Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan
segera bayi lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada
dua hal yaitu kondisi ibu dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal,
memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir
merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011). Angka
kematian ibu atau (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap
kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. AKI juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan milenium yaitu tujuan kelima yakni meningkatkan kesehatan
ibu, dimana target 102/100.000 kelahiran hidup yang akan di capai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu (Kemenkes,
2015).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia
lebih dari 500.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin.
Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Penurunan angka
kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lambat untuk
mencapai target tujuan pembangun milenium (milenium Development
Goals/ MDG’s) pada 2015 (Kemenkes, 2015). Angka Kematian Bayi
(AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan
per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Bayi ini dapat
menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal kurang baik,
untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut
(Saragih,2010).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun
2014 menjadi 49 per kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan data hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014, Angka
Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup (SDKI, 2014). Di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 29 per
1.000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk kota Palembang, berdasarkan
laporan program anak, jumlah kematian bayi di tahun 2014 sebanyak 52
kematian bayi dari 29.235 kelahiran hidup (Profil Seksi Pelayanan
Kesehatan Dasar, 2015). Penyebab kematian antara lain adalah BBLR,
down syndrome, infeksi neonatus, perdarahan intrakranial, sianosis,
kelainan jantung, respiratory distress syndrome, post op hidrosefalus, dan
lain sebagainya.
Kematian bayi lebih dari 50% terjadi dalam periode neonatal yaitu
dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi barulahir
akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada
bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoksemia dan hipoglikemia dan menyebabkan kerusakan
otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian
tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh kembang (Prawirojardjo, 2010).
Upaya pemerintah yang sangat erat kaitannya dengan penurunan
kematian anak, terkenal dengan istilah GOBI FFF yaitu Growth Monitoring,
Oral Rehidration, Breast Feeding, Imuzation, Family Planning,
FoodSupplemen, dan Female Education. Ketujuh hal tersebut dilakukan
baik dalam kegiatan posyandu, Pelayanan KIA, maupun di Pusat Kesehatan
Masyarakat. Growth monitoring adalah upaya melihat perkembangan berat
balita. Berat balita memang dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi
kesehatannya. Oral rehidration, atau pemberian cairan, baik buatan sendiri
maupun yang sudah tersedia berupa oralit. Hal ini untuk mengatasi penyakit
diare yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian bayi dan
anak. Imunisasi, dilakukan untuk mencegah balita terkena penyakit pada
masa mendatang. Family Planning penting karena secara tidak langsung,
jumlah anak, jarak melahirkan akan berpengaruh terhadap perawatan anak
(Tri, 2010).
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada
bayi sehat adalah dengan cara memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami. Hal yang
normal jika frekuensi BAB bayi yang mendapat ASI menurun saat
kolostrum yang bersifat pencahar, benar-benar tidak terdapat lagi dalam ASI
sekitar usia 6 minggu (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Berdasarkan hasil
penelitian Kurnia pada tahun 2013 tentang hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi bayi dinyatakan bahwa ASI merupakan
makanan yang higienis, murah, mudah diberikan, dan sudah tersedia bagi
bayi. ASI menjadi satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi selama 6
bulan pertama hidupnya agar menjadi bayi yang sehat. Komposisinya yang
dinamis dan sesuai dengan kebutuhan bayi menjadikan ASI sebagai asupan
gizi yang optimal bagi bayi. Ibu yang memberikan ASI Eksklusif akan
semakin baik status gizi bayinya daripada ibu yang tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi yang berusia (Kurnia 2013).
Peran bidan dalam asuhan pada bayi baru lahir selain pemberian ASI
eksklusif adalah perawatan tali pusat. Menurut penelitian Hasbiah (2015),
tentang lama lepas tali pusat berdasarkan metode perawatan tali pusat bayi
baru lahir rata-rata lama lepasnya tali pusat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat lepas dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10%,
dikarenakan pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kasa steril
lebih cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan menggunakan
antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora disekitar
umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali pusat
sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat pada bayi
baru lahir. Pemberian bethadine sebaiknya dikeringkan sehingga tidak
menyebabkan tali pusat lembab dan basah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan
masalah yaitu ”Bagaimana asuhan kebidanan pada By.Ny.A dengan bayi
baru lahir normal usia 0 jam di Puskesmas Penanggal?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusun mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada
By.Ny.A dengan bayi baru lahir normal usia 0 jam di Puskesmas
Penanggal sesuai standar pelayanan kebidanan bayi baru lahir
dengan menggunakan metode SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif pada
By.Ny”A” Usia 0 jam di Puskesmas Penanggal”
2. Mampu melaksanakan pengumpulan data objektif pada
By.Ny”A” Usia 0 jam di Puskesmas Penanggal”
3. Mampu menganalisis dan menentukan diagnosa pada By.Ny”A”
Usia 0 jam di Puskesmas Penanggal”
4. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
kontinyu dan berkesinambungan (continuity of care) pada
By.Ny”A” Usia 0 jam di Puskesmas Penanggal”

