PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Lahan Praktik
Pemeriksaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dapat
digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas setempat dalam rangka
pemberian penyuluhan oleh tenaga kesehatan khususnya untuk bidan
untuk menghimbau kepada masyarakat betapa pentingnya
melakukan asuhan pada bayi baru lahir dan sebagai bahan
perbandingan tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan keadaan normal.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan pengetahuan yang didapat di tempat
praktik secara nyata yang mungkin berbeda dari pengetahuan dan
proses belajar pada pendidikan yang dapat digunakan sebagai
maksud dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
mahasiswa yang berguna dimasa mendatang dan sebagai reperensi
tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal.
1.4.3 Bagi penyusun
Sebagai salah satu persyaratan untuk mengumpulkan tugas
selama dinas di Puskesmas Penanggal dan juga sebagai sarana
evaluasi dan pengetahuan serta pengalaman untuk mendiagnosa dan
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dengan menggunakan
manejemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau bersin
(reaksi terhadap terhadap stimulasi menangis lemah atau batuk saat
rangsangan) ketika distimulasi stimukasi saluran
nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada
2. Penanganan
Penanganan utama untuk bayi baru lahir normal adalah melakukan
penilaian, menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran nafas
(jika perlu), mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong tali pusat, melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), memberikan suntik vitamin K1 secara IM
(Intramuskular), dengan dosis tunggal 1 mg pada setiap bayi baru lahir,
memberikan salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada kedua mata,
melakukan pemeriksaan fisik memberikan imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml
secara IM (intramuskular) di paha kanan anteroleteral, diberi kira-kira 1-
2 jam setelah pemberian vitamin K1 (Sujianti, 2011).
3. Mekanisme kehilangan panas
Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui :
a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan
permukaan yang dingin.
c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
(misalnya melalui kipas angina, hembusan udara, atau pendingin
ruangan).
d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung) (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme pengaturan temperature bayi baru lahir belum
sempurna. Oleh karena itu, jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan
panas maka bayi akan mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermi
sangat beresiko mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian.
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun dalam
keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berasa dalam rungan yang sangat hangat.
5. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Memastikan satung tangan peralatan, termasuk klem gunting, dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan
baru.Jangan pernah menggunakan bola kakret penghisap untuk lebih
dari satu bayi.
d. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
e. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, thermometer,stetoskop
dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap kali digunakan).
f. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudara dengan
mandi setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).
g. Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
bersih, hangat dan sabun setiap hari.
h. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang-orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya (Muslihatun, 2010).
A. Kesimpulan
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak
dan keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik subjektif maupun
objektif. Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada
waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi.
Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit, Kepala, Mata, Telinga,
Bibir, Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi yang sering ditemukan pada
Bayi Baru Lahir seperti Caput succedaneum, Molase, Hemangioma,
Psendomenarrhe, Akriosianosis. Penilaian Perilaku bayi baru lahir meliputi :
Tersedak, Bersin, Napas dan Refleks.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai hari ke 6 setelah lahir diantaranya
Perawatan Tali Pusat karena tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan
betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi.
Pemberian Nutrisi yang Adekuat berupa Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu
setiap 2 – 3 jam (paling sedikit 4 jam sekali) dan secara bergantian diberikan
antara payudara kiri dan kanan.
Personal Hygiene diantaranya Buang Air Besar (BAB) yaitu berupa Mekonium
yang dikeluarkan seluruhnya 2 – 3 hari setelah lahir. Buang Air Kecil (BAK) Bayi
sebanyak 4 – 8 kali perhari dengan volume urine sebanyak 20 – 30 ml/hari,
meningkat menjadi 100 – 200 ml/ hari pada akhir minggu pertama.
Mempertahankan Kehangatan Bayi karena bayi yang terbiasa berada dalam
lingkungan yang bersuhu tetap 37,7 derajat celcius Ketika dalam kandungan,
sementara Suhu ruangan persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan
tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap dari tubuhnya.
Kebutuhan Tidur bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi terbangun pada malam hari sampai usia 3 bulan.
Keamanan bayi dilakukan dengan cara Pencegahan infeksi, Pencegahan
Masalah Pernafasan, Pencegahan Hipotermia, Pencegahan perdarahan dan
menjaga bayi agar tidak gumoh.
Tanda-tanda bahaya pada bayi diantaranya Pernapasan sulit, Suhu terlalu panas
atau terlalu dingin, Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah dan
menantuk berlebihan, Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk dan
berdarah, Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24jam, feses lembek atau
cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah, Menggigil, rewel,
lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang dan menangs terus menerus, Bagian
putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
B. Saran
Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana asuhan bayi usia
0 hari sangat penting untuk diketahui. Untuk itu diharapkan penyusun lebih
banyak mempelajarinya agar dapat memberikan asuhan bayi baru lahir yang
berkwalitas dan terstandart
DAFTAR PUSTAKA
Sudarti, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika