Anda di halaman 1dari 12

Respon internasional terhadap kemerdekaan RI

Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari Mesir


1. Banyaknya masyarakat Indonesia yang melakukan haji di Arab
2. Peranan Mahasiswa-Mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir (Univ. Al-
Ahar, Kairo dan Zain Hassan), Irak (Univ. Imron Rosyidi), dan di negara
Arab lainnya. Peranan Mahasiswa ditunjukkan dengan menanamkan bibit
kemerdekaan melalui media massa yang ada di Arab.
3. Delegasi Indonesia pertama RI di Mesir (7 April 1946). Utusan pertama
Indonesia yang mengunjungi Mesir adalah Suwandi. Suwandi datang ke
Mesir untuk menyampaikan rasa terimakasih Indonesia karena Liga Arab
memberi dukungan pada kemerdekaan RI dan akan tetap memberi dukungan
sampai RI benar-benar diakui kemerdekaannya
4. Pembentukan Panitia Pusat sebagai wakil Indonesia di Luar Negeri. Panitia
Pusat yang diketuai H. Agus Salim punya peranan penting dalam upaya
diplomasi agar kemerdekaan RI bisa diakui. H. Agus Salim gencar
mengenalkan Indonesia ke luar negeri, dari Kairo H. Agus Salim
meneruskan misinya ke Suriah, Transyordania, Irak, dan Lebanon. Untuk
mengenalkan Indonesia ke negara Arab dan Yaman dilanjutkan oleh H.
Rasyidi
5. Kunjungan yang dilakukan Sutan Syahrir dan Soekarno ke Mesir Kunjungan
ini merupakan penghargaan dan ucapan terimakasih Indonesia kepada Mesir
yang sudah mendorong negara-negara di Arab untuk membantu perjuangan
Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan

Peran Mesir dalam Mendukung Kemerdekaan RI


a. Peran dari organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh
Hasan Al- Banna
b. Aksi pemuda Mesir yang berdemo di Kedubes Belanda di Kairo
 Banyaknya masyarakat Indonesia yang bekerja di Mesir
 Banyaknya masyarakat Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir
 Persamaan Agama
Sebab-Sebab Mesir Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
- Pembentukan perangkatan kesehatan untuk menolong korban Agresi
Belanda
- Penutupan pelabuhan dan lapangan terbang di wilayah Arab terhadap
kapal dan pesawat Belanda
- Pemutusan hubungan diplomatik antara negara-negara Arab dan Belanda
- Pemboikotan barang-barang buatan Belanda, diseluruh Negara Negara
Arab
- Mengirim delegasi Mesir (Abdul Mun’im) ke Yogyakarta
- Mesir mendorong agar Liga Arab mengakui kemerdekaan RI (18 Nov
1946)
- Ditandatanganinya perjanjian persahabatan antara RI (H. Agus Salim)
dan Mesir (Fahmi Nokrasyi Pasha) (10 Juni 1947)
- Menteri LN Mesir dibawah kabinet Ahmad Kasyabah Pasha mengirim
nota resmi ke Belanda yang berisi permintaan dari Mesir agar Belanda
bersedia menghentikan aksinya di Indonesia
- Aksi pemboikotan oleh para buruh di pelabuhan Port Said dan Terusan
Suez terhadap kapal-kapal Belanda
- Rapat Umum oleh organisasi dan parpol di Mesir. Pada rapat umum
tersebut juga dihadiri Presiden Habib Burguiba dari Tunisia, dan pemipin
Maroko Allal Al- Fassi. Resolusi yang dihasilkan dalam rapat tersebut
adalah:

