Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Rubiawati (191158)
2. Dinda Putri Syahrani (191137)
3. Oktorio Miftahhul Ihwannudin (191149)
4. Rifaldi Ashari (191152)
Dosen Pembimbing :
Hardi Slamet Hood, Ph.D
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta yang telah memberikan kekuatan, ketabahan dan ilmu
yang bermanfaat kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan dengan judul materi “Sistem
dan Problematika Pendidikan di Finlandia”.
Demikian makalah ini kami susun, dan kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami meminta
agar sekiranya pembaca dapat memberikan masukan dan sarannya demi kebaikan
kami dalam penulisan makalah kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pada suatu negara memiliki pedoman hidup yang berbeda-beda
yaitu menyesuaikan dengan sistem negara. Setiap negara di dunia memiliki
sistem yang dianut, hal tersebut berdasarkan pada paham-paham dominan,
budaya serta kondisi demografi di suatu negara. Sistem tersebut dibutuhkan
dalam setiap sektor negara, salah satunya yaitu dalam sektor pendidikan.
Sektor pendidikan memiliki sistem yang menjadi pedoman bagi pemerintah
untuk menjawab kebutuhan masyarakat, sistem tersebut dibuat berdasarkan
tujuan nasional serta prinsip-prinsip yang dianut oleh suatu negara. Sistem
pendidikan ini mencakup pada skala nasional, hal tersebut tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1, dengan bunyi :
“Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.”1
Salah satu Negara yang memiliki sistem pendidikan dengan posisi terbaik
adalah Finlandia, negara tersebut termasuk bagian di Benua Eropa dengan luas
total 338.424 km² dan jumlah penduduk sekitar 5.477.359 juta jiwa. Dibalik dari
kesuksesan sistem pendidikan di Finlandia, Negara tersebut pasti juga memiliki
berbagai macam masalah dalam menjalankan sistem pendidikannya.
Maka dari itu, makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui sistem
pendidikan yang diterapkan pada jenjang pendidikan di Negara Finlandia dan
membahas problematika (masalah-masalah) yang ada didalam sistem pendidikan
1
Megawati Soekarnoputri, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: 8 Juli 2003), hlm. 2.
1
Finlandia, hal tersebut menjadi acuan bagi kami dalam mengembangkan sektor
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, dapat dituliskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah singkat Negara Finlandia ?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Finlandia ?
3. Bagaimana penjelasan mengenai problematika pendidikan yang ada di
Finlandia ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertanggung jawab kepada pemerintah daerah, bukan kepada pemerintah pusat.
Penilaian nasional tersebut menyediakan informasi tentang kualitas dan hasil
pendidikan dan pelatihan yang dicapai untuk kemudian dipadankan dengan
tujuan pendidikan yang tertuang dalam kurikulum dasar nasional.
Badan Nasional Pendidikan Finlandia, secara reguler, setiap tahun,
melakukan penilaian nasional pendidikan, dengan mengambil sample nilai dari
sekolah yang mewakili daerahnya secara acak. Nilai sample yang diperoleh
kemudian diolah untuk menghasilkan suatu laporan evaluasi pendidikan nasional
(national evaluation report) dan laporan dan masukan individual sekolah
(individual feedback report). Hal ini diterapkan guna menghindari fenomena
stratanisasi peringkat sekolah dan siswa yang hanya akan menimbulkan dampak
negatif naming and shaming.
3
Siti Nur Bautty, Telaah Sistem Pendidikan Di Finlandia dan Relevansinya dengan Sistem
Pendidikan Islam di Indonesia (Kajian Terhadap Buku Finnish Lessons: Mengajar Lebih Sedikit,
Belajar Lebih Banyak Ala Finlandia Karya Pasi Sahlberg), (Yogyakarta: 2016), hlm. 82.
4
Andika Kelana Putra, Jurnal Analisis Hubungan Internasional: Resistensi Finlandia terhadap
Global Educational Reform Movement. (Surabaya: 2015), 4 [1], hlm. 1404.
4
berkualitas tersebut bergantung banyak pada kualitas jajaran pendidiknya yang
diberikan kebebasan penuh dalam meramu kurikulum dan menentukan metode
dan materi belajar-mengajar. Keberhasilan tersebut telah menarik sekitar 100
delegasi dari 40-45 negara di seluruh dunia untuk mengunjungi Kementerian
Pendidikan Finlandia pada masa 2005-2011 dan mempelajari kunci sukses sistem
pendidikan disana. Sistem pendidikan di Finlandia tidak memberlakukan
pemeringkatan institusi pendidikan dan merupakan sistem inklusif dimana semua
siswa dianggap setara dalam haknya untuk mendapatkan pendidikan.
Terdapat pula tingkat pendidikan di Negara Finlandia, pada tingkat ini
terbagi menjadi 6 bagian menurut Wikipedia yaitu sebagai berikut :
1. Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan prasekolah di Finlandia terdiri dari dua jenis: Pendidikan
Usia Dini (usia 0-5) yang bersifat pilihan dan Pendidikan Pradasar (usia 6
tahun) yang bersifat wajib. Pendidikan Usia Dini merupakan pendidikan
menyeluruh yang terdiri dari pengasuhan, pendidikan, dan pengajaran
kepada balita dengan tujuan mendidik mereka untuk memiliki keterampilan
hidup dan dasar akademis (berhitung dan membaca) serta memastikan
perkembangan sesuai dengan standar usia masing-masing. Pendidikan
Pradasar berlaku wajib untuk semua anak berusia enam tahun. Siswa belajar
keterampilan dasar dan pengetahuan umum berbagai bidang yang
disesuaikan dengan usia dan kemampuan mereka.
2. Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar di Finlandia merupakan fase wajib belajar sembilan
tahun bagi setiap anak berusia 7 hingga 16 tahun. Baru di tiga tahun terakhir
terdapat guru-guru khusus untuk hampir setiap mata pelajaran. Tidak ada
Ujian Nasional untuk tingkat pendidikan dasar. Evaluasi belajar siswa
dilakukan secara berkelanjutan oleh guru terkait, dan laporan hasil belajar
diberikan setidaknya sekali dalam satu tahun akademis. Hasil evaluasi inilah
yang digunakan untuk menentukan arah pembelajaran siswa selanjutnya di
tingkat menengah atas. Evaluasi ini juga dimaksudkan untuk menjadi bahan
5
masing-masing siswa untuk memahami area-area pengembangan dirinya ke
depannya dan menumbuhkan minat pembelajaran mandiri.
3. Pendidikan Menengah Atas
Pendidikan Menengah Atas di Finlandia terdiri dari dua jenis:
Pendidikan Umum dan Pendidikan Vokasi. Fasilitas umum (sekolah dan
makan) disediakan gratis oleh pemerintah, namun murid mungkin harus
membeli buku sekolah nya sendiri-sendiri. Pendidikan vokasi biasanya juga
melihat pengalaman kerja dan faktor pendukung lainnya, seperti hasil ujuan
masuk dan tes bakat. Lulusan pendiidkan umum maupun vokasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk melanjutkan ke pendidikan
tinggi (universitas).
4. Pendidikan Umum
Agensi Kependidikan Nasional Finlandia menentukan sasaran dan target
pembelajaran serta modul pembelajaran masing-masing mata pelajaran.
Pembelajaran bersifat modular tanpa tingkat kelas sehingga memungkinkan
siswa untuk mencampur mata pelajaran dari pendidikan umum dan mata
pelajaran dari pendidikan vokasi. Mata pelajaran yang diuji di ujian
matrikulasi nasional adalah empat mata pelajaran wajib yang terdiri dari
bahasa ibu dan pilihan dari tiga mata pelajaran ini: bahasa nasional kedua,
bahasa asing, matematika, dan salah satu mata pelajaran umum (humaniora
atau ilmu alam).