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat
digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas setempat dalam rangka
pemberian penyuluhan oleh tenaga kesehatan khususnya untuk bidan
untuk menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya
melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagai bahan
perbandingan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan keadaan normal.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat
praktik secara nyata yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan
proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan sebagai
maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai reperensi
tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
1.4.3 Bagi penyusun
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas
selama dinas di Puskesmas Penanggal dan juga sebagai sarana
evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman untuk mendiagnosa dan
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dengan menggunakan
manejemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500-4000 gram, nilai Appearance menangis kuat.
Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 38°C) atau Color, Pulse,
Gremace, Activity,Respiration (APGAR) > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

2.1.2 Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa
antara lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-
merahan, Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit,
Gremace (reaksi terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin,
Activity (tonus otot), gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi
terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi
diatas kain yang bersih dan kering yang sudah disiapkan diatas perut
ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara kedua kaki
ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan
kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara
lain :
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis
kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu
penilaian tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan
lahirnormal/fisiologis (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi
makanan hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah.
Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada talipusat seperti, tali pusat
merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, dapat berkemih
selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada lendir atau darah
pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak terdapat tanda :
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang-kejang halus tidak bisa
tenang, menangis terus-menerus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Tabel 2.1 Tanda APGAR


Nilai 0 1 2
Appearance Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit tubuh,
color (warna biru atau pucat normal merah muda, tangan dan kaki
kulit) tetapi tangan dan kaki normal merah muda,
kebiruan tidak ada sianosis

Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap stimulasi menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada

Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,


(usaha nafas) teratur pernafasan baik dan
teratur
Sumber : (Rukiyah & Yulianti, 2010)

2.1.3 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal


a. Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b. Berat badan 2.500-4000 gram.
c. Panjang badan 48-52 cm.
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm.
f. Lingkar lengan 11-12 cm.
g. Frekuensi denyut jantung 120-16 x/menit.
h. Pernafasan 40-60 x/menit.
i. Kulit kemerah-kemerahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
k. Kuku agak panjang dan lemas.
l. Menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan
m. Gerak aktif.
n. Bayi lahir langsung menangis kuat.
o. Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking dan swallowing (isap dan menelan) sudah
terbentuk dengan baik.
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik.
r. Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.
s. Genetalia
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.Pada perempuan
kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta
adanya labia minora dan mayora. Eliminasi baik yang ditandai
dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna
hitam kecoklatan (Maryanti, 2011).

2.1.4 Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,
dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penganan agar tidak
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.
Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atau sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan
tanda bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
yang lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan,
bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu
tubuh meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk,
pernafasan sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda
bahaya, antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama
kelahiran, urine tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terus
menerus, distensi abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi
menggigil atau menangis tidak seperti biasa, lemas, mengantuk,
lunglai, kejang-kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus
menerus, mata bengkak dan mengeluarkan cairan juga termasuk
tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Muslihatun, 2010).

