Jelita
Jelita
JELITA
2022010021
KEPULAUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu genetika merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi, sama halnya
yang berhubungan dengan materi genetik, mulai dari DNA dan RNA hingga
penjelasan teori evolusi yang pertama kali. Contohnya DNA dapat memanfaatkan
dengan cara memanipulasi dan bereksprerimen dengan DNA tersebut. Asam nukleat
FPIK, IPB 2 dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida
perkembangan biologis dari seluruh bentuk kehidupan sel. DNA seringkali dirujuk
genetika dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia, ciri-ciri ini misalnya
dari warna rambut hingga kerentanan terhadap penyakit. Selama pembelahan sel,
2000). RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap
nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa
nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat
dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain (Faatih 2009).
dilakukan untuk mendapatkan DNA murni. Ekstraksi DNA dapat dilakukan dengan
umum memiliki tahapantahapan yang meliputi isolasi dari jaringan, pelisisan dinding
dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan.
Setelah itu DNA hasil ekstraksi divisualisasikan dengan gel agarose electrophoresis
a. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan mengenai ekstraksi DNA
b. Manfaat
II.
METODOLOGI
microtube, micropipette, microtips, micropestle, alat bedah, plastic glove, botol adar
80 ml, agar plate, sisir dan cetakan agar, microwave/kompor listrik, eletrophoresis
chamber dan power supply (BioRad USA), Gel-DOC Trans-UV illuminator, masker,
dan tisu. Sementara itu, bahan yang digunakan yaitu sirip ekor ikan lele, ikan gurame,
ikan betok, cell lysis solution, protein precipitation solution, RNAse A, Nuclease Free
Water (NFW), Isopropanol pro-analys grade, ethanol 70 % pro analys, larutan DNA
untuk analisa, 1X TBE-ETBR buffer, Agarose powder, Loading dye, DNA ladder,
Akuades.
Metode
a.Ekstraksi DNA
1. Lisis sel
diautoclave (121 ° C selama 15-20 menit). Sampel ikan ditimbang 10 hingga 20 mg,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikro (1,5 ml). Solusi Lisis Sel 200 μl dan
suspensi kemudian diinkubasi pada suhu 55°C selama 3-24 jam (semalam).
2. Eliminasi RNA
suhu kamar.
3. Pengendapan protein
pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit untuk membentuk endapan protein dan
4. Pengendapan DNA
tabung baru yang mengandung 600 μl 100% (absolut) larutan Isopropanol. Tabung
yang berisi larutan DNA kemudian diaduk dengan memutar tabung (pembalik) secara
perlahan sebanyak 50 kali hingga untaian putih pita DNA terlihat. Kemudian tabung
disentrifugasi pada 12.000 rpm selama 10 menit untuk membentuk pelet DNA di
bagian bawah tabung. Solusi supernatan dihilangkan. 300 μl 70% larutan etanol
dingin dimasukkan ke dalam tabung yang berisi pelet DNA. Tabung disentrifugasi
pada 12.000 rpm selama 10 menit. Kemudian larutan etanol dihilangkan dengan hatihati,
kemudian tabung dikeringkan di atas kertas tisu dan dibiarkan mengeringkan
udara selama 30 menit. Pelet DNA yang terbentuk dilarutkan dengan menambahkan
30-50 μl NFW ke tabung. Kemudian larutan DNA disimpan dalam freezer (20°C)
b. Elektroforesis
1. Pembuatan agar
yang masih ada di piring dengan memiringkan piring di kamar. Tutup GelDoc dan
2. Memuat sampel
Setelah keras Letakkan pelat di atas bilik yang sudah berisi buffer
elektroforesis hingga sebagian terendam (ingat, posisi sumur berada di dekat kutub
negatif bilik!). Siapkan bahan pewarna pemuatan (LD) pada bahan pewarna pelatsebanyak 0,4 μL /
sampel. Campur dan pipetkan 1 μL sampel DNA dengan LD.