Pengakuan India terhadap Kemerdekaan RI


Dalam Konferensi “Inter Asian Relation” (23 Maret-2 April 1947). Sjahrir
berpidato yang isinya :
(1) Politik Luar Negeri Indonesia (Bebas-Aktif);
(2) Bangsa-bangsa Asia harus bersatu demi kepentingan bersama;
(3) Menjalin persahabatan dengan bangsa lain.
 Sutan Sjahrir mengadakan perjanjian bantuan Indonesia kepada
India (18 Mei 1946). Indonesia diwakili Sutan Sjahrir dan India oleh K.L
Punjabi. Pengiriman padi ini terjadi pada 20 Agustus 1946 di pelabuhan
(Cirebon, Probolinggo, dan Banyuwangi). Dari tindakana ini P.M Nehru
mengundang Sjahrir dan Moh. Hatta ke New Delhi untuk menghadiri
Konferensi Inter Asian
 Bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) yang anggota 700
pelaut Indonesia yang bekerja di kapal-kapal Belanda untuk melakukan aksi
mogok
Diplomasi Sutan Sjahrir
- Membentuk Balai Penerangan (Indonesia Information Service) 9 Juni
1946 Tugasnya : Menyiarkan, membuat buletin, serta brosur-brosur
dalam bahasa Inggris, Urdu, dan Indonesia tentang segala sesuatu yang
terjadi di Indonesia yang kemudian dilanjutkan ke media massa dan pers
di India dan nantinya dapat diteruska ke perwakilan India yang ada di
London
- Meyakinkan pemimpin India
Sebab-Sebab India Memberi Pengakuan Kemerdekaan RI
a. Persamaan Kebudyaaan (Hindu-Budha)
b. Persamaan nasib (sama-sama dijajah atau sama-sama ingin merdeka)
c. Hubungan dekat antara pemimpin negara (Nehru dan Moh. Hatta) (Feb
1927)
Proses Indonesia Mendapatkan Kedaulatan dari India
a. Semangat dari Para Pelajar Indonesia yang ada di India Dibentuknya PPII
(Persatuan Putera Indonesia di India). Tujuan dibentuknya PPII adalah
membela proklamasi negara dengan mendesak para pemimpin India untuk
mengakui Indonesia sebagai negara yang berdiri dan berdaulat. Tugas dari
PPII adalah :
Moh. Hatta bertemu dengan P.M Nehru untuk meminta bantuan senjata.
Akan tetapi keinginan ini tidak bisa dikabulkan oleh Nehru karena
persenjataan India di pegang oleh Inggris.
Peran India dalam Mendukung Kemerdekaan RI
a. Mengirim obat-obatan ke Indonesia (tindakan balasan atas bantuan
Indonesia yang telah mengirim 500.000 ton padi ke India)
b. 31 Juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia-Belanda
ke DK PBB. Akibat dari tindakan India dan Australia, PBB mengeluarkan
resolusi
c. Diplomasi Moh. Hatta Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah
Indonesia Serikat paling lambat 1 Januari 1950.
 Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
 Pembentukan Pemerintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam
politik luar negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949
 Pengembalian pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
resolusi (1 Agustus 1947) untuk menghentikan pertikaian antara Indonesia
dan Belanda melalui arbitrase c. Diadakannya Konferensi Asia di New Delhi
(20-25 Januari 1949). Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara asia,
seperti: Pakistan,
Afganistan, Libanon, Suriah,Saudi Arabia, Philipina, India,
Myanmar,Yaman dan Irak. Delegasi Afrika berasal dari Mesir dan Ethiopia.
Konferensi ini juga dihadiri utusan dari Australia, sedang Indonesia dalam
ini diwakili oleh Dr. Sudarsono. Negara peninjau dari Cina, Nepal, Selandia
Baru dan Thailand. Resolusi yang dihasilkan mengenai masalah Indonesia
adalah sebagai berikut:

