafat Ilmu ini, kami benar benar menyadari
ditemukan banyak keterbatasan yang ada pada makalah ini. Dengan itu, kami sungguh-
sungguh meminta saran beserta kritik yang membangun dari segenap pihak supaya
makalah ini lebih baik lagi dan dapat berguna dikemudian hari.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga,17 September 2019

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan kita wajib tahu bagaimana sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Yunani (kuno), zaman Modern, abad
Pertengahan (Islam), dan juga Kontemporer. Bagaimana ilmu itu bisa tercipta, dan
mencari dan juga mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul
didalam pikiran kita sendiri. Maka dari itu kita wajib mempelajari sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang ada di bangsa Barat. Kenapa ?
karena awal mula ilmu tercipta dan mulai ada perkembangan berada di bangsa
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di zaman Yunani (Kuno) ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di abad Pertengahan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di zaman Modern ?
4. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di zaman Kontemporer ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengatahui bagaimana sejarah ilmu pengetahuan pada zaman Yunani
(Kuno).
2. Untuk mengatahui bagaimana sejarah ilmu pengetahuan pada Abad
Pertengahan.
3. Untuk mengatahui bagaimana sejarah ilmu pengetahuan pada zaman Modern.
4. Untuk mengatahui bagaimana sejarah ilmu pengetahuan pada zaman
Kontemporer.

1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Yunani


(Kuno, masa 600 sebelum masehi - ± 200 sesudah masehi)
Setelah tahun 300 sebelum masehi sampai kira-kira 200 tahun setelah
masehi, perkembangan ilmu pengetahuan tetap dipelihara oleh bangsa Yunani.
Zaman kerajaan Iskandar Agung dan penggantinya disebut zaman Hellenic. Bgian
terakhir dari zaman Hellenic ini sejajar dengan runtuhnya kerajaan-kerajaan Mesir,
dan jatuhnya Mesir ke bangsa Romawi, yang ditandai oleh Cleopatra, Antonius, dan
Julius Caesar. Arti filsafat meliputi semua pengetahuan manusia, antara lain ilmu
pasti, ilmu fisika, ilmu sosial, ilmu hukum, dsb. 1

Tokoh zaman Yunani :

a. Thales (dari Miletus : 624 – 548 sebelum masehi)


Ia adalah orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam
ini. Thales tidak mau menerima kenyataan bahwa dialam ini ada air, api udara,
awan, kayu, batu, hewan-hewan,dll. Dalam pikiranya timbul pertanyaan : dari
apakah hal-hal yang berbeda itu dibuat ? tidakkah sebenarnya barang
sebenarnya bahan dasarnya terbatas?
Disamping memulai dan merumuskan pertanyaan yang signifikan, Thales
pernah meramalkan gerhana bulan yang terjadinya tepat pula. Kemampuan
tersebut berdasarkan pengetahuan tentang peninggalan zaman Babylon, Niniveh
dan Mesir.

1
Slamet Iman Santoso, Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan, (Sastra Budaya : -), hlm.29.

2
b. Pytagoras (580 – 500 sebelum masehi).

Ia adalah ahli filsafat yang sangat penting dalam rangka ilmu pengetahuan
setelah Thales. Penemuan-penemuan Phytagoras dapat dibagi dalam golongan
yang menunjukan suatu sistematik tertentu dan yang tidak sistematis atau
kebetulan. Di antara yang menunjukan sistematik adalah :

1. Hukum atau dalil Phytagoras yaitu a2+b2=c2, yang berlaku bagi segitiga siku-
siku dengan sisi a dan b serta hypotenuse c , sedangkan jumlah sudut dari
segitiga siku-siku adalah 180o
2. Semacam teori tentang bilangan : antara lain pembagian antara bilangan
genap,ganjil, prime numbers dan composites numbers serta hubungan antara
kuadrat natural numbers dan jumlah ganjil.
3. Pembentukan benda berdasarkan segitiga-segitiga, segiempat-segiempat dan
sebagainya
4. Hubungan antara nada dengan panjang dawai.

Penemuan Pytagoras dapat dibagi dalam golongan yang menunjukkan


suatu sistematik tertentu. Pemikirannya menunjukan sikap adanya hubungan
yang tidak dapat di pisahkan antara agama dana lam semesta. Pernyataan bahwa
“Alam semesta terdiri dari angka-angka” sebenarnya membuktikan suatu intuisi,
suatu ilham yang dinyatakan secara tidak teliti. Andaikata dinyatakan “jika
menetapkan suatu dasar kesatuan (a unit) ,maka berdasarkan unit tersebut
banyak sekali hal-hal dalam alam semesta dapat dinyatakan dengan angka-
angka”, maka pernyataan demikian melandasi ilmu pengetahuan modern.

c. Socrates (470-399 sebelum masehi).


Ahli filsafat ini sendiri tidak pernah meninggalkan tulisan tulisan. Semua
peninggalan Socrates terutama disusun dan ditulis oleh Plato (427-347 sebelum
masehi), muridnya yang setia, sebagai penghormatan terhadap gurunya. Plato

3
selalu menulis dialog dengan Socrates menjadi pusat dan juru penerangnya.
Dalam dialognya Socrates selalu mengungkapkan soal-soal sosial dan
menjelaskan artinya perkataan. Dalam dialognya dengan beberapa orang selalu
ada yang mengajukan pertanyaan dan ada yang memberi jawaban, kemudian
jawaban itu di diskusikan lagi dan seterusnya. Metode yang pokok adalah Tanya
jawab dengan kata lain dialog atau dialektik. Pada dasarnya dialektik sekurang-
kurangnya dilakukan oleh dua orang : A mengajukan pertayanyaan yang di
sebut thesis kemudian si B membahas dan mengkritik thesis tersebut,
pembahasan si B di sebut antithesis. Dan kemudian di harapkan dapat diakhiri
dengan suatu kesimpulan atau synthesis. Secara pendek metode dialektik
tersebut menunjukan thesis-antithesis-synthesis. Dialektik sebagai metode untuk
mencapai definisi juga sangat penting dalam soal soal Bahasa, soal soal social
dan konsep konsep social, walaupun sukar. Metode tersebut bahkan juga dapat
digunakan dalam ilmu pasti atau matematika.

d. Leucippus (450 sebelum masehi) dan Demokritos (460-370 sebelum masehi).


Sukar sekali untuk membedakan karya keduanya , karena bahan bahannya
kurang . Yang pasti ialah bahwa keduanya secara tegas merumuskan bahwa
multiplicity sebagai gejala, sebenarnya didasari dua hal “atom” dan
“kehampaan”. Atom adalah materi terkecil sedemikian kecilnya sehingga tidak
dapat di bagi lagi. Di luar benda tersebut hanya ada “kehampaan”.

e. Plato (427-347 sebelum masehi).


Plato sendiri sangat memperhatikan ilmu pasti sebgai peninggalan
phytagoras. Kepastian matematis menjadi dasar pemikirannya, sehingga dalam
Akademinya, orang yang tidak mempelajari matematika tidak di terima. Sejak
Plato lah matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib dalam pendidikan.
Sebagaimana telah diterangkan dalam bagian yang membicarakan Phytagoras

4
matematika mempunyai dasar kepastian oleh adanya idelisasi, sehingga ada
hubungan antara kepastian matematis dengan kesempurnaan ide.

f. Aristoteles (384-322 sebelum masehi).


Peninggalan Aristoteles yang penting dalam hubungannya dengan ilmu
pengetahuan adalah:
1. Logika, dalam silogisme merupakan jalan pemikiran yang dedukatif jika
premise mayor dan premise minor benar maka kesimpulan pasti benar juga.
Logika dedukatif mengandung sifat pasti bahkan kepastian mutlak
2. Biologi, pekerjaannya sebagai naturalist yang hanya di dasarkan
pengamatan oleh panca indra saja, memang sudah merupakan bukti yang
sangat penting berkenaan dengan kemampuannya untuk mengamati alam
sekitarnya. Oleh karena itu pengamatannya meliputi seluruh alam di
sekitarnya tulisan tulisannya menyerupai sebuah ensiklopedi
3. Metafisika, menurut Aristoteles ,kalau benar ada di dunia ini, maka ide itu
hanya satu,artinya ide itu bersifat singular-particular. Dalam kenyataannya
semua yang bersifat singular-particular hanya dapat berada jika terikat pada
materi. Hal itu berarti bahwa ide mempunyai dua sifat yang saling
mempengaruhi yaitu sifat material dan immaterial.

g. Euclid (lahir 330 sebelum masehi).

Ia adalah ahli ilmu pasti. Sumbangan utamanya adalah penyusunan ilmu


ukur bidang datar, yang biasanya samapi sekarang masih di ajarkan di sekolah
menegah pertama dan sekolah lanjutan atas. Sebagai permulaan sistematiknya,
lebih dahulu ditetapkan beberapa pengertian pokok seperti arti
titik,lurus,datar,bidang, dan lain lainnya. Kata kata itu tidak dapat diterangkan
dengan apapun, sehingga diterima sebagai seolah-olah dimengerti. Sikap

5
demikian terpaksa di tentukan, karena tanpa ketentuan itu penyusunan
sistematik tidak dapat dimulai. Atas dasar itu di susun sejumlah Aksioma,
sedemikian masuk akalnya sehingga tidak perlu dibuktikan lagi.

h. Appolonius (265-190 sebelum masehi).


Ia mempelajari potongan kerucut dengan bidang datar, dan dengan demikian
menyusun sistematik antara titik, lingkaran, elips, parabola dan hiperbola.
Hukum-hukum tersebut dapat ditemukan dengan ilmu ukur.
Dibandingkan dengan penemuan Euclid maka penemuan Apollonius tidak
ada penerapannya dalan kehidpuan sehari hari. Sebaliknya penemuan Euclid
dapat digunakan dalam kehidupan sehari.

i. Archimedes (287-212 sebelum masehi).


Archimedes mempelajari tentang soal soal matematika, soal fisika dan
mekanika serta menerapkan sebagian penemuannya pada usaha usaha membuat
alat alat. Archimedes telah melaksanakan modern empiricism yaitu cara berpikir
ilmu pengetahuan modern.

j. Aristarchus (310-230 sebelum masehi).


Ia adalah orang pertama yang secara tegas eksplisit menerangkan bahwa
bumi berbentuk bulat, berputar sendiri sambal bergerak mengelilingi matahari.
Pendapat tersebut bersifat heliosentris dan berlandas pada prinsip
heliosentrisisme.

k. Hipparchus (161-126 sebelum masehi).


Ia astronom Yunani yang memperkuat dan mempertegas prinsip
geosentrisisme. Sekalipun teorinya diawali oleh sistem yang salah, namun

6
pengamatan dan pengukuran pengukurannya sangat baik apalagi mengingat alat
alat yang dipakai.

l. Ptolemeus (dari abad kedua sesudah masehi).


Di samping menyusun pengetahuan astronomi Ptoleneus yang lebih baik
menguasai trigonometri dari pada Hipparchus juga menyusun peta tentang bumi
sebagaimana di kenal dalam zamannya. Karya tersebut menetapkan lokasi dari
kira-kira 5000 tempat berdasarkan koordinat yang sampai sekarang masih di
pakai.

m. Aryabhata (lahir 476 sesudah masehi).


Ia telah menyusun bermacam-macam deret yang kemudian di hitung jumlah
tiap deretnya, misalnya 1+2+3+4+…….= jumlah. Kemudian tiap bilangan di
pangkat dua kemudian disusun deretan lagi ,di jumlahkan lagi kemudian di
pangkatkan tiga , di pangkatlan empat dan seterusnya

7
B. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Abad Pertengahan
Dimulai dari zaman kekuasaan raja Iskandar Agung, dilanjutkan kerajaan
romawi, dan setelah itu oleh pengaruh agama islam., maka daerah antara sungai
indus, Persia, Asia kecil, tanah Elfrata-Tigris, Arab, Mesir, Afrika utara hingga
semenanjung Liberia menjadi salah satu daerah pertukaran kebudayaan.2

Daerah tersebut merupakan macam-macam kebudayaan yang saling


mempengaruhi antara lain : pengaruh pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

Tokoh yang berjasa dalam penambahan ilmu pengetahuan :

1. Al Khawarizmi (825)
Beliau menyusun buku aljabar yang dijadikan eropa sebagai buku
standar. Beliau juga menuliskan tentang buku perhitungan biasa (arithmetics).
Buku tersebut menjadi pembuka jalan di eropa untuk menggunakan cara
decimal, yaitu menggantikan penulisan dengan angka romawi.

2. Omar Khayam (1043-1132)


Dikalangan islam dikenal sebagai penyair, tetapi dinegara barat terkenal
sebagai ahli perbintangan dan ahli matematika
Penemuan :
a. Pemecahan akar pangkat tiga
Berdasarkan planimetri dan potongan-potongan kerucut. Beliau belum
menemukan semua akar dari persamaan pangkat tiga.
b. Satu soal matematika yang belum dapat terselesaikan
Yaitu A pangkat tiga ditambah B pangkat tiga yang tidak mungkin sama
dengan bilangan C pangkat tiga.

3. Ibn rushd (averoes, 1126-1198)

2
Ibid, hlm.59

8
Beliau adalah seorang ahli ilmu kedokteran , ia juga menulis
komentar dan menterjemahkan karya aristoteles. Dari tulisannya terbukti
bahwa Ibn Rushd megikuti aliran evolusionalisme, yaitu aliran yang
berkeyakinan bahwa semua yang ada di dunia tidak tiba-tiba tercipta dengan
keadaan selesai, melainkan semuanya terjadi melalui perkembangannya
masing-masing, untuk akhirnya menjelma dalam keadaan yang selesai.

4. Al idrisi (1100-1166)
Beliau membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada waktu itu.
Peta tersebut disampaikan kepada raja Roger II dari kerajaan Sicilia.
(Kerajaan Sisilia (bahasa Latin: Regnum Siciliae atau Sicilie; bahasa
Italia: Regno di Sicilia, umumnya disingkat Regno) adalah negara yang
eksis di Italia selatan dan didirikan oleh Roger II dari tahun 1130 sampai
tahun 1816. Kerajaan Sisilia tidak hanya terdiri dari pulau Sisilia, tetapi juga
seluruh wilayah Mezzogiorno di Italia selatan, dan di
pulau Malta dan Gozo sampai tahun 1530.) 3

Dalam lapangan astronomi dasar penelitiannya mempertahankan asas


yang ditetapkan Ptolemeus ( Ptolemaeus adalah pengarang beberapa risalah
ilmiah, tiga di antaranya kemudian memainkan peranan penting dalam
keilmuwan Islam dan Eropa. Yang pertama adalah risalah astronomi yang
dikenal sebagai Almagest ( dalam bahasa Yunani adalah "Risalah Besar"), yang
kedua adalah Geographia, yang merupakan diskusi teliti mengenai
pengetahuan geografi Helenistik. Yang ketiga adalah risalah astrologi dikenal
sebagai Tetrabiblos (Empat buku) di mana dia berusaha mengadaptasi astrologi
horoskop ke filosofi alam Aristotelian. Ia juga melestarikan daftar raja-raja
kuno, disebut "Kanon Ptolemaeus", yang penting bagi penelitian sejarah Timur
Tengah.), jadi tetap geosentris (Teori ini menyatakan bahwa bumi sebagai pusat
3
Wikipedia, “Kerajaan Sisilia”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sisilia, pada tanggal 21
September 2019 pukul 20.42

9
tata surya, dimana matahari, bulan, dan benda - benda langit mengelilingi bumi
berdasarkan pengamatan dari pergerakan matahari. Pada zaman itu,semua orang
- orang mempercayai teori ini. Apabila ada yang tidak percaya dengan teori ini,
maka orang tersebut akan dihukum mati.) dan homosentris (Teori ini
menyatakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya, dimana bumi, planet, dan
benda - benda langit berputar mengelilingi matahari.) Dengan hasil penting
amatannya sendiri.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam hal ilmu pengetahuan, jasa para
sarjana zaman islam adalah :

a. Menterjemahkan peninggalan bangsa yunani dan menyebarluaskannya.


Sehingga pengetahuan menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di
dunia barat hingga saat ini.
b. Memperluas pengamatannya dalam lapangan ilmu kedokteran, ilmu
obat-obatan, astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-
tumbuhan.
c. Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.

10
C. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Modern
Kira-kira pada permulaan abad XIV, di benua Eropa dimulai perkembangan ilmu
pengetahuan dan sejak zaman itu sampai sekarang menjadi pusat kemajuan
pengetahuan dan umat manusia pada umumnya. Perkembangan tersebut mempunyai
tiga sumber:
1. Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan negara-negara
Perancis. Pendeta di Perancis dengan mudah dapat melintasi perbatasan negara
untuk belajar di Spanyol, kemudian menyebarkan pengetahuannya di lembaga-
lembaga pendidikan di Perancis.
2. Perang Salib yang terjadi antara tahun 1100-1300 yang terulang sebanyak enam
kali. Oleh karena prajuritnya dari berbagai negara dan jumlahnya yang
mencapai ratusan ribu, menyadari bahwa kemajuan yang terjadi di negara-
negara Islam kala itu. Sehingga baik prajurit maupun bangsawan tersebut
menyebarkan pengalamannya sekembalinya mereka ke negara masing-masing.
3. Dari istambul, dalam tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Turki, dan para
pendeta atau sarjana mengungsi ke berbagai negara eropa.4
Kebangkitan dalam lapangan ilmu pengetahuan ditandai oleh beberapa biarawan
yang belajar di Spanyol, kemudian mengajar di beberapa tempat lainnya di Eropa
serta timbulnya bentuk-bentuk permulaan dari apa yang sekarang dikenal
universitas di benua Eropa. Beberapa universitas yang mulai berkembang itu
diantaranya:
1. Sekitar tahun 972-999 di Rheims ada sebuah universitas, di universitas tersebut
ada seorang pengajar ahli matematika yang bernama Gerbert. Sarjana tersebut
kemudian diangkat menjadi Paus Sylvester II.
2. Antara 1000-1150 beberapa biara lambat laun beralih menjadi sebuah
universitas.

4
Op.cit., hlm.65.

11
3. Tahun 1180 di Hereford (Inggris) terdapat sebuah universitas, yang mrngajarkan
ilmu-ilmu pengetahuan yang penah diterjemahkan dalam bahasa Arab,
pengajarnya adalah Roger Bacon.
4. Tahun 1598 didirikan University of Padua, dengan Galileo sebagai guru
Matematika, pun Wiliam Harvey belajar ilmu kedokteran disana.

Tokoh di Zaman Modern :

a) Roger Bacon (1214-1294) Ia berpendapat bahwa pengalaman lah yang menjadi


landasan utama untuk permulaan, dan merupakan ujian terakhir bagi semua
pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan tampak
lebih jelas dengan karya orang-orang, seperti Copernicus, Galileo, dan Johanes
Kepler. Karya-karya mereka terutama dalam bidang astronomi, ilmu alam, dan
matematika.

b) Leonardo Pisa (atau Fibonacci, 1170), adalah seorang sarjana dari Italia Utara.
Ia melanjutkan pengetahuan aljabar yang dirintis Al Khawarizmi dan melakukan
penyelidikan terus menerus, sehingga akhirnya dapat menemukan tiga akar
pangkat tiga.

c) Copernicus (1473 - 1543), ia terkenal karena mengajukan pendapat bahwa bumi


dan planet – planet semuanya mengelilingi matahari, matahari menjadi pusat.

d) Tycho Brahe ( 1546 – 1601 ), ia adalah seorang bangsawan yang tertarik pada
sistem astronomi baru, ia membuat alat-alat yang ukurannya besar sekali untuk
mengamati bintang-bintang yang akan diteliti.

12
e) Johannes Keppler (1571-1630), ia adalah pembantu tyco brahe dan seorang ahli
matematika.

f) Galileo (1546-1642), dalam rangka karya-karyanya perlu disebut, penemuan


lintas peluru, penemuan hukum pergerakan, dan penemuan tata bulan planet
Jupiter.

g) Rene Descartes (1596-1650), ia terkenal dengan ucapanya “oleh karena saya


tahu saya berpikir, maka saya ada”.

h) Desarque (1593-1662), Fermat (1601-1665), dan Pascal (1623-1662), Desarque


menemukan Projective Geometry, Fermat mengembangkan Orthogonal
Coordinate System, dan Pascal dan Fermat Menyusun dasar-dsar perhitungan
statistic.

i) Christian Huygens (1629-1695), dapat memecahkan beberapa soal dalam


astronomi.

j) Simon Steven dari Brugge menemukan bermacam-macam perisiwa mekanis.


Tidak lama setelah karya Galileo, Fermat, Pascal, dan Keppler, maka
pengetahuan terpencar-pencar sampai ke tangan dua orang sarjana, yang dalam
lapanangan ilmu pengetahuan modern memegang peran yang sangat penting.
mereka adalah newton (1643-1727) dan Leibniz (1646-1716). Keduanya
mengalami perbedaan yang mencolok yaitu nasib antara keduanya.
Newton tetap bergerak dalam lapangan ilmu pengetahuan, sekalipun ia
menjadi pemimpin sebuah tempat pembuatan uang logam di kerajaan inggris.
Oleh karena itu namanya harum dan dikubur dengan kebesaran.

13
Sebaliknya dengan Leibniz. Ia menjadi duta yang bergerak dalam lapangan
politik, menjadi ahli kepustakaan pada beberapa kerajaan di Jerman. Karena
Leibniz mengabdi kepada bangsawan maka setelah bangsawan itu kehilangan
kekuasaannya, maka ia kehilangan perlindungan mereka dan meninggal tanpa
ada yang mengantarnya ke kubur.

k) Newton (1643-1727), tentang perannya dalam lapangan ilmu pengetahuan


sebenarnya dapat ditulis dalam sebuah buku sendiri. Tetapi untk hal ini hanya
akan mengemukakakan :
1) Teori Gravitasi
2) Perhitungan Kalkulus
3) Optika
Kemudian Francis Bacon mempertajam empirisisme dengan
mendasarkan semua pengetahuan dan ilmu pengetahuan atas dasar pengalaman.
Ia menolak pendapat Plato, bahwa manusia sejak lahir telah membawa
pengetahuan dari dunia ide yang ada di alam baka dan juga menolak
pengetahuan yang semata-mata berlandas pada wibawa orang lain.
Dalam bukunya yang berjudul Novum Organon, ia menerangkan prinsip
empirisisme yang menganjurkan, agar dalam menyusun ilmu pengetahuan para
sarjana mengumpulkan sebanyak mungki fakta pengalaman. Setelah fakta
terkumpul, maka harus diadakan analisa mengenai kesamaan yang terdapat
antara fakta-fakta tersebut. Kesamaan itu memberikan petunjuk tentang
kemungkinan adanya sebuah hukum alam. Kemudia kesamaan itu terus-menerus
diuji untuk melihat, apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Bila terus-
menerus memenuhi harapan, maka dapat diandalkan untuk meramalkan kejadian
yang akan datang, dengan kata lain mempunyai predictive power dan predictive
value.

14
Kemudian terus bermunculan ilmuan-ilmuan baru seperti Rene Descartes
mengenai filsafat, Newton yang menemukan teori gravitasi, perhitungan
calculus, dan optika, Gottfried Wilhelm Leibniz yang juga menemukan
perhitungan calculus.

Masa Sesudah Newton & Leibniz

Dalam sejarah ilmu pengetahuan yang telah diajuka hingga zaman Newton,
maka pada umumnya hanya ilmu-ilmu pengetahuan matematika, astronomi, dan
fisika yang dibahas. Itu disebabkan karena ketiga ilmu pengetahuan tersebut selalu
merintis ilmu-ilmu pengetahuan lainnya dan selalu mempunyai hubungan erat
dengan agama dan filsafat. Disamping itu sistematik ketiga ilmu pengetahuan
tersebut dapat diikuti dengan jelas. Bersama dengan berkembangnya ketiga ilmu
tersebut juga berkembang ilmu kimia.

Pada permulaannya, semua percobaan bersifat kualitatif, diantaranya


Black,yang menemukan gas CO₂, tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang
pasti tentang penemuannya itu :

1. Joseph Black (1728-1799) memanaskan kapur. Hawa yang keluar kemudian


dialirkan melalui air kapur yang sudah disaring terlebih dahulu. Pada waktu
hawa yang keluar dari kapur mengalir maka air kapur yang jernih menjadi
keruh. 5
2. Henry Cavendish (1731-1810) memeriksa gas yang terjadi ika serbuk besi
disiram dengan asam dan menghasilkan hawa yang dapat dinyalakan.
3. Joseph Priestley (1733-1804), menemukan 9 macam hawa NO dan juga oksigen.
4. Antoine Laurant Lavoisier (1743-1794), ia adalah sarjana yang meletakkan
dasar ilmu kimia. Ia melaksanakan percobaan yang didasarkan pada timbangan
bahan-bahan sebelum dan sesudah percobaan.

