Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH EKOLOGI PERAIRAN

( Rantai Makanan Pada Zona Intertidal )

Disusun oleh :

Maria Ulfa Wulandari

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA


PERIKANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan praktikum ekologi perairan.
Laporan praktikum ini di buat sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian praktikum
ekologi perairan yang menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa pemanfaatan
sumberdaya perikanan.

Penulis menyadari bahwa laporan kali ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan penukis sebagai motivasi dan
acuan yang lebih baik bagi penulis dalam menyusun kembali laporan ini. Semoga laporan
praktikum ekologi perairan yang dibuat ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
praktikan ekologi perairan sendiri tentunya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Lampung Timur, 2018

Penulis,
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Zona intertidal merupakan zona yang dipeng aruhi oleh pasang surut air laut dengan luas
area yang sempit antara daerah pasang tertinggi dan surut terendah. Pada zona ini
terdapat variasi faktor lingkungan yang cukup besar, seperti fluktuasi suhu, salinitas,
kecerahan dan lain – lain. Variasi ini dapat terjadi pada daerah yang hanya berjarak
sangat dekat saja misalnya beberapa cm. Zona ini dihuni oleh organisme yang
keseluruhannya merupakan organisme bahari.
Jaring makanan menggambarkan hubungan (tautan atau hubungan) antara spesies
dalam sebuah ekosistem, tetapi hubungan bervariasi dalam kepentingan mereka untuk
aliran energi dan dinamika populasi spesies. Beberapa hubungan trofik yang lebih
penting daripada yang lain dalam mendikte bagaimana aliran energi melalui ekosistem.
Beberapa koneksi lebih berpengaruh terhadap perubahan populasi spesies.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh
tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut
dengan hukum toleransi.
Pergerakan Organisme perlu berpindah untuk mencari makan, sehingga faktor ini juga
sangat terkat dengan faktor yang pertama.
II. PEMBAHASAN

Jaringan makanan merupakan konsep ekologis penting. Pada dasarnya, jaringan


makanan merupakan hubungan makan dalam suatu komunitas. (Basmi J.1995). Jaring
makanan itu menggambarkan hubungan (tautan atau hubungan) antara spesies dalam
sebuah ekosistem, tapi hubungan bervariasi dalam kepentingan mereka untuk aliran
energi dan dinamika populasi spesies.(Boyd CE.1982) Beberapa hubungan trofik yang
lebih penting daripada yang lain dalam mendikte bagaimana aliran energi melalui
ekosistem. Beberapa koneksi lebih berpengaruh terhadap perubahan populasi spesies.
Berdasarkan cara yang berbeda di mana spesies mempengaruhi satu sama lain,

Pada zona pasang surut tinggi adalah pada saat hempasan gelombang paling tinggi di
daerah pasir. Pada zona ini memiliki salinitas yang tinggi karena terjadi penguapan
dimana porusitas pada pasir sehingga hewan yang hidup didaerah ini adalah hewan yang
beradaptasi dengan salinitas tinggi. Hewan yang berada pada zona ini yaitu juvenile dan
balanus glandula. Pada mulanya zona ini didominasi oleh teirtip dan juvenile dan seiring
berjalannya waktu hingga 12-13 bulan organism teritip dan juvenile mulai digeser oleh
balanus glandula, hinggga sampai 2 tahun zona ini didominasi penuh oleh balanus
glandula, namun sayangnya organisme balanus glandula hanya dapat bertahan pada
saat pasang sedang naik saja.

Pada zona pasang surut pertengahan yaitu zona antara permukaan dengan dasar laut
yang disitu memiliki salinitas yang tidak terlalu tinggi. Hewan yang hidup pada zona
pertengahan antara lain thai spp, barnacle cariosus, dan mytilus yang pada mulanya
tertitip mendominasi zona ini dan juga muncul thais, sampai bulan 12-15 thais mulai
memangsa hamper semua teritip muda di interdal pertengahan dan mytus mulai
mendesak teritip keluar hingga sampai jangka waktu 2 tahun tertip dan thais mulai
tergeser oleh b.cariosus karena beberapa ukuran b.cariosus terlalu besar untuk thais.
Pada zona pasang surut rendah yaitu zona yang berbatasan pada zona subtidal dangkal,
hanya terkena udara pada pasang surut terendah dan memiliki salinitas yang tidak terlalu
tinggi. Hewan yang hidup pada zona pasang surut rendah salah satunya adalah bintang
laut. Pada mulanya bintang laut mulai dari dan teritip mulai mendominasi zona ini, namun
sampai 12-15 bulan zona ini didominasi enuh oleh bintang laut dan organism tertip mulai
menghilang dan jumlah bintang laut pun bertambah banyak hingga sampai 2 tahun di
zona ini hanya terdapat bintang laut walau jumlahnya tidak terlalu banyak daripada waktu
sebelumnya, zona ini ini disebut zona konsumsi sempurna.

predasi dapat mempengaruhi persaingan antar spesies dalam jaring makanan. Zona
intertidal adalah rumah bagi berbagai kerang, remis, keong, dan kiton . Semua herbivora
invertebrata yang dimangsa oleh predator laut Pisaster.(Levinton JS.1982) Bintang laut
relatif lebih jarang di zona intertidal, dan dianggap kurang penting di komunitas. Ketika
Paine secara manual mengeluarkan bintang laut dari plot percobaan sementara
meninggalkan daerah lain tidak terganggu sebagai plot kontrol, ia menemukan bahwa
jumlah spesies mangsa di plot percobaan turun dari 15 pada awal percobaan ke 8
(kehilangan 7 spesies) dua tahun setelah penghapusan laut sedangkan total spesies
mangsa tetap sama pada plot kontrol. Karena dalam ketiadaan predator bintang laut,
beberapa spesies kerang dan teritip (yang pesaing superior) dikecualikan spesies lain
dan mengurangi keanekaragaman keseluruhan di komunitas. Predasi oleh laut
mengurangi kelimpahan kerang dan membuka ruang bagi spesies lain untuk menjajah
dan bertahan. Jenis interaksi langsung disebut predasi keystone (Kartamihardja
ES.2007).

Struktur jaring makanan menunjukkan bahwa produktivitas dan kelimpahan populasi


pada setiap tingkat trofik tertentu dikendalikan oleh produktivitas dan kelimpahan
populasi di tingkat trofik bawah mereka. Jaring Fungsional (atau interaksi jaring
makanan) mewakili pentingnya masing-masing spesies dalam menjaga integritas
komunitas dan mencerminkan pengaruh pada laju pertumbuhan spesies lain populasi.

( Stephenson, 1972)

Kontrol atas ke bawah terjadi ketika kepadatan populasi konsumen dapat mengontrol
sumber daya, misalnya, populasi predator dapat mengontrol kelimpahan spesies
mangsa. Di bawah kendali atas ke bawah, kelimpahan atau biomassa dari tingkatan lebih
rendah tergantung pada efek dari konsumen pada tingkatan yang lebih tinggi. Sebuah
tingkatan trofik adalah jenis interaksi atas ke bawah yang menggambarkan efek tidak
langsung dari predator. Dalam tingkatan trofik, predator menyebabkan efek yang tingkat
bawah rantai makanan dan mempengaruhi biomassa organisme setidaknya dua link.
Dalam ekosistem perairan dalam air, dengan biomassa yang rendah berdiri, omset cepat
organisme, dan tingkat tinggi panen, rantai makanan penggembalaan mungkin dominan.
(Tatang, 1981)
DAFTAR PUSTAKA

Basmi J.1995. planktonologi, produktivitas primer. Bogor . institut pertanian.

Boyd CE.1982. water quality manajement. Third edition. San diego, california.academic
press.

Kartamihardja ES. 2007. Spektra ukuran biomassa plankton dan potensi


pemanfaatanyabagi komunitas ikan di zona limnetik,bumi aksara : jawa barat.

Stephenson, 1972. Pembagian Zona Intertidal di Kawasan Tertentu. Raja Grafindo


Persada : Jakarta

Tatang, 1981. Jenis Makanan Dan kehidupan Organisme Interidal di Pantai Berbatu.
Ketindo Publisher : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai