Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak
digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan juga digunakan
sebagai tempat tinggal manusia. Food agricultural organization dalam Setya Nugraha (2007:3)
menyatakan bahwa lahan ialah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian
lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi bahkan keadaan vegetasi alami
(natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan
lahan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lahan memiliki sifat atau karakter yang spesifik. Sifat-sifat
lahan (land characteristics) adalah atribut atau keadaan unsur-unsur lahan yang diukur atau
diperkirakan, seperti tekstur tanah, kedalaman tanah, jumlah curah hujan, distribusi hujan,
temperature, drainase

Pemanfaatan lahan dapat diartikan sebagai pemberian perlakuan oleh manusia terhadap lahan
untuk dimanfaatkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan lahan harus
disesuaikan dengan kemampuan tanah dan pemberian perilaku harus disesuaikan denagn syarat-
syarat yang diperlukan agar tanah dapat berfungsi dengan baik tanpa harus mengurangi tingkat
kesuburannya, sehingga kebutuhan hidup dapat terpenuhi.

Penggunaan lahan berubah menurut ruang dan waktu, hal ini disebabkan karena lahan sebagai
salah satu sumber daya alam merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Bertambahnya jumlah manusia yang mendiami permukaan bumi diikuti perkembangan kegiatan
usaha dan budayanya maka semakin bertambah pula tuntutan kehidupan yang dikehendaki untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan
persediaan lahan yang cukup untuk menopang kehidupan manusia diatasnya, maka diperlukan
usaha-usaha pengelolaan penggunaan lahan.

Gunongan-Seulawah merupakan kawasan yang berada di dekat pusat kota sehingga mengalami
pertumbuhan yang pesat. Karena lokasinya yang strategis, kawasan ini dijadikan sebagai kawasan
perdagangan jasa, perkantoran, situs budaya, dan pemukiman. Berbagai aktifitas dilakukan oleh
masyarakat di daerah ini setiap harinaya sehingga berkembang menjadi kawaan yang “sibuk”.
1.2 Literatur Riview
Menurut Purwowidodo (1983), pengertian lahan adalah “Suatu lingkungan fisik yang
mencakup iklim, relief tanah, hidrologi dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu
akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan.”

Sedangkan pengertian lain tentang lahan adalah suatu daerah permukaan daratan bumi
yang ciri-ciri mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun
yang dapat diramalkan bersifat mendaur dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi,
dan populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan
masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh murad atas
penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa yang akan mendatang (FAO,
1976 dalam Notohadiprawiro, 1991).

Penggunaan lahan diperlukan untuk membantu kebutuhan hidup manusia, sehingga


diperlukan kebijakan atau keputusan pada suatu pemanfaatan lahan. Penggunaan lahan
sendiri dimaksudkan oleh Arsyad (1989:207), “Penggunaan lahan (land use) adalah setiap
bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual.”

Pengertian penggunaan lahan juga dikemukakan oleh Luthfi Rayes (2007:162) adalah
“Penggolongan penggunaan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian
beririgasi, padang rumput, kehutanan atau daerah rekreasi.”

Beberapa sifat atau karakteristik lahan yang dikemukakan oleh Sujarto (1985) dan
Drabkin (4980) adalah sebagai berikut:

1. Secara fisik, lahan merupakan aset ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh kemungkinan
penurunan nilai dan harga, dan tidak terpengaruhi oleh waktu, Lahan juga merupakan
aset yang terbatas dan tidak bertambah besar kecuali melalui reklamasi.
2. Perbedaan antara lahan tidak terbangun dan lahan terbangun adalah lahan tidak
terbangun tidak akan dipengarahi oleh kemungkinan penurunan nilai, sedangkan lahan
terbangun nilainya cenderung turun karena penurunan nilai struktur bangunan yang
ada di atasnya. Tetapi penurunan nilai struktur bangunan juga dapat meningkatkan
nilai lahannya karena adanya harapan peningkatan fungsi penggunaan lahan tersebut
selanjutnya.
3. Lahan tidak dapat dipindahkan tetapi sebagai substitusinya intensitas penggunaan
lahan dapat ditingkatkam. Sehingga faktor lokasi untuk setiap jenis penggunaan lahan
tidak sama.
4. Lahan tidak hanya berfungsi untuk tujuan produksi tetapi juga sebagai investasi jangka
panjang (long-ferm investment) atau tabungan. Keterbatasan lahan dan sifatnya yang
secara fisik tidak terdepresiasi membuat lahan menguntungkan sebagai tabungan.
Selain itu investasi lahan berbeda dengan investasi barang ekonomi yang lain, dimana
biaya perawatannya (maintenance cost) hanya meliputi pajak dan interest charges.
Biaya ini relatif jauh lebih kcill dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh
dari penjualan lahan tersebut.

Penggunaan lahan adalah suatu proses yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan
bagi maksud-maksud pembangunan secara optimal dan efisien (Sugandhy, 1989) selain
itu penggunaan lahan dapat diartikan pula suatu aktivitas manusia pada lahan yang
langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Soegino, 1987). Penggunaan
lahan dapat diartikan juga sebagai wujud atau bentuk usaha kegiatan, pemanfaatan suatu
bidang tanah pada suatu waktu (Jayadinata, 1992).

Lokasi strategis adalah salah satu penentu utama penggunaan lahan di pusat kota.
Semua komersial dan penggunaan lahan terkait didasarkan pada strategis vis-à-vis, yang
pertama ekonomi keuntungan yang sesuai bagi perusahaan dan yang kedua persyaratan
yang sesuai ruang dan infrastruktur untuk operasinya. .Fenomena terkait adalah
“pengelompokan penggunaan lahan”. Penggunaan lahan komersial cenderung
dikelompokan bersama karena alasan keuntungan ekonomi. Penggunaan lahan
komersial untuk perdagangan dan bisnis termasuk ruang untuk toko, bank, gudang, unit
manufaktur skala kecil, ruang jalan yang digunakan untuk parkir, ruang jalan yang
digunakan untuk bongkar muat banrang, dan arteri mayor dan minor yang digunakan
untuk sirkulasi dan pengangkutan barang. (Hal. 484, Rabia Ezdi, 2009, The Dynamics
of Landuse in Lahore Inner City: the case of Mochi Gate).
1.3 Metodelogi

Anda mungkin juga menyukai