5
Op.Cit, hlm.93.

15
D. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Di Zaman Kontemporer.
Istilah filsafat barat kontemporer ini pertama kali muncul di Prancis, Jerman,
dan Inggris pada abad ke-20. Kemunculanya ialah sebagai kritik terhadap
perkembangan filsafat pada abad modern. Kritikan pertama yang dimunculkan
adalah dekonstruksi terhadap rasio-nalisme yang telah begitu didewakam dalam
membangun kebudayaan barat. Demokstruksi dinilai sangat diperlukan karena
rasionalis yang berlebihan telah menyisihkan seluruh nilai dan norma-norma dalam
menjalankan kehidupan. 6

Selanjutnya, kemunculan ilmu pengetahuan biologi (yang mengelaborasi


gejala kehidupan materiel) dan fisika (yang mengelaborasi benda-benda mati)
sebagai implikasi pola positivstik Auguste Comte yang diterapkan pada ilmu-ilmu
alam, yang kemudian disusul oleh program riset ilmiah ala Lakotos. Ternyata tidak
serta merta memberikan kepuasan bagi para ilmuwan, sosiologi, dan filsuf dalam
mengembangkan pengetahuan. Faktanya positivisme ilmu-ilmu sosial yang
dikembangkan Auguste comte menyisakan persoalan serius terkait hilangnya peran
subjek.

Maka munculah upaya metodologis dengan tujuan mengembalikan peran


subjek ke dalam proses keilmuan itu sendiri. Setidaknya ada tiga pendekatan yang
sama-sama menawarkan metodologi baru yang lebih memposisikan subjek yang
menafsirkan objeknya sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses keilmuan,
yaitu fenomenologi, hermeneutika, dan teori kirtis.

Yang pertama, fenomenologi, merupakan aliran epistimologi yang


dipopulerkan oleh Edmund Husserl (1859-1938). Sebagai sebuah tawaran
epistimologi, fenomenologi membangun konsep pada dua prinsip, yakni prinsip
epo-che-eidetic vision dan konsep dunia kehidupan. Langkah kedua, Husserl

6
Nunu Burhanuddin, Filsafat Ilmu¸(Prenadamedia Group : Jakarta Timur), hlm.121.

16
menyebutkan eidetic vision atau membuat ide. Artinya, menyaring fenomena untuk
sampai ke intisarinya atau sejatinya (wesen).

Kedua, Hermeneutika. Metodologi ini dikembangkan oleh Hans-Georg


Gadamer (1900-2002). Pada mulanya Hermeneutika merupakan teori memahami
teks atau kitab suci, dan kemudian berkembang jadi teori memahami teks kehidupan
sosial.

Ketiga, Teori kritis. Sebagai paradigma keilmuan, teori yang dilahirkan oleh
para filsuf yang tergabung dalam mazhab Frankfrut mengalami perkembangan
monumental di tangan jurgen habermas. Semula aliran mazhab Frankfrut ini
mengkritisi pola liberalisme dan kapitalisme masyarakat barat modern, tetapi
kehadiranya Habermas disinyalir dapat memberi warna baru sehingga lebih
dinamis. Semua teori sosial, teori marxis, termasuk mazhab frankfrut sama-sama
dibangun atas dasar “paradigma kerja” sehingga memperlakukan masyarakat
sebagai objek alamiah.

Perspektif baru yang dikembangkan oleh habermas ini berkembang sangat


pesat terutama di Prancis lewat Gaston Bachelard (1884-1962) dan Ferdinand
Gonseth (1890-1976). Bahelard, misalnya, melihat pengetahuan sebagai sebuah
proses “menjadi” yang memberi ruang bagi kerja para peneliti dan kriktikus. Kerja
pemikiran adalah berpikir tentang realitas yang termasik didalamnya membaca
fakta-fakta yang kabur atau disamarkan. Teori ini dipakai Al-Jabiri dalam membaca
pemikiran Arab-Islam dari sisi yang dikatakan dan tidak dikatakan oleh teks. Ini
berarti pengetahuan harus tunduk kepada eksperimen, selalu diuji dan direvisi. Oleh
karena itu pengetahuan selalu mengalami penafsiran maka kerja para ilmuwan tidak
mungkin berangkat dari vacuum. Dari uraian sejarah epistimologi barat, dari Pra-
Socrates hingga munculnya teori kritis, penulis ingin menggambarkan bahwa
epitimologi mengalami perkembangan yang sedemikian pesat seiring dengan
konsep keingintahuan manusia yang tidak pernah surut.