Ambil seluruh campuran lalu pipet ke dalam sumur. Lakukan hal yang sama pada
setiap sampel. Kosongkan sumur terbaik untuk DNA tangga. Ambil 0,4 μL DNA
3. Pemisahan DNA
Tutup ruang dan hubungkan dengan catu daya. Atur catu daya dengan
pengaturan: 150 V; 400 mA; 35 menit. Jalankan catu daya (ON / RUN). Matikan catu
4. Visualisasi DNA
buffer yang masih ada di piring dengan memiringkan piring di kamar. Tutup GelDoc
Pembahasan
Ekstrasi DNA merupakan suatu teknik untuk memisahkan DNA dari molekul
atau organel lain yang tidak diperlukan. Proses ini sangat menentukan kualitas DNA
yang akan dihasilkan. Prinsip dasar Ektraksi DNA adalah menghancurkan membran
dan dinding sel kemudian mengekuarkan DNA yang terdapat didalam nukleus dan
memiliki tahapan-tahapan yang meliputi isolasi dari jaringan, pelisisan dinding dan
membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi serta presipitasi atau pemadatan
Dalam prosesnya terdapat tiga larutan penting dalam isolasi DNA, yaitu larutan
buffer untuk lisis, larutan buffer untuk digesti, dan protein kinase K. Proses
kimia seperti EDTA (Etil Ediamin Tetra Asetat) dan SDS (Sodium Dodesil Sulfat).
EDTA merusak atau menghancurkan sel dengan cara mengikat ion magnesium. Ion
aktivitas enzim nuklease yang merusak asam nukleat. SDS yang merupakan sejenis
memastikan kemurnian dan konsentrasi hasil ekstraski DNA. Selain itu, kuantifikasi
DNA dalam sampel sangat penting dalam pemeriksaan PCR. Dalam pemeriksaan
DNA tidak diharapkan jumlah DNA yang terlalu banyak dan terlalu kecil. DNA yang
terlalu banyak dapat menyebabkan kesulitan saat interpretasi dan memakan waktu
yang lama. Sedangkan DNA yang terlalu sedikit dapat menyebabkan hilangnya alelalel yang
diperlukan karena reaksi PCR gagal untuk mengamplifikasi DNA dengan
baik. Prinsip kuantifikasi DNA yaitu dengan mengukur absrobansi pada panjang
begitu sensitif dan pengukuran absorbansi tidak spesifik untuk DNA sehingga dapat
Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel atau spesiesatau ion atau
biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik. Secara
teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi partikel yang
Elektroforesis gel merupakan salah satu teknik utama dalam biologi molekular
Prinsip dasar teknik ini adalah bahwa DNA, RNA, atau protein dapat dipisahkan oleh
medan listrik. Buffer atau larutan penyangga yang digunakan pada proses
tersebut dipisahkan berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam
matriks gel. Laju perpindahan tersebut bergantung pada ukuran molekul, konsentrasi
gel agarosa, ukuran fragmen DNA, voltase, konsentrasi dan pH buffer yang
gel saat dilakukan pemanasan, mencampurkan DNA dengan loading buffer yang
memiliki fungsi membantu sampel turun ke dalam well dan membantu memonitor
berapa lama proses elektroforesis telah berlangsung. Marker adalah segmen DNA
yang spesifik dan telah diketahui ukurannya. Marker berfungsi sebagai acuan untuk
mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi. Marker DNA yang terdapat di dalam
ruang elektroforesis berfungsi sebagai penanda posisi pasangan basa dari molekul
DNA yang bermigrasi. Marker-marker DNA tersebut merupakan marker yang telah
dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan basanya jelas. Gel doc merupakan alat
Komponen gel doc terdiri dari lampu UV, kamera dan komputer. Lampu UV
berfungsi menerangi bagian dalam dalam dari gel doc, kamera berfungsi memotret
menyediakan informasi mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan dari protein dan
sebagai metode pemisahan yang dapat digunakan untuk menentukan komponen dari
ekstensi primer, Gel agarosa, berfungsi untuk memisahkan rantai DNA yang
berukuran besar dan Elektroforesis kapiler (Capillary electrophoresis). MenurutMahasri (2010) Gel
agarosa digunakan untuk memisahkan fragmen DNA yang lebih
besar (lebih dari 50 bp) dan digunakan secara horizontal. Gel poliakrilamida
digunakan untuk fragmen kecil (kurang dari 50 bp) dan digunakan secara vertikal.
Jarak antara dua fragmen DNA yang berbeda ukuran dapat ditentukan berdasarkan
konsentrasi matriks agarosa. Secara umum, molekul yang lebih kecil bergerak lebih
cepat dan bermigrasi lebih jauh dari molekul kecil karena memiliki gesekan yang
lebih rendah saat bergerak menuju elektroda positif Dalam elektroforesis juga
Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena Etidium Bromida dapat meningkatkan daya
fluoresensi dari DNA sehingga dapat terlihat jelas, sedangkan Brom Fenol Blue
berfungsi sebagai pewarna untuk memantau kecepatan molekul DNA pada gel. Jarak
perpindahan DNA dalam gel dapat diperkirakan melalui pemantauan visual dengan
menggunakan pewarna pelacak seperti pewarna bromofenol biru dan xilena cyanol
(Hipi et al. 2013)
Manfaat elektroforesis gel antara lain untuk mengetahui ukuran fragmen DNA
dari produk PCR memisahkan produk DNA dari hasil digesti yang berbeda ukuran,
lalu dapat disequencing, dan juga untuk pemurnian atau purifikasi DNA.
sekuens berbagai genom, DNA finger printing, mengetahui ada atau tidaknya gengen penyebab
kelainan genetik atau penyakit tertentu, mendeteksi lokasi dan jumlah
mRNA dalam sel atau jaringan tertentu, mengetahui aktivitas gen selama
perkembangan berbagai tipe sel organisme atau aktivitas gen sebelum dan sesudah
berat molekul fragmen DNA, RNA protein dan aktivitas enzimatik, menganalisa
perbedaan genetik antar individu, dan menentukan jumlah fragmen DNA yang diklon
dalam rekombinan plasmid DNA elektroforesis gel juga memiliki kekurangan yaitu
pada deteksi atau identifikasi amplikon. Penggunaan elektroforesis gel ini dirasakan
kurang efisien karena lama pengerjaannya dan terbatasnya jumlah sampel yang dapatdiperiksa.
Disamping itu, kadang kadang hasil PCR dalam gel muncul pita yang tidak
berbentuk (ghost atau smeary bands) atau pita yang terlampau banyak sehingga
terlihat pita pada kedua gambar diatas. Hal tersebut dikarenakan perlunya
terlihat. Hal tersebut menunjukkan bahwa pita DNA yang dihasilkan belum terbebas
dari kontaminan seperti protein, polisakarida, lemak dan lain sebagainya. Adapun
alasan lain kenapa beberapa sumur tidak terlihat pita DNAnya yaitu karena mesin
masih terdapat komponen RNA, tidak DNA saja yang teramati, hal ini dapat
dan hasilnya juga tergantung dengan keberadaan DNA sendiri semakin besar molekul
DNA maka akan semakin lambat pergerakannya sehingga pada saat pembacaan hasil
elektroforesis DNAyang muatannya kecil lebih jelas dibandingkan dengan DNA
yang bermuatan besar. menurut Mahasri et al. (2010) hasil elektroforesis juga
tergantung pada tegangan listtrik yang digunakan semakin besar kuat arusmaka
kecepatan running pada DNA akan semakin cepat, selain itu proses elektroforesis
konsentrasi gel agarose maka poriporigel yang terbentuk akan semakin kecil
sehinnga sulit untuk ditembus DNA hal ini dapatberpengaruh pada motilitas DNA.
Ukuran DNA genom 1 kb sangat cocok digunakan untuk tahap PCR karena
ukuran DNA target yaitu sekitar ≥100 bp sedangkan pita dibawah dari 100 bp
amplifikasi. Menurut Hipi et al. (2013), uji elektroforesis akan menunjukkan berat
molekul dari yang besar (tinggi) ke rendah dari DNA genom. Jika DNA genom
terisolasi dengan baik maka menunjukkan berat molekul yang besar (tinggi).
Tingginya kualitas DNA yang dihasilkan tidak terlepas dari penggunaan bufer
ekstraksi yang didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Menurut Pereira etal. (2011)
semakin rendah suhu yang digunakan pada proses penghancuran jaringan
akan memperkecil peluang terjadinya degradasi DNA. tidak terlihat adanya pita,
disebabkan oleh konsentrasi yang terlalu rendah atau bahkan plasmid tidak terisolasi.
Ukuran sebenarnya dari plasmid ini belum dapat ditentukan melalui gel agarose
elektroforesis karena tidak adanya penanda berat molekul yang sesuai (Maulid dan
DAFTAR PUSTAKA
Faatih M. 2009. Isolasi dan digesti dna kromosom isolation and digestion of
Hipi A, Surahman, Ilyas MS, dan Giyanto, 2013. Seed Genetic Purity Assessment of
Kelautan. 2(1):61-66.
Maulid DY, Nurlima M. 2015. DNA barcoding untuk autentikan produk ikan tenggiri