2.1.5 Rencana Asuhan Bayi Baru lahir


Menurut Muslihatun (2010), rencana asuhan pada bayi baru
lahir adalah sebagai berikut :
a. Minum Bayi
Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir
(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah
sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena
masalah tertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu
mendampingi dan tetap memberikan ASI.
b. ASI Eksklusif
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1 jam
setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi
yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna dan
efesien, mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini
mungkin. Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,
biarkan bayi mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnya
ASI. Cadangan nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat
sampai selama 4 hari pasca persalinan.
Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :
1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang
malam (minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi
menginginkan. Bila bayi melepaskan isapan dari satu
payudara, berikan payudara lain.
2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak
melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak
memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot
atau empeng.
3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6 bulan
pertama.
4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan payudara
ibu dengan benar.
5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi
membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling
dan bergerak.
6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh
lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.
7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir, tunggu
mulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting
sehingga bibir bawah jauh dibelakang areola.
8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu menyentuh
payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar,
areola di atas mulut bayi lebih luas dari pada di bawah mulut
bayi, bayi menghisap pelan kadang berhenti.
9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif, apabila
minum baik.
c. Buang Air Besar (BAB)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari
pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum
adalah ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi
dalam usus sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16
minggu. Warna mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut,
terdiri atas mucus sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam
lemak dan pigmen empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali
dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan
seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekoneum yang telah keluar 24
jam menandakan anus bayi baru lahir telah berfungsi. Jika
mekoneum tidak keluar, bidan atau petugas harus mengkaji
kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon. Warna feses
bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi
yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning
terang dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula, feses
cenderung berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akan
menjadi kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan.
Frekuensi BAB bayi sedikitnya satu kali dalam sehari. Pemberian
ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih
sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi
diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih dalam
sehari.
d. Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.
Pada awalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari,
meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu
pertama.Warna urine keruh/merah muda dan berangsur-angsur
jernih karena intake cairan meningkat. Jika dalam 24 jam bayi
tidak BAK, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji jumlah
intake cairan dan kondisi uretra.
e. Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah
tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya
15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk
menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu
yang 85% lainnya digunakan bayi untuk tidur.
f. Kebersihan Kulit
Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan terjadinya
infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi,
keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan
dibersihkan pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga
kebersihan kulit bayi, bidan atau petugas kesehatan harus
memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering. Memandikan bayi
terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung
meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk menghindari terjadinya
hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi
stabil (setelah 24 jam).
g. Perawatan Tali Pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi
infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif
kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih
secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di
bawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran/feses, maka tali
pusat harus dicuci dengan sabun dan air mengalir, kemudian
keringkan.
h. Keamanan Bayi
Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami
kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau hal-
hal yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidak membiarkan
bayi sendiri tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi
sendirian dalam air atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak
memberikan apapun lewat mulut selain ASI karena bayi biasa
tersedak. Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras pada
punggung/sisi badannya. Hati-hati menggunakan bantal
dibelakang kepala dan ditempat tidurnya karena dapat menutupi
muka.
i. Pemijatan Bayi
Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkan otot
bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan bayi,
meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.
Adapun cara pemijatan bayi yaitu :
1) Peregangan
Sementara bayi telentang, pegang kedua kaki dan lututnya
bersama-sama dan tempelkan lutut sampai perutnya
(Peringatan : Gerakan ini bisa membuat membuang gas).
Selain itu, pegang kedua kaki dan lututnya dan putar dengan
gerakan melingkar, kekiri dan ke kanan, untuk melemaskan
pinggulnya. Ini juga membuat menyembuhkan sakit perut.
2) Cara Pijat Kaki Bayi
Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun
naik dari jari-jari kakinya sampai ke pinggul kemudian
kembali. Kemudian, pijat telapak kakinya dan tarik setiap jari
jemarinya. Gunakan jempol Anda untuk mengusap bagian
bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki dan pijat di
sekeliling pergelangan kakinya dengan pijatan-pijatan kecil
melingkar.
3) Cara Pijat Perut Bayi
Gunakan ujung jari tangan Anda, buat pijatan-pijatan kecil
melingkar. Gunakan pijatan I Love U. Gunakan 2 atau 3 jari
yang membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi
kita membentuk huruf I – L – U terbalik. Berikut tahapan
memijat:
a) Urut kiri bayi dari bawah iga ke bawah (huruf I)
b) Urut melintang dari kanan bayi ke kiri bayi, kemudian turun
ke bawah ( huruf L)
c) Urut dari kanan bawah bayi, naik ke kanan atas bayi,
melengkung membentuk U dan turun lagi ke kiri bayi.
Semua gerakan berakhir di perut kiri bayi.
4) Cara Pijat Lengan Bayi
Pegang pergelangan tangan bayi dengan satu tangan dan tepuk-
tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat
turun naik mulai dari ujung sampai ke pangkal lengan,
kemudian pijat telapak tangannya dan tekan, lalu tarik setiap
jari. Ulangi pada lengan yang lain.
5) Cara Pijat Punggung Bayi
Telungkupkan bayi di atas lantai atai di atas kedua kaki Anda
dan gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari
atas punggungnya sampai ke pantatnya. Lakukan pijatan
dengan membentuk lingkaran kecil di sepanjang tulang
punggungnya. Lengkungkan jari-jemari anda seperti sebuah
garfu dan garuk punggungnya ke arah bawah.
6) Cara Pijat di Kepala dan Wajah Bayi
Angkat bagian belakang kepalanya dengan kedua tangan anda
dan usap-usap kulit kepalanya dengan ujung jari Anda.
Kemudian, gosok-gosok daun telingannya dan usap-usap alis
matanya, kedua kelopak matanya yang tertutup, dan mulai
daripuncak tulang hidungnnya menyebrang ke kedua pipinya.
Pijat dagunya dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil.
j. Menjemur Bayi
Kita tahu bahwa sinar matahari pagi sangatlah baik bagi
kesehatan. Hal tersebut juga berlaku bagi bayi-bayi. Setelah
dilahirkan, fungsi hatinya belum sempurna dalam proses
pengolahan bilirubin. Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi
sangat tinggi dan hal inilah yang menyebabkan bayi mengalami
suatu proses fisiologis yang menyebabkannya bayi kuning. Untuk
mengatasinya, ada cara alami untuk mengatasi hal tersebut, yaitu
dengan menjemurnya dibawah matahari pagi. Sinar matahari pagi
telah dipercaya mampu memberikan efek kesehatan alami bagi
tubuh. Salah satunya adalah untuk menurunkan kadar bilirubin
yang terlalu tinggi yang menjadi penyebab bayi kuning pasca
dilahirkan ke dunia. Jadi melakukan penjemuran pada bayi yang
baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
Manfaat menjemur bayi adalah sebagiberikut :
1) Dapat menurunkan kadar bilirubin dalam darah
2) Membuat tulang bayi menjadi lebih kuat
3) Untuk memberi efek kehangatan pada bayi
4) Menghindarkan bayi dari stress.
k. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Hal penting dalam menciptakan hubungan saling percaya antara
bidan dan pasien antara lain :
1) Hak pasien untuk mengetahui informasi
2) Kewajiban moral
3) Menghilangkan cemas dan penderitaan pasien
4) Meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga
5) Memenuhi kebutuhan bidan
2.1.6 Jadwal Kunjungan Bayi Baru Lahir
a. 24 jam setelah pulang awal
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan berat badan dengan
berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.
2) Jaga selalu kehangatan bayi
3) Komunikasikan kepada orangtua bayi bagaimana caranya
merawat tali pusat.
b. 1 minggu setelah pulang
1) Timbang berat badan bayi. Bandingkan dengan berat badan
saatini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan
penambahan ulang BB bayinya.
2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi
4) Kaji keadekuaatan suplai ASI 4 minggu setelah kelahiran
5) Ukur tinggi dan berat badan bayi dan bandingkan dengan
pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.
6) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.
7) Perhatikan nutrisi bayi
8) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi (Anggung, 2012).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir memberikan asuhan aman, dan bersih segera
setelah bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan pada bayi
baru lahir.
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering
yang sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek, maka
letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut
dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal pada
bayi baru lahir.
a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan atau kah ada
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian
tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahir normal/fisiologis.
(Rukiyahdan Yulianti, 2010).

2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir,
memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata,
melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml
secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-
2 jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).
3. Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnya melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan
panas maka bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi
sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berasa dalam rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan
baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk lebih
dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop
dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan
mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Muslihatun, 2010).

2.3 Landasan Hukum


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PERS/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
bidan, yaitu:
1. Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu
b. Pelayanan Kesehatan Anak
c. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana
2. Pasal 11
a. Pelayanan kesehatan anak. Sebagaimana dimaksud pasal 9 huruf b
diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
b. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagai mana
dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :
a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vitamin K1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
perawatan tali pusat.
b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera rujuk.
c) Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d) Pemberian Imunisasi rutin sesuai program pemerintah.
e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah.
f) Pemberian konseling dan penyuluhan.
g) Pemberian surat keterangan kelahiran dan
h) Pemberian surat keterangan kematian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak
dan keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun
objektif. Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada
waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga,
Bibir, Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan pada
Bayi Baru Lahir seperti Caput succedaneum, Molase, Hemangioma,
Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku bayi baru lahir meliputi :
Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya
Perawatan Tali Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan
betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu
setiap 2 – 3 jam (paling sedikit 4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan
antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium
yang dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi
sebanyak 4 – 8 kali perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari,
meningkat menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam
lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan,
sementara Suhu ruangan persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan
tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan
Masalah Pernafasan, Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan
menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas
atau terlalu dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan
menantuk berlebihan, Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan
berdarah, Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau
cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah, Menggigil, rewel,
lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus, Bagian
putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik

B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia
0 hari sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan penyusun lebih
banyak mempelajarinya agar dapat memberikan asuhan bayi baru lahir yang
berkwalitas dan terstandart
DAFTAR PUSTAKA

Sudarti, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika

Saifuddin, AB. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2014.

Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : EGC, 2015.


Walyani, ES & Purwoastuti Th. Endang.Asuhan Kebidanan Persalinan Dan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: 2015.

WHO. World Health Organization. 2014. WHO

Library Cataloging swiss. 2014. Wahyuni, S. Asuhan Neonatus, Bayi Dan


Balita:

Penuntun Belajar Praktik Klinik. Jakarta:


Buku Kedokteran EGC. 2012

Williamson, A& Crozier K.Buku Ajar AsuhanNeonatus. Devi Yulianti (alih


bahasa)danSari Isnaeni (editor edisi bahasa Indonesia). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2013. Widiayawati & Syahrul F. Skripsi. Pregnancy
exercise Influence In Labor And Neonatal

Wandita, S. IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia, di akses tanggal 24 april


2013:4.

Yulifah, R & Surachmindari. Konsep kebidanan untuk pendidikan


kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2014

Anda mungkin juga menyukai