Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN PADA ANAK DENGAN NEFROTIK


SINDROM

DISUSUN OLEH :
RITA ARYANI

NIM P07220420121

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM


STUDI PROFESI NERS POLTEKKES
KEMENKES KALTIM
Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan tentang nefrotik sindrom
Sub Pokok Bahasan : Perawatan anak dengan nefrotik sindrom
Hari,tgl : Kamis, 25 Pebruari 2021
Waktu : 19.00 WITA
Sasaran : Orang tua dan anak penderita nefrotik sindrom
Tempat : Ruang Punai 2 (Anak ) RSUD. A.M Parikesit Tenggarong

A. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien dan pasien dapat
mengerti dan memahami tentang Nefrotik Sindrom.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan mengenai Nefrotik Sindrom, keluarga pasien dan
pasien dapat :
a. Menjelaskan pengertian Nefrotik Sindrom
b. Menjelaskan penyebab Nefrotik Sindrom
c. Menyebutkan klasifikasi Nefrotik Sindrom
d. Menyebutkan tanda dan gejala Nefrotik Sindrom
e. Menyebutkan penatalaksanaan Nefrotik Sindrom
f. Menyebutkan komplikasi dari Nefrotik Sindrom

3. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
  Mengucapkan salam pembuka       Menjawab salam
      - Memperkenalkan diri       Mendengarkan
Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan       Mendengarkan
penyuluhan
      Menanyakan kepada keluarga pasien sejauh      Menjawab pertanyaan
mana pemahaman tentang materi yang akan penyuluh
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
      Menjelaskan pengertian Nefrotik Sindrom       Memperhatikan
      Menjelaskan penyebab Nefrotik Sindrom       Memperhatikan
      Menyebutkan klasifikasi Nefrotik Sindrom      Memperhatikan
      Menyebutkan tanda dan gejala Nefrotik
Sindrom       Memperhatikan
      Menyebutkan penatalaksanaan Nefrotik
Sindrom       Memperhatikan
      Menyebutkan komplikasi dari Nefrotik
Sindrom       Memperhatikan

3. 10 menit Penutup :
Menggali pengetahuan peserta tentang Menjelaskan tentang
materi yang telah disampaikan. materi Nefrotik Sindrom
yang telah disampaikan.
Mendengarkan
      Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan    Menjawab salam
      Mengucapkan salam penutup

4. Media
a. Lisan
b. Lembar balik

5. Materi
a. Pengertian dari nefrotik sindrom
b. Penyebab dari nefrotik sindrom
c. Klasifikasi dari nefrotik sindrom
d. Tanda dan gejala daei nefrotik sindrom
e. Penatalaksanaan dari nefrotik sindrom
f. Komplikasi dari nefrotik sindrom

6. Metode
a. Diskusi

B. EVALUASI :
1. Target Persiapan
a. Tersedianya materi tentang nefrotik sindrom dan perawatannya.
b. Media : Lembar balik
c. Tempat : Ruang IRNA RS Sejahtera
d. Waktu : hari libur yaitu hari Sabtu jam 10:00WIB

2. Evaluasi Proses
a. Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum penyuluhan.
b. Peserta hadir mengikuti penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat
penyuluhan sebelum kegiatan penyuluhan selesai dilakukan.
c. Peserta aktif dan antusias mengikuti proses penyuluhan sampai kegiatan
penyuluhan selesai.
d. Peserta mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan materi.
e. Peserta bisa menjawab pertanyaan denga baik.

3. Evaluasi Hasil
a. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Nefrotik Sindrom diharapkan peserta
mampu :
1) Menjelaskan pengertian Nefrotik Sindrom
2) Menjelaskan penyebab Nefrotik Sindrom
3) Menyebutkan klasifikasi Nefrotik Sindrom
4) Menyebutkan tanda dan gejala Nefrotik Sindrom
5) Menjelaskan penatalaksanaan Nefrotik Sindrom
6) Menyebutkan komplikasi dari Nefrotik Sindrom
b. Setelah dilakukan penyuluhan tentang Nefrotik Sindrom diharapkan keluarga
pasien dan pasien mengerti dan memahami tentang Nefrotik Sindrom serta
diharapkan dapat melakukan perubahan perilaku hidup yang lebih sehat untuk
mencegah terjadinya Nefrotik Sindrom.

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Nefrotik Sindrom
Nefrotik Sindrom (NS) merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai
pada anak. Nefrotik sindrom adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan kehilangan protein
urinaris yang massif ditandai dengan : proteinuria, hipoalbuminemia, edema disertai
hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
Nefrotik Sindrom merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya injury
glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria, hypoproteinuria,
hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema. (Suriadi, 2006)
Sindroma nefrotik adalah suatu sindroma yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema. Sindrom ini dapat terjadi karena adanya
faktor yang menyebabkan premeabilitas glomerulus. (Hidayat, A.Aziz, 2011)