17
18
BAB III
PENUTUP
BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan yang kita pelajari takkan lepas dari sejarah yang ada di
bangsa barat, seperti Yunani (Kuno), abad pertengahan (islam), dijaman modern
dan kontemporer. Seperti di yunani kita akan mengetahui ilmu pengetahuan tentang
alam, teori pytagoras, kenapa namnya pytagoras, dan Socrates dalam dialognya
selalu mengungkapkan soal-soal sosial dan menjelaskan artinya perkataan. Dalam
dialognya dengan beberapa orang selalu ada yang mengajukan pertanyaan dan ada
yang memberi jawaban, kemudian jawaban itu di diskusikan lagi dan seterusnya.
dan Atom adalah materi terkecil sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat di bagi
lagi. Di luar benda tersebut hanya ada “kehampaan”. Logika, Biologi, Metafisika
yang sebagai peninggalan dari Aristoteles, penyusunan ilmu ukur bidang datar,
mempelajari potongan kerucut dengan bidang data, mempelajari tentang soal soal
matematika, soal fisika dan mekanika, menerangkan bahwa bumi berbentuk bulat,
berputar sendiri sambal bergerak mengelilingi matahari, astronom Yunani yang
memperkuat dan mempertegas prinsip geosentrisisme. menyusun peta tentang bumi
sebagaimana di kenal dalam zamannya. menyusun bermacam-macam deret yang
kemudian di hitung jumlah tiap deretnya, dan setiap pemikiran dan hasil penemuan
pasti tokoh yang berbeda pula.

Dan dilanjutkan Ilmu Pengetahuan Pada Abad Pertengahan yang dimulai


dari zaman kekuasaan raja Iskandar Agung, dilanjutkan kerajaan romawi, dan
setelah itu oleh pengaruh agama islam., maka daerah antara sungai indus, Persia,
Asia kecil, tanah Elfrata-Tigris, Arab, Mesir, Afrika utara hingga semenanjung
Liberia menjadi salah satu daerah pertukaran kebudayaan. Daerah tersebut

19
merupakan macam-macam kebudayaan yang saling mempengaruhi antara lain :
pengaruh pengetahuan dan ilmu pengetahuan.

Dan setelahnya yaitu Ilmu Pengetahuan Di Zaman Modern. Kira-kira pada


permulaan abad XIV, di benua Eropa dimulai perkembangan ilmu pengetahuan dan
sejak zaman itu sampai sekarang menjadi pusat kemajuan pengetahuan dan umat
manusia pada umumnya.

Dan setelah zaman modern lalu selanjutnya adalah Ilmu Pengetahuan Di


Zaman Kontemporer. Istilah filsafat barat kontemporer ini pertama kali muncul di
Prancis, Jerman, dan Inggris pada abad ke-20. Kemunculanya ialah sebagai kritik
terhadap perkembangan filsafat pada abad modern. Kritikan pertama yang
dimunculkan adalah dekonstruksi terhadap rasio-nalisme yang telah begitu
didewakam dalam membangun kebudayaan barat. Demokstruksi dinilai sangat
diperlukan karena rasionalis yang berlebihan telah menyisihkan seluruh nilai dan
norma-norma dalam menjalankan kehidupan.

B. Saran
Sebagai pencari ilmu pengetahuan kita seharusnya mengetahui darimana
sebuah teori itu berasal dan siapa pencetusnya dan kenapa hal itu terjadi, maka kita
sebagai mahasiswa seharusnya selalu mencari tahu hal sekecil apapun yang kita
tidak tahu artinya atau filosofi terhadap sebuah kata, kalimat, atau ilmu pengetahun
yang menurut kita asing, aneh, atau yang selalu kita bicarakan setiap hari namun
kita tidak mengetahui apa arti yang sebenarnya. Mahasiswa harus lebih kritis dalam
mencari informasi , asal usul, sebab-akibat yang selalu terdengar ketika kita sedang
mempelajari ilmu pengetahuan, entah itu di dunia barat, bahkan di seluruh dunia.

20
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, N. (2018). Filsafat Ilmu. Jakarta Timur: Prenadamedia Group.


Santoso, S. I. (Capita Selecta Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan). Sastra Hudaya.
Wikipedia. (2019, 09 21). Kerajaan Sisilia. p. https://id.wikipedia.org/wiki/kerajaan sisilia.

21

Anda mungkin juga menyukai