Anda di halaman 1dari 6

Fungsi, Jenis, dan Cara Kerja Oxygen

Sensor

Oxygen sensor merupakan salah satu sensor yang ada di dalam sistem EFI. Fungsi
Oxygen sensor adalah mendeteksi kadar gas buang dari mesin kendaraan. Hal ini
bertujuan agar kadar emisi gas buang tetap sesuai dengan standar dan tetap ramah
lingkungan. Namun selain itu terdapat fungsi lain dari oxygen sensor.

Perkembangan oxygen sensor dalam sistem EFI sebenarnya termasuk sudah lama.
Oxygen sensor pertama kali digunakan pada tahun 1970n. Oxygen sensor
menggunakan satu atau dua kabel. Pada umumnya oxygen sensor terbuat dari
bahan zirconia dan alumina yang terbuat dari thimble.

Pada kendaraan biasanya terdapat dua buah oxygen sensor. Oxygen sensor
biasanya terletak didekat mesin atau saluran gas buang sebelum dan sesudah
catalytic converter. Hal ini dikarenakan pada saluran ini gas buang lebih berpotensi
homogen. Selain itu dikarenakan oxygen sensor akan bekerja apabila sudah
mendapat panas yang cukup. Untuk oxygen generasi pertama membutuhkan panas
400 derajat celcius. Untuk perkembangan yang lain, oxygen sensor ditambahkan
pemanas buatan agar oxygen sensor dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Cara kerja oxygen sensor sebenarnya sangat sederhana. Heater atau pemanas


dikontrol oleh ECU. Pada saat temperatur gas buang rendah, maka ECU akan
mengalirkan tegangan ke heater untuk memanaskan sensor yang terdapat pada
oxygen sensor. Hal ini bertujuan agar oxygen sensor dapat bekerja untuk
mendeteksi kandungan oxygen pada gas buang. Tegangan output pada oxygen
sensor akan berubah tiba-tiba tergantung dengan konsentrasi oxygen pada gas
buang.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai oxygen sensor maka akan dibahas pada
artikel berikut ini. Apa fungsi oxygen sensor? Apa saja jenis oxygen sensor?
Bagaimana cara kerja oxygen sensor?

Fungsi Oxygen Sensor


Fungsi oxygen sensor sebenarnya sudah dibahas sebagian pada pendahuluan. Untuk
lebih jelasnya, berikut merupakan fungsi oxygen sensor.

1. Fungsi oxygen sensor yang pertama yaitu untuk mengukur konsentrasi


oksigen didalam gas buang. Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan pada
oxygen sensor yaitu zirconia dan alumina akan bereaksi terhadap kandungan
oksigen dan panas yang akan mengalir melalui gas buang. Reaksi zirconia
dan alumina dengan oksigen menyebabkan terjadinya perubahan tegangan
output yang dihasilkan oleh oxygen sensor. Perubahan tegangan output ini
yang dijadikan informasi oleh ECU untuk fungsi selanjutnya.

2. Fungsi oxygen sensor yang kedua yaitu sebagai informasi untuk koresi air
fuel ratio. Dengan adanya oxygen sensor, maka ECU dapat mengetahui
kondisi dari campuran air fuel ratio. Oleh karena itu ECU akan mengkoreksi
air fuel ratio sesuai dengan kecepatan dan beban mesin. Untuk mendapatkan
air fuel ratio yang sesuai maka ECU akan mengatur durasi injesi dan saat
pengapian.

Jenis Oxygen Sensor


Oxygen sensor berdasarkan perkembangannya terdapat beberapa jenis. Berikut
merupakan jenis oxygen sensor yang banyak digunakan pada kendaraan.
1. Oxygen Sensor Tipe Plannar, merupakan salah satu jenis oxygen sensor
yang menggunakan bahan zirconia dan alumina. Oxygen sensor tipe ini
banyak digunakan pada kendaraan. Pemanasan oxygen sensor tipe plannar
biasanya membutuhkan waktu 5-30 detik.

2. Oxygen Sensor Tipe Titania, merupakan salah satu jenis oxygen sensor yang
menggunakan bahan titanium oxide. Oxygen sensor tipe titania akan
merubah tahanan sesuai dengan air fuel ratio. Tahanan akan mengubah
tegangan referensi dari ECU.

3. Oxygen Sensor Tipe Wideband, merupakan salah satu jenis oxygen sensor
yang menggunakan broadband sebagai sensor utama. Pada oxygen sensor
tipe wideband menggunakan pump cell yang mengalirkan gas buang menuju
diffusion gap atau ruang pengukuran. ECU akan mendapatkan tegangan
output dari pump cell. Untuk mendapatkan campuran bahan bakar yang ideal
maka ECU yang mengatur tegangan referensi yang dialirkan ke pump cell.