5. Pendidikan Vokasi
Kerangka kualifikasi pendidikan vokasi di Finlandia berdasarkan pada
kerangka yang telah ada sejak awal tahun 1990-an yang bergantung banyak
pada kerjasama dari pihak industri. Rencana pembelajaran bersifat unik
dimana setiap siswa memiliki rencana pembelajarannya masing-masing yang
terdiri dari modul wajib dan modul pilihan. Evaluasi utama dari para siswa
pendidikan vokasi adalah keterampilan praktek vokasi mereka.
6. Pendidikan Tinggi
6
Finlandia memiliki dua jenis universitas, yaitu umum dan ilmu terapan.
Universitas umum mengedepankan riset dan intruksi ilmiah, sedangkan
universitas terapan memprioritaskan penerapan ilmu secara praktis.
Universitas di Finlandia merupakan organisasi mandiri yang diatur oleh
hukum. Setiap universitas bekerja sama dengan kementrian pendidikan dan
kebudayaan untuk menentukan target operasional dan kualitatif kebutuhan
sumber daya setiap tiga tahun.
5
Subuh Anggoro. “Keberhasilan Pendidikan Finlandia”. diakses dari www.researchgate
.net/publication/321696140_KEBERHASILAN_PENDIDIKAN_FINLANDIA pada Desember 2017.
7
Adapun kunci keberhasilan Finlandia mengatasi resesi ekonomi yaitu
dengan mengadakan kerja sama yang solid antara sektor swasta dan pemerintah.
Konsekuensi dari resesi ekonomi adalah penyesuaian struktural termasuk
pengangguran yang relatif tinggi dan keengganan perusahaan dan lembaga-
lembaga publik untuk memperkerjakan staf baru. Sistem subsidi Negara
mengalami perombakan total pada awal 1990-an. Pemberian subsidi didasarkan
pada jumlah siswa, bukan kebutuhan sekolah. Instusi pendidikan kejuruan
sebelumnya telah melakukan antisipasi dengan meningkatkan jumlah siswa dan
untuk menggunakan kelas secara efesien. Dengan demikian, sistem pendidikan
kejuruan mampu mengakomodasikan peningkatan jumlah siswa tanpa harus
meningkatkan total belanja. Biaya pendidikan didasarkan pada rata-rata
pengeluaran riil siswa sesuai jenjang pendidikan.
8
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dalam bidang pendidikan pemerintah Finlandia menerapkan sistem evaluasi
pendidikan (education evaluation system). Hal ini dikarenakan pemerintah
menganggap bahwa evaluasi merupakan salah satu komponen penting dalam
seluruh kebijakan pendidikan. Kebijakan penerapan sistem evaluasi pendidikan
merupakan suatu metode dalam metodologi kebijakan pendidikan. Dalam
praktek evaluasi pendidikan nasional Finlandia, guru bertanggung jawab kepada
pemerintah daerah, bukan kepada pemerintah pusat.
Di Finlandia memiliki 6 tingkatan pendidikan yaitu pendidikan pra sekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah atas, pendidikan umum, pendidikan
vokasi, dan pendidikan tinggi.
Adapun salah satu problematika yang terjadi di Finlandia ialah diakibatkan
oleh resesi ekonomi. Dan Finlandia mengatasi resesi ekonomi yaitu dengan
mengadakan kerja sama yang solid antara sektor swasta dan pemerintah. Dengan
melakukan pemberian subsidi didasarkan pada jumlah siswa, bukan kebutuhan
sekolah. Instusi pendidikan kejuruan sebelumnya telah melakukan antisipasi
dengan meningkatkan jumlah siswa dan untuk menggunakan kelas secara
efesien. Dengan demikian, sistem pendidikan kejuruan mampu
mengakomodasikan peningkatan jumlah siswa tanpa harus meningkatkan total
belanja. Biaya pendidikan didasarkan pada rata-rata pengeluaran riil siswa sesuai
jenjang pendidikan.
B. Saran
Apabila ada kesalahan atau pun kekurangan pada makalah ini, penulis harap
pembaca mampu memberikan saran yang bersifat membangun, agar kelak
penulis mampu memberikan karya yang lebih memuaskan lagi untuk pembaca
sekalian. Sekian, penulis haturkan terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA