Kep - Keluarga Contoh Pengkajian Dan Diagnosa
Kep - Keluarga Contoh Pengkajian Dan Diagnosa
1. Komposisi keluarga
Data Anggota Keluarga
No Nama (Inisial) Gender Umur Hub. Kelg Pendidikan Pekerjaan
L/P (Tahun) dg KK
1 Tn A L 36 Suami/ SMA Security
KK PT
Sampoer
na
2 Ny. N P 34 Isteri SMA Ibu
Rumah
Tangga
3 An. K L 9 Anak Masih SD Pelajar
4 An. F L 4 Anak Belum -
sekolah
Genogram Keluarga
Keterarngan : : Perempuan : Satu Rumah
: Laki-Laki : Meninggal
: Sakit
2. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti (nuclear family), di dalam keluarga tidak
terdapat permasalahan dengan tipe tersebut karena meskipun di rumah hanya keluarga
inti namun seringkali anggota keluarga berkumpul dengan orang tuanya (nenek) yang
bertempat tinggal di sebelah rumah keluarga, selain itu rumah kerabat lainnya pun
berdekatan.
3. Latar Belakang Budaya (Etnis)
a. Keluarga berasal dari suku jawa.
b. Latar Belakanng etnis keluarga adalah etnis jawa.
c. Tempat Tinggal Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang sebagian
besar adalah suku jawa.
d. Kegiatan-kegiatan Keagamaan seringkali dilaksanakan keluarga yaitu dengan
mengikuti pengajian, mengikuti kegiatan di desa serta meluangkan waktu untuk
berekreasi bersama anak-anaknya setiap hari minggu.
e. Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan tertentu atau diet,
makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung selera pasien.
f. Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan di dalam keluarga
adalah suami dengan melibatkan isteri.
g. Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah bahasa jawa.
h. Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan kesehatan bidan terdekat untuk
setiap permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat ke puskesmas.
4. Identitas Religius
a. Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk
perintah agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi kesehatan.
b. Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama
c. Keluarga sering mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu pengajian di
sekitar rumahnya.
5. Status ekonomi
a. Status ekonomi keluarga adalah termasuk golongan menengah, dan status sosial
ekonomi keluarga termasuk keluarga sejahtera karena telah memiliki berbagai
fasilitas elektronik di rumah seperti tv, kulkas, ricecoocker, mesin cuci dan
sebagainya.
b. Jumlah Pendapatan per Bulan adalah Rp 1.700.000,00- ditambah hasil isteri yang
memiliki katering kue.
c. Sumber-sumber Pendapatan per bulan adalah melalui gaji bulanan yang diterima
suami (Tn A) sebagai security di PT Sampoerna dan isteri membantu dengan
menerima pesanan kue dari berbagai tempat.
d. Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00-, sumber pendapatan telah
mencukupi keluarga selama ini.
e. Keuangan keluarga diatur oleh isteri (Ny N)
6. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktivitas rekreasi sering dilakukan keluraga pada hari-hari libur seperti hari
minggu dengan pergi berenang, mengajak anak-anak bermain di timezone, ataupun ke
alun-alun. Sementara waktu senggang biasanya dihabiskan dengan berkumpul di ruang tv
atau mengajar anak-anaknya.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Keluarga memiliki rumah sendiri yang bertempat tinggal di daerah yang padat terdiri
dari gang kecil-kecil.
b. Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari dua lantai dan 5 kamar tidur,
terdapat ruang tamu dan ruang tengah untuk berkumpul keluarga. Kamar yang
digunakan adalah 3 kamar yang berada di lantai atas, sementara bagian bawah
disediakan jika ada yang menginap. Secara keseluruhan perabotan yang ada rumah
lengkap seperti lemari atau buffet, tv, komputer, kulkas dan sebagainya, setiap
ruangan terdapat lampu, dan pencahayaan rumah di bagian bawah kurang karena
terhalangi rumah-rumah warga lainnya. Selain itu ventilasi di lantai bawah juga tidak
mencukupi 10 % luas lantai. Adapun lantai rumah menggunakan keramik, susunan
tangga kecil-kecil, dan kondisi bangunan baik.
c. Dapur : suplai air minum berasal dari air sumur keluarga yang kemudian dimasak,
alat-alat masak yang digunakan dalam kondisi bersih dan setelah digunakan
dibersihkan lagi, sementara pengaman untuk pemadam kebakaran belum ada.
d. Kamar mandi hanya satu di lantai bawah, sanitasi baik, air jernih dan tidak berbau,
dan di kamar mandi telah tersedia alat mandi berupa sabun dan handuk dimiliki
masing-masing anggota keluarga, tapi dalam pemkaiannya terkadang bersama.
e. Semua anggota keluarga tidur di kamar-kamar yang ada di lantai atas, masing-masing
memilki kamar sendiri tapi seringkali anak-anak klien tidur bersama orangtuanya
terlebih seperti sekarang suami pergi pelatihan selama seminggu.
f. Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik namun jarak antara septitank dengan
sumur ± 4 meter/terlalu dekat karena berada pada lingkungan padat, rumah satu
dengan yang lainnya menempel dan tidak terdapat halaman rumah, di lingkungan
rumah binatang yang paling sering hanya lah semut atau kucing liar , keluarga tidak
memiliki binatang peliharaan.
g. Keluarga menyatakan merasa nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
h. Privasi masing-masing anggota keluarga tidak terlalu diperhatikan karena keluarga
adalah keluarga inti dengan anak yang tergolong masih anak-anak .
i. Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh akan dibawa
keluar agar diangku tukang sampah.
j. Secara umum keluarga merasa puas dengan penataan rumah, hanya saja isteri kadang-
kadang merasa jengkel jika anaknya nakal dan membuat rumah berantakan.
k. Denah rumah (luas rumah 64 m2):
Kamar tidur
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi
a. Mayoritas pesan yang disampaikan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi atau
sesuai dengan pertanyaan perawat, tapi terkadang jika kata-katanya terlalu sulit maka
harus disederhanakan agar klien dapat mengerti.
b. Anggota keluarga tidak mengutarakan keinginan dan perasaan dengan sangat jelas.
c. Anggota keluarga memberikan respond yang baik terhadap pesan.
d. Setiap angggota keluarga mendengar pesan yang disampaiakan
e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa jawa
f. Keluarga berkomunikasi secara langsung.
g. Pesan-pesan emosional disampaikan keluarga secara langsung, terutama jika anaknya
sulit diberitahu atau nakal.
h. Emosi-emosi yang disampaikan bersifat positif, orang tua hanya marah ketika anak nakal
dan malas belajar.
i. Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar dan dilakukan sepanjang waktu terutama
antara Ny N dengan anak-anaknya, sementaran Tn A hanya dapat leluasa pada waktu
diluar jam kerja dan pada hari-hari libur seperti sabtu dan minggu
j. Pesan-pesan penting di dalam keluarga disampaikan langsung oleh isteri kepada suami,
atau sebaliknya. Jika suami ada di luar kota seperti sekarang komunikasi melalui hand
phone.
k. Dalam keluarga tidak tampak jenis-jenis komunikasi yang sifatnya disfungsional.
l. Tidak banyak masalah dalam keluarga yang ditutupi, hanya saja keluarga cenderung
menyampaikan kondisi keluarganya baik-baik saja.
2. Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
1) Di dalam keluarga keputusan berada ditangan suami (Tn.A) melalui musyawarah dengan
angota keluarga lainnya.
2) Penggunaan keuangan keluarga ditentukan bersama-sama antara isteri dan suami,
sementara anak-anak karena masih kecil tidak ikut menentukan.
3) Keluaraga tidak pernah melakukan atau memberikan keputusan untuk pidah tempat
tinggal maupun pindah kerja.
4) Pendisiplinan kegiatan-kegiatan anak dilakukan oleh Tn A dan Ny N secara bersama-
sama.
5) Keputusan di dalam keluarga diputuskan dengan musywarah antar keluarga.
6) Selama ini keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan oleh keluarga.
7) Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan adalah dengan
model penghargaan terhadap setiap masukan dari anggota keluarga.
3. Struktur Peran
a. Struktur peran formal
Tn A berperan sebagai kepala keluarga, ayah serta sebagai suami, dan pemberi nafakah di
dalam keluarga. Sementara di luar berperan sebagai pekerja PT Sampoerna , ia juga
memiliki peran sebagai warga dalam masyarakatnya. Ny N berperan sebagai isteri bagi
suami dan ibu bagi anak-anaknya, Ia mengatur kehidupan rumah tangga dan di dalam
masyarakat berperan sebagai anggota PKK. An. K dan An F berperan sebagai anak dan
sebagai pelajar di sekolahnya.
b. Struktur peran informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana anggota keluarga sebagai bagian
dari masyarakat, dan di dalam rumah orang tua berperan sebagai guru dan teman bagi
anak-anaknya.
c. Peran-peran informal bersifat yang disfunngsional yaitu peran orang tua sebagai guru
yang memberi pelajaran pada anak dengan menyakiti (menjewer) anak jika nakal dan
tidak mau belajar.
d. Orang yang memainkan peran tersebut menjadi ditakuti jika marah oleh anak
e. Analisis model peran
1) Yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga adalah ayah
2) Di dalam keluarga kondisi status sosialnya mempengaruhi peran-peran keluarga, ayah
yang bekerja selama 12 jam penuh mengakibatkan anak lebih banyak bersama ibu.
3) Budaya masyarakat dan agama sangat mempengaruhi dalam pembagian peran
keluarga, dimana yang berperan sebagai kepala keluarga di dalam keluarga adalah
ayah sesuai dengan ajaran islam dan budaya suku jawa dan sebagainya.
4) Keluarga menjalankan peran sesuai dengan tahap perkembangannya.
5) Adanya masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran keluarga, Ny N
menyatakan ketika diare dirinya lemah dan BAB berkali-kali (4-6 kali) sehingga ia
lebih banyak beristirahat karena perut terasa mules.
6) Tidak terdapat pengaturan kembali dalam peran keluarga karena keluarga hanya
mengalami penyakit akut yang dapat disembuhkan sehingga masing-masing dapat
menjalankan perannya kembali setelah sembuh.
7) Tidak terdapat tanda stres atau konflik akibat peran, keluarga tampak bahagia dengan
keluarganya.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
1) Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain
2) Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan keluarganya secara rinci, mulai dari
kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan
3) psikologis anggota keluarga dalam kondisi stabil dan baik
4) Setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, dimana suami
percaya dengan isteri begitu sebaliknya, dan anak-anak percaya pada orang tuanya.
5) Dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya masing-masing anggota keluarga bercerita
satu sama lain.
6) Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati oleh anggota
keluarga yang lain.
7) Di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.
8) Karena keluarga masih dalam lingkup keluarga inti satu sama lain terutama orang tua
sangat peka terhadap permasalahan yang terjadi pada anak-anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Di dalam keluarga terapat otonomi bagi setiap anggota dalam hal-hal tertentu, misalnya
pemberian kebebasan pada isteri untuk membantu perekonomian keluarga dengan
catering, ataupun anak dalam memilih barang yang ia butuhkan (kebutuhan-kebutuhan
sekolah seprti sepatu)
b. Di dalam keluarga terdapat saling ketergantungan.
c. Peran membesarkan anak dan fungsi sosialisasi dijalankan suami dan isteri secara
bersama-sama.
d. Dimana pengaturan yang dilakukan ibu menjalankan fungsi saat ayah tidak ada, dan
ketika ayah di rumah yang menjalankan fungsi sosialisasi atau mengajarkan anak tentang
banyak hal dengan mengobrol dengan anak-anaknya.
e. Faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan
suku yang lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih banyak ditangani ibu
karena waktu terbanyak bersama ibunya.
f. Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, adapun resiko mungkin
dapat muncul ketika orang tua menjewer anak jika berlaku tidak baik.
g. lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai tahap
perkembangannya, namun kondisi rumah tanpa halaman membuat anak hanya bermain di
dalam rumah.
h. Anak-anak di dalam keluarga memiliki alat atau mainan yang sesuai dengan tahap
perkembangan, contohnya An F (4 tahun) memiliki mainan mobil-mobilan.
3. . Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
1) Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan yaitu keluarga memandang
kesehatan sebagi suatu hal yang sangat penting.
2) Keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai kesehatan
3) Perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan kesehatan yaitu
dengan mencari bantuan pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan dalam
kesehatannya .
b. Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga dengan kondisi
yang mengganggu aktivitas dalam keluarga.
2) Kemampuan keluarga mengidentifikasi tanda- gejala pada anggota yang sakit
termasuk baik, dimana keluarga berusaha memeriksakan kondisi yang dianggap tidak
dapat diselesaikan sendiri.
3) Sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga hanya berasal dari pemberi
layanan kesehatan tetapi itu tidak cukup karena sangat minim, sumber lainnya dapat
dilihat keluarga melalui media seperti tv namun keluarga jarang melihat program
untuk kesehatan.
4) Masalah kesehatan yang dianggap serius/sangat penting bagi keluarga yaitu ketika
anaknya sakit batu berdahak, dan sering sakit sehingga keluarga sering memeriksakan
ke mantri atau bidan terdekat maupun ke layanan kesehatan PT Sampoerna atau ke
puskesmas. Selain itu baru-baru ini keluarga juga sempat kebingungan karena semua
anggota mengalami sakit diare dalam waktu bersamaan
.
c. Praktik diet keluarga:
1) Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan yang bergizi.
2) Riwayat pola-pola makan keluarga yaitu keluarga selalu menyiapkan makanan seperti
sayur-mayur (sayur bening) , lauk yang berprotein tinggi dari ikan atau daging, anak-
anak juga disiapkan susu.
3) Anggota yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan penyiapan
makanan adalah ibu atau isteri (Ny N)
4) Cara keluarga menyiapkan makanan yaitu secara bervariasi : digoreng, direbus,
dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah, namun yang paling
sering adalah digoreng.
5) Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari: nasi, sayur, ikan/ daging/ telur
dan sebagianya.
6) Cara menyimpan makanan yaitu disimpan di kulkas dan makanan ditaruh diatas meja
yang kadang ditutup jika ingat, tapi kadang terbuka karena anak sering mengambil
sendiri dan tidak menutup kembali dengan penutupnya.
7) Jadwal makan keluarga yaitu pagi (06.30) , siang (13.00) dan malam (19.00)
d. Kebiasaan tidur dan istirahat:
1) Waktu tidur keluarga (malam pukul 09.30) dan untuk siang tidak tentu, karena isteri
dan suami biasanya sibuk dan anak-anak lebih banyak bermain.
2) Keluarga memiliki waktu tidur yang cukup.
3) Tidak terdapat kesulitan tidur pada keluarga.
4) Tempat keluarga tidur di tempat tidur atau kamar masing-masing. Namun seringkali
anak bungsu (An. F) meminta tidur dengan orang tuanya.
e. Latihan dan rekreasi:
1) Keluarga menyadari bahwa aktivitas rekreasi sangat penting, dan untuk olahraga
meskipun disadari keluarga jarang melakukannya terutama pada Ny N.
2) Jenis-jenis rekreasi yang dilakukan keluarga adalah berkunjung ke kolam renang,
mengajak anak bermain di time zone atau ke alun-alun kota.
3) Dalam rekreasi seluruh keluarga ikut serta, tetapi untuk olahraga ibu dan anak jarang
melakukannya.
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
1) Ny N menyatakan Kebiasaan yang terdapat di dalam keluarga adalah kebiasaan ayah
(Tn A) merokok dan minum kopi setiap paginya
2) Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep, dimana jika sakit ringan
keluarga membeli obat sendiri baik di toko maupun apotik terdekat.
3) Kebiasaan keluarga menyimpan obat dalam waktu lama, namun jika terlalu lama
biasanya oleh keluarga tidak digunakan.
4) Kebiasaan penyimpanan obat-obatan terdapat tempat khusus, dan pelabelan tidak
dilkukan.
g. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
1) Untuk memperbaiki status kesehatan keluarga biasanya mencari bantuan layanan
kesehatan seperti memeriksakan kondisinya di puskemas, bidan dan sebagainya.
2) Di dalam kelaurga tidak terdapat perilaku khusus dalam pencegahan penyakit,
keluarga hany berusaha menciptakan lingkungan yang rapi dan bersih namun ini sulit
karena anak-anak yang masih kecil membuat rumah berantakan (mainan setelah
dipakai tidak dibereskan).
3) Orang yang berperan membuat keputusan dalam hal kesehatan keluarga adalah
suami dan isteri
4) Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit masih
minim, tampak anggota keluarga (Ny N) mengalami diare berulang, dimana setelah
beberapa hari sembuh kembali diare, dan keluarga juga menyatakan tidak mengetahui
penyebabnya. Perawatan di rumah hanya meminum obat tanpa tau fungsinya dan
kapan harus dihentikan.
h. Praktik lingkungan:
1) Saat ini keluarga tidak terpapar polusi .
2) Kebiasaan keluarga menggunakan pestisida yaitu untuk membunuh nyamuk.
3) Pola keluarga dalam mandi yaitu rutin 2 kali sehari , cuci baju rutin, namun ketika
perawat disana anak maupun orang tua sering lupa mencuci tangan saat memakan
makanan yang ringan (setelah bermain anak langsung makan tanpa cuci tangan),
anak-anak suka main hujan-hujanan, penggunaan jamban baik yaitu satu kali sehari
jika kondisi normal, namun ketika diare keluarga BAB 5-6 kali.
i. Cara-cara pencegahan penyakit:
1) Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit masih minim terutama
terkait penyakit yang baru diderita keluarga (diare) karena ketika ditanya tidak ada
yang dapat menjelaskan kenapa hal tersebut dapat terjadi.
2) Kebiasaan kerluarga dalam pemeriksaan kesehatan yaitu ketika ada keluhan atau
sakit berulang yang tidak dapat ditangani sendiri.
3) Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, ibu hamil adalah legkap (Imunisasi dasar
anak: BCG, Hepatitis, campak, polio dan DPT dan untuk ibu :TT).
j. Riwayat kesehatan keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit genetika maupun kronis pada masa
sebelumnya, hanya saja anggota keluarga terutama An K sering mengalami batuk
berahak dan Tn A memiliki riwayat sakit gigi. Sementara Ny N sendiri hanya mengalami
penyakit kulit akibat terkena kutu kucing sekitar satu tahun yang lalu.
Namun penyakit yang terjadi baru-baru ini adalah diare pada keluarga.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 19 Januari 2013 yang dilakukan pada keluarga Tn.
A didapat data bahwa Ny. N (34 tahun) mengalami diare. Ny. N menyatakan awalnya Ia
menderita diare sudah 3 hari, tetapi hari ini sudah lebih baik, perut tidak mules-mules
dan tidak sering BAB lagi setelah meminum obat dari puskesmas, sejak pagi sampai sore
tadi BAB hanya 3 kali. Klien menyatakan kemarin sebelum ke puskesmas perut terasa
melilit dan mules, BAB sering (5-6 kali/ hari), feses berwarna keputihan, berlendir dan
cair. Klien mengaku tidak memakan makanan bersantan maupun pedas atupun makanan
yang aneh, selain itu klien juga mengaku tidak banyak pikiran/ stres, ia menyatakan tidak
mengetahui kenapa bisa diare. Keluarga juga menjelaskan sebelumnya kurang lebih 5
hari yang lalu diare dialami anak bungsunya, An. F (4 tahun) akan tetapi setelah 2 hari
sembuh karena berobat di puskesmas, dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga yang lain
An. K (9 tahun) dan Tn. B (36 tahun) yang mengalami diare juga namun setelah 2 hari
sembuh dengan minum obat yang dibeli di toko, Ny N juga awalnya setelah 2 hari
sembuh namun keesokan harinya mengalami diare kembali sehingga berobat ke
puskesmas. Dari puskesmas Ny N mengaku diberi obat untuk diminum, Ia menyatakan
bingung obat mana yang harus dihentikan jika ia tidak diare lagi karena jenis obat yang
berbeda.
k. Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan yang dimanfaatkan keluarga :
1) Praktisi/ profesi/ lembaga pelayanan kesehatan yang pernah mengunjungi keluarga
sebelumnya belum ada.
2) Praktisi/ profesi/ lembaga pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga adalah
bidan, mantri dan dokter
l. Perasaan dan persepi keluarga tantang pelayanan perawatan kesehatan:
1) Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis pelayanan perawatan kesehatan adalah senang
jika dapat memberikan manfaat dalam keluarga..
2) Pengalaman masa lalu dengan pelayanan perawatan kesehatan baik atau tidak
terdapat permasalahan.
3) Kelarga seringkali merasa puas dan percaya terhadap pelayanan kesehatan.
4) Harapan keluarga terhadap perawat adalah dapat memberikan informasi terkait
kesehatan keluarganya.
m. Pelayanan kesehatan darurat:
1) Pengetahuan keluarga tentang tempat pelayanan kesehatan darurat terdekat cukup,
dimana dalam keadaan darurat keluarga ke bidan terdekat atau ke puskesmas.
2) Keluarga belum mengetahui tentang cara memanggil ambulans / pelayanan
kesehatan darurat Pengetahuan keluarga tentang cara penanganan keadaan darurat
n. Sumber pembiayaan:
1) Pola keluarga dalam pembayaran biaya kesehatan adalah lembaga PT Sampoerna
dan kepala keluarga .
2) Asuransi kesehatan yang dimiliki keluarga tidak ada..
o. Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan :
1) Jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah keluarga agak dekat untuk tempat
bidan praktik kurang lebih 500 meter, dan puskesmas kurang lebih 1 km.
2) Jenis alat transportasi yang digunakan keluarga untuk mencapai fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu sepeda motor.
3) Keluarga tidak memiliki masalah dalam hubungannya antara transportasi dengan ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
a. Keluarga ingin memiliki 2 anak
b. Perencanaan untuk jumlah anggota keluarga ditentukan bersama anatara isteri dan suami.
c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah keluarga yaitu
dengan KB (pemasangan spiral)
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga yaitu ketika anak
mengalami sakit, bila anak nakal dan sebagainya.
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga adalah ketika
suami mengalami kecelakaan di surabaya dan harus dirawat di RS, hal ini seringkali
menimbulkan rasa khawatir pada isteri ketika suami pergi-pergi.
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor .
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor tersebut
baik, yaitu dengan berusaha mengontrol emosi.
5. Keluarga memilki koping yang hampir sama dalam menghadapi masalah, misalnya
jika sakit yang tidak dapat dirawat di rumah sesegera mungkin memeriksakan
kondisinya.
6. Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah, karena meskipun orang tua menjewer anaknya jika nakal, hal
tersebut semata untuk pembelajaran dan tidak sampai menakiti anak secara
berlebihan, hanya untuk memberi efek jera.
5) Mata: Mata:
-Konjungtiva -berwarna pink (merah muda),
-Simetris / Tidak tidak ada peradangan
-Bulu mata -simetris
-Kelainan -terdapat bulu mata, bulu mata
merata, kerontokan tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus (-),
eksoftalmus (-)
6) Hidung: Hidung:
-Bentuk - bentuk simetris
-Tulang hidung -tidak bengkok, krepitasi (-)
-Peradangan -tidak ada
-Penciuman -Tidak terganggu
-Pernafasan cuping -Tidak terdapat pernapasan
hidung cuping hidung.
-Lubang Hidung -epistaksis (-), sekret (-)
7) Telinga: Telinga:
-Ukuran - Sedang/ normal
-Kebersihan - Bersih
-Peradangan - Tidak terdapat peradangan
-Pendengaran - Pendengaran berfungsi
-Lubang telinga dengan baik
- Bersih, serumen (-)
9) Leher: . Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
-JVP kelenjar
- Tidak ada pembendungan
vena jugularis
-auskultasi: BJ I BJ II Tunggal
Jantung Perkusi : pekak, batas-batas (ICS
III-V)
9) Leher: . Leher:
-Kelenjar tyroid
- Tidak ada pembesaran
kelenjar
Abdomen: Abdomen:
- Bentuk - Cembung
- Nyeri tekan -Tidak terdapat nyeri tekan
- Acites -tidak ada
- Benjolan -tidak terdapat benjolan.
- Bising Usus -Bising usus: 11 x/menit
Antropometri
-BB :16 Kg
-TB: 102 cm
Kepala:
- Bulat, simetris.
- Persebaran merata, tidak
3) Antropometri: mengalami alopesia, warna
-BB : ……. Kg hitam.
-TB : ……. Cm - Kulit kepala bersih, tidak
terdapat luka.
4) Kepala: - Tidak terdapat benjolan/ tidak
- Bentuk ada kelainan
- Rambut
- Kulit kepala Mata:
- Kelainan -berwarna pink (merah muda),
tidak ada peradangan
-simetris
-terdapat bulu mata, bulu mata
merata, kerontokan tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus (-),
5) Mata: eksoftalmus (-)
-Konjungtiva
-Simetris / Tidak
-Bulu mata Hidung:
-Kelainan - bentuk simetris
-tidak bengkok, krepitasi (-)
-tidak ada
-Tidak terganggu
-Tidak terdapat pernapasan
cuping hidung.
6) Hidung: -epistaksis (-), sekret (-)
-Bentuk
-Tulang hidung
-Peradangan Telinga:
-Penciuman - Sedang/ normal
-Pernafasan cuping - Bersih
hidung - Tidak terdapat peradangan
-Lubang Hidung - Pendengaran berfungsi
dengan baik
- Bersih, serumen (-)
7) Telinga:
-Ukuran Mulut dan Tenggorokan:
-Kebersihan -Bersih
-Peradangan -Lembab
-Pendengaran -Tidak terjadi peradangan
-Lubang telinga
8) Mulut dan
Tenggorokan:
-Kebersihan -caries (-), gigi ompong (-)
-Mukosa -tidak terdapat pembengkakan.
-Peradangan -Tidak terdapat pembesaran
-Gigi tonsil.
-Gusi
-Tonsil
9) Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
kelenjar
Abdomen: Abdomen:
- Bentuk - Cembung
- Nyeri tekan -Tidak terdapat nyeri tekan
- Acites -tidak ada
- Benjolan -tidak terdapat benjolan.
- Bising Usus -Bising usus: 11 x/menit
ANALISA DATA
No Data Problem Etiologi
1 DS: Ketidakefektifan kompleksitas program
- Ny N mengaku diberi obat untuk penatalaksanaan pengobatan
diminum, Ia menyatakan bingung obat program terapeutik :banyaknya jenis obat
mana yang harus dihentikan jika ia keluarga.
tidak diare lagi karena jenis obat yang
berbeda.
DO:
-Aktivitas yang tidak tepat dalam
mencapai tujuan program pengobatan:
Ny N hanya meminum semua obatnya
2 hari karena diare sudah berhenti,
padahal obat-obatan yang didapat
bukan hanya untuk diare:
Metronodazole, Piroxicam, CTM,
Novavadium. Gemfibrazil
- Pengetahuan keluarga tentang cara
perawatan pada anggota keluarga yang
sakit masih minim, tampak anggota
keluarga (Ny N) mengalami diare
berulang, dimana setelah beberapa hari
sembuh kembali diare, dan keluarga
juga menyatakan tidak mengetahui
penyebabnya. Perawatan di rumah
hanya meminum obat tanpa tau
fungsinya dan kapan harus dihentikan.
- Kebiasaan keluarga menggunakan
obat-obatan tanpa resep, dimana jika
sakit ringan keluarga membeli obat
sendiri baik di toko maupun apotik
terdekat.
-Kebiasaan keluarga menyimpan obat
dalam waktu lama, namun jika terlalu
lama biasanya oleh keluarga tidak
digunakan.
-Kebiasaan penyimpanan obat-obatan
terdapat tempat khusus, dan pelabelan
tidak dilkukan.
DO:
-feses berwarna keputihan, berlendir
dan cair.
-Bising Usus 11x/menit
SCORING
1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik keluarga b.d kompleksitas
program pengobatan :banyaknya jenis obat
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Sifat Masalah 1 3/3 x 1 =1 Keluarga kurang efektif dalam
Skala : manajemen pengobatannya
Sejahtera : 1 terutama terkait obat yang harus
Risiko :2 diminum anggota keluarga yang
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Aktual :3 sakit, tidak diketahui fungsi dan
kapan harus dihentikan.
Sehingga pada tanggal 20-01-
2013 diare berhenti anggota
keluarga tidak meminum semua
obat yang telah diberikan dari
puskesmas diantaranya:
Metronodazole, Piroxicam,
CTM, Novavadium. Gemfibrazil
2. Resiko penyebaran infeksi di dalam keluarga b.d Pengetahuan keluarga yang kurang
untuk menghindari pejanan pathogen: penyakit diare.
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Sifat Masalah 1 2/3 x 1 =2/3 Sebelumnya keluarga pernah
Skala : terjangkit diare secara
Sejahtera : 1 bersamaan, namun saat ini yang
Risiko :2 sakit diare hanya Ny N.
Aktual :3
Kemungkinan Masalah Diubah : 2 1/2x2= 1 Keluarga adalah nuclear Family
Skala : dengan tahap perkembangan
Mudah :2 orang tua dengan anak usia
Sebagian : 1 sekolah sehingga pemahaman
Tdk dapat : 0 hanya dapat diberikan dengan
mudah pada orang tua yang
memiliki pendidikan terkhir
SMA, akan tetapi saat ini suami
sedang di luar kota . sementara
anak-anak harus diberikan KIE
secara berlahan.
Potensial Untuk Dicegah : 1 2/3x1= 2/3 Saat ini infeksi atau penyakit
Skala : diare hanya dialami satu anggota
Tinggi : 3 keluarga sehingga berpotensi
Cukup : 2 untuk dapat dicegah
Rendah : 1 penyebarannya.
Menonjolnya Masalah : 1 2/2x1=1 Keluarga mengeluh kebingungan
Skala : dengan obat-obatan yang
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
Segera ditangani : 2 diberikan pada Ny N, dan
Masalah ada tapi tdk perlu segera : merasa perlu mengetahui fungsi
1 dan penggunaan masing-masing
Masalah tidak dirasakan : 0 obat yang telah diberikan.
PRIORITAS DIAGNOSA
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi no
3 & 5.
I:
3.Mengajarkan pasien
teknik mencuci tangan
yang benar:
Mendemonstrasikan 7
langkah cuci tangan yang
baik dan benar.
5.Membantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi factor di
lingkungan mereka, gaya
hidup dan praktik
kesehatan yang
meningkatkan resiko
infeksi:
Menjelaskan proses
penyakit diare, dan
mengaitkantnya dengan
lingkungan sekitar pasien
E:
-keluarga dapat melakukan
7 langkah cuci tangan
dengan baik dan benar.
-Keluarga mengerti
tentang proses penyakit
diare dan pencegahannya.