Cara Kerja Oxygen Sensor


Cara kerja oxygen sensor sebagian besar sudah dibahas pada pendahuluan diatas.
Oxygen sensor dapat bekerja apabila mendapat suhu 300-400 derajat celcius.
Oxygen sensor akan bekerja apabila ECU mengirimkan tegangan ke heater untuk
memanaskan oxygen sensor. Hal ini bertujuan agar sensor dapat bekerja dan
mendeteksi konsentrasi oksigen yang terdapat didalam gas buang. Selain melalui
panas, sensor ini juga akan mendapatkan panas dari gas buang dan temperatur
mesin.

Kandungan oksigen yang terdapat pada gas buang akan terdeteksi oleh zirconia.
Informasi ini akan dikonversi menjadi energi listrik yang kemudian akan dikirimkan
ke ECU. Semakin kurus campuran bahan bakar dan udara maka tegangan output
yang dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kaya air fuel ratio maka
tegangan output yang dihasilkan akan semakin besar.

Apabila oxygen sensor mendeteksi kandungan oksigen 3% maka hal ini


menandakan campuran bahan bakar dan udara atau air fuel ratio kurus. Biasanya
tegangan output yang dihasilkan sebesar 0,1 volt. Sementara itu apabila oxygen
sensor mendeteksi kandungan oksigen sebesar 0,3% maka hal ini menandakan
campuran bahan bakar dan udara kaya. Tegangan output yang dihasilkan sebesar
0,9 volt. Untuk campuran standar biasanya menghasilkan tegangan output sebesar
0,45 volt.

Perubahan tegangan output tersebut akan dikirimkan ke ECU sebagai informasi


untuk fungsi selanjutnya. ECU akan menjaga campuran bahan bakar dan udara atau
air fuel ratio mendekati campuran ideal. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
kebalikan dari informasi yang didapatkan dari oxygen sensor.

Apabila oxygen sensor mendeteksi campuran bahan bakar dan udara terlalu kaya,
maka tegangan output yang dihasilkan akan dikirimkan ke ECU. Informasi ini akan
diolah oleh ECU dan ECU akan mengatur durasi injeksi agar lebih pendek untuk
mengurangi jumlah bahan bakar. Sementara itu apabila oxygen sensor mendeteksi
campuran bahan bakar dan udara terlalu kurus, maka ECU akan mengolah
informasi yang didapatkan dan menambah durasi injeksi untuk menambah baha
bakar. 

Dengan hal tersebut maka oxygen sensor bekerja untuk menjaga air fuel ratio agar
ideal. Tentunya dengan campuran bahan bakar dan udara yang ideal dapat
menghasilkan tenaga mesin yang maksimal serta kandungan emisi gas buang yang
ramah lingkungan.

O2 SENSOR, AFR, LAMBDA dan FUEL TRIM (1)


Menurut hasil diskusi OL dengan para sahabat, maka dapat disimpulkan masih ada diantara kita yang
belum memahami dengan mantap kaitan O2 Sensor, AFR serta Fuel Trim yang dapat dicermati dengan
Scantools.
1. O2 SENSOR:
Kadang disebut juga dengan Lambda Sensor, atau Oxygen Sensor ada juga yang memberi nama AFR
Sensor terpasang pada saluran knalpot hanya bisa mendeteksi kandungan OKSIGEN dalam emisi.
Meskipun dalam emisi akan ada HC, CO, CO2, O2 dll, tapi sesuai dengan namanya O2 Sensor hanya
dapat membangkitkan tegangan sinyal sesuai dengan kandungan oksigen dalam gas buang.
Jika O2 Sensor membangkitkan tegangan sinyal 0.250 sampai 0.650 V, ECU akan menganggap AFR atau
LAMBDA dalam keadaan IDEAL
2. AFR:
Air Fuel Ratio adalah perbandingan campuran bensin dan udara yang masuk kedalam ruang bakar, karena
berbagai keadaan maka AFR bisa IDEAL, bisa RICH (kaya, kadang ditulis gemuk) atau suatu waktu bisa
LEAN (kurus, miskin).
Nilai AFR langsung dituliskan dengan angka perbandingan misalnya; (1:12) , (1:14) , (1:14.7) dll.
3. LAMBDA:
Sama juga dengan AFR, tapi nilai Lambda dituliskan dalam angka; (0.8) , (0.9) , (1) , (1,1) dst. Lambda 1
= AFR 14.72 = AFR Ideal
4. FUEL TRIM:
Prosentase penambahan (FT Plus) dan pengurangan (FT Minus) bensin yang dilakukan ECU berdasarkan
informasi tegangan sinyal yang dibangkitkan oleh O2 Sensor. Nilai fuel trim yang dibuat oleh ECU
tersebut mengacu pada AFR atau LAMBDA yang ideal. Jika AFR sudah ideal maka nilai fuel trim akan
NOL.
4. Penambahan dan pengurangan bensin dilakukan ECU dengan cara menambah dan mengurangi lamanya
penyemprotan bensin oleh injektor.
(Bersambung.....)
#JPM_ModernAutoService
Melayani dengan Berbagi Pemahaman.

Anda mungkin juga menyukai