Pengakuan Australia terhadap Kemerdekaan RI


Sebab-sebab Australia mengakui kemerdekaan RI
a. Hubungan baik antara Australia dan Indonesia yang dimulai semenjak
penjajahan Jepang di Indonesia Hubungan ini dimulai ketika dulu banyak
para buruh kapal dan perwira kapal dari Indonesia yang dibawa Belanda ke
Australia, para pekerja dari Indonesia ini kemudian berhubungan kontak
dengan Seamen’s Union In Sydney (Asosiasi Pekerja), asosiasi tersebut
terkejut melihat diskriminasi yang terjadi antara buruh kapal dan perwira
kapal, asosiasi tersebut memberi tahu pekerja Indonesia bahwa mereka
bekerja di Australia yang dihormati hak-haknya sebagai pekerja serta
memiliki hak untuk protes. Diskriminasi yang tejadi :
- Buruh kapal bekerja di lingkungan yang jelek dan gaji sangat minim
- Perwira kapal gaji layak seperti orang eropa, kerja di lingkungan yang
bagus
b. Persamaan tujuan yakni sama-sama ingin menyingkirkan atau mengusir
Jepang
Proses Indonesia mendapatkan kedaulatan dari Austaralia
a. Peran tawanan Belanda (Indonesia) yang dibawa ke Australia Para
tawanan tersebut memberitahu maksud dan tujuan Belanda datang ke
Australia (kapal Belanda yang datang ke Australia disiapkan untuk
membawa senjata dan amunisi untuk menggempur Indonesia) kepada salah
satu buruh yang bekerja di pelabuhan. Laporan dari salah satu buruh tersebut
nantinya akan diteruskan kepada Queensland Trades and Labor Council dan
Waterside Workers Federation (WWF).
b. Peristiwa Black Armada - Peristiwa Black Armada dimulai ketika buruh
pelabuhan asal Indonesia dipemukiman Woolloomooloo mendengar kabar
tentang proklamasi Indonesia. - Salah seorang buruh dikapal Belanda
bernama Tukliwon (20 tahun) menyampaikan kemerdekaan Indonesia pada
rekan-rekannya sesama buruh dan berjanji memberi dukungan.
c. Kunjungan Sutan Syahrir ke Australia (1945) Kunjungan ini dilakukan
karena Australia mendukung RI dengan aksi pemboikotan yang dilakukan
buruh di Australia. Sutan Syahrir berpidato kepada masyarakat Australia
yang mengatakan Australia adalah teman. Sutan Syahrir juga mengatakan
kesuksesan Australia memukul mundur Jepang di sejumlah wilayah
dikawasan Pasifik dalam Perang Dunia II.
d. Aksi pemboikotan terhadap 6 kapal Belanda dipelabuhan Brisbane (24
setember 1945)
e. Peran organisasi Indonesia Political Exile Association yang menghimbau
serikat buruh untuk melancarkan pemboikotan terhadap semua kapal
Belanda.
f. Peran CENKIM (Central Komite Indonesia Merdeka) CENKIM adalah
organisasi yang didirikan di Australia oleh para tokoh politik yang pernah
diasingkan Belanda ke Digul :
a. Aksi sebelum 1945: turun ke jalan besar di Melbourne dengan berteriak
“Long Live the Republic of Indonesia “ aksi ini diikuti juga oleh tentara
Australia.
b. Aksi setelah 1945: anggota dari CENKIM (M.Bondan) mendengar berita
tentang Belanda yang melanggar perjanjian Linggarjati dan melakukan
Agresi Militer I. Istri dari M. Bondan (Molly yang merupakan seseorang
wanita Australia) menulis ulang berita tersebut dalam bahasa Inggris dan
memberikannya pada pers Australia. Berita tersebut akhirnya tersebar di
Australia dan akhirnya Australia membawa kasus Indonesia dan Belanda ke
PBB.
Peranan Australia dalam mendukung kemerdekaan RI
a. Inisiatif partai komunis Australia (ACP) dan pimpinan komunis dari
serikat buruh perairan Australia pada 20 September 1945 diseluruh
pelabuhan Australia melarang pemuatan atas semua kapal belanda yang mau
ke Indonesia.
b. Tanggal 26 September 1945 Dewan Federasi memutuskan pemogokan
menyeluruh terhadap semua kapal Belanda di Australia.
c. Tanggal 28 September 1945 pekerja pelabuhan di Sydney menggelar aksi
unjuk rasa di depan kantor kapal Belanda dan kantor diplomatik Belanda dan
memasang sepanduk berisi desakan agar Belanda meninggalkan Indonesia
(Hands off Indonesia)
d. Oktober 1945 Australia memfasilitasi kembalinya lebih dari 1400 para
tawanan perang Belanda asal Indonesia yang ada di Australia ke tanah air
menggunakan kapal kargo dari pelabuhan Sydney
e. 31 Juli 1997 India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan
Belanda ke PBB
f. 12 Agustus 1947 Australia behasil meyakinkan PBB bahwa Indonesia
punya kedudukan sederajat dalam persangketaan Indonesia dan Belanda
g. 25 Agustus 1947 Australia menjadi wakil Indonesia dalam KTN
Pada tanggal 1 Agustus 1947 DK PBB mengeluarkan resolusi yang
mengajak kedua Negara Untuk mengakhiri berbagai pelanggaran dan
menghentikan pertempuran perlu dibentuk komisi pengawas

Peran PBB dalam mendukung kemerdekaan RI


Peran PBB ditunjukkan dengan beberapa hal, diantaranya:
 Pengajuan usul agar Belanda menarik pasukannya dari Indonesia.
Menurutnya perundingan akan sulit dilakukan jika salah satu pihak masih
menghadapkan pistolnya kepada pihak kedua
Pengakuan PBB terhadap Kemerdekaan RI
Kontak Indonesia dengan PBB Kontak Indonesia dengan PBB dimulai
setelah India dan Australia mengajukan masalah Indonesia dan Belanda
untuk dimasukkan dalam agenda Dewan Keamanan PBB pada tanggal 31
Juli 1947. Usulan ini ternyata diterima dan pada tanggal 1 Agustus 1947 DK
PBB mengeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk
menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui
arbitrase atau dengan cara damai yang lain. Menindaklanjuti ajakan PBB
maka Indonesia mengutus Sutan Syahrir untuk menhadiri sidang DK PBB.
Tanggal 14 Agustus 1947 Sutan Syahrir menyampaikan beberapa hal :
Pada tanggal 25 Agustus 1947 DK PBB menerima usul AS tentang
pembentukan pembentukan Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good
Offices) untuk membantu menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.
Komisi inilah yang kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN),
yang terdiri atas: a. Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan
Indonesia b. Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belanda
Pada tanggal 7 Agustus 1947 DK PBB mulai membahas masalah Indonesia
dan Belanda dalam agendanya  Pada tanggal 4 Agustus 1947 DK PBB
mengeluarkan perintah kepada Belanda dan Indonesia untuk menghentikan
permusuhan diantara mereka dan aksi tembak menembak belah pihak untuk
menghentikan tembak menembak, menyelesaikan pertikaian melalui
arbitrase atau dengan cara damai yang lain
6. 9.  Indonesia menjadi anggota PBB pada tanggal 28 September 1950 Pada
tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang
disampaikan kepada Indonesia dan Belanda sebagai berikut.
a. Mendesak Belanda untuk segera dan sungguh-sungguh menghentikan
seluruh operasi militernya dan mendesak pemerintah RI untuk
memerintahkan kesatuan-kesatuan gerilya supaya segera menghentikan aksi
gerilya mereka.
b. Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan segera tanpa syarat
Presiden dan Wakil Presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17
Desember 1948 di wilayah RI; pengembalian pemerintahan RI ke
Yogyakarta dan membantu pengembalian pegawai-pegawai RI ke
Yogyakarta agar mereka dapat menjalankan tugasnya dalam suasana yang
benar-benar bebas.
c. Menganjurkan agar RI dan Belanda membuka kembali perundingan atas
dasar persetujuan Linggarjati dan Renville, dan terutama berdasarkan
pembentukan suatu pemerintah ad interim federal paling lambat tanggal 15
Maret 1949, Pemilihan untuk Dewan Pembuatan Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia Serikat selambat-Iambatnya pada tanggal l Juli 1949.
d. Sebagai tambahan dari putusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara
diubah menjadi UNCI (United Nations Commission for Indonesia = Komisi
PBB untuk Indonesia dengan kekuasaan yang lebih besar dari KTN. UNCI
berhak mengambil keputusan yang mengikat berdasarkan suara Mayoritas.
Anggota UNCI terdiri dari: Merle Cochran (AS), Critchley (Australia), dan
Harremans (Belgia).
Tugas UNCI adalah membantu melancarkan perundingan-perundingan
untuk mengurus pengembalian kekuasaan pemerintah Republik; untuk
mengamati pemilihan dan berhak memajukan usul-usul mengenai berbagai
hal yang dapat membantu tercapainya penyelesaian. c. Amerika Serikat
(diwakili oleh Dr. Frank Porter Graham), atas pilihan Australia dan Belgia.
7. 10.  Untuk menjadikan negara Indonesia yang benar-benar merdeka dan
bebas dari penjajah 5.4
Pembentukan Perwakilan Indonesia dan Peserta yang Hadir pada KMB a.
Pembentukan Perwakilan Indonesia pada KMB Pada tanggal 4 agustus 1949
pemerintahan RI menyusun delegasi untuk menghadiri KMB yang terdiri
dari : - Ketua : Moh. Hatta - Anggota: - Mr. Moh Roem - Prof. Dr. Soepomo
- dr. J. Leimina - Mr. Ali. S - Mr. Suyono Hadinoto - Dr. Sumitro
Djojohadikusumo - Mr. Abdul Karim - Kolonel T.B. Simatupang - Dr.
Muwardi Untuk menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda  Untuk
memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda  Tindak lanjut dari semua
perundingan yang pernah dilakukan Indonesia dengan Belanda 5.3 Tujuan 
Kegagalan dari usaha Belanda untuk meredam kemerdekaan Indonesia
dengan kekerasan 5. KMB dan Pengakuan Belanda terhadap Kemerdekaan
RI 5.1 Pengertian Konferensi Meja Bundar adalah konferensi yang
dilakukan oleh Belanda dan Indonesia di Den Haag Belanda pada tanggal 23
Agustus 1949 – 2 November 1949 yang terjadi di gedung perlemen Belanda.
5.2 Latar Belakang KMB
8. 11.  Irian Barat ingin dijadikan negara boneka Belanda Menjaga
kehormatan Belanda di mata dunia  Irian Barat akan dijadikan sebagai basis
penyebaran agama Kristen di wilayah Asia Pasifik  Irian Barat kaya akan
bahan tambang  Negatif: - Irian Barat belum menjadi bagian dari Indonesia
(menjadi bagian Indonesia kembali pada tahun 1969) Alasan Belanda
menunda penyerahan Irian Barat:  Positif: - Belanda mengakui Indonesia
(Penyerahan Kedaulatan) - Konflik Belanda dan Indonesia dapat segera
diakhiri dan pembangunan dapat segera dimulai  Tentara Belanda ditarik
mundur dan tentara KNIL dibubarkan dengan catatan para anggota yang
diperlukan dimasukkan dalam kesatuan TNI 5.6 Dampak KMB  Kapal-
kapal perang Belanda akan ditarik dan beberapa korvet akan di serahkan ke
RIS  Antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni
Indonesia Belanda yang di kepalai Raja Belanda  Masalah Irian Barat
diadakan pada perundingan lagi dalam waktu 1 tahun  Pengakuan
kedaulatan selambat – lambatnya tanggal 30 Desember 1949  Belanda
mengakui RIS sebagai negara merdeka dan berdaulat b. Peserta yang hadir
dalam KMB - Indonesia (Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Soepomo) -
BFO (Sultan Hamid II) - Belanda (Mr. Van Marseveen) - UNCI (Chritcley)
5.5 Hasil KMB
9. 12.  Indonesia Wakil dari Indonesia: Sultan Hamengkubuwono IX Wakil
dari Belanda: A.H.J Lovink Belanda Penyerahan kedaulatan di Belanda
terjadi di ruang takhta Amsterdam Wakil dari Indonesia: Moh. Hatta Wakil
dari Belanda: Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, dan Menteri
Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen 5.7 Penyerahan Kedaulatan RI
Setelah KMB dilaksanakan dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda
kepada Indonesia di 2 tempat pada tanggal 27 Desember 1949. Pada tanggal
23 Desember 1949 wakil dari Indonesia berangkat ke Belanda

Anda mungkin juga menyukai