2. Penyebab Nefrotik Sindrom


Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, namun akhir-akhir ini
dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi merupakan suatu reaksi antigen-
antibodi. Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi:
a. Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal. Gejalanya
adalah edema pada masa neonatus. Sindrom nefrotik jenis ini resisten terhadap
semua pengobatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah pencangkokan ginjal
pada masa neonatus namun biasanya tidak berhasil. Prognosis buruk dan biasanya
penderita meninggal dalam bulan-bulan pertama kehidupannya.
b. Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh:
1) Malaria kuartana atau parasit lain.
2) Penyakit kolagen seperti lupus eritematosus diseminata, purpura anafilaktoid.
3) Glumeronefritis akut atau glumeronefritis kronis, trombisis vena renalis.
4) Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan
lebah, racun oak, dan air raksa.
5) Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoproliferatif
hipokomplementemik.
c. Sindrom nefrotik idiopatik ( tidak diketahui sebabnya )
Berdasarkan histopatologis yang tampak pada biopsi ginjal dengan pemeriksaan
mikroskop biasa dan mikroskop elektron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan
yaitu: kelainan minimal, nefropati membranosa, glumerulonefritis proliferatif dan
glomerulosklerosis fokal segmental.

3. Klasifikasi Nefrotik Sindrom


Whaley dan Wong (1999 : 1385) membagi tipe-tipe sindrom nefrotik:
a. Sindrom Nefrotik Lesi Minimal ( MCNS : minimal change nephrotic syndrome).
Kondisi yang sering menyebabkan sindrom nefrotik pada anak usia sekolah.
Anak dengan sindrom nefrotik ini, pada biopsi ginjalnya terlihat hampir normal bila
dilihat dengan mikroskop cahaya.
b. Sindrom Nefrotik Sekunder
Terjadi selama perjalanan penyakit vaskuler seperti lupus eritematosus sistemik,
purpura anafilaktik, glomerulonefritis, infeksi system endokarditis, bakterialis dan
neoplasma limfoproliferatif.
c. Sindrom Nefrotik Kongenital
Faktor herediter sindrom nefrotik disebabkan oleh gen resesif autosomal. Bayi
yang terkena sindrom nefrotik, usia gestasinya pendek dan gejala awalnya adalah
edema dan proteinuria. Penyakit ini resisten terhadap semua pengobatan dan
kematian dapat terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi jika tidak dilakukan
dialysis.

4. Tanda dan gejala Nefrotik Sindrom


Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami Sindrom nefrotik
adalah: (Ngastiyah, 2005)
a. Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital.
b. Proteinuria dan albuminemia.
c. Hipoproteinemi dan albuminemia.
d. Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.
e. Lipid uria.
f. Mual, anoreksia, diare.
g. Anemia, pasien mengalami edema paru.

5. Penatalaksanaan Nefrotik Sindrom


a. Tirah baring
Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan tidak
berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk mempertahankan
tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan yang cepat.
b. Diet
Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari dan
masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan edema
menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan protein yang
seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen yang persisten
dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit harus
mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami
anoreksia akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.
c. Perawatan kulit
Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma terhadap kulit
dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus dikurangi
sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan lembut,
menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan. Daerah popok harus
dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong dengan popok yang tidak
menimbulkan kontriksi, serta hindarkan menggosok kulit.
d. Perawatan mata
Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan untuk mencegah alis
mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat
e. Terapi medis
1) Prednisolon digunakan secara luas. Merupakan kortokisteroid yang mempunyai
efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga dosis pemeliharaan
sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis umumnya sering terjadi dengan
cepat dan obat dihentikan setelah 6-10 minggu. Jika obat dilanjutkan atau
diperpanjang, efek samping dapat terjadi meliputi terhentinya pertumbuhan,
osteoporosis, ulkus peptikum, diabetes mellitus, konvulsi dan hipertensi.
2) Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat
cairan berlebihan, misalnya obat-obatan spironolakton dan sitotoksik
( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada dugaan imunologis
dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan seperti 6-merkaptopurin dan
siklofosfamid.
f. Penatalaksanaan krisis hipovolemik
Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan mungkin juga muntah dan pingsan.
Terapinya adalah dengan memberikan infus plasma intravena, serta monitor nadi dan
tekanan darah.
h. Pencegahan infeksi
Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung mengalami infeksi dengan
pneumokokus, kendatipun infeksi virus juga merupakan hal yang menganggu pada
anak dengan steroid dan siklofosfamid.
i. Perawatan spesifik
Meliputi mempertahankan grafik cairan yang tepat, penimbangan harian, pencatatan
tekanan darah dan pencegahan dekubitus.
j. Dukungan bagi orang tua dan anak
Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan penampilan anak. Pengertian akan
perasan ini merupakan hal yang penting. Penyakit ini menimbulkan tegangan yang
berat pada keluarga dengan masa remisi, eksaserbasi dan masuk rumah sakit secara
periodik. Kondisi ini harus diterangkan pada orang tua sehingga mereka dapat
mengerti perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan frustasi akan timbul pada
mereka karena mengalami relaps yang memaksa perawatan di rumah sakit.

6. Komplikasi dari Nefrotik Sindrom


a. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang rendah akibat
hipoalbuminemia.
b. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1 gram/100ml) yang
menyebabkan hipovolemia berat sehingga menyebabkan shock.
c. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem koagulasi sehingga terjadi
peninggian fibrinogen plasma.
d. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan ginjal.
(Rauf, .2002 : .27-28)
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta: EGC.


Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba Medika.
Suriadi .2006. Asuhan Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: CV Sagung.
Sudoyo, Aru, Dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Depertemen
Ilmu penyakit Dalam FKUI.

Anda mungkin juga menyukai